TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ lainnya (Novalisa et al.,
2022). Tuberkulosis pada manusia dapat dijumpai dalam dua bentuk yaitu
tuberkulosis primer bila penyakit TB terjadi pada infeksi pertama kali dan
waktu seseorang terkena infeksi dan sembuh. Pada bentuk ini sering
merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
5
6
paru namun dapat menyerang organ tubuh lainnya (Kemenkes RI, 2014).
ukuran 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau
mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam
mikolat), dan memiliki sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada saat
2019).
menit atau pada pemanasan 60 0C selama 30 menit, dan dengan alkohol 70-
95% selama 15-30 detik. Bakteri ini tahan selama 1-2 jam di udara terutama
di tempat yang lembab dan gelap (bisa berbulan-bulan), namun kuman ini
dapat mati jika mendapat paparan langsung sinar ultraviolet dalam waktu
beberapa menit dan dapat bertahan pada tempat gelap dan lembab. Dalam
tahun 2021 secara global sebanyak 10,6 juta kasus atau naik sekitar
600.000 kasus dari tahun 2020 yang diperkirakan 10 juta kasus TBC.
7
Dari 10,6 juta kasus tersebut, terdapat 6,4 juta (60,3%) orang yang telah
dilaporkan dan menjalani pengobatan dan 4,2 juta (39,7%) orang lainnya
Indonesia, 2022).
TBC dapat diderita oleh siapa saja, dari total 10,6 juta kasus di
kemudian 3,4 juta kasus adalah wanita dewasa dan kasus TBC lainnya
adalah anak-anak, yakni sebanyak 1,2 juta kasus. Kematian akibat TBC
secara keseluruhan juga terbilang sangat tinggi, setidaknya 1,6 juta orang
mati akibat TBC, angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni sekitar 1,3
juta orang. Terdapat pula sebesar 187.000 orang yang mati akibat TBC
Kongo secara berutan. Pada tahun 2020, Indonesia berada pada posisi
ketiga dengan beban jumlah kasus terbanyak, sehingga tahun 2021 jelas
kasus TBC (satu orang setiap 33 detik). Angka ini naik 17% dari tahun
adalah 354 per 100.000 penduduk, yang artinya setiap 100.000 orang di
kasus (satu orang setiap 4 menit), naik 60% dari tahun 2020 yang
sebesar 55 per 100.000 penduduk. Dari total 969.000 estimasi kasus TBC
(45,7%) kasus saja, sedangkan ada 525.765 (54,3%) kasus lainnya belum
ditemukan dan dilaporkan. Pada tahun 2020, jumlah kasus yang belum
dengan social ekonomi rendah dan prevalensinya lebih tinggi pada daerah
dsan jenis kelamin, serta mulai merambah tidak hanya pada golongan social
dari 700 ribu kasus. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak TBC
Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina, yakni dengan
jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11
kematian per jam. Berdasarkan Global TB Report tahun 2022 jumlah kasus
9
TBC terbanyak pada kelompok usia produktif terutama pada usia 25 sampai
2021).
seorang pasien TBC batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri
tersebut terhirup oleh orang lain saat bernafas. Bila penderita batuk, bersin,
tersembur dan terhisap ke dalam paru orang sehat. Masa inkubasinya selama
percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Penularan terjadi bila orang
perempuan, tua, muda, miskin, kaya) terutama yang tinggal di dalam rumah
yang gelap, lembab dan ventilasi udara tidak baik. Daya penularan dari
berdahak selama 3 minggu atau lebih. Gejala lain yang sering dijumpai
adalah dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan nyeri pada
Demam berlangsung pada waktu sore dan malam hari, disertai keringat
dingin meskipun tanpa kegiatan, kemudian kadang hilang. Gejala ini akan
timbul lagi beberapa bulan seperti demam influenza biasa dan kemudian
juga seolah-olah “sembuh” tidak ada demam. Gejala lain adalah malaise
(seperti perasaan lesu) bersifat berkepanjangan kronik, disertai rasa tidak fit
tidak enak badan, lemah lesu, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan
semakin kurus, pusing, serta mudah lelah. Gejala sistemik ini terdapat baik
pada TBC paru maupun TBC yang menyerang orang lain (Putri, 2015).
batuk. Batuk biasa berlangsung terus nenerus selama 3 minggu atau lebih.
peradangan berupa dahak atau sputum. Kadang gejala ini ditandai dengan
batuk darah. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah pecah, akibat luka
dalam alveoli yang sudah lanjut. Apabila kerusakan sudah meluas, timbul
11
sesak nafas dan apabila pleura sudah terkena, maka disertai pula rasa nyeri
2.1.6 Diagnosis
penghilangan warna yang bersifat asam dan alkohol (kuman tetap berwarna
kuman BTA ini, menjadi dasar penting dalam penegakkan diagnosis (Putri,
2015).
Pemeriksaan lain seperti toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan
sewaktu) BTA hasilnya positif. Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu
positif.
b. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
positif.
diklasifikasikan menjadi:
1. Tuberkulosis Paru
pada hilus.
1. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih
pengobatan.
6. Kasus lain
3. Kategori III (2 HRZ/4 H3R3) untuk pasien baru dengan BTA (-), Ro
(+).
Pada tahap intensif, pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
(Widoyono, 2008:18).
16
2. Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk
H3R3):
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman
dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan
sebagai dosis tunggal pada saat perut kosong. Apabila paduan obat
Drop Out atau putus berobat atau default adalah keadaan yang
alasan tertentu. Drop out penderita adalah penderita yang tidak mengambil
(Fatha, 2018).
tuberkulosis.
setengah yang lain berbagi antara kronis tidak bisa sembuh karena
resistensi obat dan sembuh karena kekebalan tubuh yang baik. Namun
18
2.2.2.1 Pendidikan
65.642 pasien TB perempuan dengan BTA (+). Untuk pasien dengan BTA
(-) jumlah yang ditemukan tahun 2007 56.758 pasien laki-laki dan 45.572
wanita lebih banyak patuh daripada laki-laki dan menurut penelitian para
2.2.2.3 Usia
hubungan antara usia dengan kejadian drop out dimana penderita TB yang
dengan usia yang tidak produktif dengan hasil penelitian yaitu ada
penyakitnya
2.2.2.4 Pekerjaan
Berkaitan erat dengan umur bahwa dari hasil penelitian umur yang
pekerjaannnya.
diukur dengan jenis tranportasi, jarak, waktu perjalanan dan hambatan fisik
1. Motivasi pasien
bisa dirubah. Motif juga sering diartikan sebagai dorongan yang timbul
dari dalam diri seseorang yang secara sadar atau tidak sadar membuat
tidak mau minum obatnya secara teratur dalam waktu yang diharuskan.
Pasien biasanya bosan harus minum banyak obat setiap hari selama
rendah sekali.
1. Motivasi keluarga
a. Pencegahan Penularan
lysol/pasir.
penularan Tuberkulosis.
diperlukan.
jendela atau ventilasi yang cukup, bebas debu runah dan lantai
yang sedang sakit dan memberi semangat agar tetap rajin berobat
minum obat, juga faktor yang perlu dievaluasi untuk menentukan tingkat
1. Persyaratan PMO
kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh
pasien.
pasien.
selesai pengobatan.
telah ditentukan.
pencegahannya.
kuat.
tidak enak.
2. Efek samping berat yaitu efek samping yang dapat menjadi sakit serius.
Dalam kasus ini maka pemberian OAT harus dihentikan dan penderita
tidak. Banyaknya obat yang harus diminum dan toksisitas serta efek samping
disini adalah terutama dari sudut biaya. Biaya pelayanan kesehatan tersebut
mahal dan karena itu hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil
2018).
TB juga memiliki dampak ekonomis yang tidak kecil bagi pasien dan
dan biaya untuk transportasi menuju sarana pelayanan kesehatan (Sari &
Krianto, 2020).
28
Droplet
Mengandung
M.tuberculosis Terhirup lewat Proses
saluran pernapasan Peradangan
Udara tercemar
M.tuberculosis
Tuberkel
Infeksi Primer
(ghon) pada alveoli
Terdiagnosis TB
Paru
Predisposing Factor:
Resiko MDR
Multi Drugs Resistent
Gambar 2.1 Kejadian Drop Out Pengobatan Tuberkulosis Paru (Maelani &
Cahyati, 2019; Nuraini et al., 2018; Sari & Krianto, 2020))
29
Pendidikan
Jenis Kelamin
Usia
Pekerjaan
Motivasi penderita
Drop Out pengobatan
Motivasi
Tuberkulosis
Motivasi keluarga
Sumber Informasi
Jarak
Biaya kesehatan
Dukungan PMO
tuberculosis menyerang jaringan parenkim paru, tidak termasuk bagian pleura dan
adalah pasien yang melakukan pengobatan secara teratur dan lengkap yang tidak
ditandai dengan adanya putus pengobatan pada waktu tertentu yaitu selama 6
Drop Out atau putus berobat atau default adalah keadaan yang
tertentu (Direktorat Bina Farmasi, 2005:103). Drop out penderita adalah penderita
yang tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa
menjadi salah satu dari penyebab kegagalan pengobatan yang selanjutnya dapat
menyebabkan terjadinya resistensi obat (WHO, 2009). Ada beberapa factor yang
jenis kelamin, usia, pekerjaan, motivasi, sumber informasi, efek samping obat,
jarak, biaya kesehatan, dukungan PMO. Dalam penelitian ini faktor yang diteliti