Menurut beberapa ahli, manajemen keperawatan itu memiliki beberapa pengertian. Pertama,
manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2007).
Artikel Lain : Cara Mudah Mendapatkan UID Facebook Tersegmen dan Tertarget
Jadi bisa kita simpulkan manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber sumber yang ada
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif.
Perencanan yang diperlukan dalam manajemen keperawatan bertitik tumpu pada tujuan apa yang
ingin dicapai. Selain itu juga persiapan-persiapan tindakan yang perlu diambil untuk keadaan-
keadaan tertentu nantinya.Tujuannya agar tindakan perawat nanti dapat terarah dengan baik.
Fungsi ini merupakan pengaturan setelah rencana. Jadi manajemen keperawatan juga mengatur
dan menentukan pembagian tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat alat, keuangan
dan fasilitas.
Tanda manajemen keperawatan yang berhasil adalah saat mampu menggerakkan orang orang
agar mau atau suka bekerja. Manajemen keperawatan harus mampu menciptakan suasana bekerja
bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara internal.
Artikel Lain : Bagaimana Perkembangan Ekonomi Belanda? Part 4
Karena tugasnya adalah mengelola maka agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana harus
dilakukan pangawasan pada pelaksanaannya, apakah orangorangnya, cara dan waktunya tepat.
Pengendalian ini juga berfungsi agar kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki.
Fungsi ini menunjukan manajemen keperawatan sebagai media pengukuran dan perbandingan
hasil hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai.
Dalam pelaksanaannya manajemen keperawatan memegang sepuluh prinsip atau kerangka kerja
yang harus dilakukan. Berikut ini sepuluh prinsip yang mendasari manajemen keperawatan
Pertama, manajemen keperawatan seharusnya sesuai dengan perencanaan. Karena dengan fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, juga pemecahan
masalah yang efektif dan terencana.
Kedua, manajemen keperawatan dilakukan dalam time schedule yang efisien. Manajer
keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik
dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Ketiga, manajemen keperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat. Setiap situasi
maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan
pengambilan keputusan sesuai dengan tingkat manajerial.
Keempat, manajer keperawatan harus selalu mengutamakan segala hal yang menjadi kebutuhan
asuh keperawatan dan keinginan pasien. Karena kepuasan pasien merupakan poin utama dari
seluruh tujuan keperawatan. Pasien yang puas dan bahagia akan membantu proses pengobatan
mereka.
Kelima, manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisiran ini dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Keenam, pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan.
Ketujuh, manajemen keperawatan juga sebagai media motivasi kerja para perawat. Divisi
keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang
baik.
Artikel Lain : 7 Sumber Backlink Berkualitas dan Gratis Untuk SEO Pemula
http://rocketmanajemen.com/manajemen-keperawatan/
MANAJEMEN KEPERAWATAN
2.2.2 Tujuan
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim
keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim
keperawatan.
Kepala Ruangan
Perawat :
Pengobatan
Perawat :
Pengobatan
Perawat :
Pengobatan
Perawat :
Pengobatan
Pasien
Kepala Ruangan
Dokter
Sarana RS
Perawat Primer
Pasien
Perawat Pelaksana evening
Perawat Pelaksana night
Perawat Pelaksana jika diperlukan
4. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup
yang terdiri atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang
saling membantu ( Douglas, 1984).
Kepala Ruangan
Ketua Tim
Ketua Tim
Ketua Tim
Anggota
Anggota
Anggota
Pasien / klien
Pasien / klien
Pasien / klien
1. Konferensi klinik
Merupakan kegiatan berdiskusi antara berbagai antar profesi kesehatan seperti dokter,
perawat dan ahli gizi yang membahas tentang perkembangan pasien, ilmu-ilmu terbaru yang
bertujuan dalam perkembangan pelayanan kesehatan dan untuk kesehatan pasien.
2. Konferensi pra-klinik
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok tentang praktik klinik yang akan dilakukan
keesokan hari. Tujuan, cara pencapaian tujuan, dan rencana tindakan (mulai dari fokus
pengkajian, sampai kepada rencana evaluasi), serta tambahan didiskusikan bersama.
http://disiniwinny.blogspot.co.id/2013/01/manajemen-keperawatan.html
#1. Menurut Ahli Henry Fayol:
Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang, mengorganisasi,
memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Sedangkan fungsi manajemen adalah elemen-
elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan
acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
#9. Menurut Ahli Dr. Sp. Siagian dalam buku & FILSAFAT ADMINISTRASI
Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui orang lain
#10. Menurut Ahli Ordway Tead yang disadur oleh Drs. He. Rosyidi dalam buku
ORGANISASI DAN MANAGEMENT
Manajemen adalah Proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukan arah
penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
#11. Menurut Ahli Renville Siagian
Manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola
oleh para tenaga ahli terlatih serta berpengalaman.
Setelah mengetahui tentang apa itu manajemen dalam sisi pengertian atau definisi, berikutnya
Anda juga harus mengetahui tentang fungsi dari manajemen.
Dalam praktenya, fungsi manajemen sangat startegis. Maka dari itu memahami tentang fungsi
manajemen sangat dianjurkan bagi siapa saja, terutama bagi mereka yang sedang fokus
menempuh mata kuliah manajemen di kampus atau universitas.
Simak, 7 Fungsi Manajemen berikut ini.
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang paling pertama. Sebuah manajemen harus mampu
membuat sebuah perencanaan organisasi yang di-manage-nya. Dalam fungsi perencanaan
setidaknya manajemen harus mampu menetapkan tujuan perusahaan, menentukan langkah-
langkah yang akan diambil, merumuskan resiko dan hambatan yang akan dihadapi. Jadi intinya
pada fungsi ini manajemen dituntut memiliki visi yang jauh kedepan mengenai arah perusahaan
yang dijalankannya. Bagaimana bila manajemen tidak memiliki perencanaan? Silahkan terbitkan
SK pembubaran organisasi, tutup pintu kantor, pasang tulisan disewakan, lalu pulanglah ke
rumah. Lebih baik sebelum organisasi jalan dengan kacau-balau dan mengalami kerugian yang
besar.
Itulah 7 fungsi manajemen yang dikutip dari laman edukreatif.com. Entah apa yang terjadi jika
hidup yang kita lalui tanpa adanya sebuah manajemen. Atau tidak tahu apa yang akan terjadi jika
seorang yang mempelajari ilmu manajemen tidak tahu pengertian manajemen dan fungsi
manajemen.
Semoga 30 pengertian atau definisi manajemen menurut para ahli bisa memberikan manfaat bagi
Anda. Mohon maaf dan silahkan dikoreksi jika terjadi kesalahan dalam penulisan atau penyajian
informasi. Dalam belajar, budaya saling mengingatkan dapat menjadi sistem informasi belajar
yang efektif.
Silahkan Berkomentar
https://www.pekanews.com/2016/06/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli-dan-7-fungsi-
manajemen/#
Makalah Manajemen Keperawatan
BAB I
Pendahuluan
Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan
keperwatan melalui upaya staf keperwatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan,
dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan sesuai dengan
pendekatan system terbuka. Oleh karena itu manajemen keperawtan terdiri atas beberap
komponen oleh tiap-tiap komponen saling berinteraksi. Pada umumnya suatu system dicirikan
oleh lima komponen, yaitu input, proses, output, control,dan mekanisme umpan balik.
Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada beberapa
dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat melalui upaya mencegah,
mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area
kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi
pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.
BAB II
Pembahasan
Konsep dasar manajemen keperawatan
Pengertian manajemen
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui kerja sama dengan orang lain ( Hersey dan Blanchard, 2002 ).
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain. (
G.R. Terry )
Manajemen adalah suatu proses merancang, memelihara suatu lingkungan dimana orang orang
yang bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
seefisien mungkin ( H. Weihrich dan H. Koontz ).
Manajemen adalah pelaksanaan pekerjaan bersama orang lain ( Harold Konte dan Cyril
ODonnel )
Yayan bahtiar . Surati S, Menejemen Keperawatan dengan Pendeketan praktis 2002
Pengertian manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat ( Gillies, 1985 ).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebaik baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan.
Manajemen keperawatan semula ditekankan pada sentralisasi kewenangan dan tanggung
jawab, kini menjadi desentralisasi melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dengan
memfokuskan kegiatan koordinasi, integrasi, dan kegiatan penunjang.
Selain itu, telah terjadi perubahan mendasar pada manajemen keperawatan dan pengguna
sumber daya yang represif menuju ke pendayagunaan sumber daya yang bersifat pro aktif, lebih
ditekankan pada terjaminnya aktivitas kolaborasi dan keterbukaan dalam setiap kegiatan untuk
mencapai tujuan. ( Agus Kuntoro, 2010 )
Komponen manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi. Pada
umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu input, proses, output, control dan
mekanisme umpan balik.
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel,
peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau
keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan
pengembangan serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran. Control
dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang
proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan
akreditasi. Selain itu, mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan
perbaikan kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan
keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan proses
keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah
pelaksanaan proses keperawatan. Proses manajemen, sebagaimana juga proses keperawatan,
terdiri atas kegiatan pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan rencana, pelaksanaan
kegiatan, dan kegiatan penilaian hasil. ( Gillies, 1985 )
Kerangka dasar maanjemen keperawatan adalah manajemen partisipatif yang berlandaskan pada
paradigma keperawatan yang terdiri atas manusia, perawat atau keperawatan, kesehatan dan
lingkungan.
Manusia, dalam manajemen partisipatif adalah individu, keluarga atau masyarakat yang
diberikan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan tugas keperawatan yang terorganisasi,
terarah, terkoordinasi dan terintegrasi dalam rentang kendali yang ditetapkan.
Perawat atau keperawatan adalah tenaga keperawatan baik tingkat manajerial puncak,
menengah, maupun bawah, dan para pelaksana keperawatan yang berada dalam rentang
komunikasi untuk bekerja sama memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar
keperawatan.
Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada beberapa
dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat melalui upaya mencegah,
mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area
kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi
pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.
Prinsip dasar manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan dapat dilaksanakan secara benar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
beberapa prinsip dasar berikut :
a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
Perencanaan merupakan hal yang utama dalam serangkaian fungsi dan aktivitas manajemen.
Tahap perencanaan dan proses manajemen tidak hanya terdiri dari penentuan kebutuhan
keperawatan pada berbagai kondisi klien, tetapi juga terdiri atas pembuatan tujuan,
mengalokasikan anggaran, identifikasi kebutuhan pegawai, dan penetapan struktur organisasi
yang diinginkan. Perencanaan merupakan pemikiran atau konsep konsep tindakan yang
umumnya tertulis dan merupakan fungsi penting di dalam mengurangi resiko dalam pengambilan
keputusan, pemecahan masalah, dan efek efek dan perubahan. Selama proses perencanaan,
yang dapat dilakukan oleh pimpinan keperawatan adalah menganalisis dan mengkaji sistem,
mengatur strategi organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang dan pendek, mengkaji
sumber daya organisasi, mengidentifikasi kemampuan yang ada, dan aktivitas spesifik serta
prioritasnya. Perencanaan dalam manajemen mendorong seorang pemimpin keperawatan untuk
menganalisis aktivitas dan struktur yang dibutuhkan dalam organisasinya.
b. Manajemen keperawatan dilaksanaan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan menghargai waktu akan mampu menyusun perencanaan yang terprogram dengan
baik dan dilaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan. Keberhasilan
seorang pemimpin keperawatan bergantung pada penggunaan waktu yang efektif. Dalam
keperawatan, manajemen sangat dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan keperawatan. Dalam
kontek ini, seorang pimpinan harus mampu memanfaatkan waktu yang tersedia secara efektif.
Hal demikian dibutuhkan untuk dapat mencapai produktifitas yang tinggi dalam tatanan
organisasinya.
c. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi dan
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan akan berpengaruh terhadap proses atau jalannya aktivitas yang akan dilakukan. Proses
pengambilan keputusan akan sangat mempengaruhi oleh kemampuan komunikasi dan para
manajer.
d. Manajemen keperawatan harus terorganisasi. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi mencapai tujuan. Terdapat 4 buah struktur organisasi, yaitu unit,
departemen, top atau tingkat eksekutif dan tingkat operasional. Prinsip pengorganisasian
mencakup hal hal pembagian tugas ( the devision of work ), koordinasi, kesatuan komando,
hubungan staf dan lini, tanggung jawab dan kewengan yang sesuai adanya rentang pengawasan.
Dalam keperawatan, pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara fungsional dan
penugasan, alokasi pasien perawatan grup/ tim keperawatan, dan pelayanan keperawatan utama (
Gillies, 1985 ).
e. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi merupakan
bagian penting dan efektivitas menejemen. Komunikasi yang dapat dilakukan secara efektif
mampu mengurangi kesalahpahaman, dan akan memberikan perasaan, pandangan arah dan
pengertian diantara pegawai dalam suatu tatanan organisasi.
f. Pengendalian merupakan elemen menegemen keperawatan. Pengendalian dalam menegemen
dilakukan untuk mengarahkan kegiatan menegemen susuai dengan dengan yang direncanakan.
Selain itu , pengendalian dilaksanakan pada kegiatan yang dilakukan tidak banyak terjadi
kesalahan yang berakibat negative terhadap klien dan pihak yang terkait dengan manageman.
Pengendalian meliputi penilaian tentang pelaksanaan trencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi, menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, dan membandingkan
penampilan dengan standar serta memperbaiki kekurangan. ( Agus Kuntoro, 2010 )
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal
yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
(Siagian, 1990). Sedangkan menurut Fayol didalam Swansburg (2000) mendefinisikan bahwa
yang dimaksud dengan manajemen adalah membuat suatu rencana untuk memberikan pandangan
kedepan. Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang penting karena mengurangi risiko
pembuatan keputusan yang kurang tepat atau membantu mengantisipasi jika suatu proses tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Perencanaan juga dapat menolong pekerja-pekerja mencapai
kepuasan dalam bekerja.selain itu perencanaan juga membantu penggunaan waktu yang efektif.
Dalam suatu perencanaan dibutuhkan suatu pengetahuan yang mengacu kepada proses,
unsur, dan standar dari suatu perencanaan. Selain hal tersebut juga perlu didalami ilmu
pengetahuan dan keterampilan tentang pelaksanaan perencanaan sehingga perencanaan yang
akan dilakukan dapat berjalan sesuai dengan tujuan awal. Suatu perencanaan yang baik harus
berdasarkan pada sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar dan bersifat fleksibel,
seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia lebih dahulu (Swansburg, 2000).
Dengan menjalankan prinsip-prinsip yang ada dalam perencanaan ini, maka diharapkan tujuan
dapat tercapai dengan efektif baik dalam penggunaan sumber daya manusia maupun sumber
daya material.
2. Fungsi Pengorganisasian
3. Fungsi Pengarahan
Pengarahan itu dapat terjadi apabila seorang pemimpin mendapatkan masukan yang
optimum dari bawahannya untuk kepentingan semua masalah oleh karena itu seorang pemimpin
harus benar-benar mengerti keterbatasan bawahannya.
4. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah pemeriksaan untuk melihat apakah segala sesuatunya terjadi sesuai
rencana yang telah disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah
ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki
dan tidak terjadi lagi (Fayol dalam Swansburg, 2000).
Pengontrolan dilakukan sesuai fakta yang ada. Bila isu muncul sebaiknya satu sama lain
bertemu dan menenangkan mereka melalui kontak langsung. Untuk merangsang kerja sama,
perlu peran serta sejak semula. Proses pengontrolan dapat digambarkan dengan salah satunya
membuat standar bagi semua dasar-dasar manajemen dalam istilah-istilah yang diterima serta
hasil yang dapat diukur yang ukuran ini harus dapat mengukur pencapaian dan tujuan yang
ditentukan.
Manajer perawat akan merealisasikan cara terbaik dalam menjamin kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan di ruangan-ruangan untuk menegakkan filosofi, standar pelayanan,
dan tujuan-tujuan.
1. Plan.
Perencanaan merupakan langkah utama yang mengawali seluruh rangkaian kegiatan dari suatu
organisasi kerja yang mempunyai fungsi meletakkan titik tolak dari kegiatan organisasi
selanjutnya, serta mengarahkan semua sumber, sarana, proses serta program berdasarkan
kebijaksanaan yang ditentukan untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi.
2. Act.
Dalam melaksanakan rencana peningkatan mutu pendidikan yang telah disetujui bersama
antara sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat, maka sekolah perlu mengambil langkah pro
aktif untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Kepala sekolah dan guru
hendaknya mendaya gunakan sumber daya pendidikan yang tersedia semaksimal mungkin,
menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu yang dianggap efektif, dan menggunakan
teori-teori yang terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (act) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap guru/ karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas
dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (act) ini adalah bahwa seorang guru/
karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu
mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4)
tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman
dalam organisasi tersebut harmonis.
Kepala sekolah dan guru bebas mengambil inisiatif dan kreatif dalam menjalankan program-
program yang diproyeksikan dapat mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Karena itu,
sekolah harus dapat membebaskan diri dari keterikatan-keterikatan birokratis yang biasanya
banyak menghambat penyelenggaraan pendidikan.
3.Monitor
Untuk menghindari berbagai penyimpangan, Pimpinan dalam hal ini Kepala sekolah perlu
melakukan monitoring terhadap kegiatan kegiatan peningkatan mutu yang dilakukan disekolah.
Kepala seolah sebagai Manager dan Pemimpin pendidikan disekolahnya berhak dan perlu
memberikan arahan, bimbingan, dukungan, dan teguran kepada bawahan dalam hal ini guru dan
tenaga lainnya, jika ada kegiatan yang tidak sesuai dengan jalur jalur yang telah ditetapkan.
Namun demikian, bimbingan dan arahan jangan sampai membuat guru dan tenaga lainnya
menjadi amat terkekang dalam melaksanakan kegiatan, sehingga tidak mencapai sasaran.
4. Review
Tahap terakhir adalah melakukan review terhadap proses belajar-mengajar yang telah dilakukan
guru. Proses review sebaiknya dilakukan berdasarkan rekaman dan data yang diperoleh
pengawas secara langsung ketika melakukan observasi kelas, dan pengawas sebaiknya
menghindari untuk menilai terlebih dahulu, tetapi hanya menunjukkan tentang apa yang telah
diobservasi. Jika guru telah membaca dengan seksama data hasil observasi tersebut, barulah
didiskusikan dan dianalisis, pada aspek apa guru harus memperbaiki performanya. Hasil dari
diskusi ini kemudian dicatat dan disepakati guru dan pengawas, untuk dijadikan bahan perbaikan
pada proses pembelajaran berikutnya. Pertanyaan sederhananya adalah, seberapa banyak dari
pengawas dan guru kita yang memahami prinsip supervisi dan melakukan proses dan siklus
supervisi yang ideal seperti ini?
Dengan kata lain bahwa Seorang pimpinan/kepala sekolah dalam tahapan ini haruslah secara
formal menilai prestasi kerja anggota terhadap rencana atau sasaran kerja yang telah disepakati,
serta memberikan feedback yang relevan. Dalam hal ini, leader dituntut agar mampu
mengidentifikasi dan mendokumentasikan trend prestasi kerja, yaitu dengan membandingkan
prestasi dengan sasaran kerja. Performance review akan menjadi akhir dari proses manajemen
kinerja dan awal manajemen kinerja berikutnya. Selain itu, hasil reviewing akan menghasilkan
dokumen formal bagi manejemen kinerja untuk referensi di masa datang. Oleh karenanya,
tahapan ini harus dilakukan secara terjadwal, persiapan matang, partisipatif dan mengaitkan
prestasi kerja individu dengan kinerja organisasi.
Daftar pustaka
Dalam suatu manajemen terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, tujuan tujuan manajemen
tersebut diantaranya adalah :
Tujuan untuk jangka pendek. Tujuan jangka pendek meliputi, tujuan tugas, tujuan pekerjaan,
dan juga tujuan gerak
Tujuan jangka menengah. Tujuan jangka menengah meliputi, tujuan pemasaran, tujuan
produksi, tujuan keuangan, dan lain-lain.
Tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang meliputi, pencarian tenaga kerja dan juga
penyediaan beberapa lapangan kerja.
Diatas telah
dijelaskan tentang tujuan dari manajemen secara umum. Kali ini akan kita bahas tentang tujuan
manajemen sumberdaya manusia. Tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk
memperbaharui kontribusi produktif pada tenaga kerja terhadap organisasi dengan cara
bertanggung jawab secara etis, sosial, dan juga secara strategi. para anggota bagian departemen
dan manajer sumber daya manusia itu sendiri memenuhi tujuan dengan maksud untuk mencapai
apa yang diinginkan. Tujuan manajemen sumber daya manusia bukan hanya mencerminkan
sebuah kehendak dari sang manajer, akan tetapi disisi lain juga harus bisa menyeimbangkan
beberapa tantangan berorganisasi, fungsi dari SDM, dan orang orang bisa terpengaruh. Adanya
sebuah kegagalan dalam melakukan suatu tugas dalam organisasi dapat menyebabkan suatu
kerusakan pada bidang kinerja, laba, produktifitas, atau bisa juga menyebabkan kerusakan pada
kelangsungan hidup sebuah perusahaan itu sendiri.
Pada dasarnya ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia, tujuan- tujuan tersebut antara
lain :
Tujuan sosial. Tujuan ini dimaksudkan supaya organisasi dapat bertanggung jawab secara etis
dan sosial kepada kepada tantangan dan juga kepada keutuhan masyarakat dengan meminimalis
dampak negative yang akan timbul
Tujuan organisasi, tujuan organisasi merupakan sasaran formal yang telah dibuat guna
membantu kerja organisasi dalam mencapai suatu tujuan
Tujuan fungsional merupakan suatu tujuan yang diadakan guna mempertahankan kontribusi
dari sumber daya manusiaatau dari kontribusi menuju tingkatan yang sesuai dengan adanya
kebutuhan suatu oraganisasi
Tujuan individual merupakan tujuan yang bersifat pribadi dari masing- masing anggota
organisasi yang akan mencapai tujuan melalui sebuah aktifitas yang dilakukan di dalam
organisasi.
http://www.areabaca.com/2015/04/tujuan-manajemen.html
AB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu Pelayanan keperawatan ini perlu
mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan.
Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan
masyarakat , dan menjadi tenaga perawat yang professional.Pengembangan dalam berbagai
aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan
saling berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan , ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses
pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan
oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistim pelayanan
kesehataan.
Perubahaan-perubahaan ini akan membawa dampak yang positif seperti makin
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya
jenis dan keahlian tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat,
bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.Oleh karena alasan-alasan di atas maka
Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen
Keperawatan.
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di
Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam
organisasi keperawatan itu sendiri.
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan
tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan
membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itu
sendiri.
B. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini di buat Untuk mengetahui,memahami,dan menerapkan konsep
manajemen keperawatan dalam bidang kesehatan,khususnya bidang keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Pengertian manajemen
Manajemen adalah Suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui kerjasama dengan oranglain.(Harsey dan Blanchard)
Manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan suatu kegiatan.(James A. OBrien)
Manajemen adalah pelaksanaan bersama oranglain.(Harold Konte dan Cyril ODonnel)
Manajemen adalah pengorganisasian seluruh sumberdaya melalui perencanaan,
pengorganisasian, pemberian bimbingan dan pengendalian agar tercapai sasaran-sasaran dan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (Henry L.Silk)
Dari pengertian para pakar diatas disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan melalui perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pemberian bimbingan.
Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan dalam batas batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.
Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan,
pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan
yang ditentukan sebelumnya.
5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana
bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara
interval.
e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan,
sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan
manajemen.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat
dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien
merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja
yang baik.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian
tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip
prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan
Prinsip prinsip Organisasi menurut Fayol adalah:
a. Division of work (pembagian pekerjaan)
Masing-masing personal atau Tim memiliki kewenangan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan
yang telah diberikan kepadanya.
c. Dicipline (disiplin)
Merupakan kesatuan perintah,satu perintah dari atasan menjadi tanggung jawab bersama.
f. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan
umum)
Penghasilan pegawai merupakan bentuk reward yang diberikan atas jasa yang telah dilakukan.
4. KERANGKA KONSEP
-Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan:
-Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya.
-Jika informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan membuat keputusan terbaik untuk
dirinya sendiri.
-Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.
-Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk mencapai tujuan
kelompok.
-Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan.
-Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan.
-Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan kewenangannya pada mereka
yang terbaik dalam organisasi.
-Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang profesional.
-Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan bersama untuk
menetapkan tujuan bersama
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing
masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena
merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol
dan mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan
fasilitas.
Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Untuk melaksanakan proses manajemen diperlukan keterampilan
teknik,keterampilan hubungan antar manusia,dan keterampilan konseptual.
INPUT
Informasi
Personal
Peralatan
Fasilitas
PROSES
Kelompok manejemen [dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana] yang mempunyai tugas
dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan, organisasi, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
OUTPUT
Askep (Asuhan Keperawatan)
Pengembangan staf sampai dengan riset
KONTROL
Budget
Prosedur
Evaluasi Kinerja
Akreditasi
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan
melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat
pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga
tingkatan manajerial, yaitu:
1. Manajemen puncak
2. Manajemen menengah
3. Manajemen bawah
b. Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada
beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang orang tersebut agar penatalaksanaannya
berhasil. Faktor faktor tersebut adalah
2. Ketrampilan kepemimpinan
Peran Manajer
Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi faktor lain
yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya bagaimana manajer bekerja
dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam
memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya
kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer
dalam memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar diciptakan
suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik baiknya. Manajer mempunyai lima dampak terhadap faktor lingkungan dalam tuga
professional sebagaimana dibahas sebelumnya (Nursalam, 2002).
Menurut Rewland & Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam kepuasan kerja
yaitu: input, hubungan manajer dengan staf, disiplin kerja, lingkungan tempat kerja, istirahat dan
makanan yang cukup, diskriminasi, kepuasan kerja, penghargaan penampilan, klarifikasi
kebijaksanaan, prosedur, dan keuntungan, mendapatkan kesempatan, pengambilan keputusan,
dan gaya manajer.
1. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
3. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan
sesuai kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
2. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan
dan ketentuan / peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan, harian).
3. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau tenaga lain yamg bekerja
di ruang rawat.
4. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan
perawatan sesuai standart.
5. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan sebagai pihak
yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.
6. Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai
kebutuhan pasien agar tercapainya pelayanan optimal.
7. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang diperlukan di
ruang rawat.
8. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
10. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi tentang peraturan
rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya.
11. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien dan mencatat program.
12. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat untuk tingkat kegawatan,
injeksi dan non injeksi, untuk memudah pemberian asuhan keperawatan.
13. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaan dan
menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah berlangsung.
14. Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
berlangsung.
15. Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien / keluarga dalam batas wewenangnya.
16. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama pelaksanaan pelayanan
berlangsung.
17. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain yang dilakuakan secara tepat dan benar.
18. Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain, seluruh kepala seksi,
kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah Sakit.
19. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya,
sehingga memberi ketenangan.
20. Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam memelihara kebersihan ruangan dan
lingkungan.
22. Memeriksa dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan berdasarkan macam dan jenis
makanan pasien kemudian memeriksa / meneliti ulang saat pengkajiannya.
24. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain
di ruangan rawat.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian, meliputi:
1. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan, melaksanakan
penilaian terhadap uapaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan.
3. Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta
mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
Perawat Pelaksana
Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu peran sebagai
perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara langsung maupun tidak langsung
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran
perawat sebagai perawat pelaksana perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu
perawat menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah
kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan xsecara langsung atau tidak
langsung (Praptianingsi, 2006). Dalam melaksanakan peran sebagai perawat pelaksana bertindak
sebagai:
a. Comferter
Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi, 2006). Menurut
Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu memberikan pelayanan
keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan
emosi sering kali memberikan kekuatan kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam
memberikan kenyamanan kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan dengan klien.
c. Communication
Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini terkait dengan
keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam untuk memberikan asuhan
keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Praptianingsi, 2006).
Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh peran
perawat pelaksana yang lain. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara
sesama perawat san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Memberikan
perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan keluarga, memberikan
perlindungan pada klien dari ancaman terhadap kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur
asuhan keperawatan dan lainlain tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.
d. Rehabilitator
Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi organ atau bagian
tubuh agar sembuh dan berfungsi normal.
Rehabilitas merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal setelah
sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas
rehabilitas dan restoratif mulai dari mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu
berjalan sampai membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan
penyakit kronis (Potter & Perry, 2005).
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Dari banyak masalah pelayanan kesehatan yang ramai dibicarakan pada akhir-akhir ini, salah
satu diantaranya yang dinilai cukup penting adalah yang menyangkut mutu pelayanan kesehatan.
Adapun yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan di sini ialah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak memuaskan pasien
sesuai dengan kepuasan rata-rata mayoritas pasien yang menjadi pelangganannya, serta di pihak lain
yang diselenggarakan sesuai dengan standar pelayanan dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
(Azwar, 1996).
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, banyak hal yang harus
diperhatikan. Termasuk yang terpenting adalah faktor lingkungan (environment) pelayanan kesehatan.
Adapun yang dimaksud dengan faktor lingkungan di sini ialah keadaan sekitar yang mempengaruhi
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Faktor lingkungan ini banyak macamnya. Salah satu diantaranya
adalah sistem manajemen yang diterapkan pada institusi kesehatan. Secara umum disebutkan apabila
sistem manajemen tersebut tidak sempurna, dalam arti tidak menopang prinsip-prinsip mutu, maka
sulitlah diharapkan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu (Donabedian, 1980).
Sistem manajemen yang terdapat pada pelayanan kesehatan banyak macamnya. Salah satu
diantaranya adalah manajemen keperawatan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan,
manajemen keperawatan harus dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya.
Jika ditinjau dari situasi dan kondisi pelayanan kesehatan pada saat ini, terutama yang
diselenggarakan oleh rumah sakit, peningkatan mutu manajemen keperawatan ini dipandang telah
merupakan hal yang sangat mendesak. Mudah dipahami, karena bukan saja mutu pelayanan
keperawatan pada saat ini telah sangat memperihatinkan, tetapi juga karena dalam waktu dekat
Indonesia akan memasuki era globalisasi. Untuk dapat meningkatkan daya saing pelayanan kesehatan di
Indonesia, peningkatan manajemen keperawatan tersebut telah tidak dapat ditunda lagi.