1. Apa yang dimadsud dengan kondisi terminal / menjelang akhir kehidupan pada pasien?
2. Apa saja proses penurunan yang terjadi pada pasien kondisi terminal / menjelang akhir
kehidupan?
3. Sebutkan Tahapan yang dialami keluarga dan pasien dengan kondisi terminal/ menjelang
akhir kehidupan?
4. Bantuan apa saja yang dapat diberikan oleh Petugas medis ataupun RS kepada pasien
dengan kondisi terminal/ menjelang akhir kehidupan?
JAWABAN PERTANYAAN
1. Keadaan Terminal
Adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjaan melalui suatu
tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 1999).
2. Penurunan yang terjadi pada pasien terminal/menjelan ajal:
1. Kehilangan Tonus Otot, ditandai :
Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun
Kesulitan dalam berbicara,proses menelan dan hilangnya reflek menelan.
Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai: nausea, muntah,
perut kembung, obstipasi, dan lainnya
Penurunan control spingter urinary dan rectal.
Gerakan tubuh yang terbatas.
2. Kelambatan dalam Sirkulasi, ditandai :
Kemunduran dalam sensasi.
Sianosis pada daerah ekstermitas.
Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan, telinga
dan hidung.
3. Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital :
Nadi lambat dan lemah.
Tekanan darah turun.
Pernafasan cepat, cepat dangkal dan tidak teratur.
4. Gangguan Sensori :
Penglihatan kabur.
Gangguan penciuman dan perabaan.
Variasi-variasi tingkat kesadaran dapat dilihat sebelum kematian,
kadang- kadang pasien tetap sadar sampai meninggal. Pendengaran
merupakan sensori terakhir yang berfungsi sebelum meninggal.
3. Tahapan keluarga dan pasien dengan kondisi terminal/ menjelang akhir
kehidupan
Denail / Menolak
Anger / Marah
Bergaining / Tawar Menawar
Kemurungan / depresi
Tocepfance / Meneriman/ Pasrah
Nutrisi
Pasien sering kali anorexia, nausea karena adanya penurunan peristaltic.
Dapat diberikan anti ametik untuk mengurangi nausea dan merangsang
nafsu makan serta pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta
vitamin. Karena terjadi totus otot yang berkurang, terjadi dysphagia,
dokter perlu menguji reflek menelan klien sebelum diberi makanan cair
atau Intra Vena/lnfus.
Emilinasi
Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi
konstipasi, inkontinensia urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan
untuk mencegah konstipasi. Pasien dengan inkontinensia dapat diberikan
urinal, pispot secara teratur atau dipasang duk yang diganti setiap saat
atau dipasang kateter. Harus dijaga kebersihan pada daerah sekitar
perineum, apabila terjadi lecet harus diberikan saleb.
c. Perubahan Sensori
Pasien dengan dying, penglihatan menjadi kabur. Pasien biasanya
menolak/menghadapkan kepala ke arah lampu/tempat terang. Pasien masih
dapat mendengar tetapi tidak dapat/mampu merespon, perawat dan keluarga
harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.
d. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial
Pasien dengan dying akan ditempatkan diruang isolasi dan untuk memenuhi
kebutuhan kontak sosialnya, perawat dapat melakukan:
Menanyakan siapa-siapa yang ingin didatangkan untuk bertemu dengan
pasien dan didiskusikan dengan keluarganya. Misalnya : teman-teman
dekat atau anggota keluarga lain.
Menggali perasaan-perasaan pasien sehubungan dengan sakitnya dan
perlunya diisolasi.
Menjaga penampilan pasien pada saat-saat menerima kunjungan teman-
teman terdekatnya yaitu dengan memberikan pasien untuk membersihkan
diri dan merapikan diri.
Meminta saudara/teman-teman untuk sering mnegunjungi dan mengajak
orang lain dan membawa buku-buku bacaan bagi pasien apabila pasien
mampu membacanya.
e. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual
Menanyakan kepada pasien tentang harapan-harapan hidupnya dan
rencana-rencana pasien selanjutnya menjelang kematian.
Menanyakan kepada pasien untuk bila ingin mendatangkan pemuka
agama dalam hal untuk memenuhi kebutuhan spiritual sesuai dengan
keyakinannya.
Membantu dan mendorong pasien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual
sebatas kemampuannya. Keyakinan spiritual mencakup praktek ibadah
sesuai dengan keyakinannya/ritual harus diberi dukungan. Petugas
kesehatan dan keluarga harus mampu memberikan ketenangan melalui
keyakinan-keyakinan spiritualnya. Petugas kesehatan dan keluarga harus
harus sensitive terhadap kebutuhan ritual pasien yang akan menghadapi
kematian, sehingga kebutuhan spiritual klien menjelang kematian dapat
terpenuhi.