Anda di halaman 1dari 48

Manajemen Keperawatan

Pengertian Manajemen Keperawatan

Menurut beberapa ahli, manajemen keperawatan itu memiliki beberapa pengertian. Pertama,
manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2007).

Artikel Lain : Cara Mudah Mendapatkan UID Facebook Tersegmen dan Tertarget

Sedangkan menurut Gillies, 1998, dalam tulisan di disiniwinny.blogspot.co.id


menyebutkan, manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa
aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

Jadi bisa kita simpulkan manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber sumber yang ada
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif.

Fungsi Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan memiliki beberapa fungsi dalam penerapannya. Diantaranya adalah


fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerak (actuating),
pengendalian (controlling), dan penilaian (evaluating).

Artikel Lain : Manajemen Produksi, Cara Terbaik Optimalkan Produksi

Fungsi Perencanaan Manajemen Keperawatan

Perencanan yang diperlukan dalam manajemen keperawatan bertitik tumpu pada tujuan apa yang
ingin dicapai. Selain itu juga persiapan-persiapan tindakan yang perlu diambil untuk keadaan-
keadaan tertentu nantinya.Tujuannya agar tindakan perawat nanti dapat terarah dengan baik.

Fungsi Pengorganisasian Manajemen Keperawatan

Fungsi ini merupakan pengaturan setelah rencana. Jadi manajemen keperawatan juga mengatur
dan menentukan pembagian tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat alat, keuangan
dan fasilitas.

Fungsi Penggerak Manajemen Keperawatan

Tanda manajemen keperawatan yang berhasil adalah saat mampu menggerakkan orang orang
agar mau atau suka bekerja. Manajemen keperawatan harus mampu menciptakan suasana bekerja
bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara internal.
Artikel Lain : Bagaimana Perkembangan Ekonomi Belanda? Part 4

Fungsi Pengendalian Manajemen Keperawatan

Karena tugasnya adalah mengelola maka agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana harus
dilakukan pangawasan pada pelaksanaannya, apakah orangorangnya, cara dan waktunya tepat.
Pengendalian ini juga berfungsi agar kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki.

Fungsi Penilaian Manajemen Keperawatan

Fungsi ini menunjukan manajemen keperawatan sebagai media pengukuran dan perbandingan
hasil hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai.

Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan

Dalam pelaksanaannya manajemen keperawatan memegang sepuluh prinsip atau kerangka kerja
yang harus dilakukan. Berikut ini sepuluh prinsip yang mendasari manajemen keperawatan

Artikel Lain : Pengertian dan Fungsi Manajemen Koperasi

Pertama, manajemen keperawatan seharusnya sesuai dengan perencanaan. Karena dengan fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, juga pemecahan
masalah yang efektif dan terencana.

Kedua, manajemen keperawatan dilakukan dalam time schedule yang efisien. Manajer
keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik
dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Ketiga, manajemen keperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat. Setiap situasi
maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan
pengambilan keputusan sesuai dengan tingkat manajerial.

Artikel Lain : 3 Tingkatan Manajemen Perubahan, Pengertian dan Tugasnya

Keempat, manajer keperawatan harus selalu mengutamakan segala hal yang menjadi kebutuhan
asuh keperawatan dan keinginan pasien. Karena kepuasan pasien merupakan poin utama dari
seluruh tujuan keperawatan. Pasien yang puas dan bahagia akan membantu proses pengobatan
mereka.

Kelima, manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisiran ini dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Keenam, pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan.
Ketujuh, manajemen keperawatan juga sebagai media motivasi kerja para perawat. Divisi
keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang
baik.

Artikel Lain : 7 Sumber Backlink Berkualitas dan Gratis Untuk SEO Pemula

Kedelapan, manajemen keperawatan selalu menggunakan komunikasi yang efektif. Dengan


komunikasi yang efektif maka kesalahpahaman akan berkurang dan memberikan persamaan
pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.

Kesembilan, manajemen keperawatan juga mengembangkan kemampuan staf. Pengembangan


staf dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawatperawat pelaksana menduduki posisi yang
lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.

Kesepuluh, pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian


tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip
prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan.

http://rocketmanajemen.com/manajemen-keperawatan/
MANAJEMEN KEPERAWATAN

Pengantar Manajemen Keperawatan


2.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain.
(P. Siagian, 2000)
Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989)
Jadi manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi
sumber sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.

2.1.2 Fungsi Manajemen


1. Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :
a. Gambaran apa yang akan dicapai
b. Persiapan pencapaian tujuan
c. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
d. Persiapan tindakan tindakan
e. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
f. Tiap tiap organisasi perlu perencanaan
2. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan
menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat alat, keuangan dan fasilitas.
3. Penggerak (actuating), menggerakkan orang orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana
bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara
interval
4. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat
tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang orangnya, cara dan waktunya tepat.
Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
5. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan,
sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan
manajemen.
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material,
methode, machine, minute dan market.

2.1.3 Prinsip Manajemen


Prinsip prinsip manajemen menurut Fayol adalah
a. Division of work (pembagian pekerjaan)
b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
c. Dicipline (disiplin)
d. Unity of command (kesatuan komando)
e. Unity of direction (kesatuan arah)
f. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan
umum)
g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
h. Centralization (sentralisasi)
i. Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)
j. Order (ketertiban)
k. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)
l. Equity (keadilan)
m. Inisiative (prakarsa)
n. Esprit de Corps (kesetiakawanan korps)

2.1.4 Proses Manajemen Keperawatan


Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana
masing masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input,
proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan
dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan
riset.
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari
bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi.
Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan
penampilan kerja perawat.

2.1.5 Prinsip prinsip yang mendasari Manajemen Keperawatan


a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah
yang efektif dan terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik
dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat
dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien
merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja
yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif
akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian
diantara pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip prinsip
melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki
kekurangan.
Berdasarkan prinsip prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya
bekerja bersama sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.2 Metode Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengertian
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses
dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996).
Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995) mengidentifikasikan 8 model pemberian
asuhan keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit adalah Keperawatan
Tim dan Keperawatan Primer. Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress,
maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998; 143) yaitu:
a. Sesuai dengan visi dan misi institusi
b. Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.
c. Efisien dan efektif penggunaan biaya.
d. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.
e. Kepuasan kinerja perawat.

2.2.2 Tujuan
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim
keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim
keperawatan.

2.2.3 Macam-macam metode Asuhan Keperawatan


Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode pemberian
asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan:
1. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
Model ini diterapkan pada saat perang dunia ke 2. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah
dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 2 jenis intervensi
keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi
keperawatan, perawat melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang
ada (Nursalam, 2002).

Kepala Ruangan
Perawat :
Pengobatan
Perawat :
Pengobatan
Perawat :
Pengobatan
Perawat :
Pengobatan

Pasien

2. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus


Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik
dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien
tertentu (Nursalam, 2002).
Kepala Ruangan
Staf Perawat
Staf Perawat
Staf Perawat
Pasien
Pasien
Pasien

3. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer


Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif
serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 6 klien dan
bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer
bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer
sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate
nurse)

Kepala Ruangan
Dokter
Sarana RS
Perawat Primer

Pasien
Perawat Pelaksana evening
Perawat Pelaksana night
Perawat Pelaksana jika diperlukan
4. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup
yang terdiri atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang
saling membantu ( Douglas, 1984).

Kepala Ruangan

Ketua Tim
Ketua Tim
Ketua Tim
Anggota
Anggota
Anggota
Pasien / klien
Pasien / klien
Pasien / klien

2.3 Interdisciplinary Rounds or Case Conference


2.3.1 Pengertian KonferensI
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal yang telah dilakukan
pada praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala
yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak direncanakan, termasuk
kejadian kegawatan klien yang harus dihadapi peserta didik.

1. Konferensi klinik
Merupakan kegiatan berdiskusi antara berbagai antar profesi kesehatan seperti dokter,
perawat dan ahli gizi yang membahas tentang perkembangan pasien, ilmu-ilmu terbaru yang
bertujuan dalam perkembangan pelayanan kesehatan dan untuk kesehatan pasien.
2. Konferensi pra-klinik
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok tentang praktik klinik yang akan dilakukan
keesokan hari. Tujuan, cara pencapaian tujuan, dan rencana tindakan (mulai dari fokus
pengkajian, sampai kepada rencana evaluasi), serta tambahan didiskusikan bersama.

2.3.2 Interdisciplinary Rounds Or Case Conference


Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan
sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas
perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat
mengurangi gangguan dari luar.
Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
1. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi ka tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.
Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan
PJ tim(Modul MPKP, 2006)
2. Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep
tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim
atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)
Tujuan Pre dan Post Conference : Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa
masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana
antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962).
Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997).
3. Peer review
Peer Review adalah proses evaluasi diantara teman sekerja dan seprofesi dengan kemampuan
yang sama praktek. Mereka secara kritis mereview praktek sejawatnya dengan menggunakan standar
kinerja yang baku. Ini adalah self-regulation dan mendukung prinsip autonomi. Peer review terdiri dari
sejawat yang memeriksa tujuan asuhan langsung dari sejawatnya dengan standar yang khusus, indicator
kritis dari asuhan yang ditulis oleh sejawat. Tujuan peer review adalah untuk mengukur akontabilitas,
evaluasi dan meningkatkan pemberian asuhan, identifikasi kekuatan dan kelemahan, mengembangkan
policy yang baru atau diubah.

2.4 Keselamatan Pasien (Patient Safety)


Keselamatan pasien, yaitu upaya perlindungan pasien dari hal-hal yang dapat membahayakan
keselamatan pasien seperti jatuh, kebakaran, dll.
a. Pasien Safety
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.(Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit,
Depkes R.I. 2006)
b. Universal precation
Tindakan pengendalian infeksi sederhana yang digunakan oleh seluruh petugas kesehatan, untuk
semua pasien, setiap saat pada semua tempat, pelayanan dalam rangka pengurangi resiko
penyebaran infeksi (Nursalam dan Ninuk, 2007).
Standar keselamatan pasien wajib diterapkan rumah sakit dan penilaiannya dilakukan dengan
menggunakan Instrumen Akreditasi rumah Sakit. Standar Keselamatan Pasien menurut (PMK
No. 1691 tentang keselamatan pasien Rumah Sakit) terdiri dari 7 standar yaitu :
Target 1 syarat 1
Identifikasi pasien secara tepat : tujuan dari sasaran ini adalah untuk mendapatkan identifikasi
yang setepatnya dari individu yang menerima perawatan tersebut
Target 2 syarat 2
Meningkatkan komunikasi yang efektif : komunikasi yang tidak efektif adalah hal yang paling
sering disebutkan sebagai penyebab dari kasus-kasus sentinel. Komunikasi harus tepat pada
waktunya, akurat, komplit, tidak rancu, dan di mengerti sang penerima.
Target 3 syarat 3
Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan perhatian : manajemen obat-
obatan yang tepat merupakan faktor penting dalam menjamin keselamatan pasien
Target 4 syarat 4, 5 dan 6
Mengurangi salah lokasi, salah pasien dan salah tindakan operasi : tujuan dari target ini adalah
untuk selalu mengenali tepat lokasi, tepat pasien dan tepat tindakan.
Target 5 syarat 7
Mengurangi risiko infeksi : penelitian telah membuktikan bahwa melakukan petunjuk cuci
tangan akan mengurangi transmisi infeksi dari staff ke pasien. Hal ini akan mengurangi insiden
kesehatan yang berhubungan dengan infeksi.
Target 6 syarat 8
Mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh : jatuh menjadi salah satu bagian besar dari
penyebab cederanya pasien yang sedang dirawat dirumah sakit.
Diposkan oleh Keperawatan di 05.50

http://disiniwinny.blogspot.co.id/2013/01/manajemen-keperawatan.html
#1. Menurut Ahli Henry Fayol:
Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang, mengorganisasi,
memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Sedangkan fungsi manajemen adalah elemen-
elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan
acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

#2. Menurut Ahli James A.F. Stoner (2006:Organisasi.org)


Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

#3. Menurut Ahli Mulayu S.P. Hasibuan (2000:2)


Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.

#4. Menurut Ahli T.Hani Handoko (2000:10)


Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan.

#5. Menurut Ahli Marry Parker Follet


Manajemen adalah & seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain

#6. Menurut Ahli Prof. Oie Liang Lee


Manajemen adalah ilmu dan seni mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan
bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

#7. Menurut Ahli The Liang Gie, 1982


Manajemen adalah unsur yang merupakan rangkaian perbuatan menggerakkan karyawan-
karyawan dan mengarahkan segenap fasilitas kerja agar tujuan organisasi yang bersangkutan
benar-benar tercapai.

#8. Menurut Ahli George R. Terry, 1994


Manajemen dalam bukunya Principles of Management yaitu Suatu proses yang membedakan
atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik
ilmu maupun seni demmi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

#9. Menurut Ahli Dr. Sp. Siagian dalam buku & FILSAFAT ADMINISTRASI
Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui orang lain

#10. Menurut Ahli Ordway Tead yang disadur oleh Drs. He. Rosyidi dalam buku
ORGANISASI DAN MANAGEMENT
Manajemen adalah Proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukan arah
penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
#11. Menurut Ahli Renville Siagian
Manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola
oleh para tenaga ahli terlatih serta berpengalaman.

#12. Menurut Ahli Richard L.Daft (2002:8)


Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien
melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi.

#13. Menurut Ahli Oxford


Manajemen ialah the process of dealing with or controlling people or things (proses berurusan
dengan atau mengendalikan orang atau benda).

#14. Menurut Ahli Horold Koontz


Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

#15. Menurut Ahli Lawrence A. Appley


Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.

#16. Menurut Ahli Hilman


Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi
usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.

#17. Menurut Ahli Ricky W. Griffin:


Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

#18. Menurut Ahli William H. Newman:


Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang
lain.

#19. Menurut Ahli Drs. Oey


Manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan
pengontrolan.

#20. Menurut Ahli Prof. Eiji Ogawa


Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian kegiatan-kegiatan
termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu
telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi
lingkungan yang berubah.

#21. Menurut Ahli Federick Winslow Taylor


Manajemen adalah Suatu percobaan yang sungguh-sungguh untuk menghadapi setiap persoalan
yang timbul dalam pimpinan perusahaan (dan organisasi lain)atau setiap system kerjasama
manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan menggunakan alat-alat perumusan.
#22. Menurut Ahli Lyndak F. Urwick
Manajemen adalah Forecasting (meramalkan), Planning Orga-nizing (perencanaan
Pengorganisiran), Commandin (memerintahklan), Coordinating (pengkoordinasian) dan
Controlling (pengontrolan).

#23.Menurut Ahli Cyril Odonnel


Dalam bukunya yang berjudul Principles of Management mengemukakan, manajemen adalah
berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain.

#24. Menurut Ahli Ensiclopedia of The Social Sciences


Manajemen diartikan sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan
diarvasi.

#25. Menurut Ahli Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39)


Menyatakan bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan administrator untuk
melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu.

#26. Menurut Ahli Millet (1954)


Manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang
terorgasisir secara formal sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.

#27. Menurut Ahli Davis (1951)


Manajemen adalah fungsi dari setiap kepemimpinan eksecutif dimanapun.

#28. Menurut Ahli Kimball and Kimball (1951)


Manajemen terdiri dari semua tugas dan fungsi yang meliputi penyusunan sebuah perusahaan,
pembiayaan, penetapan garis-garis besar kebijaksanaa,penyediaan semua peralatan yang
diperlukan dan penyusunan kerangka organisasi serta pemilihan para pejabat terasnya.

#29. Menurut Ahli Peter Drucker


Dalam buku The Principles of Management yang ditulis oleh pencetus teori bisnis Amerika yang
meraih penghargaan Presidential Medal of Freedom di tahun 2002 ini, manajemen adalah organ
yang memiliki banyak tujuan untuk mengelola bisnis serta mengelola manajer dan juga
mengelola pekerja dan bekerja.

#30. Menurut Ahli Chaster I Bernard :


Manajemen adalah seni dan ilmu

Setelah mengetahui tentang apa itu manajemen dalam sisi pengertian atau definisi, berikutnya
Anda juga harus mengetahui tentang fungsi dari manajemen.

Dalam praktenya, fungsi manajemen sangat startegis. Maka dari itu memahami tentang fungsi
manajemen sangat dianjurkan bagi siapa saja, terutama bagi mereka yang sedang fokus
menempuh mata kuliah manajemen di kampus atau universitas.
Simak, 7 Fungsi Manajemen berikut ini.
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang paling pertama. Sebuah manajemen harus mampu
membuat sebuah perencanaan organisasi yang di-manage-nya. Dalam fungsi perencanaan
setidaknya manajemen harus mampu menetapkan tujuan perusahaan, menentukan langkah-
langkah yang akan diambil, merumuskan resiko dan hambatan yang akan dihadapi. Jadi intinya
pada fungsi ini manajemen dituntut memiliki visi yang jauh kedepan mengenai arah perusahaan
yang dijalankannya. Bagaimana bila manajemen tidak memiliki perencanaan? Silahkan terbitkan
SK pembubaran organisasi, tutup pintu kantor, pasang tulisan disewakan, lalu pulanglah ke
rumah. Lebih baik sebelum organisasi jalan dengan kacau-balau dan mengalami kerugian yang
besar.

2. Fungsi Penganggaran (Budgeting)


Fungsi budgeting sebenarnya merupakan sebuah perencanaan juga, tetapi lebih spesifik disini
dalam hal perencanaan keuangan. Setelah manajemen menetapkan sebuah planning mengenai
langkah-langkah yang akan dilakukannya, selanjutnya perlu dilakukan sebuah perencanaan
keuangan yang akan digunakan dalam menjalankan roda organisasinya. Disini manajemen perlu
membuat rencana pengeluaran, rencana arus kas, serta gambaran mengenai potensi dan sumber
pemasukan.

3. Fungsi Penyusunan (Staffing)


Pada fungsi ini manajemen harus melakukan penyusunan posisi dan tugas-tugas setiap
departemennya. Perlu diperhatikan bahwa penyusunan yang dibentuk harus mendukung apa
yang telah menjadi planning dari awal agar fungsi ini singkron dengan visi organisasi dan tidak
ada saling tumpang-tindih tugas. Selain itu pada fungsi ini juga ditekankan mengenai
penunjukan, pemilihan, pengangkatan, dan pembinaan sumber daya manusia.

4. Fungsi Pengarahan (Directing)


Setelah tahapan fungsi staffing dijalankan, maka berikutnya perlu sebuah pengarahan. Fungsi ini
sebenarnya bagian dari Leading. Pada fungsi ini manajemen dituntut mampu memberikan
pengarahan terkait visi dan misi organisasi, prinsip-prinsip yang dipegang, langkah-langkah, dan
tentu tugas setiap departemen agar jalannya organisasi lebih terarah dan selaras dengan tujuan
yang ditetapkan.

5. Fungsi Pengawasan (Controlling)


Pada fungsi pengawasan, seluruh jalannya organisasi yang telah dilakukan harus diawasi agar
tetap dalam arah yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam tahap ini juga dilakukan pengawasan
mengenai hal-hal yang tidak diinginkan atau resiko yang mungkin saja terjadi. Pengawasan juga
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh organisasi dan
membandingkannya dengan apa yang telah direncanakan.

6. Fungsi Kordinasi (Coordinating)


Kordinasi juga merupakan bagian dari Leading, sama halnya dengan pengarahan. Bila dalam
tahap pengarahan hanya ada interaksi dari manajemen ke bawahan, maka dalam fungsi kordinasi
ada sebuah interaksi dan saling tukar informasi. Interaksi ini dibutuhkan agar ketika berjalannya
roda organisasi, dapat dilakukan pembaharuan untuk kepentingan perbaikan organisasi.

7. Fungsi Pelaporan (Reporting)


Fungsi terakhir adalah pelaporan kepada stakeholder atau pihak-pihak yang berkepentingan.
Seluruh jalannya organisasi mulai dari perencanaan, penganggaran, pengawasan, hingga
kordinasi harus dilaporkan. Stakeholder yang dimaksud disini biasanya dalam perusahaan yaitu
pemegang saham atau bisa juga komisoner, sedangkan dalam pemerintahan yaitu masyarakat
sendiri (sesuai konsep demokrasi).

Itulah 7 fungsi manajemen yang dikutip dari laman edukreatif.com. Entah apa yang terjadi jika
hidup yang kita lalui tanpa adanya sebuah manajemen. Atau tidak tahu apa yang akan terjadi jika
seorang yang mempelajari ilmu manajemen tidak tahu pengertian manajemen dan fungsi
manajemen.

Semoga 30 pengertian atau definisi manajemen menurut para ahli bisa memberikan manfaat bagi
Anda. Mohon maaf dan silahkan dikoreksi jika terjadi kesalahan dalam penulisan atau penyajian
informasi. Dalam belajar, budaya saling mengingatkan dapat menjadi sistem informasi belajar
yang efektif.

Silahkan Berkomentar

https://www.pekanews.com/2016/06/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli-dan-7-fungsi-
manajemen/#
Makalah Manajemen Keperawatan

BAB I
Pendahuluan
Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan
keperwatan melalui upaya staf keperwatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan,
dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan sesuai dengan
pendekatan system terbuka. Oleh karena itu manajemen keperawtan terdiri atas beberap
komponen oleh tiap-tiap komponen saling berinteraksi. Pada umumnya suatu system dicirikan
oleh lima komponen, yaitu input, proses, output, control,dan mekanisme umpan balik.
Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada beberapa
dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat melalui upaya mencegah,
mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area
kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi
pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.

BAB II
Pembahasan
Konsep dasar manajemen keperawatan
Pengertian manajemen
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui kerja sama dengan orang lain ( Hersey dan Blanchard, 2002 ).
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain. (
G.R. Terry )
Manajemen adalah suatu proses merancang, memelihara suatu lingkungan dimana orang orang
yang bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
seefisien mungkin ( H. Weihrich dan H. Koontz ).
Manajemen adalah pelaksanaan pekerjaan bersama orang lain ( Harold Konte dan Cyril
ODonnel )
Yayan bahtiar . Surati S, Menejemen Keperawatan dengan Pendeketan praktis 2002
Pengertian manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat ( Gillies, 1985 ).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebaik baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan.
Manajemen keperawatan semula ditekankan pada sentralisasi kewenangan dan tanggung
jawab, kini menjadi desentralisasi melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dengan
memfokuskan kegiatan koordinasi, integrasi, dan kegiatan penunjang.
Selain itu, telah terjadi perubahan mendasar pada manajemen keperawatan dan pengguna
sumber daya yang represif menuju ke pendayagunaan sumber daya yang bersifat pro aktif, lebih
ditekankan pada terjaminnya aktivitas kolaborasi dan keterbukaan dalam setiap kegiatan untuk
mencapai tujuan. ( Agus Kuntoro, 2010 )
Komponen manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi. Pada
umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu input, proses, output, control dan
mekanisme umpan balik.
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel,
peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau
keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan
pengembangan serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran. Control
dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang
proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan
akreditasi. Selain itu, mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan
perbaikan kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan
keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan proses
keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah
pelaksanaan proses keperawatan. Proses manajemen, sebagaimana juga proses keperawatan,
terdiri atas kegiatan pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan rencana, pelaksanaan
kegiatan, dan kegiatan penilaian hasil. ( Gillies, 1985 )
Kerangka dasar maanjemen keperawatan adalah manajemen partisipatif yang berlandaskan pada
paradigma keperawatan yang terdiri atas manusia, perawat atau keperawatan, kesehatan dan
lingkungan.
Manusia, dalam manajemen partisipatif adalah individu, keluarga atau masyarakat yang
diberikan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan tugas keperawatan yang terorganisasi,
terarah, terkoordinasi dan terintegrasi dalam rentang kendali yang ditetapkan.
Perawat atau keperawatan adalah tenaga keperawatan baik tingkat manajerial puncak,
menengah, maupun bawah, dan para pelaksana keperawatan yang berada dalam rentang
komunikasi untuk bekerja sama memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar
keperawatan.
Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada beberapa
dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat melalui upaya mencegah,
mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area
kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi
pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.
Prinsip dasar manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan dapat dilaksanakan secara benar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
beberapa prinsip dasar berikut :
a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
Perencanaan merupakan hal yang utama dalam serangkaian fungsi dan aktivitas manajemen.
Tahap perencanaan dan proses manajemen tidak hanya terdiri dari penentuan kebutuhan
keperawatan pada berbagai kondisi klien, tetapi juga terdiri atas pembuatan tujuan,
mengalokasikan anggaran, identifikasi kebutuhan pegawai, dan penetapan struktur organisasi
yang diinginkan. Perencanaan merupakan pemikiran atau konsep konsep tindakan yang
umumnya tertulis dan merupakan fungsi penting di dalam mengurangi resiko dalam pengambilan
keputusan, pemecahan masalah, dan efek efek dan perubahan. Selama proses perencanaan,
yang dapat dilakukan oleh pimpinan keperawatan adalah menganalisis dan mengkaji sistem,
mengatur strategi organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang dan pendek, mengkaji
sumber daya organisasi, mengidentifikasi kemampuan yang ada, dan aktivitas spesifik serta
prioritasnya. Perencanaan dalam manajemen mendorong seorang pemimpin keperawatan untuk
menganalisis aktivitas dan struktur yang dibutuhkan dalam organisasinya.
b. Manajemen keperawatan dilaksanaan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan menghargai waktu akan mampu menyusun perencanaan yang terprogram dengan
baik dan dilaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan. Keberhasilan
seorang pemimpin keperawatan bergantung pada penggunaan waktu yang efektif. Dalam
keperawatan, manajemen sangat dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan keperawatan. Dalam
kontek ini, seorang pimpinan harus mampu memanfaatkan waktu yang tersedia secara efektif.
Hal demikian dibutuhkan untuk dapat mencapai produktifitas yang tinggi dalam tatanan
organisasinya.
c. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi dan
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan akan berpengaruh terhadap proses atau jalannya aktivitas yang akan dilakukan. Proses
pengambilan keputusan akan sangat mempengaruhi oleh kemampuan komunikasi dan para
manajer.
d. Manajemen keperawatan harus terorganisasi. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi mencapai tujuan. Terdapat 4 buah struktur organisasi, yaitu unit,
departemen, top atau tingkat eksekutif dan tingkat operasional. Prinsip pengorganisasian
mencakup hal hal pembagian tugas ( the devision of work ), koordinasi, kesatuan komando,
hubungan staf dan lini, tanggung jawab dan kewengan yang sesuai adanya rentang pengawasan.
Dalam keperawatan, pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara fungsional dan
penugasan, alokasi pasien perawatan grup/ tim keperawatan, dan pelayanan keperawatan utama (
Gillies, 1985 ).
e. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi merupakan
bagian penting dan efektivitas menejemen. Komunikasi yang dapat dilakukan secara efektif
mampu mengurangi kesalahpahaman, dan akan memberikan perasaan, pandangan arah dan
pengertian diantara pegawai dalam suatu tatanan organisasi.
f. Pengendalian merupakan elemen menegemen keperawatan. Pengendalian dalam menegemen
dilakukan untuk mengarahkan kegiatan menegemen susuai dengan dengan yang direncanakan.
Selain itu , pengendalian dilaksanakan pada kegiatan yang dilakukan tidak banyak terjadi
kesalahan yang berakibat negative terhadap klien dan pihak yang terkait dengan manageman.
Pengendalian meliputi penilaian tentang pelaksanaan trencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi, menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, dan membandingkan
penampilan dengan standar serta memperbaiki kekurangan. ( Agus Kuntoro, 2010 )

Fungsi Fungsi Manajemen

Dalam keperawatan, manajemen berhubungan dengan perencanaan (planning),


pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing), kepemimpinan (leading), pengendalian
(controling) aktifitas-aktifitas keperawatan (Swanburg, 2000). Pada dasarnya manajemen
keperawatan adalah proses dimana seorang perawat menjalankan profesi keperawatannya. Segala
bentuk dari organisasi perawatan kesehatan memerlukan manajemen keperawatan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.

Berikut ini adalah pembahasan fungsi-fungsi manajemen secara lebih mendalam.

1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal
yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
(Siagian, 1990). Sedangkan menurut Fayol didalam Swansburg (2000) mendefinisikan bahwa
yang dimaksud dengan manajemen adalah membuat suatu rencana untuk memberikan pandangan
kedepan. Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang penting karena mengurangi risiko
pembuatan keputusan yang kurang tepat atau membantu mengantisipasi jika suatu proses tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Perencanaan juga dapat menolong pekerja-pekerja mencapai
kepuasan dalam bekerja.selain itu perencanaan juga membantu penggunaan waktu yang efektif.

Dalam suatu perencanaan dibutuhkan suatu pengetahuan yang mengacu kepada proses,
unsur, dan standar dari suatu perencanaan. Selain hal tersebut juga perlu didalami ilmu
pengetahuan dan keterampilan tentang pelaksanaan perencanaan sehingga perencanaan yang
akan dilakukan dapat berjalan sesuai dengan tujuan awal. Suatu perencanaan yang baik harus
berdasarkan pada sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar dan bersifat fleksibel,
seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia lebih dahulu (Swansburg, 2000).
Dengan menjalankan prinsip-prinsip yang ada dalam perencanaan ini, maka diharapkan tujuan
dapat tercapai dengan efektif baik dalam penggunaan sumber daya manusia maupun sumber
daya material.

Dalam manajemen keperawatan, perencanaan dimulai dengan kegiatan menentukan


tujuan, mengumpulkan data, menganalisis dan mengorganisasiukan data-data yang akan
digunakan untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dan menentukan sumber-sumber
untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu perencanaan juga membantu untuk menjamin bahwa
klien dapat menerima pelayanan yang mereka inginkan serta mereka butuhkan. Selain itu sumber
daya yang digunakan dapat digunakan seefektif dan seefisien mungkin.

2. Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk tujuan mencapai


objektif, menentukan cara untuk pengorganisasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya baik
secara vertikal maupun horisontal yang bertanggungjawab untuk mencapai objektif organisasi
(Swansburg, 2000).

Prinsip-prinsip pengorganisasian diantaranya adalah prinsip rantai komando, kesatuan


komando, rentang kontrol, dan spesialisasi. Prinsip rantai komando menggunakan hubungan
dalam alur yang hirarkis dalam alur autokratis dari atas kebawah. Komunikasi terjadi sepanjang
rantai komando dan cenderung satu arah. Sedangkan dalam prinsip kesatuan komando memiliki
satu pengawas, satu pemimpin, dan satu rencana untuk kelompok aktifitas dengan objektif yang
sama. Prinsip rentang kontrol menyatakan bahwa individu harus menjadi pengawas yang
mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi maupun geografi. Prinsip spesialisasi
menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal.

3. Fungsi Pengarahan

Menurut Douglas didalam Swansburg (2000), pengarahan adalah pengeluaran penugasan,


pesanan dan instruksi yang memungkinkan pekerja memahami apa yang diharapkan darinya dan
pedoman serta pandangan pekerja sehingga ia dapat bekerja dan berperan secara efektif dan
efisien untuk mencapai objektif organisasi. Pada pengarahan yang harus dipertimbangkan adalah
komunikasi dalam hubungan interpersonal.

Pengarahan itu dapat terjadi apabila seorang pemimpin mendapatkan masukan yang
optimum dari bawahannya untuk kepentingan semua masalah oleh karena itu seorang pemimpin
harus benar-benar mengerti keterbatasan bawahannya.

Di dalam manajemen keperawatan, yang dimaksud dengan pengarahan adalah


tindakan fisik dari manajemen keperawatan, proses interpersonal dimana personil keperawatan
mencapai objektif keperawatan (Swansburg, 2000). Sebagai seorang pemimpin dalam
manajemen keperawatan, ia harus mempunyai kemampuan untuk membujuk bawahan bersama-
sama bekerja keras untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam pelayanan keperawatan.untuk
mencapai hal tersebut pimpinan keperawatan seharusnya telah dibekali ilmu dasar yang kuat
tentang kebijaksanaan organisasi, tujuan, program-program baru dan rencana untuk perubahan.
Selain itu pimpinan keperawatan juga harus mempunyai perilaku yang dapat diterima secara
sosial, kualitas personal yang dapat diterima bawahan, keterampilan dalam memimpin, serta
kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Jika semua ini ada pada seorang pimpinan
keperawatan maka pengarahan yang efektif dapat dilaksanakan sehingga dukungan bawahan
untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan optimal. Secara operasional keefektifan
pengarahan dapat dilihat dari kesamaan komando dan terciptanya tanggung jawab bawahan
secara penuh kepada satu pimpinan.

4. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah pemeriksaan untuk melihat apakah segala sesuatunya terjadi sesuai
rencana yang telah disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah
ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki
dan tidak terjadi lagi (Fayol dalam Swansburg, 2000).

Pengontrolan dilakukan sesuai fakta yang ada. Bila isu muncul sebaiknya satu sama lain
bertemu dan menenangkan mereka melalui kontak langsung. Untuk merangsang kerja sama,
perlu peran serta sejak semula. Proses pengontrolan dapat digambarkan dengan salah satunya
membuat standar bagi semua dasar-dasar manajemen dalam istilah-istilah yang diterima serta
hasil yang dapat diukur yang ukuran ini harus dapat mengukur pencapaian dan tujuan yang
ditentukan.

Kontrol termasuk koordinasi sejumlah kegiatan, pembuatan keputusan yang berhubungan


dengan perencanaan dan kegiatan organisasi, serta informasi dari pengarahan dan
pengevaluasian setiap kinerja petugas. Kron dan Gray dalam Swansburg (2000) menunjukkan
bahwa kontrol menggunakan pengevaluasian dan keteraturan. Karakteristik suatu sistem kontrol
yang baik adalah harus menunjukkan sifat dari aktivitas, melaporkan kesalahan-kesalahan
dengan segera, memandang ke depan, menunjukkan penerimaan pada titik-titik kritis, objektif,
fleksibel, menunjukkan pola organisasi, ekonomis, dapat dimengerti, dan menunjukkan tindakan
perbaikan.

Manajer perawat akan merealisasikan cara terbaik dalam menjamin kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan di ruangan-ruangan untuk menegakkan filosofi, standar pelayanan,
dan tujuan-tujuan.

Siklus manajemen keperawatan


Siklus manajemen dapat dilakukan dengan 4 tahap :
1. PLAN
2. ACT
3. MONITOR
4. REVIEW

1. Plan.
Perencanaan merupakan langkah utama yang mengawali seluruh rangkaian kegiatan dari suatu
organisasi kerja yang mempunyai fungsi meletakkan titik tolak dari kegiatan organisasi
selanjutnya, serta mengarahkan semua sumber, sarana, proses serta program berdasarkan
kebijaksanaan yang ditentukan untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi.
2. Act.
Dalam melaksanakan rencana peningkatan mutu pendidikan yang telah disetujui bersama
antara sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat, maka sekolah perlu mengambil langkah pro
aktif untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Kepala sekolah dan guru
hendaknya mendaya gunakan sumber daya pendidikan yang tersedia semaksimal mungkin,
menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu yang dianggap efektif, dan menggunakan
teori-teori yang terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (act) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap guru/ karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas
dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (act) ini adalah bahwa seorang guru/
karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu
mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4)
tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman
dalam organisasi tersebut harmonis.
Kepala sekolah dan guru bebas mengambil inisiatif dan kreatif dalam menjalankan program-
program yang diproyeksikan dapat mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Karena itu,
sekolah harus dapat membebaskan diri dari keterikatan-keterikatan birokratis yang biasanya
banyak menghambat penyelenggaraan pendidikan.
3.Monitor
Untuk menghindari berbagai penyimpangan, Pimpinan dalam hal ini Kepala sekolah perlu
melakukan monitoring terhadap kegiatan kegiatan peningkatan mutu yang dilakukan disekolah.
Kepala seolah sebagai Manager dan Pemimpin pendidikan disekolahnya berhak dan perlu
memberikan arahan, bimbingan, dukungan, dan teguran kepada bawahan dalam hal ini guru dan
tenaga lainnya, jika ada kegiatan yang tidak sesuai dengan jalur jalur yang telah ditetapkan.
Namun demikian, bimbingan dan arahan jangan sampai membuat guru dan tenaga lainnya
menjadi amat terkekang dalam melaksanakan kegiatan, sehingga tidak mencapai sasaran.
4. Review
Tahap terakhir adalah melakukan review terhadap proses belajar-mengajar yang telah dilakukan
guru. Proses review sebaiknya dilakukan berdasarkan rekaman dan data yang diperoleh
pengawas secara langsung ketika melakukan observasi kelas, dan pengawas sebaiknya
menghindari untuk menilai terlebih dahulu, tetapi hanya menunjukkan tentang apa yang telah
diobservasi. Jika guru telah membaca dengan seksama data hasil observasi tersebut, barulah
didiskusikan dan dianalisis, pada aspek apa guru harus memperbaiki performanya. Hasil dari
diskusi ini kemudian dicatat dan disepakati guru dan pengawas, untuk dijadikan bahan perbaikan
pada proses pembelajaran berikutnya. Pertanyaan sederhananya adalah, seberapa banyak dari
pengawas dan guru kita yang memahami prinsip supervisi dan melakukan proses dan siklus
supervisi yang ideal seperti ini?
Dengan kata lain bahwa Seorang pimpinan/kepala sekolah dalam tahapan ini haruslah secara
formal menilai prestasi kerja anggota terhadap rencana atau sasaran kerja yang telah disepakati,
serta memberikan feedback yang relevan. Dalam hal ini, leader dituntut agar mampu
mengidentifikasi dan mendokumentasikan trend prestasi kerja, yaitu dengan membandingkan
prestasi dengan sasaran kerja. Performance review akan menjadi akhir dari proses manajemen
kinerja dan awal manajemen kinerja berikutnya. Selain itu, hasil reviewing akan menghasilkan
dokumen formal bagi manejemen kinerja untuk referensi di masa datang. Oleh karenanya,
tahapan ini harus dilakukan secara terjadwal, persiapan matang, partisipatif dan mengaitkan
prestasi kerja individu dengan kinerja organisasi.

Daftar pustaka

1. Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta : EGC


2. Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
3. Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
4. Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga
http://akperserang.blogspot.co.id/2013/09/12.html

Diposkan oleh halifah handayani di 19.48


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
ujuan manajemen. Sebelum anda belajar tentang tujuan dari manajemen, terlebih dahulu anda
harus tau tentang manajemen itu sendiri. Manajemen adalah ilmu yang mempelajari tentang
perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan juga pengendalian suatu kegiatan organisasi serta
proses menggunakan sumber daya yang ada guna mencapai tujuan dari organisasi. Setelah anda
mengetahui tentang pengertian manajemen, baru anda belajar tentang tujuan dari manajemen itu
sendiri. Dilihat dari macamnya, ada banyak banget jenis dari manajemen diantaranya,
manajemen keuangan, manajemen strategi, manajemen pendidikan, manajemen sumber daya
manusia, dan masih banyak lagi manajemen-manajemen yang lainnya. Seperti yang sudah
dijelaskan tadi bahwa manajemen adalah sebuah organisasi yang melakukan beberapa tahapan
guna mencapai sebuah tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.

Dalam suatu manajemen terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, tujuan tujuan manajemen
tersebut diantaranya adalah :
Tujuan untuk jangka pendek. Tujuan jangka pendek meliputi, tujuan tugas, tujuan pekerjaan,
dan juga tujuan gerak
Tujuan jangka menengah. Tujuan jangka menengah meliputi, tujuan pemasaran, tujuan
produksi, tujuan keuangan, dan lain-lain.
Tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang meliputi, pencarian tenaga kerja dan juga
penyediaan beberapa lapangan kerja.

Diatas telah
dijelaskan tentang tujuan dari manajemen secara umum. Kali ini akan kita bahas tentang tujuan
manajemen sumberdaya manusia. Tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk
memperbaharui kontribusi produktif pada tenaga kerja terhadap organisasi dengan cara
bertanggung jawab secara etis, sosial, dan juga secara strategi. para anggota bagian departemen
dan manajer sumber daya manusia itu sendiri memenuhi tujuan dengan maksud untuk mencapai
apa yang diinginkan. Tujuan manajemen sumber daya manusia bukan hanya mencerminkan
sebuah kehendak dari sang manajer, akan tetapi disisi lain juga harus bisa menyeimbangkan
beberapa tantangan berorganisasi, fungsi dari SDM, dan orang orang bisa terpengaruh. Adanya
sebuah kegagalan dalam melakukan suatu tugas dalam organisasi dapat menyebabkan suatu
kerusakan pada bidang kinerja, laba, produktifitas, atau bisa juga menyebabkan kerusakan pada
kelangsungan hidup sebuah perusahaan itu sendiri.

Pada dasarnya ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia, tujuan- tujuan tersebut antara
lain :
Tujuan sosial. Tujuan ini dimaksudkan supaya organisasi dapat bertanggung jawab secara etis
dan sosial kepada kepada tantangan dan juga kepada keutuhan masyarakat dengan meminimalis
dampak negative yang akan timbul
Tujuan organisasi, tujuan organisasi merupakan sasaran formal yang telah dibuat guna
membantu kerja organisasi dalam mencapai suatu tujuan
Tujuan fungsional merupakan suatu tujuan yang diadakan guna mempertahankan kontribusi
dari sumber daya manusiaatau dari kontribusi menuju tingkatan yang sesuai dengan adanya
kebutuhan suatu oraganisasi
Tujuan individual merupakan tujuan yang bersifat pribadi dari masing- masing anggota
organisasi yang akan mencapai tujuan melalui sebuah aktifitas yang dilakukan di dalam
organisasi.
http://www.areabaca.com/2015/04/tujuan-manajemen.html
AB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuntutan Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu Pelayanan keperawatan ini perlu
mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan.
Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan
masyarakat , dan menjadi tenaga perawat yang professional.Pengembangan dalam berbagai
aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan
saling berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan , ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses
pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan
oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistim pelayanan
kesehataan.
Perubahaan-perubahaan ini akan membawa dampak yang positif seperti makin
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya
jenis dan keahlian tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat,
bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.Oleh karena alasan-alasan di atas maka
Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen
Keperawatan.
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di
Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam
organisasi keperawatan itu sendiri.
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan
tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan
membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itu
sendiri.
B. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini di buat Untuk mengetahui,memahami,dan menerapkan konsep
manajemen keperawatan dalam bidang kesehatan,khususnya bidang keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Pengertian manajemen

Manajemen adalah Suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui kerjasama dengan oranglain.(Harsey dan Blanchard)
Manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan suatu kegiatan.(James A. OBrien)
Manajemen adalah pelaksanaan bersama oranglain.(Harold Konte dan Cyril ODonnel)
Manajemen adalah pengorganisasian seluruh sumberdaya melalui perencanaan,
pengorganisasian, pemberian bimbingan dan pengendalian agar tercapai sasaran-sasaran dan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (Henry L.Silk)
Dari pengertian para pakar diatas disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan melalui perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pemberian bimbingan.
Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan dalam batas batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.
Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan,
pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan
yang ditentukan sebelumnya.

2. Pengertian Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman
kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan serta mengawasi sumber sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga
dan masyrakat.
Fungsi Fungsi Manajemen

Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :


a. Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :

1. Gambaran apa yang akan dicapai

2. Persiapan pencapaian tujuan

3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai

4. Persiapan tindakan tindakan

5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja

6. Tiap tiap organisasi perlu perencanaan

b. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan


menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat alat, keuangan dan fasilitas.

c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana
bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara
interval.

d. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat


tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang orangnya, cara dan waktunya tepat.
Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.

e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan,
sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan
manajemen.

3. Prinsip Prinsip Manajemen Keperawatan

Prinsip prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :

a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi


perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah
yang efektif dan terencana.

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer


keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik
dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun


permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan di berbergai tingkat manajerial.

d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat
dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien
merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.

e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan


kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.

f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses


pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan.

g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja
yang baik.

h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif


akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian
diantara pegawai.

i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian
tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip
prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan
Prinsip prinsip Organisasi menurut Fayol adalah:
a. Division of work (pembagian pekerjaan)

Tugas/Pekerjaan dibagi secara rata pada masing-masing individu ataupun tim.

b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)

Masing-masing personal atau Tim memiliki kewenangan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan
yang telah diberikan kepadanya.

c. Dicipline (disiplin)

Kedisiplinan merupakan hal yang sangat pokok dalam sistem manajemen.

d. Unity of command (kesatuan komando)

Merupakan kesatuan perintah,satu perintah dari atasan menjadi tanggung jawab bersama.

e. Unity of direction (kesatuan arah)

Merupakan tujuan yang sama.

f. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan
umum)

g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)

Penghasilan pegawai merupakan bentuk reward yang diberikan atas jasa yang telah dilakukan.

4. KERANGKA KONSEP
-Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan:
-Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya.
-Jika informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan membuat keputusan terbaik untuk
dirinya sendiri.
-Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.
-Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk mencapai tujuan
kelompok.
-Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan.
-Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan.
-Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan kewenangannya pada mereka
yang terbaik dalam organisasi.
-Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang profesional.
-Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan bersama untuk
menetapkan tujuan bersama

5. Proses Manajemen Keperawatan

Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing
masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena
merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol
dan mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan
fasilitas.
Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Untuk melaksanakan proses manajemen diperlukan keterampilan
teknik,keterampilan hubungan antar manusia,dan keterampilan konseptual.

Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.


Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi.
Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu
dan penampilan kerja perawat..
Berdasarkan prinsip prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja
bersama sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi fungsi manajemen
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

6. Komponen Sistem Manajemen Keperawatan

Komponen dari Manajemen Keperawatan:


1.Input
2.Proses
3.Output
4.Kontrol
5.Feed back mechanism

INPUT
Informasi
Personal
Peralatan
Fasilitas

PROSES

Kelompok manejemen [dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana] yang mempunyai tugas
dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan, organisasi, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
OUTPUT
Askep (Asuhan Keperawatan)
Pengembangan staf sampai dengan riset

KONTROL
Budget
Prosedur
Evaluasi Kinerja
Akreditasi

FEED BACK MECHANISM


Laporan Financial
Audit Keperawatan
Survey Kendali Mutu
Kinerja
Prinsip yang mendasari mananejemen keperawatan.
1.Berlandaskan perencanaan
2.Penggunaan waktu yang efektif
3.Melibatkan pengambilan keputusan
4.Memenuhi kebutuhan ASKEP pasien kepuasan pasien sebagai tujuan
5.Terorganisir sesuai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan

Lingkup Manajemen Keperawatan

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan


berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling
mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan
membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang
memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat
didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif
seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat
pelaksana meliputi:
a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan

b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa

c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat


d. Menerima akuntabilitas untuk hasil hasil keperawatan

e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan
melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat
pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
a. Manajemen operasional

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga
tingkatan manajerial, yaitu:
1. Manajemen puncak

2. Manajemen menengah

3. Manajemen bawah

b. Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada
beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang orang tersebut agar penatalaksanaannya
berhasil. Faktor faktor tersebut adalah

1. Kemampuan menerapkan pengetahuan

2. Ketrampilan kepemimpinan

3. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin

4. Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

c. Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang


menggunakan konsep konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

7. Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP

Syarat-syarat Ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai berikut:


1. Memiliki fasilitas perawatan yang memadai.

2. Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada.

3. Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi

4. Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer.

Peran Manajer
Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi faktor lain
yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya bagaimana manajer bekerja
dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam
memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya
kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer
dalam memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar diciptakan
suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik baiknya. Manajer mempunyai lima dampak terhadap faktor lingkungan dalam tuga
professional sebagaimana dibahas sebelumnya (Nursalam, 2002).
Menurut Rewland & Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam kepuasan kerja
yaitu: input, hubungan manajer dengan staf, disiplin kerja, lingkungan tempat kerja, istirahat dan
makanan yang cukup, diskriminasi, kepuasan kerja, penghargaan penampilan, klarifikasi
kebijaksanaan, prosedur, dan keuntungan, mendapatkan kesempatan, pengambilan keputusan,
dan gaya manajer.

Peran Kepala Ruangan


Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran kepala
ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan keperawatan,
bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang berkwalitas, dan
menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling
melempar kesalahan.
Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan koordinasi
kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan evaluasi kegiatan
penampilan kerja staf dalam upaya mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan
keperawatan. Berbagai metode pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan
kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang
bersangkutan (Arwani, 2005).

Fungsi Kepala Ruangan


Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
1. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan
peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi,
misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan
dan pengelola rencana perubahan.

2. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan,


menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat,
mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam
organisasi dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat.
3. Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview, mencari, dan orientasi
dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
4. Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti
motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi
kolaborasi.
5. Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek legal, dan
pengawasan professional. Seorang manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari
sehari akan bergerak dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan,
personalia dan lain lain.

Kepala Ruangan Sebagai Manager Keperawatan


Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut depkes (1994), adalah
sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:

1. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.

2. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.

3. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan
sesuai kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:

1. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat.

2. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan
dan ketentuan / peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan, harian).

3. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau tenaga lain yamg bekerja
di ruang rawat.

4. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan
perawatan sesuai standart.

5. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan sebagai pihak
yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.

6. Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai
kebutuhan pasien agar tercapainya pelayanan optimal.

7. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang diperlukan di
ruang rawat.

8. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.

9. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.

10. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi tentang peraturan
rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya.
11. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien dan mencatat program.

12. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat untuk tingkat kegawatan,
injeksi dan non injeksi, untuk memudah pemberian asuhan keperawatan.

13. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaan dan
menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah berlangsung.

14. Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
berlangsung.

15. Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien / keluarga dalam batas wewenangnya.

16. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama pelaksanaan pelayanan
berlangsung.

17. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain yang dilakuakan secara tepat dan benar.

18. Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain, seluruh kepala seksi,
kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah Sakit.

19. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya,
sehingga memberi ketenangan.

20. Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam memelihara kebersihan ruangan dan
lingkungan.

21. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.

22. Memeriksa dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan berdasarkan macam dan jenis
makanan pasien kemudian memeriksa / meneliti ulang saat pengkajiannya.

23. Memelihara buku register dan bekas catatan medis.

24. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain
di ruangan rawat.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian, meliputi:

1. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan, melaksanakan
penilaian terhadap uapaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan.

2. Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan


Pegawai (D.P.3) bagi pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada di bawah
tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan (naik pangkat / golongan, melanjutkan sekolah)
mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat obatan secara
efektif dan efisien.

3. Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta
mencatat kegiatan lain di ruang rawat.

Perawat Pelaksana
Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu peran sebagai
perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara langsung maupun tidak langsung
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran
perawat sebagai perawat pelaksana perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu
perawat menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah
kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan xsecara langsung atau tidak
langsung (Praptianingsi, 2006). Dalam melaksanakan peran sebagai perawat pelaksana bertindak
sebagai:
a. Comferter
Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi, 2006). Menurut
Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu memberikan pelayanan
keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan
emosi sering kali memberikan kekuatan kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam
memberikan kenyamanan kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan dengan klien.

b. Protector dan Advocat


Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak dan kewajiban
pasien dalam pelayanan kesehatan.(Praptianingsi, 2006).
Menurut Potter & Perry (2005), sebagai pelindung perawat membantu mempertahankan
lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari kemungkinan efek yang
tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan. Utnuk menjalankan tugas
sebagai advokat, perawat melindungi hak dan kewajiban klien sebagai manusia secara hukum,
serta membantu klien dalam menyatakan hakhaknya bila dibutuhkan. Perawat juga melindungi
hak hak klien melalui caracara yang umum dengan penolakan aturan atau tindakan yang
mungkin membahayakan kesehatan klien atau menetang hak hak klien.

c. Communication
Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini terkait dengan
keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam untuk memberikan asuhan
keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Praptianingsi, 2006).
Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh peran
perawat pelaksana yang lain. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara
sesama perawat san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Memberikan
perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan keluarga, memberikan
perlindungan pada klien dari ancaman terhadap kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur
asuhan keperawatan dan lainlain tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.

d. Rehabilitator
Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi organ atau bagian
tubuh agar sembuh dan berfungsi normal.
Rehabilitas merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal setelah
sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas
rehabilitas dan restoratif mulai dari mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu
berjalan sampai membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan
penyakit kronis (Potter & Perry, 2005).
BAB III
PENUTUP

Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori menajemen umum yng


memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi secara efektif.Empat elemen besar
dari teori manajemen adalah perencanaan,pengorganisasian,mengarahkan atau memimpin,dan
mengendalikan atau pengevaluasian seluruh aktivitas manajemen,kognitif,afektif,dan psikomotor
berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utsms yang bergerak secara simultan.
Kepercayaan utama dari manajemen keperawtan adalah bahwa fokusnya pada perilaku
manusia.Manajer perawat terdidik dalam pengetahuan dan keterampilan tentang perilsku
manusia mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktifitas pada pelayanan perawatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta : EGC


2. Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
3. Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
4. Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga
5. Swansburg,Russel C.2000.Pengantar Kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk
perawat klinis.Jakarta:EGC

Diposkan oleh Group 4 Lima D di 02.36


http://fourgroupd.blogspot.co.id/2011/12/konsep-dasar-manajemen-keperawatan.html

PENDAHULUAN
Dari banyak masalah pelayanan kesehatan yang ramai dibicarakan pada akhir-akhir ini, salah
satu diantaranya yang dinilai cukup penting adalah yang menyangkut mutu pelayanan kesehatan.
Adapun yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan di sini ialah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak memuaskan pasien
sesuai dengan kepuasan rata-rata mayoritas pasien yang menjadi pelangganannya, serta di pihak lain
yang diselenggarakan sesuai dengan standar pelayanan dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
(Azwar, 1996).

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, banyak hal yang harus
diperhatikan. Termasuk yang terpenting adalah faktor lingkungan (environment) pelayanan kesehatan.
Adapun yang dimaksud dengan faktor lingkungan di sini ialah keadaan sekitar yang mempengaruhi
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Faktor lingkungan ini banyak macamnya. Salah satu diantaranya
adalah sistem manajemen yang diterapkan pada institusi kesehatan. Secara umum disebutkan apabila
sistem manajemen tersebut tidak sempurna, dalam arti tidak menopang prinsip-prinsip mutu, maka
sulitlah diharapkan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu (Donabedian, 1980).

Sistem manajemen yang terdapat pada pelayanan kesehatan banyak macamnya. Salah satu
diantaranya adalah manajemen keperawatan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan,
manajemen keperawatan harus dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya.

Jika ditinjau dari situasi dan kondisi pelayanan kesehatan pada saat ini, terutama yang
diselenggarakan oleh rumah sakit, peningkatan mutu manajemen keperawatan ini dipandang telah
merupakan hal yang sangat mendesak. Mudah dipahami, karena bukan saja mutu pelayanan
keperawatan pada saat ini telah sangat memperihatinkan, tetapi juga karena dalam waktu dekat
Indonesia akan memasuki era globalisasi. Untuk dapat meningkatkan daya saing pelayanan kesehatan di
Indonesia, peningkatan manajemen keperawatan tersebut telah tidak dapat ditunda lagi.

Anda mungkin juga menyukai