Disusun oleh:
JAKARTA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Contoh Dari Teori Peplau di Yankes.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang sudah
memberi kami tugas makalah ini guna untuk menambah wawasan, kami dan pembaca dengan
di buat nya Makalah ini kami berharap dapat bermanfaat.
Tiada Gading Yang Tak Retak, Demikian pula Kami menyadari bahwa dalam
penulisan ini banyak terdapat kekurangan. Hal ini di sebabkan terbatasnya wawasan dari
literature yang kami miliki. Dengan demikian saran dan kritik yang membangun guna
menyempunakan Makalah ini sangat kami harapkan, Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………….…i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………….……………ii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Riwayat dan Teori Peplau…………………………………………………………….3
2.2 Aplikasi Teori Keperawatan Peplau………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA..………………………………….………………………………………………………………….12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dr. Peplau dikenal secara nasional dan internasional sebagai seorang perawat
dan pelopor di perawatan kesehatan. Dia juga bergerak di organisasi WHO, the
National Institute of mental Health dan Persatuan Perawat (Nurse Corps).
Dr.Peplau pensiun pada tahun 1974, meskipun begitu beliau tetap melanjutkan
tulisan jurnal & buku-buku professionalnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada makalah ini adalah menjelaskan Contoh Dari Teori Peplau Di
Pelayanan Kesehatan berdasarkan dengan Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Peplau memulai karir keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari sekolah perawat
Pottstown, PA school. Beliau kemudian bekerja sebagai staff nurse di Pennsylvania dan New
York city. Di Bennington College Vermant ia mendapat gelar bachelor degree jurusan
psikologi interpersonal pada tahun 1943. Peplau mendapatkan gelar master dan doctor dari
Universitas Columbia jurusan ilmu pengajaran. Dia juga mendapatkan sertifikat psikoanalisis
di Wiliam Alanson White Institute New York. Pada awal 1950, Peplau mengajar kelas
pertamanya pada psikiatri keperawatan di fakultas ilmu pendidikan. Dr. Peplau menjadi
pengajar di fakultas keperawatan University Rutgers dari 1954 – 1974. Peplau juga bekerja
sebagai konsultan pada WHO, US Air Force, US General Surgeon. Setelah pensiun dari
Universitas Rutgers ia bekerja sebagai professor kunjungan di Universitas Leuven Belgium
(1975 dan 1976).
3
2.1.2 Teori Peplau
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan tentang
kompetensi dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen inti yaitu klien, perawat, masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit (sumber masalah), dan proses interpersonal.
1) Klien
Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berusaha memenuhi kebutuhannya
dan mementingkan belajar dari pengalaman.
2) Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses hubungan interpersonal dengan
pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi
tujuan.
a) Peran Perawat:
Mitra kerja
Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi
baru. Sebagai rekan kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang
memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kerjasama sehingga
perlu dibimbing rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai
antara perawat dan klien.
Nara sumber (resources person)
Memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang
masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada inti permasalahan
yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang
akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan
akrab.
4
Pendidik (teacher)
Merupakan gabungan dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan , pelatihan, dan bimbingan pada klien
atau keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
Kepemimpinan (Leadership)
Meningkatkan hubungan yang demokratis sehingga membangkitkan
perasaan individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin
klien atau keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui
proses kerja sama dan partisipasi.
Pengasuh pengganti (surrogate)
Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga
dapat mengatasi konflik antar pribadi. Perawat merupakan individu yang
dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat guna
membantu memenuhi kebutuhannya.
Pembimbing (consellor)
Meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu
kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan
masalah akan mudah dilakukan.
4) Hubungan Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal di artikan sebagai proses
interaksi secara bersamaan dengan orang lain dan saling mempengaruhi satu sama
lain dengan tujuan untuk membangun suatu hubungan. Hubungan interpersonal yang
merupakan faktor utama model keperawatan menurut Peplau mempunyai dugaan
terhadap 4 konsep utama yaitu:
Manusia atau individu
Manusia atau individu dipandang sebagai makhluk hidup yang
berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi tekanan yang
disebabkan oleh kebutuhannya. Tiap individu merupakan makhluk
yang unik, mempunyai pandangan yang dipelajari dan ide yang
telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal.
Masyarakat atau lingkungan
Masyarakat atau lingkungan budaya dan adat istiadat
merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi
kehidupan.
Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian
dan proses kemanusiaan yang terhubung kearah kehidupan yang
kreatif, konstruktif dan produktif.
Keperawatan
Kesehatan dipandang sebagai proses interpersonal yang
bermakna. Proses interpersonal merupakan materina force dan alat
edukatif yang baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri
dalam hal interaksi interpersonal merupakan hal yang penting
untuk memahami klien dan mencapai resolusi masalah.
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien
ini memiliki empat fase diantaranya :
6
1) Fase orientasi
Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak
awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses
pengumpulan data.
2) Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku
pasien dan memberikan asuhan keperawatan. Respon pasien
pada fase identifikasi dapat berupa :
Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan
perawat.
Individu mandiri terpisah dari perawat.
Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada
perawat.
Pada tahap identifikasi ini peran perawat adalah bertindak
sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien
serta melaksanakan asuhan keperawatan.
3) Fase eksplorasi
Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang
terlibat didalamnya.
4) Fase resolusi
Fase ini merupakan fase dimana perawat berusaha
untuk secara perlahan membebaskan diri klien dari
ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan
kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara
individu.
Pada model Peplau ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada
hubungan interpersonal atau psikoterapi. Secara bertahap pasien melepaskan diri dari
perawat. Resolusi ini memungkinkan peningkatan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi potensi.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia.
Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mermuskan
masalah dan kemungkinan menyelesaikan masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan
keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannnya
dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan
masalah kesehatannya. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.
“Seorang ibu berumur 45 tahun dirawat di rumah sakit sejak 2 minggu lalu,di diagnosis
mengalami Ca servix stadium lanjut ( stadium 4) . Dia tidak mau makan, mengurung diri,
tidak mau berinteraksi dengan orang lain termasuk anak dan suaminya, kadang marah
tanpa sebab, ekspresinya terlihat sedih, kadang terlihat menangis, dan ia menolak
pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh perawat karena ia merasa umurnya tidak
lama lagi.”
Dalam kasus yang digambarkan diatas perawat perlu memahami perilaku yang
ditunjukkan oleh ibu tersebut yaitu dengan membantu mengatasi masalah dirasakan dan
menerapkan prinsip hubungan manusia pada masalah yang muncul pada ibu tersebut.
Berdasarkan data ibu itu mengalami depresi. Perawat perlu melakukan hubungan
interpersonal dengan ibu itu karena pada saat seseorang mengalami depresi dia
membutuhkan orang lain yang dapat mendengarkan, menerima, dan memahami dirinya.
Hubungan interpersonal antara perawat dan ibu tersebut melalui 4 tahap yaitu :
a. Tahap orientasi
Perawat mencoba menghampiri klien dan membangun hubungan saling
percaya. Perawat memperkenalkan dirinya dan menunjukkan sikap mau membantu
klien. Pada fase ini perawat berperan sebagai role of the stranger, dimana perawat
sebagai orang lain bagi ibu itu maka, ia harus bebicara dengan sopan, jujur, dan
menerima klien apa adanya.
b. Tahap identifikasi
Pada fase ini perawat menjalankan perannya sebagai peran wali ( surrogate
rule ), sikap dan tingkah laku perawat menciptakan perasaan tertentu ( felling tones )
dalam diri klien yang bersifat reaktif yang muncul dari hubungan sebelumnya.
Perawat maupun ibu itu merasakan adanya keterikatan (dependen), independen
(kebebasan) dan interdependen (saling bergantung).
9
c. Tahap exploitasi
Perawat berusaha menjelaskan tentang penyakitnya, memotivasi klien untuk
mengikuti pengobatan dan perawatan yang diberikan dan meningkatkan spriritual
kepada keluarga untuk bisa menerima dan ikut mendukung klien. Pada fase ini juga
perawat menjalankan perannya sebagai narasumber, (role of resorce person) peran
pengajaran (teaching role), peran kepemimpinan dan peran konseling.
d. Tahap Resolusi
Pada tahap ini perawat bersama ibu itu, menyimpulkan apa yang sudah dicapai
selama interaksi dilakukan dan bagaimana interaksi dapat dilanjutkan terhadap
masalah lain yang mungkin terjadi pada ibu itu. Dalam fase ini peran perawat sebagai
peran kepemimpinan (leadership role)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah berdiskusi tentang contoh kasus teori Peplau yang berfokus pada individu,
perawat, dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antar perawat dengan klien,
dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali. Kelompok kami
menyimpulkan bahwa terdapat kelebihan dan kekurangan dari teori ini, kelebihannya di
antara lain adalah;
Berdasarkan teori ini juga klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik.
Sedangkan kekurangan dari teori ini dalam penerapannya adalah hanya berfokus pada
kejiwaan pasien dalam penyembuhannya.
3.2 Saran
Perawat memang bertugas merawat klien, namun bukan dari segi psiko nya
saja, perawat harus bisa merawat klien dari segi sosio, kultural, psiko, dan spiritual
klien untuk memenuhi kebutuhan klien itu sendiri.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://docshare01.docshare.tips/files/30013/300130957.pdf
12