Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“PENYAKIT TDAK MENULAR”

OLEH
KELOMPOK 3 :
1. Aqilla Fidia Haya
2. Beryl Aji Khafidyan
3. Kamilia Hastuti
4. Nirmalawati
5. Nurunniswati
6. Taufan Indra Pandi
7. Wiwin Apriani

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI AHLI JENJANG SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan

Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang


berjudul “Penyakit Tidak Menular” dalam rangka menyelasaikan tugas mata

kuliah Keperawatan Komunitas.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahua yang saya miliki.

Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Saya berharap semoga makalah ini

dapa memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Mataram, November 2021

Kelompok

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) menurut World Health

Organization (WHO) adalah 63% penyebab kematian di seluruh dunia

dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun. Di Indonesia sendiri, meskipun

penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting namun

dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM juga semakin

meningkat. Hal tersebut menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan

sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang

kesehatan di Indonesia.

Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan

produktifitas bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama

dan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM merupakan penyakit

kronik dan/atau katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita

dan keluarganya. Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya

kecacatan termasuk kecacatan permanen. Secara global, regional, dan

nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari

penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.

Faktor psikososial adalah interaksi yang terjadi antara dan di

tengah- tengah lingkungan kerja, isi pekerjaan, kondisi organisasi

dan kapasitas serta kebutuhan pekerja, budaya dan pertimbangan-

pertimbangan pribadi dengan pekerjaan yang berlebih, melalui

persepsi dan pengalaman serta berpengaruh pada kesehatan, kinerja

dan kepuasan kerja. Faktor-faktor psikososial adalah pengaruh dan


kontrol kerja, iklim terhadap supervisor, stimuli dari pekerjaan itu

sendiri, hubungan dengan rekan kerja, serta beban kerja secara

psikologis. Ahli lain mengungkapkan bahwa faktor psikososial yang

berhubungan dengan hipertensi antara lain stres kerja, kepribadian,

kesehatan mental, ketidakstabilan rumah tangga, dukungan

sosial/isolasi, dan kualitas tidur. Faktor psikososial utama yang

menjadi faktor risiko dari penyakit kardio-vaskuler adalah tuntutan

kerja, kurangnya pengawasan dalam bekerja, kurangnya dukungan

sosial, kurangnya penghargaan, rasa tidak aman, dan ketidakpuasan

kerja. Selain itu, jam kerja yang panjang dan shift kerja juga

berhubungan dengan meningkatnya kejadian penyakit kardio-

vaskuler.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian penyakit tidak menular?

2. Apa faktor resiko penyakit tidak menular?

3. Bagaimana upaya pencegahan penyakit tidak menular?

4.

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian penyakit tidak menular?

2. Mengetahui faktor resiko penyakit tidak menular?


3. Mengetahui upaya pencegahan penyakit tidak menular?

4.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular

dan bukan disebabkan oleh penularan vektor, virus atau bakteri, namun

lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup. WHO (World

Health Organozation) menyebutnya "Non Communicable Disease (NCD) is

a disease that is not transmissible directly from one person to another";

adalah penyakit yang tidak menular langsung dari satu orang ke orang

lain. Dominasi masalah kesehatan di masyarakat saat ini mulai bergeser

dari penyakit menular menjadi ke arah penyakit tidak menular.  Penyebab

kematian utama penduduk semua golongan umur pada saat ini disebabkan

oleh PTM secara berurutan yaitu stroke, hipertensi, diabetes mellitus, tumor

ganas/kanker, penyakit jantung dan pernafasan kronik.

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah

kesehatan dunia dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi

perhatian dalam dunia kesehatan karena merupakan salah satu penyebab

dari kematian (Jansje & Samodra 2012). Penyakit tidak menular (PTM),

juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang,

mereka memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang

secara lambat (Riskesdas, 2013). Menurut Bustan (2007), dalam Buku

Epidemiologi Penyakit Tidak Menular mengatakan bahwa yang tergolong

ke dalam PTM antara lain adalah; Penyakit kardiovaskuler (jantung,

atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke), diabetes

melitus serta kanker.


B. Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular

Menurut Menurut Tarrwaka (2004) yang dikutip dalam Utami (2013)

kebutuhan gizi seseorang sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu :

1. Ukuran Tubuh

Semakin besar ukuran tubuh seseorang maka semakin besar pula

kebutuhan kalorinya, meskipun usia, jenis kelamin, dan aktivitas yang

dilakukan sama.

2. Jenis Kegiatan

Pekerjaan berat akan membutuhkan kalori dan protein lebih besar dari

pada mereka yang bekerja sedang atau ringan. Besarnya kebutuhan

kalori tergantung banyaknya otot yang dipergunakan untuk bekerja serta

lamanya penggunaan otot-otot tersebut. Disamping itu protein yang

digunakan juga lebih tinggi dari normal. Karena harus mengganti

jaringan baru yang lebih banyak dari pada keadaan biasa untuk

mempertahankan agar tubuh dapat bekerja secara normal.

3. Faktor Tenaga Kerja

Faktor tenaga kerja meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil,

menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesejahteraan

tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi biasanya

dalam bentuk over nutrisi, disiplin, motivasi dan dedikasi.

4. Usia

Usia muda lebih banyak membutuhkan kalori dan zat gizi lain dibanding
usia dewasa atau tua, karena selain dipakai untuk tenaga juga untuk

pertumbuhan.

5. Kondisi Tubuh Tertentu

Pada orang yang baru sembuh dari sakit akan membutuhkan lebih

banyak kalori dan zat gizi lainnya pada sebelum sakit. Penambahan zat

gizi tersebut diperlukan untuk rehabilitasi kembali sel-sel tubuh yang

rusak selama sakit.

6. Kondisi Lingkungan

Pada musim hujan membutuhkan lebih banyak kalori dibanding dengan

musim panas. Demikian pula pada tempat-tempat yang dingin lebih

tinggi dari pada tempat pada suhu yang panas. Dimana tambahan kalori

pada tempat-tempat dingin diperlukan untuk mempertahankan suhu

tubuh.

C. Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan. Terdapat 4 tingkatan

pencegahan dalam Epidemiologi Penyakit Tidak Menular yaitu:

1. Pencegahan Primordial

Dimana ini merupakan upaya untuk memberikan kondisi pada

masyarakat yang masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak dapat

berkembang karena tidak adanya peluang dan dukungan dari kebiasaan,

gaya hidup maupun kondisi lain yang merupakan faktor risiko untuk

munculnya suatu penyakit. Misalnya: menciptakan prakondisi dimana


masyarakat merasa bahwa merokok itu merupakan suatu kebiasaan

yang tidak baik dan masyarakat mampu bersikap positif untuk tidak

merokok.

2. Pencegahan Tingkat Pertama

a. Promosi Kesehatan Masyarakat: kampanye kesadaran masyarakat,

promosi kesehatan pendidikan kesehatan masyarakat.

b. Pencegahan Khusus: Pencegahan keterpaparan, pemberian

kemopreventif

3. Pencegahan Tingkat kedua

a. Diagnosis Dini, misalnya dengan screening.

b. Pengobatan, misalnya dengan kemotherapi atau pembedahan.

4. Pencegahan Tingkat Ketiga adalah dengan cara Rehabilitasi.


DAFTAR PUSTAKA

Tarwaka. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA
PRESS.

Bustan,Mn.1997.Epidemiologi penyakit tidak menular. PT RINEKA CIPTA.


Nor,nasry.2000.epedimiologi penyakit menular. PT RINEKA CIPTA.

Anda mungkin juga menyukai