Topik : Laringitis
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Materi
a. Pengertian laringitis
b. Penyebab laringitis
c. Tanda dan gejala laringitis
d. pengobatan laringitis
e. Pencegahan laringitis
4. Sasaran
5. Metode
Ceramah
Tanya jawab
6. Media
Leaflet
7. Kegiatan penyuluhan
Memperhatikan
bertanya
Menjelaskan mengenai
penyebab kanker usus Merespon/ mengulang
besar • Memperhatikan
Memberi kesempatan
pada peserta untuk • Bertanya
bertanya
Memberi reward Merespon
Menjelaskan mengenai Mendengar
Tanda gejala kanker usus /memperhatikan
besar Merespon/bertanya
•
Memberikan
kesempatan
Mendengar atau
bertanya memperhatikan.
Menjelaskan cara
pencegahan kanker usus
besar
Tahap W Kegiatan Kegiatan
N a Penyuluh Peserta
o k
t
u
Memberikan Merespon/bertanya
kesempatan
bertanya
Mendengar atau
memperhatikan
Merespon
8. Kriteria evaluasi
Kriteria struktur
Kriteria proses
Kriteria hasil :
a. Pengertian laringitis
b. Penyebab laringitis
c. Tanda dan Gejala laringitis
d. Pencegahan laringitis
e. Pengobatan laringitis
Evaluasi hasil
SumberPustaka
Manurung, santa, 2015. Gangguan sistem pernafasan akibat infeksi. Jakarta: trans info
media.
Muttaqin, arif, 2014. Buku Ajaran Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Jakarta Salemba Medika.
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Laringitis merupakan peradangan yang terjadi pada laring (letak pita suara di
tenggorokan). Penderita laringitis umumnya akan mengalami gejala-gejala, seperti
nyeri tenggorokan, batuk-batuk, demam, sulit bicara, suara yang dikeluarkan serak, atau
bahkan kehilangan suara sama sekali. (Muttaqin,2014)
Laringitis adalah peradangan pada laring yang terjadi karena banyak sebab. Inflamasi
laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan
terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau sebagai bagian dari
infeksi saluran nafas atas.
2. Penyebab laringitis
Laringitis akut ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti influenza
atau common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan B).
4. Pengobatan laringitis
a. Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari
b. Jika pasien sesak dapat diberikan O2 2 l/ menit
c. Istirahat
d. menghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri/ minyak mint, bila ada muncul
sumbatan di hidung/ penggunakan larutan garam (saline 0,9%) yang dikemas dalam
bentuk semprotan hidung atau nasal spray
e. Medis: Parasetamol atau ibuprofen / antipiretik jika pasien ada demam, bila ada gejala
pain killer dapat diberikan obat anti nyeri / analgetik, hidung tersumbat dapat
diberikan dekongestan nasal seperti fenilpropanolamin (PPA), efedrin, pseudoefedrin,
napasolin dapat diberikan dalam bentuk oral ataupun spray. Pemberian antibiotik
yang adekuat yakni : ampisilin 100 mg/kgBB/hari, intravena, terbagi 4 dosis atau
kloramfenikol : 50 mg/kgBB/hari, intra vena, terbagi dalam 4 dosis atau sefalosporin
generasi 3 (cefotaksim atau ceftriakson) lalu dapat diberikan kortikosteroid intravena
berupa deksametason dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, diberikan
selama 1-2 hari.
f. Pengisapan lendir dari tenggorokan atau laring, bila penatalaksanaan ini tidak berhasil
maka dapat dilakukan endotrakeal atau trakeostomi bila sudah terjadi obstruksi jalan
nafas.
g. Pencegahan laringitis
h. Jangan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan membuat tenggorokan kering
dan mengakibatkan iritasi pada pita suara,
i. minum banyak air karena cairan akan membantu menjaga agar lendir yang terdapat
pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan,
j. batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah tenggorokan kering.
k. jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan karena berdehem akan
menyebabkan terjadinya vibrasi abnormal pada pita suara
l. meningkatkan pembengkakan dan berdehem juga akan menyebabkan tenggorokan
memproduksi lebih banyak lendir. (Johnshon, 2017)