BAB 1
PENDAHULUAN
yang subjektif dan afek yang merupakan respon normal terhadap penglaman kehilangan
( Varcarolis, 1998).
Distres spiritual adalah suatu gangguan yang berhubungan dengan prinsip
kehidupan,keyakinan,kepercayaan atau keagamaan pasien yang menyebabkan gangguan
pada aktivitas spiritual akibat masalah-masalah fisik atau psikososial yang dialami.
(dochterman,2004) Bagi individu yang mengalami masalah bencana, seperti tsunami dan
gempa di propinsi NAD dan Nias, ketidaknyamanan akibat permasalahan permasalahan
dari menimbulkan pertanyaan bagi pasien tentang apa yang telah dilakukan atau apa
yang akan terjadi selanjutnya terhadap dirinya.
1.2 Tujuan
1.Mahasiswa mampu memahami pengertian kehilangan/berduka
BAB II
KONSEP DASAR TEORITIS
2. Kehilangan lingkungan yang dikenal : pindah rumah / pindah tempat tinggal, pindah
sekolah .
3. Kehilangan seseorang yang dicintai karena penyakit, perceraian, perpisahan dan
kematian.
4. Kehilangan suatu aspek diri misalnya jaringan parut pada tubuh akibat kebakaran,
kehilangan bagian tubuh akibat penyakit.
kehilangan.
Berduka menunjukkan perasaan tidak nyaman sering disertai dengan menangis.
Mengenang orang yang telah pergi secara terus menerus.
Mengalami perasaan duka.
Mudah tersinggung dan marah.
( Yusuf, 2015)
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah berorientasi pada
perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Penyangkalan ( Denial)
Penyangkalan adalah pertahanan sementara atau mekanisme
pertahanan
terhadap rasa cemas. Reaksi terhadap seorang individu ketika mengalami kehilangan
adalah tidak percaya, syok, diam, terpaku, gelisah, mengisolasi diri terhadap
kenyataan serta berperilaku seperti tidak terjadi apa apa. Individu bertindak seperti
seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak untuk mempercayai bahwa telah
terjadi kehilangan. Pernyataan seperti Tidak, tidak mungkin seperti itu, atau Tidak
akan terjadi pada saya! umum dilontarkan klien. (sheila, 2008)
tawar menawar , misalnya ... seandainya saya tidak melakukan hal tersebut,
mungkin ini tidak akan terjadi atau apabila dia tidak pergi ke tempat itu, mungkin
semua akan baik baik saja .(sheila, 2008)
4. Tahap Depresi
Depresi adalah tahap menuju orientasi realitas yang merupakan tahap yang
penting yang bermanfaat agar pasien dapat meninggal dalam tahap penerimaan dan
damai. Tahap depresi merupakan tahap diam pada fase kehilangan. Individu akan
menarik diri, tidak mau berbicara dengan orang lain, dan tampak putus asa. Secara
fisik individu menolak makan , susah tidur dan letih. Respon pasien dapat berupa
fokus pikiran yang ditunjukkan pada orang orang yang dicintai, apa yang terjadi
pada anak anak bila saya tidak ada ? atau dapatkah keluarga saya mengatasi
permasalahannya tanap kehadiran saya ? (sheila, 2008)
5. Tahap Penerimaan
Tahap terakhir merupakan organisasi ulang perassan kehilangan. Fokus pemikiran
terhadap sesuatu yang hilang mulai berkurang, penerimaan terhadap kenyataan
kehilangan mulai dirasakan sehingga sesuatu yang hilang tersebut mulai dilepaskan
secra bertahap dan dialihkan terhadap objek lain yang baru. Seseorang yang telah
mencapai tahap penerimaan akan mengakhiri proses berdukanya dengan baik.
spiritual
akibat
masalah-masalah
fisik
atau
psikososial
yang
dialami.
(Dochterman,2004)
Distres
spiritual
adalah
kerusakan
kemampuan
dalam
mengalami
dan
mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, musik,
literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya (Budi Anna Keliat, dkk. 2002).
Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup
yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial
(Varcarolis, 2000).
Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individu
dalam menemukan arti kehidupannya.
rutin.
Perasaan ragu terhadap nilai atau keyakinan yang dimiliki.
Menyatakan perasaan tidak ingin hidup.
Merasakan kekosongan jiwa yang berkaitan dengan keyakinan atau agamanya.
Mengatakan putus hubungan dengan orang lain atau Tuhan.
Mengekspresikan perasaan,marah,takut,cemas terhadap arti hidup ini,penderitaan
atau kematian. (Keliat.dkk,2011)
Tindakan keperawatan
Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaannya secara verbal, tidak membantah pengingkaran
pasien, duduk intens bersama pasien, menggunakan teknik
komunikasi dian dan sentuhan dan memperhatikan kebutuhan
Marah
dasar pasien
Mendorong
dan
memberi
waktu
pada
pasien
untuk
kemarahan,
memfasilitasi
ungkapan
kemarahan
pasien,
pemahaman
kepada
keluarga
bahwa
marah
Depresi
dengan
memberikan
kesempatan
pasien
untuk
hal positif
Membantu pasien mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan
dilakukan dan membantu keluarga untuk bisa mengerti penyebab
rasa kehilangan
Putri, Rosiana, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Keliat,B.A,dkk. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.Jakarta :EGC
Putri, rosiana. 2013. Asuhan Keperawatan Berduka Situasional. Jakarta: UI
Videbeck, Sheila. 2008. BukuAjar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yusuf, Rizky.: 2014. Buku Ajar Kesehatan Keperawatan Jiwa. Jakarta Salemba Medika
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-noorfaizah-5292-3-babii.pdf