Disusun oleh
Kelompok 11 :
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari TB ?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit TB
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit TB ?
4. Apa klasifikasi dari penyakit TB?
5. Bagaimana Manisfestasi Klinis TB?
6. Bagaimana Komplikasi penyakit TB ?
7. Bagiamana Pemeriksaan Penunjang penyakit TB ?
8. Bagaimana Penatalaksanaan penyakit TB ?
9. Bagaimana Dampak dari penyakit TB ?
10. Bagaiaman Perawatan Paliatif pada pasien TB ?
11. Bagaimana Asuhan Keperawatan penyakit TB ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit TB
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit TB
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit TB
4. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit TB
5. Untuk mengetahui Manisfestasi Klinis penyakit TB
6. Untuk mengetahui Komplikasi penyakit TB
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari penyakit TB
8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan dari penyakit TB
9. Untuk mengetahui Dampak penyakit TB
10. Untuk Mengetahui Perawatan Paliatif pada Pasien TB
11. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan penyakit TB
D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
1. Pengertian
3. Patofisiologi
4. Klasifikasi tuberkulosis
a. Tuberculosis Paru
1) Tuberkulosis Paru BTA (+)
c. Tipe Penderita
Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, ada beberapa tipe
penderita yaitu:
1) Kasus Baru
2) Kambuh (Relaps)
5. Manifestasi Klinis
a. Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
b. Batuk, terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang
/ mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai
batuk purulent (menghasilkan sputum)
c. Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai
setengah paru
d. Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila
infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e. Malaise ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit
kepala, nyeri otot dan keringat di waktu di malam hari
6. Komplikasi Tuberkulosis
a. Pleuritis tuberkulosa
b. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
c. Tuberkulosa milier
d. Meningitis tuberkulosa
7. Pemeriksaan penunjang Tuberkulosis
a. Pemeriksaan Diagnostik
b. Pemeriksaan sputum
2) Psikologis
3) Sosial
4) Spiritual
3) Psikologis
Peran keluarga akan berubah dan diganti oleh keluarga yang lain
4) Sosial
c. Terhadap masyarakat
1) Apabila penemuan kasus baru TB Paru tidak secara dini serta
pengobatan Penderita TB Paru positif tidak teratur atau droup out
pengobatan maka resiko penularan pada masyarakat luas akan
terjadi oleh karena cara penularan penyakit TB Paru.
2) Lima langkah strategi DOTS adalah dukungan dari semua
kalangan, semua orang yang batuk dalam 3 minggu harus diperiksa
dahaknya, harus ada obat yang disiapkan oleh pemerintah,
pengobatan harus dipantau selama 6 bulan oleh Pengawas Minum
Obat (PMO) dan ada sistem pencatatan / pelaporan (Puspita et al.,
2016)
10. Perawatan Paliatif pada pasien Tuberculosis
Perawatan paliatif (PC) untuk pasien tuberkulosis (TB) adalah
bentuk perawatan yang relatif baru. TB harus menjadi penyakit yang dapat
disembuhkan. Namun, setiap tahun jumlah pasien TB semakin meningkat.
Dengan adanya Perawatan Paliatif ini dapat berkontribusi untuk
meningkatkan kepatuhan pengobatan TB pada pasien yang mengalami
Muti Drug Resisten (MDR) (Simbolon, 2007).
Perawatan paliatif diintegrasikan ke dalam perawatan dan
pengobatan untuk orang-orang dengan TB yang resistan terhadap obat
multi, Perawatan paliatif telah terbukti dapat mencegah atau
menghilangkan rasa sakit, dispnea, depresi, dan gejala lainnya, dan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan berbagai penyakit kronis yang
serius seperti TBC. Seperti yang disebutkan di atas, Perawatan paliatif
juga dapat meningkatkan kemampuan pasien untuk mematuhi rejimen
pengobatan yang panjang dan dengan demikian juga dapat meningkatkan
kemungkinan penyelesaian pengobatan dan menyembuhkan dan
menurunkan angka kematian (Fitrianingsih & Wulandari, 2020).
Perawatan paliatif dasar dapat diajarkan dengan mudah kepada
dokter TB, perawat dan tenagan kesehatan lainnya ketika pasien dengan
TB membutuhkan perawatan paliatif intervensi. Selanjutnya, Perawatan
paliatif diperlukan untuk mencapai visi WHO End TB Strategy tentang nol
kematian, penyakit dan penderitaan karena TB, dan untuk perawatan TB
menjadi terintegrasi dan berpusat pada pasien, Perawatan TB tidak dapat
berpusat pada pasien kecuali jika mengintegrasikan kontrol gejala dan
dukungan psiko-sosial sehingga Perawatan paliatif ini dapat mengatasi
masalah psikosial, sosial, spiritual yang dirasakan pasien sebab Perawatan
paliatif adalah perawatan yang bersifat komprehensif (Kemenkes RI,
2018).
Integrasi Perawatan paliatif ke dalam program pengobatan TB juga
dapat membantu melindungi kesehatan masyarakat. Ada kesepakatan
global bahwa Perawatan paliatif harus dapat diakses di semua tingkat
sistem perawatan kesehatan, termasuk di rumah sakit. Sejauh ini
Perawatan paliatif dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan dan
mengurangi kehilangan tindak lanjut atau kegagalan pengobatan, juga
dapat mengurangi risiko infeksi. (Krakauer et al., 2019)
11. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Data pengenalan keluarga
3) Data lingkungan
Rencana tindakan :
Rencana tindakan :
Rencana keperawatan :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kepada seluruh mahasiswa/i dan kawan-kawan sejawat, mari kita pelajari dan
pahami lebih dalam untuk materi yang ada di makalah ini. Agar dapat menambah
wawasan yang lebih luas mengenai perawatan paliatif pada penyakit TB .
Jenggawah, N., Pada, S., Berpikir, K., Dan, K., & Belajar, M. (2010). Digital
Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember
Digital Jember Digital Repository Repository Universitas Universitas
Jember.
Kemenkes RI. (2016). Info Datin Pusat Data Dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI Tuberkulosis (Temukan Obat Sampai Sembuh). In Pusat Data
Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (Pp. 2–10).
Krakauer, E. L., Dheda, K., Kalsdorf, B., Kuksa, L., Nadkarni, A., Nhung, N. V.,
Selwyn, P., Shin, S., Skrahina, A., & Jaramillo, E. (2019). Palliative Care
And Symptom Relief For People Affected By Multidrug-Resistant
Tuberculosis. International Journal Of Tuberculosis And Lung Disease,
23(8), 881–890. Https://Doi.Org/10.5588/Ijtld.18.0428
Kusyogo, C., Ayu, R., Kurniasari, S., & Cahyo, K. (2012). Faktor Risiko Kejadian
Tuberkulosis Paru Di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Diponegoro, 11(2), 198–204.
Https://Doi.Org/10.14710/Mkmi.11.2.198-204
Puspita, E., Christianto, E., & Indra, Y. (2016). Gambaran Status Gizi Pada Pasien
Tuberkulosis Paru (Tb Paru) Yang Menjalani Rawat Jalan Di Rsud Arifin
Achmad Pekanbaru. Journal Of Chemical Information And Modeling, 53(9),
1689–1699.
Rompas, C. S., Rumigat, S., & Kabo, D. R. . (2019). Hubungan Perilaku Merokok
Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Girian
Weru II. Journal Of Chemical Information And Modeling, 53(9), 1689–1699.
Sari, N. R., Suryawati, C., Nandini, N., Kesehatan, K., & Masyarakat, F. K.
(2019). Evaluasi Pelaksanaan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga (Pis-Pk) Pada Indikator Tb Paru Di Kabupaten Pati (Studi Kasus
Pada Puskesmas Tayu II). Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 7(4),
532–541.
Shatri, H., Faisal, E., Putranto, R., & Sampurna, B. (2020). Advanced Directives
Pada Perawatan Paliatif Advanced Directives In Palliative Care. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia, 7(2), 125–132.