Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Asuhan keperawatan pada pasien Fistula Genetalia

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN ANAK

KELOMPOK 8

1. SHEFIANA DEVI OKTA N (1911032)


2. YUNITA EKA SAFITRI (1911036)

JURUSAN S1 KEPERAWATAN STIkes PATRIA HUSADA BLITAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul "ASKEP pada pasien FISTULA GENETALIA".

Makalah ini berisikan informasi tentang asuhan keperawatan meningitis , agar memahami secara
mendalam tentang semua hal yang berkaitan dengan askep meningitis.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Blitar, 25 November 2021

Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

TINJAUAN TEORI
1. Definisi
 Fistula adalah hubungan yang abnormal antara satu visera berlubang dan visera lain atau dari
satu visera berlubang kebagian luar. Fistula genitalia dapat timbul diantara kandung kemih
serta straktus genitalia ( mis, vesikovaginalis, antara ureter dan vagina ( ureterovaginalis );
serta antara rektum atau kolon sigmoid dan struktur lain ( mis. Enterovesikalis ). Fistula –
fistula ini mungkin timbul akibat anomali kongenital, bedah ginekologis, trauma obstetri,
terapi radiasi, trauma ginekologis, atau infeksi

2. Etiologi
1. Sebab obstetrik Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama,
seperti pada partus lama iskemia kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat
pada persalinan buatan. Partus dengan tindakan, seperti pada tindakan SC, kranioklasi,
dekapitasi, ekstraksidengan cunam, seksio-histerektomia.
2. Sebab ginekologik
a. Proses keganasan/carsinoma terutama carsinoma cervix,radiasi/penyinaran, trauma
operasi atau kelainan kongenital.
b. Histerektomi totalis.
c. Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi akibat terjepit oleh klem
atau terikat oleh jahitan.
3. Sebab trauma terjadi karena trauma (abortus kriminalis).
Fistula biasanya berkembang ketika terjadi penekanan persalinan yang lama anak yang
belum lahir begitu erat di jalan lahir yang dipotong aliran darah ke jaringan sekitarnya
yang necrotise dan akhirnya membusuk. Cedera ini dapat disebabkan oleh pemotongan
kelamin perempuan, aborsi, atau panggul patah tulang. Penyebab lainnya yang secara
langsung potensial untuk pengembangan fistula obstetrik adalah pelecehan seksual dan
perkosaan, terutama dalam konflik/pasca konflik daerah, trauma bedah lainnya, kanker
ginekologi atau radioterapi pengobatan terkait lainnya, dan mungkin yang paling penting,
terbatas atau tidak memiliki akses ke perawatan kandungan atau layanan darurat.

3. Pathofisiologi
Salah satu penyebab terjadinya fistula adalah dari pembedahan.Biasanya karna
kurangnya kesterilan alat yang digunakan atau kerusakan intervensi bedah yang merusak
abdomen. Maka kuman akan masuk kedalam peritoneum hingga terjadinya peradangan pada
peritoneum sehingga keluarnya eksudat & fibrinosa (abses),terbentuknya abses biasanya
disertai dengan demam dan rasa nyeri pada lokasi abses.Infeksi biasanya akan meninggalkan
jaringan parut dalam bentuk pita jaringan perlengketan/adesi) karena adanya perlengketan
maka akan terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan
sehingga akan menjadi sambungan abnormal diantara permukaan tubuh. Maka dari dalam
fistel akan meneluarkan drain atau feses.karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh
yang mengalami perlengketan maka akan menyumbat usus dan gerakan peristaltik usus akan
berkurang sehingga cairan akan tertahan didalam usus halus dan usus besar yang bisa
menyebabkan edema jikatidak di tangani secara cepat maka cairan akan merembes kedalam
rongga peritoneu msehingga terjadinya dehidrasi.

4. Manifestasi Klinis
Gejala tergantung pada kekhususan defek.Pus atau feses dapat bocor secara konstan
dari lubang kutaneus.Gejala ini mungkin dari vagina atau kandung kemih,tergantung pada
saluran fistula.Fistula yang tidak teratasi menyebabkan infeksi sistemik disertai gejala yang
berhubungan.

5. TANDA DAN GEJALA


Gangguan yang dihasilkan biasanya mencakup :
1. Inkontinensia urine.
2. Infeksi parah dan ulserasi pada saluran vagina.
3. Sering terjadi kelumpuhan yang disebabkan oleh kerusakan.
4. Wanita merasa tidak nyaman.
5. Haid terganggu, amenorrhoe sekunder.
6. Kulit sekitar anus tebal.
7. Infeksi pada jalan lahir.
8. Pada pemeriksaan spekulum terlihat dinding vesika menonjol keluar.
9. Flatus dari vagina, keluar cairan dari rectum.

6. Komplikasi
a. Infeksi
b. Gangguan fungsi reproduksi
c. Gangguan dalam berkemih
d. Gangguan dalam defekasi
e. Ruptur / perforasi organ yang terkait.

7. Penatalaksanaan
a. Medis
Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi.Operasi untuk kasuscini
tanpa komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90%.Operasi ini sukses dapat
memungkinkan perempuan untuk hidup normal dan memiliki anak lagi. Perawatan pasca
operasi sangat penting untuk mencegah infeksi.Beberapa wanita yang tidak bersedia
untuk operasi ini dapat mencari pengobatan alternatif yang disebut urostomy
(pengumpulan urin dipakai setiap hari).
Manfaat terbesar dari perawatan bedah adalah bahwa banyak wanita dapat kembali
bergabung dengan keluarga mereka,masyarakat dan masyarakat tanpa rasa malu dari
kondisi mereka karena bocor dan bau tidak lagi sekarang.

b. Keperawatan
1. Pra operasi : persiapan fisik,lab,antibiotika profilaksis,persiapan kolon bila perlu.
2. Waktu reparasi,tergantung sebab :
- Trauma operasi segera,saat operasi tsb, atau ditunda jika diketahui pasca op.
- Obstetrik 3 bulan pascasalin,kecuali fistula fekalis dilakukan setelah 2-3 bulan.
- Pasca operasi : drainase urin kateter terpasang.

8. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah lengkap
2. CT
3. BT
4. Golongan Darah
5. Urium Creatium
6. Protein
7. Albumin

9. Konsep dasar askep


a. Pengkajian keperawatan
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan
c. Pemeriksaan fisik
d. Pola kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai