Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PRAKTIKUM MANAJAMEN KEPERAWATAN

KOMUNIKASI EFEKTIF ISBAR DAN SBAR

Disusun oleh:

1. MAMIRI FEBRI UTAMI (201510201128)


2. RISA RIYANTI (201510201129)
3. DHEA RAMA DHAYANTI (201510201130)
4. FILDZAH ARLINDA PRATIWI (201510201131)
5. GALUH DWI RATNA TIMUR (201510201132)
6. HANIF PRASETYANINGTYAS (201510201133)
7. AMALIA YUYUN PRATMASARI (201510201134)
8. VEBRINA RESTYANI PUTRI (201510201135)
9. SIWI SUSANTI WULANDARI (201510201136)
10.ATIK APRIYANI (201510201137)
11.DESY SETYA NINGRUM (201510201138)
12.NUR AGUSTINA AL KHUSNAINI (201510201139)
13.MEIDA DWI WULANDARI (201510201140)
14.RISKA DARMAWATI (201510201141)
15.ERIS PERMANA (201510201165)
16.SYAFRUDIN YUSUF (201510201166)
17.HANDOYO (201510201167)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
MAKALAH PRAKTIKUM MANAJAMEN KEPERAWATAN
KOMUNIKASI EFEKTIF ISBAR DAN SBAR

Dosen Pengampu: Yuni Kurniasih, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun oleh:

1. MAMIRI FEBRI UTAMI (201510201128)


2. RISA RIYANTI (201510201129)
3. DHEA RAMA DHAYANTI (201510201130)
4. FILDZAH ARLINDA PRATIWI (201510201131)
5. GALUH DWI RATNA TIMUR (201510201132)
6. HANIF PRASETYANINGTYAS (201510201133)
7. AMALIA YUYUN PRATMASARI (201510201134)
8. VEBRINA RESTYANI PUTRI (201510201135)
9. SIWI SUSANTI WULANDARI (201510201136)
10.ATIK APRIYANI (201510201137)
11.DESY SETYA NINGRUM (201510201138)
12.NUR AGUSTINA AL KHUSNAINI (201510201139)
13.MEIDA DWI WULANDARI (201510201140)
14.RISKA DARMAWATI (201510201141)
15.ERIS PERMANA (201510201165)
16.SYAFRUDIN YUSUF (201510201166)
17.HANDOYO (201510201167)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Makalah Praktikum Manajemen Keperawatan Komunikasi Efektif ISBAR dan
SBAR”, sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
dan umat yang istiqomah di jalan-Nya.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Ajar
Manajemen Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan untuk lebih
menyempurnakan penyusunan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Yogyakarta, 3 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian.......................................................................................................... 3
B. Perbedaan ISBAR dan SBAR........................................................................... 3
C. Pelaku ISBAR................................................................................................... 3
D. Tujuan............................................................................................................... 3
E. Waktu Pelaksanaan ISBAR............................................................................... 4
F. Langkah-langkah ISBAR.................................................................................. 4
G. Proses Operan Jaga dengan ISBAR.................................................................. 5
H. Fungsi Alat SBAR dalam Proses Komunikasi.................................................. 5
I. Peran Perawat dalam Pelaksanaan ISBAR........................................................ 5
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................... 6
B. Saran.................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 7
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi dalam praktek keperawatan profesional merupakan unsur utama
bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil
yang optimal dalam kegiatan keperawatan. Komunikasi adalah bagian dari strategi
koordinasi yang berlaku dalam pengaturan pelayanan di rumah sakit khususnya pada
unit keperawatan. Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai
perkembangan pasien antar profesi kesehatan di rumah sakit merupakan komponen
yang fundamental dalam perawatan pasien (Suhriana, 2012). Komunikasi yang
efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan membutuhkan pengetahuan,
keterampilan dan empati. Ini mencakup mengetahui kapan harus berbicara, apa yang
harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan
kemampuan untuk memeriksa bahwa pasien telah diterima dengan benar.
Pelaksanaan komunikasi yang efektif bagi perawat , dimulai dari elemen
terkecil dalam organisasi yaitu pada tingkat "First Line Manager" (kepala ruang),
karena produktifitas (jasa) berada langsung ditangan individu- individu dalam kerja
tim. Namun demikian komitmen dan dukungan pimpinan puncak dan stakeholder
lainnya tetap menjadi kunci utama. Bertemunya persepsi yang sama antara dua
komponen tersebut dalam menentukan sasaran dan tujuan, merupakan modal
utama untuk meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi. Menentukan tingkat
prestasi melalui indikator kinerja klinis akan menyentuh langsung faktor -faktor yang
menunjukkan indikasi-indikasi obyektif terhadap pelaksanaan fungsi/tugas seorang
perawat , sejauh mana fungsi dan tugas yang dilakukan memenuhi standar yang
ditentukan.
Menurut Vardaman (2012) bahwa sistem komunikasi SBAR dapat berfungsi
sebagai alat untuk standarisasi komunikasi antara perawat dan dokter. Jurnal ini
menunjukkan bahwa SBAR dapat membantu dalam pengembangan skema yang
memungkinkan membuat keputusan yang cepat oleh perawat. Komunikasi SBAR
adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk mengatur informasi
sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efesien. Komunikasi
dengan menggunakan alat terstruktur SBAR (Situation, Background, Assesement,

1
Recomendation) untuk mencapai ketrampilan berfikir kritis dan menghemat
waktu (NHS, 2012).
Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation (SBAR)
dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari Kaiser
Permanente Oakland California untuk membantu komunikasi antara dokter dan
perawat. Meskipun komunikasi SBAR di desain untuk kumunikasi dalam situasi
beresiko tinggi antara perawat dan dokter, teknik SBAR juga dapat digunakan untuk
berbagai bentuk operan tugas, misalnya operan antara perawat. Di Kaiser tempat
asalnya, teknik SBAR tidak hanya digunakan untuk operan tugas antara klinis tapi
juga untuk berbagai laporan oleh pimpinan unit kerja, mengirim pesan via email
atau voice mail untuk mengatasi masalah (JCI, 2010).
Salah satu upaya untuk menjaga keselamatan pasien, dengan menerapkan
Standard Operational Procedure (SOP) dalam setiap tindakan perawat . Keselamatan
pasien bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan menghindari tuntutan
malpraktik. Standard Operational Prosedure (SOP) adalah standar yang harus di
jadikan acuan dalam memberikan setiap pelayanan. Standar kinerja ini sekaligus
dapat digunakan untuk menilai terhadap kinerja instansi pemerintah secara internal
maupun eksternal . Setiap sistem manajemen kualitas yang baik selalu didasari oleh
SOP kemudian disosialisasikan kepada seluruh pihak yang berkompeten untuk
melaksanakannya. Meskipun demikian sebagian besar perawat dalam melaksanaan
praktek keperawatan belum sesuai dengan SOP yang ditetapkan oleh rumah sakit.
Sebuah SOP adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk
atau direktif. mencakup proses pelayanan yang memiliki suatu prosedur pasti atau
terstandarisasi, tanpa kehilangan keefektifannya ( Rusna, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ISBAR?
2. Bagaimana cara melakukan ISBAR?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami ISBAR
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan tahapan-tahapan dalam ISBAR

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Komunikasi efektif SBAR adalah suatu cara untuk menyampaikan informasi
mengenai suatu kondisi baik kondisi pasien, hasil pemeriksaan penunjang yang kritis,
ruangan, peralatan, permintaan, dll kepada seseorang (dokter, perawat, kabag/ karu,
atasan, bawahan dll) melalui telepon maupun secara langsung (tatap muka) yang
dilakukan secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada
penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan
keselamatan pasien.
Komunikasi S-BAR menurut NHS (2012) adalah komunikasinyang dilakukan
oleh perawat dalam menyampaikan kondisi pasien dan untuk mengatur informasi
yang sesuai secara jelas dan lengkap sehingga dapat diterima oleh perawat lainnya
secara akurat dan efisien pada saat operan jaga/ pergantian shift. Komunikasi SBAR
meliputi (Situation, Backgorund, Assesment, Rekomendation).
B. Perbedaan ISBAR dan SBAR
ISBAR dan SBAR merupakan komunikasi efektif yang memiliki perbedaan
pada pelaksanaan yaitu pada ISBAR dilakukan melalui via telpon sedangkan SBAR
dilakukan secara langsung (tatap muka).
C. Pelaku ISBAR
ISBAR dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap
pasien/ penanggung jawab pasien, seperti dokter, perawat (PA, PP, Katim),
Kabag/Karu dll.
D. Tujuan
Pelaksanaan komunikasi ISBAR digunakan sebagai acuan penerapan langkah-
langkah untuk:
1. Memastikan keakuratan semua informasi
2. Memastikan semua informasi terkait tentang status kesehatan pasien disampaikan
dengan tepat dan benar
3. Memastikan instruksi yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lain
dipahami dan diterima dengan tepat dan benar
4. Meningkatkan keselamatan pasien

3
5. Menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi yang efektif antara anggota tim
perawatan kesehatan dengan dokter
6. Membantu staf menjadi advokat pasien
E. Waktu Pelaksanaan ISBAR
ISBAR dapat digunakan dalam aktifitas pelayanan kesehatan kepada psien,
seperti:
1. Saat melakukan serah terima pasien
2. Saat melaporkan kondisi pasien kepada dokter penanggung jawab pasien (DPJP)/
dokter yang merawat.
F. Langkah-langkah ISBAR
1. Introduction
a. Menentukan nama pasien dan kondisi atau situasi saat ini.
b. Jelaskan apa yang terjadi pada pasien untuk mengawali percakapan ini dan
menjelaskan bahwa pasien telah mengalami perubahan kondisi.
2. Situation
a. Menyatakan tanggal tanggal penerimaan pasien, diagnosisnya, dan sejarah
medis pasien.
b. Berikan sinopsis atau ringkasan singkat dari apa yang telah dilakukan
3. Assesment
a. Ringkasan kondisi atau situasi pasien.
b. Jelaskan apa yang menjadi permasalahannya: “Saya tidak yakin apa masalah
dari pasien, namun kondisi pasien memburuk, dan tidak stabil, sehingga perlu
dilakukakn suatu tindakan”.
c. Memperluas pernyataan perawat dengan tanda-tanda dan gejalanya.
4. Background
a. Jelaskan apa yang diinginkan dokter setelah melihat hasil tindakan (misalnya:
tes laboratorium, perawatan).
b. Perawat meromendasikan dokter untuk melakukan kunjungan kepada pasien
dan keluarga pasien.
c. Apakah ada tes lain yang diperlukan seperti: EKG
d. Perawat menyampaikan kepada dokter setiap terdapat pengobatan baru atau
apabila ada perubahan dalam perintah segera diinformasikan oleh doter
kepada perawat.

4
e. Jika terdapat perbaikan ataupun tidak adanya perbaikan kondisi pada pasien,
perawat akan menghubungi dokter kembali, menanyakan ke dokter tindakan
yang harus dilakukan perawat sampai ditempat.
G. Proses Operan Jaga dengan SBAR
Operan perawat secara modern dengan teknik SBAR menurut JCI, (2010)
1. Pertama dengan mempersiapkan format pendokumentasian menggunakan teknik
SBAR pada masing-masing pasien setiap shift, buku catatan operan, dan rekam
medik pasien.
2. Kedua menyampaikan keadaan pasien dan evaluasi tindakan yang sudah
dilakukan dan kemajuan keadaan pasien setelah tindakan dilakukan di nurse
station sesuai dengan metode SBAR.
3. Ketiga setelah operan nurse station dilanjutkan dengan melihat keadaan pasien
secara langsung dan menanyakan kepada pasien tentang kemajuan keadaan pasien
dan keluhan yang masih dirasakan, dan pemberian pendidikan kesehatan pada
pasien dan keluarga.
4. Dengan dilakukannya operagan jaga menggunakan teknik S-BAR memungkinkan
terjalin komunikasi yang efektif baik antara pasien dan perawat dan sesama
perawat antar shift.
H. Fungsi Alat SBAR dalam Proses Komunikasi
Alat S-BAR terdiri dari pertanyaan standar yang cepat dalam empat bagian,
yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa perawat dapat menyampaikan
informasi dengan tegas dan efektif, untuk mengurangi pengulangan. Alat S-BAR
digunakan agar perawat mampu merumuskan informasi dengan tepat dan detail. Alat
S-BAR juga membantu perawat dalam mempersiapkan informasi yang dibutuhkan
oleh tenaga kesehatan lain dalam meningkatkan keterampilan (WHO, 2007).
I. Peran Perawat dalam Pelaksanaan SBAR
Sesuai dengan kode etik keperawatan tentang tanggung jawab perawat
terhadap tugas Pasal 1 Menyatakan bahwa perawat senantiasa memelihara mutu
pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu,
keluarga, dan masyarakat, Pasal 5 Menjelaskan bahwa perawat sesantiasa
mengutamakan perlindungan dan keselamatan kliaen dalam melaksanakan tugas
keperawatan serta matang dalam memepertimbangkan kemampuan jika menerima
atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
5
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Komunikasi efektif SBAR merupakan cara untuk menyampaikan informasi
mengenai suatu kondisi baik kondisi pasien, hasil pemeriksaan penunjang yang kritis,
ruangan, peralatan, permintaan, dll kepada seseorang (dokter, perawat, kabag/ karu,
atasan, bawahan dll) melalui telepon maupun secara langsung (tatap muka) yang
dilakukan secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada
penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan
keselamatan pasien. Sehingga dapat memastikan keakuratan semua informasi,
memastikan semua informasi terkait tentang status kesehatan pasien disampaikan
dengan tepat dan benar, memastikan instruksi yang diberikan oleh dokter dan tenaga
kesehatan lain dipahami dan diterima dengan tepat dan benar, meningkatkan
keselamatan pasien, menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi yang efektif
antara anggota tim perawatan kesehatan dengan dokter, dan membantu staf menjadi
advokat pasien.
B. Saran
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perawat, mahasiswa, dan bagi yang
membacanya.

6
DAFTAR PUSTAKA
Repository.umy.ac.id tinjauan pustaka-landasan teori. Dikutip dari
http://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/
18300/bab%25202.pdf%3fseqsequence%3D2%26isAllowed
%3Dy&fed=2ahUKEwi325Ls70fgAhVHqo8KHYCaDVwQFjABegQIBhAB&usg=A
OvVaW3IJB2gllrwNXlaLdybYB2.

http://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.unipdu.ac.id465/1/BAB
%2520l.pdf&ved=2ahUKEwjqz5K88OfgAhXJiHAKHZBtAwwQIBxAB&usg=AOvV
aw2c-EvHVpmzuZe9eruN5DMB.

Tim manajemen Keperawatan, 2019. Buku panduan praktikum manajemen keperawatan.


Unisa: Yogyakarta

7
Lampiran 1
SKENARIO

Pada pukul 06.00 WIB, perawat Mamiri mengonfirmasi melalui telfon


kepada perawat Bangsal Dahlia mengenai pemindahan pasien baru dari IGD ke
Bangsal Dahlia dengan saksi perawat Handoyo.
Mamiri (PP IGD) : Assalamu’alaikum. Ini saya perawat Mamiri dari IGD, benar ini dengan
Bangsal Dahlia?
Yusuf (PP malam) : Wa’alaikumsalam, dengan perawat Yusuf di Bangsal Dahlia. Ada yang
bisa dibantu?
Mamiri (PP IGD) : Menanyakan mas Yusuf, apakah di Bangsal Dahlia ada kamar kosong?
Yusuf (PP malam) : Ada mbk Mamiri, di Bangsal Dahlia ada 3 kamar yang masih kosong.
Mamiri (PP IGD) : Oke mas Yusuf, ini dari IGD ada pasien rujukan atas nama Ny. P, usia
50 tahun dengan tanggal lahir 16 Februari 1969, No RM 001, alamat
Godean dengan diagnosa medis asma dan PPOK. Yogyakarta, 3 Mei 2019
(ttd perawat). Nanti pukul 06.30 WIB pasien akan diantar ke Bangsal
Dahlia oleh rekan saya ya mas.
Yusuf (PP malam) : Baik mbk Mamiri, jadi nanti pukul 06.30 WIB ada pasien pindahan dari
IGD ke Bangsal Dahlia atas nama Ny. P, usia 50 tahun dengan tanggal
lahir 16 Februari 1969, No RM 001, alamat Godean dengan diagnosa
medis asma dan PPOK ya mbk. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat).
Mamiri (PP IGD) : Iya mas, betul. Saya kira itu saja nggih mas Yusuf. Terimakasih,
Assalamu’alaikum.
Yusuf (PP malam) : Wa’alaikumsalam.
Setelah mendapat telfon dari IGD, perawat Yusuf memberitahu rekannya mengenai
pasien yang akan masuk ke Bangsal Dahlia dari IGD. Pada pukul 06.30 WIB, perawat
Handoyo mengantar pasien dari IGD ke Bangsal Dahlia.
Handoyo (PP IGD): Assalamu’alaikum (membuka RM) mbak ada pasien baru, pindahan dari
IGD atas nama Ny. P, usia 50 tahun dengan tanggal lahir 16 Februari
1969, No RM 001, alamat Godean dengan diagnosa medis asma dan
PPOK. Diagnosa keperawatannya ketidakefektifan pola nafas. KU
composmenthis, pasien mengatakan sukar bernafas dan sesak. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi apapun, terpasang infus RL 20tpm,
terpasang nasal kanul kecapatan 3 liter/menit, telah diberikan obat
golongan Teofilin oral. Hasil TTV didapatkan TD: 140/90 mmHg, S:
38,50C, N: 100x/menit, RR: 28x/menit. Hasil lab masih menunggu
konfirmasi bagian lab. Untuk tindakan selanjutnya cek keadaan
pasien ecara berkala dan konsulkan dengan Dokter PJ ya mbk, yaitu
Dokter Meida. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat pengantar dan
penerima).
Risa (PJ malam) : Oke mas, apakah sudah dicatat di RM mas?
Handoyo (PP IGD): Sudah lengkap mbk.
Risa (PJ malam) : Siyap mas (menandatangani RM).
Pada pukul 07.00 WIB dilaksanakan operan jaga oleh perawat shift malam kepada
perawat shift pagi. Semua perawat shift pagi dan shift malam, beserta KaRu berkumpul di
nurse station.
Dhea (KaRu) : Assalamualaikum, puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di nurse station
Bangsal Dahlia ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Pada pagi hari ini kita
akan melakukan operan jaga oleh perawat shift malam kepada perawat
shift pagi. Untuk shift malam ada mbk Risa dan mas Yusuf ya, dan untuk
yang jaga pagi ada mas Eris, mbk Tiwi, dan mbk Riska. Selanjutnya
silahkan kepada pj shift malam mbk Risa untuk menyampaikan hasil jaga
semalam kepada perawat yang jaga pagi.
Risa (PJ malam) : Baik terimakasih, di Bangsal Dahlia terdapat 3 pasien. Pasien pertama
Ny.L, usia 30 tahun, tanggal lahir 15 Mei 1989, kamar no 4, No RM 012
dengan diagnosa medis Appendesitis. Diagnosa keperawatannya nyeri
akut b.d. agen cedera biologis dan risiko infeksi b.d. prosedur invasif. KU
composmenthis, terdapat darah dibagian operasi sejak hari pertama karena
terlalu banyak gerak, pasien mengatakan masih nyeri post operasi, Nyeri
skala: 7. Pasien tidak memiliki riwayat alergi, telah diberikan ketolorac 1
amp, telah diberi terapi IVFD (Intravenous Fluid Drip) RL 20 tts/m dan
sudah dilakukan tehnik non farmakologi yaitu dengan nafas dalam. Hasil
pemeriksaan TTV didapatkan TD: 130/90 mmHg, Nadi: 90 x/m, RR: 24
x/m, S: 38 oC. Rencana tindakan selanjutnya lakukan pemeriksaan TTV
setiap 3 jam, lakukan pemberian ketorolac 1 amp, pantau tingkat nyeri,
dan kan dilakukan visit dokter pukul 10.00 WIB. Yogyakarta, 3 Mei 2019
(ttd Perawat). Pasien kedua Tn. M usia 31 tahun, tanggal lahir 21
Februari 1988, kamar No 5, No RM 032 dengan post op hari 1 dengan
Craniotomi removal e.c Astrocitoma post pemasangan Vp Shunt. Masalah
keperawatan yang muncul yaitu Gangguan perfusi jaringan Cerebral dan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Keluarga mengatakan pasien tidur,
GCS; E 3 M 5 V menangis, pupil 2/2 reaksi positif, suhu 37.3°C, RR 24
x/mnt, Ronchi dikedua lapang paru, HR 144x/mnt. BAB tidak ada,
terpasang D5i/4 NaCl/12 jam. Perfusi jaringan serebral belum adekuat
pasien masih cenderung tidur. Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK,
slem masih banyak, batuk tidak efektif, tanda-tanda infeksi tidak
ditemukan. Rencana tindakannya Monitor status neurologi dan tanda-
tanda peningkatan TIK, gunakan tehnik anti septic dalam merawat luka,
observasi balance cairan, kaji dan monitor status pernafasan, serta
hubungi dokter pj yaitu Dokter Galuh untuk tindakan lebih lanjut.
Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat). Pasien yang terakhir adalah pasien
baru, pindahan dari IGD tadi pukul 06.30 WIB. Pasien atas nama Ny. P,
usia 50 tahun dengan tanggal lahir 16 Februari 1969, Kamar No 3, No
RM 001, alamat Godean dengan diagnosa medis asma dan PPOK.
Diagnosa keperawatannya ketidakefektifan pola nafas. KU
composmenthis, pasien mengatakan sukar bernafas dan sesak. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi apapun, terpasang infus RL 20tpm,
terpasang nasal kanul kecapatan 3 liter/menit, telah diberikan obat
golongan Teofilin oral. Hasil TTV didapatkan TD: 140/90 mmHg, S:
38,50C, N: 100x/menit, RR: 28x/menit. Hasil lab masih menunggu
konfirmasi bagian lab. Untuk tindakan selanjutnya cek keadaan pasien
secara berkala dan konsulkan dengan Dokter PJ yaitu Dokter Meida.
Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat). Cukup dari saya, terimakasih.
Dhea (KaRu) : Oke, terimakasih mbk Risa. Ada yang mau dikonfirmasi dari yang jaga
pagi, silahkan KaTim.
Tiwi (KaTim pagi) : Baik terimakasih. Saya ulang kembali ya mbk Risa. Bangsal Dahlia
terdapat 3 pasien. Pasien pertama Ny.L, usia 30 tahun, tanggal lahir 15
Mei 1989, kamar no 4, No RM 012 dengan diagnosa medis Appendesitis.
Diagnosa keperawatannya nyeri akut b.d. agen cedera biologis dan risiko
infeksi b.d. prosedur invasif. KU composmenthis, terdapat darah dibagian
operasi sejak hari pertama karena terlalu banyak gerak, pasien
mengatakan masih nyeri post operasi, Nyeri skala: 7. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi, telah diberikan ketolorac 1 amp, telah diberi
terapi IVFD (Intravenous Fluid Drip) RL 20 tts/m dan sudah dilakukan
tehnik non farmakologi yaitu dengan nafas dalam. Hasil pemeriksaan
TTV didapatkan TD: 130/90 mmHg, Nadi: 90 x/m, RR: 24 x/m, S: 38 oC.
Rencana tindakan selanjutnya lakukan pemeriksaan TTV setiap 3 jam,
lakukan pemberian ketorolac 1 amp, pantau tingkat nyeri, dan kan
dilakukan visit dokter pukul 10.00 WIB. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd
Perawat). Pasien kedua Tn. M usia 31 tahun, tanggal lahir 21 Februari
1988, kamar No 5, No RM 032 dengan post op hari 1 dengan Craniotomi
removal e.c Astrocitoma post pemasangan Vp Shunt. Masalah
keperawatan yang muncul yaitu Gangguan perfusi jaringan Cerebral dan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Keluarga mengatakan pasien tidur,
GCS; E 3 M 5 V menangis, pupil 2/2 reaksi positif, suhu 37.3°C, RR 24
x/mnt, Ronchi dikedua lapang paru, HR 144x/mnt. BAB tidak ada,
terpasang D5i/4 NaCl/12 jam. Perfusi jaringan serebral belum adekuat
pasien masih cenderung tidur. Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK,
slem masih banyak, batuk tidak efektif, tanda-tanda infeksi tidak
ditemukan. Rencana tindakannya Monitor status neurologi dan tanda-
tanda peningkatan TIK, gunakan tehnik anti septic dalam merawat luka,
observasi balance cairan, kaji dan monitor status pernafasan, serta
hubungi dokter pj yaitu Dokter Galuh untuk tindakan lebih lanjut.
Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat). Pasien yang terakhir adalah pasien
baru, pindahan dari IGD tadi pukul 06.30 WIB. Pasien atas nama Ny. P,
usia 50 tahun dengan tanggal lahir 16 Februari 1969, Kamar No 3, No
RM 001, alamat Godean dengan diagnosa medis asma dan PPOK.
Diagnosa keperawatannya ketidakefektifan pola nafas. KU
composmenthis, pasien mengatakan sukar bernafas dan sesak. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi apapun, terpasang infus RL 20tpm,
terpasang nasal kanul kecapatan 3 liter/menit, telah diberikan obat
golongan Teofilin oral. Hasil TTV didapatkan TD: 140/90 mmHg, S:
38,50C, N: 100x/menit, RR: 28x/menit. Hasil lab masih menunggu
konfirmasi bagian lab. Untuk tindakan selanjutnya cek keadaan pasien
secara berkala dan konsulkan dengan Dokter PJ yaitu Dokter Meida.
Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat). Cukup dari saya, terimakasih. Ada
yang kurang atau tambahan mbk Risa?
Risa (PJ malam) : Cukup mbk, sudah sesuai dengan RM.
Dhea (KaRu) : Baik, saya cukupkan untuk operan pagi hari ini. Saya ucapkan
terimakasih untuk yang jaga malam sudah menjalankan tugasnya dengan
baik. Selamat beristirahat semoga perjalanan pulang selamat sampai
tujuan. Dan saya ucapkan semangat kepada yang jaga pagi semoga bisa
menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar semua. aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pada pukul 09.00 WIB pasien atas nama Ny. P mengalami penurunan kesadaran
dan mulai susah diajak komunikasi. Perawat Riska mengonsulkan via telefon kepada
Dokter PJ Ny.P yaitu Dokter Meida dengan saksi perawat Tiwi.
Riska (PP pagi) : Assalamu’alaikum, ini saya perawat Riska dari Bangsal Dahlia Rumah
Sakit Harapan Kita, benar ini dengan Dokter Meida?
Dokter Meida : Wa’alaikumsalam. Iya mbk Riska, ada yang bisa saya bantu?
Riska (PP pagi) : Dok, saya mau mengonsulkan pasien atas nama Ny. P pindahan dari
IGD tadi pagi pukul 06.30 WIB, usia 50 tahun alamat Godean dengan
diagnosa medis asma dan PPOK. Pasien tidak memiliki riwayat alergi
apapun, terpasang infus RL 20tpm, terpasang nasal kanul kecapatan 3
liter/menit, telah diberikan obat golongan Teofilin oral. Hasil TTV
didapatkan TD: 140/90 mmHg, S: 38,50C, N: 100x/menit. Baru saja saya
cek keadaanya dok, pasien mulai sulit diajak berkomunikasi dengan
SPO2: 79 dan RR >30 x/menit. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat).
Dokter, mohon rekomendasinya atas pasien tersebut dok, terimakasih.
Dokter Meida : Oh iya mbk, pasien Risa segera dipasang NRM tut..tut..tut.. (sambungan
telfon terputus)
Riska (PP pagi) : Iya dok (hanya terdengar suara telfon terputus) Hallo Dokter? Dokter
Meida? Hmm walah malah putus. (Mencoba menghubungi Dokter Meida
lagi, tetapi nomor tidak aktif)
Karena sambungan telefon ke Dokter Meida terputus, akhirnya perawat Riska
mencoba menghubungi Dokter spesialis yang sama dengan Dokter Meida. Perawat Riska
menghubungi Dokter Hanif dengan saksi perawat Tiwi.
Riska (PP pagi) : Assalamu’alaikum, ini saya perawat Riska dari Bangsal Dahlia Rumah
Sakit Harapan Kita, benar ini dengan Dokter Hanif?
Dokter Hanif : Wa’alaikumsalam. Iya mbk Riska, ada yang bisa saya bantu?
Riska (PP pagi) : Dok, saya bermaksud mengonsulkan pasien Dokter Meida atas nama
Ny. P di Bangsal Dahlia dok. Ini tadi, saya mengonsulkan via telefon
kepada Dokter Meida. Namun sebelum rekomendasi selesai diberikan
oleh Dokter Meida, sambungan telfon terputus. Saya sudah berusaha
menghubungi kembali namun nomor tidak aktif. Apakah Dokter Hanif
berkenan untuk memberikan rekomendasi atas pasien tersebut dok?
Dokter Hanif : Oke mbk Riska, InsyaAllah saya bersedia memberikan rekomendasi
mbk. Bisa saya tahu keadaan pasiennya mbk?
Riska (PP pagi) : Baik dok, pasien atas nama Ny. P pindahan dari IGD tadi pagi pukul
06.30 WIB, usia 50 tahun alamat Godean dengan diagnosa medis asma
dan PPOK. Pasien tidak memiliki riwayat alergi apapun, terpasang infus
RL 20tpm, terpasang nasal kanul kecapatan 3 liter/menit, telah diberikan
obat golongan Teofilin oral. Hasil TTV didapatkan TD: 140/90 mmHg, S:
38,50C, N: 100x/menit. Sebelum saya telefon dokter Meida saya cek
keadaanya dok, pasien mulai sulit diajak berkomunikasi dengan SPO2: 79
dan RR >30 x/menit. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat). Mohon
rekomendasinya atas pasien tersebut dok, terimakasih.
Dokter Hanif : Oh ya mbk, TTV dan hasil labnya gimana mbk?
Riska (PP pagi) : Hasil TTV didapatkan TD: 140/90 mmHg, S: 38,5 0C, N: 100x/menit,
RR: >30x/menit. Hasil lab masih menunggu konfirmasi bagian lab dok.
Dokter Hanif : Oke baik mbk, pasien atas nama Ny. P saya rekomendasikan untuk
segera dipasang NRM dengan oksigen 8L ya mbk. Hasil lab nanti bisa
dikonfirmasi ulang ke bagian lab dan bisa dikonsulkan kembali pada
Dokter Meida.
Riska (PP pagi) : Baik dok, saya ulangi kembali ya dok. Pasien atas nama Ny. P segera
dipasang NRM dengan oksigen 8L ya dok. Untuk hasil lab nanti bisa
dikonfirmasi ulang ke bagian lab dan dikonsulkan kembali pada Dokter
Meida. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat, saksi, DPJP, dan Dokter
pengganti).
Dokter Hanif : Iya mbk, ada lagi yang bisa saya bantu?
Riska (PP pagi) : Cukup dok, terimakasih ya dok. Assalamu’alaikum.
Dokter Hanif : Wa’alaikumsalam.
Pada pukul 13.00 WIB, pasien atas nama Tn. M mengalami perburukan keadaan.
Perawat Eris mengonsulkan pada Dokter PJ pasien Tn. M yaitu Dokter Galuh dengan
saksi perawat Tiwi.
Eris (PP pagi) : Assalamu’alaikum, ini saya perawat Eris dari Bangsal Dahlia Rumah
Sakit Harapan Kita, benar ini dengan Dokter Galuh?
Dokter Galuh : Wa’alaikumsalam. Iya mas Eris, ada yang bisa saya bantu?
Eris (PP pagi) : Dok, saya mau bermaksud mengonsulkan pasien atas nama Tn. M usia
31 tahun, tanggal lahir 21 Februari 1988, kamar No 5, No RM 032 dengan
post op hari 1 dengan Craniotomi removal e.c Astrocitoma post
pemasangan Vp Shunt. GCS; E 3 M 5 V menangis, pupil 2/2 reaksi
positif, suhu 37.3°C, RR 24 x/mnt, Ronchi dikedua lapang paru, HR
144x/mnt. BAB tidak ada, terpasang D5i/4 NaCl/12 jam. Saat ini kondisi
pasien masih cenderung tidur. Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK,
slem masih banyak, batuk tidak efektif, dan mulai menurun kesadarannya.
Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat). Dokter, mohon rekomendasinya
atas pasien tersebut dok, terimakasih.
Dokter Galuh : Iya mas, saya minta bantuan untuk pindahkan pasien ke ruangan ICU ya
mas. Sebelumnya konfirmasi terlebih dahulu pada bagian ICU.
Eris (PP pagi) : Baik dok, saya ulangi ya dok. Pasien atas nama Tn. M segera
dipindahkan ke ICU dengan sebelumnya konfirmasi terlebih dahulu pada
bagian ICU. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat, saksi, DPJP)
Dokter Galuh : Iya mas, ada lagi yang bisa saya bantu?
Eris (PP pagi) : Cukup dok, terimakasih ya dok. Assalamu’alaikum.
Dokter Galuh : Wa’alaikumsalam.
Perawat Eris minta tolong kepada perawat Tiwi untuk mengonfirmasi ruangan
pada bagian ICU via telefon.
Tiwi (KaTim pagi) : Assalamu’alaikum. Ini saya perawat Tiwi dari Bangsal Dahlia, benar ini
dengan ICU?
Nur (PP ICU) : Wa’alaikumsalam, dengan perawat Nur di ICU. Ada yang bisa dibantu?
Tiwi (KaTim pagi) : Menanyakan mbk Nur, apakah di ICU ada unit kosong mbk?
Nur (PP ICU) : Ada mbk, masih ada 2 unit yang masih kosong.
Tiwi (KaTim pagi) : Oke mbk Nur, ini dari Bangsal Dahlia ada pasien kritis atas nama Tn. M,
pasien Dokter Galuh, usia 31 tahun, tanggal lahir 21 Februari 1988, No
RM 032 dengan post op hari 1 dengan Craniotomi removal e.c
Astrocitoma post pemasangan Vp Shunt. Masalah keperawatan yang
muncul yaitu Gangguan perfusi jaringan Cerebral dan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas. GCS; E 3 M 5,suhu 37.3°C, RR 24 x/mnt, ronchi
dikedua lapang paru, HR 144x/mnt. Saat ini terpasang D5i/4 NaCl/12
jam dengan kondisi pasien masih cenderung tidur. Tidak ada tanda-tanda
peningkatan TIK, slem masih banyak, batuk tidak efektif, dan mulai
menurun kesadarannya. Pasien akan segera diantar rekan saya ke ICU ya
mbk. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat).
Nur (PP ICU) : Baik mbk Tiwi, jadi sebentar lagi ada pasien masuk ke ICU dari Bangsal
Dahlia, pasien Dokter Galuh atas nama Tn. M, usia 31 tahun, tanggal
lahir 21 Februari 1988, No RM 032 dengan post op hari 1 dengan
Craniotomi removal e.c Astrocitoma post pemasangan Vp Shunt. Masalah
keperawatan yang muncul yaitu Gangguan perfusi jaringan Cerebral dan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. GCS; E 3 M 5,suhu 37.3°C, RR 24
x/mnt, ronchi dikedua lapang paru, HR 144x/mnt. Saat ini terpasang
D5i/4 NaCl/12 jam dengan kondisi pasien masih cenderung tidur. Tidak
ada tanda-tanda peningkatan TIK, slem masih banyak, batuk tidak efektif,
dan mulai menurun kesadarannya ya mbk. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd
perawat).
Tiwi (KaTim pagi) : Iya mbk, betul. Saya kira itu saja mbk Nur. Minta tolong segera siapkan
bed ya mbk. Terimakasih, Assalamu’alaikum.
Nur (PP ICU) : Iya mbk Tiwi, siyap. Wa’alaikumsalam.
Setelah mendapat telefon dari Bangsal Dahlia, perawat Nur memberitahu rekan
dan KaTimnya mengenai pasien yang akan masuk ke ICU dari Bangsal Dahlia. 10 menit
kemudian, perawat Eris mengantar pasien Tn. M dari Bangsal Dahlia ke ICU.
Eris (PP pagi) : Assalamu’alaikum (membuka RM) mbak ada pasien baru dari Bangsal
Dahlia, pasien Dokter Galuh. Pasien atas nama Tn. M, pasien Dokter
Galuh, usia 31 tahun, tanggal lahir 21 Februari 1988, No RM 032 dengan
post op hari 1 dengan Craniotomi removal e.c Astrocitoma post
pemasangan Vp Shunt. Masalah keperawatan yang muncul yaitu
Gangguan perfusi jaringan Cerebral dan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas. GCS; E 3 M 5, suhu 37.3°C, RR 24 x/mnt, ronchi dikedua lapang
paru, HR 144x/mnt. Saat ini terpasang D5i/4 NaCl/12 jam dengan
kondisi pasien masih cenderung tidur. Tidak ada tanda-tanda peningkatan
TIK, slem masih banyak, batuk tidak efektif, dan mulai menurun
kesadarannya. Laporkan segera ke Dokter Galuh untuk mengecek kondisi
pasien selanjutnya. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat pengantar dan
penerima).
Yuyun (PP ICU) : Oke mas, saya terima ya. Saya ulang ya, pasien Dokter Galuh. Pasien
atas nama Tn. M, pasien Dokter Galuh, usia 31 tahun, tanggal lahir 21
Februari 1988, No RM 032 dengan post op hari 1 dengan Craniotomi
removal e.c Astrocitoma post pemasangan Vp Shunt. Masalah
keperawatan yang muncul yaitu Gangguan perfusi jaringan Cerebral dan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. GCS; E 3 M 5,suhu 37.3°C, RR 24
x/mnt, ronchi dikedua lapang paru, HR 144x/mnt. Saat ini terpasang
D5i/4 NaCl/12 jam dengan kondisi pasien masih cenderung tidur. Tidak
ada tanda-tanda peningkatan TIK, slem masih banyak, batuk tidak efektif,
dan mulai menurun kesadarannya. Laporkan segera ke Dokter Galuh
untuk mengecek kondisi pasien selanjutnya. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd
perawat pengantar dan penerima).
Eris (PP pagi) : yap mbk, udah lengkap mbk.
Yuyun (PP ICU) : Siyap mas (menandatangani RM).
Sementara, perawat Yuyun memindahkan pasien Tn. M ke kamar di ICU, perawat
Desy mengonfirmasi kepada Dokter Galuh mengenai kepindahan Tn. M ke ICU dengan
saksi perawat Vebri.
Desy (PP ICU) : Assalamu’alaikum, ini saya perawat Desy dari ICU Rumah Sakit
Harapan Kita, benar ini dengan Dokter Galuh?
Dokter Galuh : Wa’alaikumsalam. Iya mbk Desy, ada yang bisa saya bantu?
Desy (PP ICU) : Dok, bermaksud mengonfirmasi dok bahwa pasien Dokter Galuh dari
Bangsal Dahlia sudah di ICU. Pasien atas nama Tn. M, usia 31 tahun,
tanggal lahir 21 Februari 1988, No RM 032 dengan post op hari 1 dengan
Craniotomi removal e.c Astrocitoma post pemasangan Vp Shunt. GCS; E
3 M 5,suhu 37.3°C, RR 24 x/mnt, ronchi dikedua lapang paru, HR
144x/mnt. Saat ini terpasang D5i/4 NaCl/12 jam dengan kondisi pasien
masih cenderung tidur. Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, slem
masih banyak, batuk tidak efektif, dan mulai menurun kesadarannya.
Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat). Mohon rekomendasinya dok.
Terimakasih.
Dokter Galuh : Oh iya mbk, saya segera ke ICU dan minta tolong dipantau TTV nya ya
mbk.
Desy (PP ICU) : Baik dok, saya ulangi ya dok. Saya cek TTV nya untuk pasien Tn. M
sebelum dokter ke ruangan. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat, saksi,
DPJP).
Dokter Galuh : Iya mbk, saya segera ke sana.
Desy (PP ICU) : Baik dok, terimakasih dok. Assalamu’alaikum.
Dokter Galuh : Wa’alaikumsalam
10 menit kemudian, Dokter Galuh tiba di ruangan pasien didampingi perawat Desy.
Dokter Galuh : Mbk Desy minta tolong pasien Tn. M dimonitor status neurologi dan
tanda tanda peningkatan TIK, observasi balance cairan, kaji dan monitor
status pernafasan ya, saya visit besok pagi pukul 09.00 WIB.
Desy (PP ICU) : Oke dok, saya konfirmasi ulang ya dok. Tn. M dimonitor status
neurologi dan tanda-tanda peningkatan TIK, observasi balance cairan, kaji
dan monitor status pernafasan dan akan mendapat visit dokter Galuh
besok pagi pukul 09.00 WIB. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat,
DPJP).
Dokter Galuh : Iyap betul mbk.
Desy (PP ICU) : Oke dok, siyap.
Pukul 14.00 diadakan operan jaga di ICU oleh perawat shift pagi kepada perawat
shift siang. Semua perawat shift pagi dan shift siang, beserta KaRu berkumpul di nurse
station.
Siwi (KaRu ICU) : Assalamualaikum, puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di nurse station
ICU ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Pada siang hari ini kita akan
melakukan operan jaga oleh perawat shift pagi kepada perawat shift siang.
Untuk shift pagi ada mbk Vebri selaku KaTim, mbk Nur, mbk Yuyun,
mbk Desy, dan untuk yang jaga siang ada mbk Siwi. Selanjutnya silahkan
kepada KaTim Pagi mbk Vebri untuk menyampaikan hasil jaga kepada
perawat yang jaga siang.
Vebri (KaTim ICU): Baik terimakasih. Di ICU terdapat pasien baru, pindahan dari Bangsal
Dahlia. Pasiennya Dokter Galuh, atas nama Tn. M usia 31 tahun, tanggal
lahir 21 Februari 1988, No RM 032 dengan post op hari 1 dengan
Craniotomi removal e.c Astrocitoma post pemasangan Vp Shunt. Masalah
keperawatan yang muncul yaitu Gangguan perfusi jaringan Cerebral dan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. GCS; E 3 M 5,suhu 37.3°C, RR 24
x/mnt, ronchi dikedua lapang paru, HR 144x/mnt. Saat ini terpasang
D5i/4 NaCl/12 jam dengan kondisi pasien masih cenderung tidur. Tidak
ada tanda-tanda peningkatan TIK, slem masih banyak, batuk tidak efektif,
dan mulai menurun kesadarannya. Dokter Galuh sudah mengecek
keadaannya pukul 13.45. Tindakan selanjutnya yaitu monitor status
neurologi dan tanda-tanda peningkatan TIK, observasi balance cairan, kaji
dan monitor status pernafasan dan akan mendapat visit dokter Galuh
besok pagi pukul 09.00 WIB. Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat).
Terimakasih.
Siwi (KaRu ICU) : Baik, terimakasih mbk Vebri. Ada yang mau dikonfirmasi dari mbk
Atik?
Atik (PP ICU) : Terimakasih, saya ulang ya mbk Vebri Di ICU terdapat pasien baru,
pindahan dari Bangsal Dahlia. Pasiennya Dokter Galuh, atas nama Tn. M
usia 31 tahun, tanggal lahir 21 Februari 1988, No RM 032 dengan post op
hari 1 dengan Craniotomi removal e.c Astrocitoma post pemasangan Vp
Shunt. Masalah keperawatan yang muncul yaitu Gangguan perfusi
jaringan Cerebral dan ketidakefektifan bersihan jalan nafas. GCS; E 3 M
5,suhu 37.3°C, RR 24 x/mnt, ronchi dikedua lapang paru, HR 144x/mnt.
Saat ini terpasang D5i/4 NaCl/12 jam dengan kondisi pasien masih
cenderung tidur. Tidak ada tanda tanda peningkatan TIK, slem masih
banyak, batuk tidak efektif, dan mulai menurun kesadarannya. Dokter
Galuh sudah mengecek keadaannya pukul 13.45 WIB. Tindakan
selanjutnya yaitu monitor status neurologi dan tanda tanda peningkatan
TIK, observasi balance cairan, kaji dan monitor status pernafasan dan
akan mendapat visit dokter Galuh besok pagi pukul 09.00 WIB.
Yogyakarta, 3 Mei 2019 (ttd perawat). Ada yang kurang atau tambahan
mbk Vebri?
Vebri (KaTim ICU): Cukup mbk, sudah sesuai dengan RM.
Siwi (KaRu ICU) : Baik, saya cukupkan untuk operan siang hari ini. Saya ucapkan
terimakasih untuk yang jaga pagi sudah menjalankan tugasnya dengan
baik. Selamat beristirahat semoga perjalanan pulang selamat sampai
tujuan. Dan saya ucapkan semangat kepada yang jaga siang semoga bisa
menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar semua aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai