Disusun oleh:
Disusun oleh:
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Makalah Praktikum Manajemen Keperawatan Komunikasi Efektif ISBAR dan
SBAR”, sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
dan umat yang istiqomah di jalan-Nya.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Ajar
Manajemen Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan untuk lebih
menyempurnakan penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian.......................................................................................................... 3
B. Perbedaan ISBAR dan SBAR........................................................................... 3
C. Pelaku ISBAR................................................................................................... 3
D. Tujuan............................................................................................................... 3
E. Waktu Pelaksanaan ISBAR............................................................................... 4
F. Langkah-langkah ISBAR.................................................................................. 4
G. Proses Operan Jaga dengan ISBAR.................................................................. 5
H. Fungsi Alat SBAR dalam Proses Komunikasi.................................................. 5
I. Peran Perawat dalam Pelaksanaan ISBAR........................................................ 5
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................... 6
B. Saran.................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 7
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi dalam praktek keperawatan profesional merupakan unsur utama
bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil
yang optimal dalam kegiatan keperawatan. Komunikasi adalah bagian dari strategi
koordinasi yang berlaku dalam pengaturan pelayanan di rumah sakit khususnya pada
unit keperawatan. Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai
perkembangan pasien antar profesi kesehatan di rumah sakit merupakan komponen
yang fundamental dalam perawatan pasien (Suhriana, 2012). Komunikasi yang
efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan membutuhkan pengetahuan,
keterampilan dan empati. Ini mencakup mengetahui kapan harus berbicara, apa yang
harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan
kemampuan untuk memeriksa bahwa pasien telah diterima dengan benar.
Pelaksanaan komunikasi yang efektif bagi perawat , dimulai dari elemen
terkecil dalam organisasi yaitu pada tingkat "First Line Manager" (kepala ruang),
karena produktifitas (jasa) berada langsung ditangan individu- individu dalam kerja
tim. Namun demikian komitmen dan dukungan pimpinan puncak dan stakeholder
lainnya tetap menjadi kunci utama. Bertemunya persepsi yang sama antara dua
komponen tersebut dalam menentukan sasaran dan tujuan, merupakan modal
utama untuk meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi. Menentukan tingkat
prestasi melalui indikator kinerja klinis akan menyentuh langsung faktor -faktor yang
menunjukkan indikasi-indikasi obyektif terhadap pelaksanaan fungsi/tugas seorang
perawat , sejauh mana fungsi dan tugas yang dilakukan memenuhi standar yang
ditentukan.
Menurut Vardaman (2012) bahwa sistem komunikasi SBAR dapat berfungsi
sebagai alat untuk standarisasi komunikasi antara perawat dan dokter. Jurnal ini
menunjukkan bahwa SBAR dapat membantu dalam pengembangan skema yang
memungkinkan membuat keputusan yang cepat oleh perawat. Komunikasi SBAR
adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk mengatur informasi
sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efesien. Komunikasi
dengan menggunakan alat terstruktur SBAR (Situation, Background, Assesement,
1
Recomendation) untuk mencapai ketrampilan berfikir kritis dan menghemat
waktu (NHS, 2012).
Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation (SBAR)
dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari Kaiser
Permanente Oakland California untuk membantu komunikasi antara dokter dan
perawat. Meskipun komunikasi SBAR di desain untuk kumunikasi dalam situasi
beresiko tinggi antara perawat dan dokter, teknik SBAR juga dapat digunakan untuk
berbagai bentuk operan tugas, misalnya operan antara perawat. Di Kaiser tempat
asalnya, teknik SBAR tidak hanya digunakan untuk operan tugas antara klinis tapi
juga untuk berbagai laporan oleh pimpinan unit kerja, mengirim pesan via email
atau voice mail untuk mengatasi masalah (JCI, 2010).
Salah satu upaya untuk menjaga keselamatan pasien, dengan menerapkan
Standard Operational Procedure (SOP) dalam setiap tindakan perawat . Keselamatan
pasien bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan menghindari tuntutan
malpraktik. Standard Operational Prosedure (SOP) adalah standar yang harus di
jadikan acuan dalam memberikan setiap pelayanan. Standar kinerja ini sekaligus
dapat digunakan untuk menilai terhadap kinerja instansi pemerintah secara internal
maupun eksternal . Setiap sistem manajemen kualitas yang baik selalu didasari oleh
SOP kemudian disosialisasikan kepada seluruh pihak yang berkompeten untuk
melaksanakannya. Meskipun demikian sebagian besar perawat dalam melaksanaan
praktek keperawatan belum sesuai dengan SOP yang ditetapkan oleh rumah sakit.
Sebuah SOP adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk
atau direktif. mencakup proses pelayanan yang memiliki suatu prosedur pasti atau
terstandarisasi, tanpa kehilangan keefektifannya ( Rusna, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ISBAR?
2. Bagaimana cara melakukan ISBAR?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami ISBAR
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan tahapan-tahapan dalam ISBAR
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Komunikasi efektif SBAR adalah suatu cara untuk menyampaikan informasi
mengenai suatu kondisi baik kondisi pasien, hasil pemeriksaan penunjang yang kritis,
ruangan, peralatan, permintaan, dll kepada seseorang (dokter, perawat, kabag/ karu,
atasan, bawahan dll) melalui telepon maupun secara langsung (tatap muka) yang
dilakukan secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada
penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan
keselamatan pasien.
Komunikasi S-BAR menurut NHS (2012) adalah komunikasinyang dilakukan
oleh perawat dalam menyampaikan kondisi pasien dan untuk mengatur informasi
yang sesuai secara jelas dan lengkap sehingga dapat diterima oleh perawat lainnya
secara akurat dan efisien pada saat operan jaga/ pergantian shift. Komunikasi SBAR
meliputi (Situation, Backgorund, Assesment, Rekomendation).
B. Perbedaan ISBAR dan SBAR
ISBAR dan SBAR merupakan komunikasi efektif yang memiliki perbedaan
pada pelaksanaan yaitu pada ISBAR dilakukan melalui via telpon sedangkan SBAR
dilakukan secara langsung (tatap muka).
C. Pelaku ISBAR
ISBAR dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap
pasien/ penanggung jawab pasien, seperti dokter, perawat (PA, PP, Katim),
Kabag/Karu dll.
D. Tujuan
Pelaksanaan komunikasi ISBAR digunakan sebagai acuan penerapan langkah-
langkah untuk:
1. Memastikan keakuratan semua informasi
2. Memastikan semua informasi terkait tentang status kesehatan pasien disampaikan
dengan tepat dan benar
3. Memastikan instruksi yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lain
dipahami dan diterima dengan tepat dan benar
4. Meningkatkan keselamatan pasien
3
5. Menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi yang efektif antara anggota tim
perawatan kesehatan dengan dokter
6. Membantu staf menjadi advokat pasien
E. Waktu Pelaksanaan ISBAR
ISBAR dapat digunakan dalam aktifitas pelayanan kesehatan kepada psien,
seperti:
1. Saat melakukan serah terima pasien
2. Saat melaporkan kondisi pasien kepada dokter penanggung jawab pasien (DPJP)/
dokter yang merawat.
F. Langkah-langkah ISBAR
1. Introduction
a. Menentukan nama pasien dan kondisi atau situasi saat ini.
b. Jelaskan apa yang terjadi pada pasien untuk mengawali percakapan ini dan
menjelaskan bahwa pasien telah mengalami perubahan kondisi.
2. Situation
a. Menyatakan tanggal tanggal penerimaan pasien, diagnosisnya, dan sejarah
medis pasien.
b. Berikan sinopsis atau ringkasan singkat dari apa yang telah dilakukan
3. Assesment
a. Ringkasan kondisi atau situasi pasien.
b. Jelaskan apa yang menjadi permasalahannya: “Saya tidak yakin apa masalah
dari pasien, namun kondisi pasien memburuk, dan tidak stabil, sehingga perlu
dilakukakn suatu tindakan”.
c. Memperluas pernyataan perawat dengan tanda-tanda dan gejalanya.
4. Background
a. Jelaskan apa yang diinginkan dokter setelah melihat hasil tindakan (misalnya:
tes laboratorium, perawatan).
b. Perawat meromendasikan dokter untuk melakukan kunjungan kepada pasien
dan keluarga pasien.
c. Apakah ada tes lain yang diperlukan seperti: EKG
d. Perawat menyampaikan kepada dokter setiap terdapat pengobatan baru atau
apabila ada perubahan dalam perintah segera diinformasikan oleh doter
kepada perawat.
4
e. Jika terdapat perbaikan ataupun tidak adanya perbaikan kondisi pada pasien,
perawat akan menghubungi dokter kembali, menanyakan ke dokter tindakan
yang harus dilakukan perawat sampai ditempat.
G. Proses Operan Jaga dengan SBAR
Operan perawat secara modern dengan teknik SBAR menurut JCI, (2010)
1. Pertama dengan mempersiapkan format pendokumentasian menggunakan teknik
SBAR pada masing-masing pasien setiap shift, buku catatan operan, dan rekam
medik pasien.
2. Kedua menyampaikan keadaan pasien dan evaluasi tindakan yang sudah
dilakukan dan kemajuan keadaan pasien setelah tindakan dilakukan di nurse
station sesuai dengan metode SBAR.
3. Ketiga setelah operan nurse station dilanjutkan dengan melihat keadaan pasien
secara langsung dan menanyakan kepada pasien tentang kemajuan keadaan pasien
dan keluhan yang masih dirasakan, dan pemberian pendidikan kesehatan pada
pasien dan keluarga.
4. Dengan dilakukannya operagan jaga menggunakan teknik S-BAR memungkinkan
terjalin komunikasi yang efektif baik antara pasien dan perawat dan sesama
perawat antar shift.
H. Fungsi Alat SBAR dalam Proses Komunikasi
Alat S-BAR terdiri dari pertanyaan standar yang cepat dalam empat bagian,
yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa perawat dapat menyampaikan
informasi dengan tegas dan efektif, untuk mengurangi pengulangan. Alat S-BAR
digunakan agar perawat mampu merumuskan informasi dengan tepat dan detail. Alat
S-BAR juga membantu perawat dalam mempersiapkan informasi yang dibutuhkan
oleh tenaga kesehatan lain dalam meningkatkan keterampilan (WHO, 2007).
I. Peran Perawat dalam Pelaksanaan SBAR
Sesuai dengan kode etik keperawatan tentang tanggung jawab perawat
terhadap tugas Pasal 1 Menyatakan bahwa perawat senantiasa memelihara mutu
pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu,
keluarga, dan masyarakat, Pasal 5 Menjelaskan bahwa perawat sesantiasa
mengutamakan perlindungan dan keselamatan kliaen dalam melaksanakan tugas
keperawatan serta matang dalam memepertimbangkan kemampuan jika menerima
atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
5
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Komunikasi efektif SBAR merupakan cara untuk menyampaikan informasi
mengenai suatu kondisi baik kondisi pasien, hasil pemeriksaan penunjang yang kritis,
ruangan, peralatan, permintaan, dll kepada seseorang (dokter, perawat, kabag/ karu,
atasan, bawahan dll) melalui telepon maupun secara langsung (tatap muka) yang
dilakukan secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada
penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan
keselamatan pasien. Sehingga dapat memastikan keakuratan semua informasi,
memastikan semua informasi terkait tentang status kesehatan pasien disampaikan
dengan tepat dan benar, memastikan instruksi yang diberikan oleh dokter dan tenaga
kesehatan lain dipahami dan diterima dengan tepat dan benar, meningkatkan
keselamatan pasien, menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi yang efektif
antara anggota tim perawatan kesehatan dengan dokter, dan membantu staf menjadi
advokat pasien.
B. Saran
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perawat, mahasiswa, dan bagi yang
membacanya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Repository.umy.ac.id tinjauan pustaka-landasan teori. Dikutip dari
http://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/
18300/bab%25202.pdf%3fseqsequence%3D2%26isAllowed
%3Dy&fed=2ahUKEwi325Ls70fgAhVHqo8KHYCaDVwQFjABegQIBhAB&usg=A
OvVaW3IJB2gllrwNXlaLdybYB2.
http://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.unipdu.ac.id465/1/BAB
%2520l.pdf&ved=2ahUKEwjqz5K88OfgAhXJiHAKHZBtAwwQIBxAB&usg=AOvV
aw2c-EvHVpmzuZe9eruN5DMB.
7
Lampiran 1
SKENARIO