DOSEN PENGAMPUH
Ns. SABIRIN B. SYUKUR, M.KEP
DISUSUN
O
L
E
H
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit TB
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit TB
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit TB
4. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit TB
5. Untuk mengetahui Manisfestasi Klinis penyakit TB
6. Untuk mengetahui Komplikasi penyakit TB
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari penyakit TB
8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan dari penyakit TB
9. Untuk mengetahui Dampak penyakit TB
10. Untuk Mengetahui Perawatan Paliatif pada Pasien TB
11. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan penyakit TB
D. Manfaat
A. Tuberkulosis Paru
1. Pengertian
Peran keluarga akan berubah dan diganti oleh keluarga yang lain
4) Sosial
Rencana tindakan :
a) Kaji pengetahuan keluarga tentang Tb paru
b) Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, tanda/gejala, tindakan
yang dilakukan bila salah satu anggota keluarga menderita Tb paru
c) Bimbing keluarga untuk mengulang kembali apa yang dijelaskan
oleh perawat
d) Beri pujian atas jawaban yang disampaikan oleh keluarga.
2) Dx 2 Risiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga terhadap pencegahan
penularan TBC.
Tujuan: Setelah dilakukan penyuluhan 3 x 24 jam, keluarga mampu
mengenal dan mencegah penularan penyakit TBC pada anggota
keluarganya.
Dengan kriteria hasil :
a) Klien dan keluarga dapat menjelaskan akibat TBC pada pasien
sendiri dan keluarganya.
b) Klien dan keluarga dapat menyebutkan sumber yang dapat
menularkan TBC.
c) Klien dan keluarga dapat menyebutkan upaya untuk mencegah
terjadinya penularan.
Rencana tindakan :
a) Kaji pengetahuan keluarga
b) kaji kemampuan keluaga yang telah dilakukan untuk menghindar
penularan
c) Diskusikandengan keluarga tentang akibat penyakit TBC terhadap
diri dan keluarganya
d) Diskusikan alternativeyang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya penularan
e) Evaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan keluarga
f) Berikan pujian terhadap kemampuan ide/sikap yang positif yang
diungkapkan keluarga.
3) Dx 3 Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat
anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang perawatan TBC.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepada seluruh mahasiswa/i dan kawan-kawan sejawat, mari kita pelajari dan
pahami lebih dalam untuk materi yang ada di makalah ini. Agar dapat menambah
wawasan yang lebih luas mengenai perawatan paliatif pada penyakit TB .
Diharapkan kepada petugas kesehatan bagian penyakit TB di Puskesmas
bersedia untuk memberikan konsultasi kepada penderita TB maupun Pengawas
Menelan Obat (PMO) secara langsung maupun tidak langsung (melalui telepon),
sehingga apabila penderita TB dan PMO (keluargapenderita TB) yang kesulitan
memberikan obat pada penderita TB tetap dapat berkonsultasi dengan petugas
kesehatan tersebut. Hal ini dilakukan karena jarak rumah penderita ke Puskesmas
yang cukup jauh.
Daftar Pustaka
Afiat, N., Mursyaf, S., &Ibrahim, H. (2018). Keberhasilan Pengobatan
Tuberkulosis ( TB ) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Panambungan Kota
Makassar. Higiene, 4, 32–40.
Journal.Uin-Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Higiene/Article/Download/5837/506
8
Ernawatiningsih, Dkk. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Ketidakpatuhan Factors Affecting Incompliance With Medication. Berita
Kedokteran Masyarakat, 25(3), 5–8.
Fitrianingsih, N., &Wulandari, F. A. (2020). Lembaga Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat Wijaya Husada Bogor.
Hidayati, A., &Darni, Z. (2018). Penerapan Pendidikan Kesehatan Perawatan TB
Paru. JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi), 2(2), 10–25.
Https://Doi.Org/10.46749/Jiko.V2i2.12
Jenggawah, N., Pada, S., Berpikir, K., Dan, K., &Belajar, M. (2010). Digital
Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember
Digital Jember Digital Repository Repository Universitas Universitas
Jember.
Kemenkes RI. (2016). Info Datin Pusat Data Dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI Tuberkulosis (Temukan Obat Sampai Sembuh). In Pusat Data
Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI(Pp. 2–10).
Kemenkes RI. (2018). Tuberkulosis ( TB ). Tuberkulosis, 1(April), 2018.
Www.Kemenkes.Go.Id
Krakauer, E. L., Dheda, K., Kalsdorf, B., Kuksa, L., Nadkarni, A., Nhung, N. V.,
Selwyn, P., Shin, S., Skrahina, A., &Jaramillo, E. (2019). Palliative Care
And Symptom Relief For People Affected By Multidrug-Resistant
Tuberculosis. International Journal Of Tuberculosis And Lung Disease,
23(8), 881–890. Https://Doi.Org/10.5588/Ijtld.18.0428
Kusyogo, C., Ayu, R., Kurniasari, S., &Cahyo, K. (2012). Faktor Risiko Kejadian
Tuberkulosis Paru Di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Diponegoro, 11(2), 198–204.
Https://Doi.Org/10.14710/Mkmi.11.2.198-204
Morphology, T. C. (2020). Hubungan Kecemasan Penuluran Penyait Dengan
Peran Keluarga Dalam Peraewatan Penyakit Tb Paru Di Puskemas Pasie
Nangka. Health Sains, Vol. 1, No.
Nugroho, K. P. A., Fitrianto, A., &Anugerahni, H. S. (2018). Pengetahuan
Keluarga Terkait Faktor Penyebab Kekambuhan Pada Penderita Tb Mdr Di
Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga. Jurnal Kesehatan Kusuma
Husada, 34–38. Https://Doi.Org/10.34035/Jk.V9i1.257
Nurjana, M. A. (2015). Faktor Risiko Terjadinya Tubercolosis Paru Usia
Produktif (15-49 Tahun) Di Indonesia. Media Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan, 25(3), 163–170.
Paru, K. T. (2014). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta.
Unnes Journal Of Public Health, 3(1), 2–5.
Https://Doi.Org/10.15294/Ujph.V3i1.3163
Puspita, E., Christianto, E., &Indra, Y. (2016). Gambaran Status Gizi Pada Pasien
Tuberkulosis Paru (Tb Paru) Yang Menjalani Rawat Jalan Di Rsud Arifin
Achmad Pekanbaru. Journal Of Chemical Information And Modeling, 53(9),
1689–1699.
Rompas, C. S., Rumigat, S., &Kabo, D. R. . (2019). Hubungan Perilaku Merokok
Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Girian
Weru II. Journal Of Chemical Information And Modeling, 53(9), 1689–1699.
Sarah Rahmaniar, D. (2017). Tuberkulosis Paru Di Ruang Paru.
Sari, N. R., Suryawati, C., Nandini, N., Kesehatan, K., &Masyarakat, F. K.
(2019). Evaluasi Pelaksanaan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga (Pis-Pk) Pada Indikator Tb Paru Di Kabupaten Pati(Studi Kasus
Pada Puskesmas Tayu II). Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 7(4),
532–541.
Shatri, H., Faisal, E., Putranto, R., &Sampurna, B. (2020). Advanced Directives
Pada Perawatan Paliatif Advanced Directives In Palliative Care. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia, 7(2), 125–132.
Simbolon, D. (2007). Faktor Risiko Tuberculosis Paru Di Kabupaten Rejang
Lebong. Kesmas: National Public Health Journal, 2(3), 112.
Https://Doi.Org/10.21109/Kesmas.V2i3.266
Sitti Fatimang. (2015). Makalah Gizi. Akbid Prima Sengkang.
Http://Blogshyfa.Blogspot.Com/2015/06/Makalah-Gizi.Html
Sri, M. M., Nawas;, A., &Soetoyo;, D. K. (2010). Pengamatan Pasien
Tuberkulosis Paru Dengan Multidrug Resistant (TB-MDR) Di Poliklinik
Paru RSUP Persahabatan. Jurnal Respirologi Indonesia, 30(2), 1 Of 13.
Wijaya, I. (2015). Continuing Medical Education Tuberkulosis Paru Pada
Penderita Diabetes Melitus. Cdk-229, 42(6), 412–417.
Wikurendra, E. A. (2019). Literatur Review : Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Tuberkulosis Paru Dan Penanggulangannya.
Https://Doi.Org/10.31227/Osf.Io/R3fmq
Yusnitaari, A. S., Thaha, I. L. M., &Syafar, M. (2015). Komorbiditas Diabetes
Mellitus Terhadap Manifestasi Tuberkulosis Paru. Jurnal Mkmi, 86–91.