Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN A\UHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN AMENORIA

HIPOGONADOTROPI

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas 2

Dosen Pengajar : Ns. Desy Ayu Wardani S. Kep,. M. Kep, Sp.Kep Mat

Di susun oleh:

Kelompok 1

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA SAMARINDA

2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja putri pada saat mulai pubertas dan seterusnya mendapati sebuah proses alamiah yang

menunjukkan bahwa dirinya telah menjadi perempuan sempurna (normal) yang mana semua organ
reproduksinyan seterusnya mendapati sebuah proses alamiah yang menunjukkan bahwa dirinya telah

menjadi perempuan sempurna (normal) yang mana semua organ reproduksinya sudah dapat
difungsikan (Winaris, 2010 dalam Imelda, 2015).

Menstruasi terjadi pada remaja putri manakala masa pubertas telah tiba. Menstruasi adalah hal
yang mesti terjadi pada wanita, bahkan adalah “tidak normal” jika hingga batas usia tertentu belum

mengalaminya. Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi pada setiap bulan yang
berupa darah dan jaringan, juga perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan

endometrium uterus (Winaris, 2010 dalam Imelda, 2015).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum

Untuk mendapatkan pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan


secara langsung pada klien dengan amenorea, dismenorea, endometriosis yang komprehensif

yang meliputi aspek bio-psiko-sosio dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan
2. Tujuan khusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian klien dengan amenorea, dismenorea, endometriosis


b. Mampu mendreskipsikan diagnosa keperawatan pada klien dengan amenorea, dismenorea,

endometriosis
c. Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan amenorea,

dismenorea, endometriosis
d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan pada klien dengan amenorea, dismenorea,

endometriosis
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada klien dengan amenorea, dismenorea, endometriosis

f. Mampu membandingkan antara konsep dengan kenyataan yang ada dilapangan.

C. Manfaat penulisan
1. Teoritis :

Sebagai acuan dalam mengenali dan melakukan manajemen asuhan keperawatan


pada klien yang mengalami gangguan amenorea, dismenorea, endrometriosis yang

mengalami kelainan pada sistem reproduksi remaja


2. Praktis :

Acuan dalam melaksankan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami


gangguan amenorea, dismenorea, endrometriosis yang mengalami kelainan pada sistem

reproduksi remaja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Amenorea adalah tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.

 amenore primer : tidak mendapatkan menstruasi sampai umur 16 tahun keatas.


 Amenore sekunder : tidak mendapatkan menstruasi selama 3 bulan berturut-turut yang

sebelumnya pernah menstruasi.


B. Anatomi Fisiologis

Anatomi Sistem reproduksi pada wanita


Alat Reproduksi bagian dalam (Genetalia Interna)

Alat reproduksi bagian dalam adalah alat reproduksi yang berada didalam yang tidak bisa

dilihat kasat mata dari luar, meliputi :

Gambar 2.1 Genetalia Interna (Anonim, 2010)

1. Sepasang Ovarium (Indung Telur)


Terdapat dua indung telur terletak di kanan dan di kiri rahim, dilapisi mesovarium dan

tergantung di belakang ligamen Latum. Bentuknya seperti buah almond, sebesar ibu jari
tangan (jempol) ukuran 2,5–5 cm 0,6–1 cm. Indung telur ini posisinya ditunjang oleh

mesovarium, ligamen ovarika, ligamen Infundibulopelvikum. Merupakan alat reproduksi


yang setelah dewasa menghasilkan ovum (telur).

2. Vagina ( Liang Senggama )


Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara
saluran kemih dan liang dubur. Di bagian ujung tasanya terletak mulut Rahim. Ukuran
panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. bentuk dinding dalamnya

berlipat–lipat (Potter dan Perri, 2006).

3. Uterus (Rahim)
Organ otot berdinding tebal dan berongga (cavum).Bentuk, besar, letak, dan susunan

uterus berbeda–beda tergantung pada umur.Uterus ini sendiri berfungsi sebagai tempat
implantasi ovum yang telah dibuahi, sebagai tempat perkembangan dan memberi makan

pada janin yang sedang berkembang.Vagina merupakan jalan lahir lunak.


Bagian–bagian uterus antara lain :

a. Fundus Uteri
b. Corpus Uteri

c. Isthmus Uteri
d. Serviks Uteri

Bagian dinding uterus secara historik terdiri dari 3 bagian yaitu;


a. Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar

b. Lapisan otot (lapisan myometrium), di tengah


c. Lapisan mukosa (lapisan endometrium), di dalam

4. Tuba Uterina (Saluran Telur)


Saluran telur yang keluar dari korpus rahim kanan dan kiri, panjangnya 12–1 cm,

diameter 3–8 mm.


Saluran telur terdiri dari tiga bagian :

1. Pars interstisialis (intramuralis),


2. Pars ismika, yang merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit,

3. Pars ampularis(Potter dan Perri, 2006).


Alat Reproduksi Bagian Luar (Genetalia Eksterna).

Alat reproduksi bagian luar ialah alat reproduksi yang adapat dilihat dari luar secara kasat
mata atau langsung dapat dilihat.

1. Vulva
Bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong , berukuran panjang mulai dari

klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum, bagian-
bagian dari vulva sendiri adalah :

a. Labia Majora (Bibir Besar Kemaluan)


b. Labia Minora

c. Mons Veneris (Tundun )


d. Vestibulum

e. Introitus Vagina (pintu masuk vagina)


f. Hymen (Selaput Darah)

g. Perineum terletak diantara vulva dan anus.


2. Orifisium uretra eksterna / Lubang kemih

Lubang Kemih adalah tempat keluarnya air kemih yang terletak di bawah
klitoris.Disekitar lubang kemih bagian kiri dan kanan didapati lubang kelenjar skene.

3. Klitoris
Identik dengan penis pada pria, kira–kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan

ditutupi oleh frenulum klitoris(Potter dan Perri, 2006).


PerkembanganFisik pada Masa Remaja

Perkembangan fisik yang menyangkut perkembangan seksual adalah pertumbuhan


organ-organ genitalia yang terletak di dalam maupun di luar badan yang sangat menentukan

bagi perkembangan tingkah laku selanjutnya. Istilah tanda-tanda kelamin primer menunjuk
pada organ badan yang langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Pada anak

perempuan tanda kelamin primer ditandai dengan adanya perkembangan rahim dan saluran
telur, vagina, bibir kemaluan, dan klitoris (Monks andKnoers, 2002).

Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi pada anak perempuan menjadi


matang adalah datangnya haid atau menarche, ini adalah permulaan dari serangkaian

pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala yang akan
terjadi kira-kira setiap 28 hari sampai menopause.Periode haid umumnya terjadi pada jangka

waktu yang sangat tidak teratur dan lamanya berbeda-beda pada tahuntahun
pertama.Periode ini dikenal sebagai tahap kemandulan remaja (Hurlock, 2007).

Berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, remaja akan melewati tahapan


berikut:

1. Masa remaja awal umur 11-13 tahun


Remaja awal dimulai kurang lebih antara usia 11 sampai 13 tahun

(Wiknjosastro, 2005).Masa remaja awal kira-kira sama dengan masa sekolah


menengah pertama dan mencangkup semua perubahan pubertas (Santrock,

2003).
2. Masa remaja pertengahan umur 14-16 tahun

Minat pada karir, berpacaran, dan eksplorasi identitas seringkali lebih nyata
dalam masa remaja akhir (Santrock, 2003).Terdapat pergerakan pasti menjauh

dari keluarga, hubungan seusia (Peer group) mendominasi di atas keluarga


(Wiknjosastro, 2005).

3. Masa remaja lanjut umur 17-20 tahun


Remaja akhir merupakan fase kematangan secara fisik.Kebanyakan remaja

akhir mencapai body image yang stabil.Remaja akhir menjdi seseorang yang
mandiri penuh sebagai warga negara yang produktif (Bobak, 2004).

Menstruasi
Definisi menstruasi

Menurut Josep dan Nugroho (2010), menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis
dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Hal

ini terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause.


Siklus Menstruasi

Panjang siklus haid adalah jarak atau waktu antara tanggal mulainya haid yang sudah
lalu dengan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya terjadi perdarahan dinamakanhari

pertama siklus haid. Panjang siklus haid yang normal adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup
banyak, siklus yang biasa pada wanita ialah 25-32 hari, dan kirakira 97 % wanitayang

berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari. Lama haidbiasanya antara 3-5 hari, ada
yang 1-2 hari kemudian diikuti darah sedikitsedikit,dan ada yang sampai 7-8 hari

(Wiknjosastro, 2005). MenurutMisaroh dan Proverawati (2009), menstruasi mempunyai kisaran


waktu tiapsiklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu:

1. Fase Menstruasi
Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidakdibuahi

bersamaan dengan dinding endometrium yang robek, dapat diakibatkan juga


karena berhentinya sekresi hormon esterogen dan progesteron sehingga

kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada.


2. Fase Proliferasi

Fase prolifersi ditandai dengan menurunnya hormon progesterone sehingga


memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH (folikel stimulating hormone)

dan merangang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormon esterogen
diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak

dan menghasilkan hormone esterogen yang merangsang keluarnya LH (leutining


hormone) dari hipofisis. Esterogen dapat menghambat sekresi FSH (folikel

stimulating hormone) tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang


robek

3. Fase Ovulasi atau fase Luteal


Fase ovulasi ditandai dengan sekresi LH (leutining hormone) yang memacu

matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum yag matang
akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerutdan berubah menjadi
corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon

progesteron yang berfungsi untuk mempertebaldinding endometrium yang kaya


akan pembuluh darah.

4. Fase paska ovulasi atau fase Sekresi


Fase sekresi ditandai dengan corpus luteum yang mengecil atau menghilang

dan berubah menjadi corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi
hormon esterogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH

(folikel stimulating hormone) dan LH (leutining hormone). Sekresi progesteron


yang terhenti menyebabkan penebalan dinding endometrium akan terhenti

sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek, maka terjadi fase


perdarahan atau menstruasi.

Klasifikasi gangguan menstruasi


Klasifikasi pada umumnya adalah (Chandran, 2008) :

1. Amenore
2. Menoragia

3. Dismenorhea

B.Etiologi

Amenorea dapat terjadi akibat berbagai alasan. Ada yang mengalaminya sebagai kondisi
normal. Namun ada juga amenorea yang muncul karena efek samping dari obat-obatan atau

gejala dari masalah kesehatan tertentu.Berdasarkan penyebabnya, kondisi amenorea bisa


dikelompokkan menjadi dua jenis berikut: 

 Amenorea primer

Amenorea primer adalah siklus menstruasi yang tidak kunjung datang meski seorang

perempuan sudah berusia 15 atau 16 tahun. Kondisi ini juga disebut sebagai delayed
menarche  alias menstruasi terlambat.Penyebab amenorea primer seringkali berupa pubertas
yang terlambat. Namun apabila remaja perempuan tidak datang bulan dan tidak
menunjukkan tanda-tanda pubertas di usia 13 tahun, ia sebaiknya menjalani pemeriksaan

untuk mendeteksi amenorea primer.

Amenorea primer biasa dialami oleh remaja wanita yang:

1. Bertubuh sangat kurus atau sangat atletis 


2. Mengalami gangguan genetik 

3. Memiliki kelainan organ reproduksi

 Amenorea sekunder

Amenorea sekunder adalah kondisi di mana siklus menstruasi berhenti datang meski

penderita sudah haid pertama. Seorang wanita dikatakan mengalami kondisi ini bila tidak
kunjung datang bulan dalam jangka waktu setidaknya 90 hari atau tiga siklus haid. Penyebab

amenorea sekunder bisa terjadi secara alami maupun akibat gangguan kesehatan lain. Jenis
penyebab alaminya meliputi kehamilan, menyusui, serta menopause. Sementara penyebab

amenorea sekunder yang lain bisa berupa:

1. Kontrasepsi

2. Obat-obatan
3. Prosedur medis Operasi histerektomi (pengangkatan rahim) juga bisa menjadi penyebab

amenorea.
4. Gaya hidup juga bisa berperan dalam mempertinggi risiko terjadinya amenorea. Berikut

contohnya:

 Penurunan berat badan yang cepat

 Sering melakukan latihan atau olahraga berat secara berlebihan

 Stres emosional atau fisik

 Ketidakseimbangan hormon

 Gangguan anatomi

5. Riwayat keluarga

C.patofisiologi

Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat berupa tumor
yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat menjadi terganggu.

Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan
mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti

serotonin yang dapat menghambat pelepasan gonadrotropin. Kelainan ovarium dapat


menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan
perkembangan ovarium (disgenesis gonad). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan

kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun
dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea

dimana dibutuhkan kalori yang banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan
untuk pembentukan hormone steroid seksual (estrogen dan progesterone) tidak tercukupi. Pada

keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan
bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone yang memicu terjadinya amenorrhea.

Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin.
Endorphin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone menurun. Pada

keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi
opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH.

D. Manifestasi Klinis
Tanda amenorea/ tidak haid adalah tidak terjadinya menstruasi pada usia 16 tahun. Kondisi

tersebut bisa saja terjadi baik dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder
(perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis). Selain itu, kondisi lain yang juga bisa

dicurigai adalah jika Anda tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah
mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya

amenorea.

No Manifestasi Gambar
1. Keluar cairan pada puting

payudara

2. Rambut rontok
3. Sakit kepala

4. Gangguan penglihatan

5. Kelebihan rambut wajah

6. Nyeri panggul
7. Jerawat

E. Pemeriksaan Penunjang/ Diagnostic

A. Tes kehamilan
Tes ini berfungsi mengkonfirmasi adanya kehamilan atau tidak.

 Tes fungsi tiroid

Tes ini digunakan untuk mengukur jumlah thyroid stimulating hormone  (TSH) dalam

darah. TSH dapat menentukan apakah kelenjar tiroid bekerja dengan normal atau tidak.

 Tes fungsi ovarium

Pemeriksaan ini berfungsi mengukur jumlah follicle stimulating hormone  (FSH) dalam


darah. FSH  dapat menentukan apakah ovarium bekerja dengan normal atau tidak.

 Tes prolaktin

Level hormon prolaktin yang rendah bisa menjadi tanda tumor pada kelenjar pituitari.

 Pengecekan kadar hormon testosteron

Jika pasien mengalami pertumbuhan rambut-rambut yang abnormal di wajah dan suara

lebih rendah, dokter akan memeriksa level hormon testosteron dalam darah pasien. 

 Pemeriksaan kromosom pada sampel jaringan

  Tes ini berfungsi mengecek apakah terdapat gangguan genetik atau tidak. 

 Hormone challenge test

 Untuk pemeriksaan ini, penderita akan mengonsumsi obat hormon


progesteron atau estrogen selama 7-10 hari guna memicu perdarahan menstruasi. Hasil dari
tes ini dapat memberitahu dokter apakah menstruasi berhenti karena kekurangan hormon

estrogen atau bukan. 

 Pencitraan

 Tergantung dari gejala yang dialami serta hasil pemeriksaan laboratorium, dokter
dapat menyarankan untuk satu atau lebih pemeriksaan pencitraan. Misalnya, USG , CT scan,

dan MRI. 

 Histeroskopi

 Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan selang tipis ke dalam vagina dan leher
rahim guna melihat kondisi bagian dalam rahim. 

 Histerosalpingografi

 Foto rontgen akan diambil setelah zat kontras dimasukkan melalui leher rahim ke

dalam rahim dan tuba falopi.

F. faktor risiko
Ada banyak faktor risiko yang bisa menyebabkan Anda tidak haid atau mengalami menore,

yaitu :

 Riwayat keluarga: Jika ada wanita dalam keluarga Anda yang mengalami amenore,
kemungkinan Anda dapat memiliki masalah yang sama

 Gangguan makan: Jika Anda memiliki masalah seperti anoreksia atau bulimia, Anda memiliki
risiko yang lebih tinggi terkena amenore

 Pelatihan atletis: pelatihan dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan risiko amenore lebih

tinggi

G. penatalaksanaan
Pemeriksaan harus segera dilakukan untuk mengetahui apakah gangguan siklus haid terjadi

karena amenorrhea atau bukan. Pemeriksaan biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik,
terutama di sekitar panggul. Rangkaian tes yang bisa dilakukan adalah tes kehamilan, tes darah,

serta tes pencitraan dengan USG, CT scan, ataupun MRI.

Setelah mengetahui penyebabnya, dokter biasanya akan menganjurkan beberapa


pengobatan. Pada dasarnya, pengobatan amenorrhea bisa berbeda-beda yang tergantung

penyebabnya.

metode penanganan pada penyakit ini yaitu :

1. Terapi Hormon

Salah satu penyebab amenorrhea adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS). Jika ini
penyebabnya, gangguan haid biasanya akan dilakukan dengan penanganan yang berfokus untuk

mengurangi kadar hormon androgen dalam tubuh.

2. Terapi Sulih Hormon Estrogen

Metode ini dilakukan untuk menstabilkan hormon, sehingga memicu siklus haid dan sering
dilakukan pada kondisi insufisiensi ovarium primer. Penanganan amenorrhea yang satu ini

dilakukan dengan memberi “pengganti” hormon estrogen yang tidak dihasilkan oleh ovarium.
Padahal, hormon ini dibutuhkan untuk mengatur siklus menstruasi secara normal.

3. Konsumsi Obat

Amenorrhea juga bisa ditangani dengan pemberian obat-obatan tertentu. Biasanya, pengidap

penyakit ini akan dianjurkan untuk mengonsumsi pil kontrasepsi atau obat-obatan hormon yang
memicu terjadinya siklus haid.

4. Perubahan Gaya Hidup

Cara ini dilakukan untuk mengatasi amenorrhea yang terjadi karena faktor gaya hidup. Kondisi

ini biasanya ditangani dengan menjaga berat badan tetap ideal, mengontrol stres, serta
berolahraga secara teratur.

H. pencegahan
Pada banyak kasus, remaja wanita dapat melakukan beberapa langkah untuk mencegah

terjadinya amenorea. Mereka sebaiknya mengikuti program olahraga dan menjaga berat badan
agar tetap normal.Sedangkan amenorea primer akibat keabnormalan pada organ reproduksi,
kondisi ini tidak dapat dicegah.Untuk pencegahan amenorea sekunder, sederet langkah di bawah

ini dapat dilakukan:

 Menerapkan pola makan yang seimbang agar memenuhi nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.

 Berolahraga secukupnya dan tidak berlebihan. Langkah ini berguna untuk menjaga berat
badan ideal maupun tonus otot.

 Mengatasi stres, misalnya dengan melakukan hobi atau teknik relaksasi.

 Menghindari konsumsi alkohol dan merokok.

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN AMENORE

1. PENGKAJIAN
Identitas Pasien Meliputi: nama, no RM, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, status, tanggal

MRS, dan tanggal pengkajian.


Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Penyakit Sekarang: Riwayat penyakit sekarang pada pasien amenorea


bervariasi tingkat keparahannya. Gejala biasanya perlahan-lahan dengan riwayat tidak

haid 3 bulan.
2) Riwayat Penyakit Dahulu: Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu mencakup

penyakit yang pernah diderita oleh pasien sebelumnya dan riwayat pengobatan yang
menyebabkan amenorea.

3) Riwayat Penyakit Keluarga: Pengkajian ini mencakup penyakit keluarga atau penyakit
keturunan yang diderita oleh keluarga pasien.

Pemeriksaan Fisik

Jika
1) Aktivitas/ istirahat.

Gejala:
Tanda:

2) Sirkulasi
Gejala:

Tanda:
3) Integritas ego.

Gejala:
Tanda:

4) Eliminasi.
Gejala:

Tanda:
5) Makanan/cairan.

Gejala:
Tanda:

6) Neurosensori.
Gejala:

Tanda:
7) Nyeri/kenyamanan.

Gejala:
Tanda:

8) Pernafasan
Gejala:

Tanda:

DS:
1) Pasien mengatakan keluar cairan pada puting

2) Pasien mengatakan nyeri panggul


3) Pasien mengatakan sakit kepala

4) Pasien mengatakan gangguan penglihatan


5) Pasien mengatakan rambut rontok

DO: tanda-tanda
1) Terlihat jerawat pada wajah.

2) Tumbuh rambut di wajah


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Ansietas bd tidak haid 3 bulan


2) Defisit nutrisi b.d rambut rontok berlebihan

3) Gangguan citra tubuh b.d kerusakan kulit/ jerawat pada wajah


3. RENCANA KEPERAWATAN SDKI, SIKI DAN SLKI

SDKI Perencanaan
SLKI SIKI
1. ansietas 1. Tingkat ansietas 1. terapi relaksasi
Definisi: menggunakan
Definisi : kondisi emosi
Definisi : kondisi emosi dan teknik peregangan untuk
pengalaman subyektif
pengalaman subyektif mengurangi tanda dan
individu terhadap objek
terhadap objek yang tidak gejala ketidaknyamanan
yang tidak jelas dan
jelas dan spesifik akibat seperti nyeri, ketegangan
spesifik akibat antisipasi
antisipasi bahaya yang otot, atau kecemasan.
bahaya yang
memungkinkan individu
memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk Aktifitas-aktifitas:
melakukan tindakan
menghadapi ancaman. -identifikasi penurunan
untuk menghadapi
tingkat energi,
ancaman
Setelah dilakukan intervensi ketidakmampuan
D.0080
keperawatan,diharapkan berkonsentrasi, atau gejala
Katagori: fisiologis
pasien: yang lain menggunakan
Subkatagori: integritas
- Verbalisasi khawatir kemampuan kognitif
ego
akibat kondisi yang -identifikasi teknik relaksasi
dihadapi (4) yang pernah efektif
Faktor terkait :
- Keluhan pusing (4) digunakan
ancaman terhadap
-monitor respons terhadap
konsep diri
Keterangan Skala Indikator : terapi relaksasi
mengeluh pusing
1 : Meningkat -gunakan relaksasi sebagai
2 : Cukup meningkat strategi penunjang dengan

3 : Sedang analgetik atau tindakan


4 : Cukup Menurun medis lain, jika sesuai

5 : Menurun -anjurkan mengambil posisi


nyaman

2. Harga diri -anjurkan rileks dan


Definisi : perasaan positif merasakan sensasi relaksasi

terhadap diri sendiri atau -demonstrasikan dan latih


kemampuan sebagai respon teknik relaksasi( mis. Napas

terhadap situasi saat ini. dalam, peregangan, atau


imajinasi terbimbing.

Setelah dilakukan intervensi 2.teknik menenangkan


keperawatan, diharapkan Definisi : teknik relaksasi

pasien: dengan pembentukan


- Penilaian diri positif (5) imajinasi individu dengan

- Belajar menampakkan menggunakan semua indra


wajah (4) melalui pemprosesan

- Perasaan malu (5) kognitif untuk mengurangi


stres.

Keterangan Skala Indikator :


1 : Menurun Aktifitas-aktifita:

2 : Cukup menurun -identifikasi masalah yang


3 : Sedang dialami

4 : Cukup Meningkat -ciptakan ruangan yang


5 : Meningkat tenang dan nyaman

3. Status kognitif -anjurkan melakukan teknik


Definisi : kemampuan menenangkan hingga

melakukan proses mental perasaan menjadi tenang.


yang kompleks.

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan, diharapkan
pasien:

-konsentrasi (5)
Keterangan Skala Indikator :

1 : Menurun
2 : Cukup menurun

3 : Sedang
4 : Cukup Meningkat

5 : Meningkat
2. defisit nutrisi 1. status nutrisi 1.manajemen nutrisi

Definisi : keadekuatan asupan Definisi: mengidentifikasi dan


Definisi : D.0019
nutrisi untuk memenuhi mengelola asupan nutrisi
Katagori : fisiologis
kebutuhan metabolisme. yang seimbang.
Subkatagori: nutrisi dan

cairan
Aktivitas-aktivitas :
Setelah dilakukan intervensi
- identifikasi status nutrisi
Kondisi terkait : keperawatan, diharapkan
-kolaborasi pemberian
-faktor psikologis ( mis. pasien:
medikasi sebelum makan
Stres, keengganan -pengetahuan tentang
(mis. Pereda nyeri,
untuk makan) pilihan makanan yang sehat
antiemetik), jika perlu
-rambut rontok (4)
berlebihan -pengetahuan tentang
2. pemantauan nutrisi
pilihan minuman yang sehat
Definisi: mengumpulkan dan
(4)
menganalisis data yang
-pengetahuan tentang
berkaitan dengan asupan
standar asupan nutrisi yang
dan status gizi.
tepat (5)

-rambut rontok (1)


Aktifitas-aktifitas:
Keterangan Skala Indikator :
-identifikasi faktor yang
1 : Menurun
mempengaruhi asupan gizi
2 : Cukup Menurun
(mis. Pengetahuan,
3 : Sedang
ketersediaan makanan,
4 : Cukup meningkat
agama/kepercayaan, budaya,
5 : Meningkat
mengunyah tidak adekuat,

2. tingkat nyeri gangguan menelan,

Definisi : pengalaman penggunaan obat-obatan

sensorik atau emosional yang atau pascaoprasi)

berkaitan dengan kerusakan -identifikasi kelainan pada

jaringan aktual atau rambut (mis. Kering, tipis,

fungsional, dengan onset kasar, dan mudah patah)

mendadak atau lambat dan

berintensitas ringan hingga


berat dan konstan.
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan, diharapkan

pasien:
- Keluhan nyeri (1)

- Meringis (1)
- Kesulitan tidur (1)

- Pola tidur (4)


Keterangan Skala Indikator :

1 : Menurun
2 : Cukup menurun

3 : Sedang
4 : Cukup Meningkat

5 : Meningkat

3.gangguan citra 1. citra tubuh 1. promosi citra tubuh


tubuh Definisi : persepsi tentang Definisi: meningkatkan

penampilan, struktur dan perbaikan perubahan


fungsi fisik individu. persepsi terhadap fisik
Definisi : perubahan
pasien.
persepsi tentang
Setelah dilakukan intervensi
penampilan, struktur
keperawatan, diharapkan Aktifitas-aktifitas:
dan fungsi fisik individu.
pasien: -monitor frekuensi
D.0083
- Verbalisasi kekhawatiran pernyataan kritik terhadap
Katagori :
pada penolakan/ reaksi diri sendiri
fisiologis
orang lain (5) -diskusikan perbedaan
Subkatagori:
penampilan fisik terhadap
integritas ego
harga diri

Keterangan Skala Indikator : -latih peningkatan


Kondisi terkait :
1 : Menurun penampilan diri
-perubahan
2 : Cukup menurun (mis.berdandan)
struktur/bentuk
3 : Sedang
tubuh (mis.
4 : Cukup Meningkat 2. manajemen stres
Amputasi, trauma, 5 : Meningkat Definisi: mengidentifikasi

luka bakar, dan mengelola tingkat stres


obesitas, jerawat) 2. harga diri dengan tujuan meningkatkan

-transisi Definisi : perasaan positif fungsi individu.


perkembangan terhadap diri sendiri atau

-fungsi/struktur kemampuan sebagai respon Aktifitas-aktifitas:


tubuh terhadap situasi saat ini. -identifikasi tingkat stres

berubah/hilang -identifikasi stresor


-jerawat Setelah dilakukan intervensi -ajarkan teknik menurunkan

keperawatan, diharapkan stres (mis. Latihan


pasien: pernapasan, masase, relaksasi

-penilaian diri positif (5) progresif, imajinasi


-perasaan malu (2) terbimbing, biofeed back,

terapi sentuhan, terapi


Keterangan Skala Indikator : murotal, terapi musik, terapi

1 : Menurun humor, terapi tertawa,


2 : Cukup meurun meditasi)

3 : Sedang
4 : Cukup Meningkat

5 : Meningkat

Anda mungkin juga menyukai