Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

INFERTILITAS PADA PRIA DAN WANITA

DAN

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN MATERNITAS TERKAIT MASALAH


KESEHATAN WANITA

DOSEN PEMBIMBING:

YULIANI BUDIARTI, Ns., M. Kep, Sp. Mat

OLEH:

Eka Nur Salleha 1914201310072

Marissa Fahrianty 1914201310075

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN BILINGUAL

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMAMDIYAH BANJARMASIN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul INFERTILITAS PADA PRIA DAN
WANITA, TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN MATERNITAS TERKAIT
MASALAH KESEHATAN WANITA ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu YULIANI
BUDIARTI, Ns., M, Kep, Sp. Mat pada Mata Kuliah Maternitas 2.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu YULIANI BUDIARTI, Ns., M, Kep, Sp. Mat
selaku Dosen Mata Kuliah Maternitas 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 9 Maret 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB 1..............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

Latar belakang.................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

Definisi Infertilitas...........................................................................................................................6

Jenis-jenis infertilitas...................................................................................................................6

Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas.............................................................................6

Trend Issue Kepereawatan Maternitas...................................................................................10

Trend Keperawatan................................................................................................................10

Macam-macam Trend keperawatan maternitas terkait masalah kesehatan wanita................10


BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang
Berkembang biak adalah salah satu fungsi luhur dari makhluk hidup, termasuk
manusia. Seluruh makhluk hidup, termasuk manusia berkeinginan untuk menjaga
kelangsungan garis keturunannya dengan cara berkembang biak. (Ahsan, Hakim BA,
Tamar M. 2012)
Salah satu gangguan kesehatan reproduksi yang terjadi ada usia subur adalah
infertilitas. Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk mengandung sampai melahirkan
bayi hidup setelah satu tahun melakukan hubungan seksual yang teratur dan tidak
menggunakan alat kontrasepsi apapun atau setelah memutuskan untuk mempunyai anak.
(Anggraeni MD. 2009; 4(3):2-3.)
Kegagalan pasangan suami istri (pasutri) dalam memperoleh keturunan, disebabkan
oleh masalah pada pria dan atau wanita. 40 persen kesulitan mempunyai anak terdapat
pada wanita, 40 persen pada pria, dan 30 persen pada keduanya. Anggapan bahwa kaum
wanitalah yang lebih bertanggungjawab terhadap kesulitan mendapatkan anak adalah
kurang tepat. WHO juga memperkirakan sekitar 50-80 juta pasutri (1 dari 7 pasangan)
memiliki masalah infertilitas, dan setiap tahun muncul sekitar 2 juta pasangan infertil
(Triwani, 2013)
Disebut Infertilitas primer jika seorang wanita yang telah berkeluarga belum pernah
mengalami kehamilan meskipun hubungan seksual dilakukan secara teratur tanpa
perlindungan kontrasepsi untuk selang waktu paling kurang 12 bulan4,8 sedangkan
tidak terdapat kehamilan dalam waktu 1 tahun atau lebih pada seorang wanita yang
telah berkeluarga dengan berusaha berhubungan seksual secara teratur tanpa
perlindungan kontrasepsi, tetapi sebelumnya pernah hami., dikenal dengan sebutan
infertilitas sekunder. (Saragih CF .2014)
Infertilitas pada wanita dapat disebabkan oleh infeksi vagina seperti vaginitis dan
trikomonas vaginalis akan menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks,
endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapat menyebabkan gangguan pergerakan
dan penyumbatan pada tuba sebagai organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi.
Terjadinya disfungsi seksual yang mencegah penetrasi penis, atau lingkungan vagina
yang terlalu asam juga dapat menyebabkan seorang wanita kesulitan mengalami
kehamilan. (Prairohardjo S, Wiknjosastro H 2011: 425- 430)
Perubahan fisiologis mengalami gangguan yang secara normal terjadi selama periode
praovulasi dan ovulasi yang membuat lingkungan serviks kondusif bagi daya hidup
sperma misalnya peningkatan alkalinitas dan peningkatan sekresi.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan tentang infertilitas pada wanita maupun pria?
2. Apa saja faktor2 infertilitas?
3. Apa saja trend dan issue keperawatan maternitas masalah kesehatan wanita?

B. Tujuan
1. Mengetahui tentang infertilitas pada wanita maupun pria
2. Mengetahui faktor2 infertilitas
3. Mengetahui trend dan issue keperawatan maternitas masalah kesehatan wanita
BAB II

PEMBAHASAN

Definisi Infertilitas
Infertilitas adalah gangguan sistem reproduksi yang menyebabkan
kegagalan untuk mencapai kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih
berhubungan intim secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi. (WHO)
Menurut beberapa ahli infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami
istri untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa
kontrasepsi selama satu tahun, Djuwantono (2008).
Infertilitas (ketidaksuburan) merupakan suatu kondisi dimana pasangan
suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan
seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu satu tahun dengan
tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun. Atau infertilitas merupakan
ketidakmampuan untuk menghasilkan keturunan.

Jenis-jenis Infertilitas
Munurut Djuwantono (2008) Secara medis infertil terbagi menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Infertil Primer
Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah memliki
anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2. Infertil sekunder
Yaitu pasangan suami istri yang telah memiliki anak sebelumnya tetapi saat
ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan
seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Infertilitas
1. Pada wanita
a. Kelainan Serviks yang dapat menyebabkan infertilitas adalah:
1) Perkembangan serviks yang abnormal sehingga mengakibatkan
migrasi sperma terhambat.
2) Tumor serviks seperti polip atau mioma yang dapat menutupi
saluran sperma atau menimbulkan discharge yang mengganggu
spermatozoa.
3) Infeksi serviks yang menghasilkan asam atau sekresi purulen yang
bersifat toksin terhadap spermatozoa.
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di endometrium.
Kejadian ini tidak dapat berlangsung apabila ada patologi di uterus,
seperti polip endometrium, adenomiosis, mioma uterus atau
leiomioma, bekas kuretase dan abortus septik. Kelainan tersebut
dapat mengganggu implantasi, pertumbuhan, nutrisi serta
oksigenisasi janin.
Sumbatan di tuba fallopii merupakan salah satu penyebab
infertilitas. Sumbatan tersebut dapat terjadi akibat infeksi,
pembedahan tuba atau adhesi yang disebabkan oleh endometriosis
atau inflamasi. Peningkatan insiden penyakit radang panggul
(pelvic inflammatory disease –PID). PID ini menyebabkan jaringan
parut yang memblok kedua tuba fallopi.
Masalah ovarium yang dapat mempengaruhi infertilitas yaitu
kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistik,
endometriosis, atau riwayat pembedahan yang mengganggu siklus
ovarium. (Prairohardjo S, Wiknjosastro H. 2011: 425- 430).
b. Gangguan Ovulasi yang dibagi ke dalam 4 kelas (WHO)
1) Kelas 1: Kegagalan pada hipotalamus hipopise. Karakteristik dari
kelas ini adalah gonadotropin yang rendah, prolaktin normal, dan
rendahnya estradiol. Kelainan ini terjadi sekitar 10 % dari seluruh
kelainan ovulasi.
2) Kelas 2: Gangguan fungsi ovarium. Karakteristik dari kelas ini
adalah kelainan pada gonadotropin namun estradiol normal.
Anovulasi kelas 2 terjadi sekitar 85 % dari seluruh kasus kelainan
ovulasi.
3) Kelas 3: Kegagalan ovarium. Karakteristik kelainan ini adalah
kadar gonadotropin yang tinggi dengan kadar estradiol yang
rendah. Terjadi sekitar 4-5 % dari seluruh gangguan ovulasi.
4) Kelas 4: Kelompok wanita yang mengalami gangguan ovulasi
akibat disfungsi ovarium, memiliki kadar prolaktin yang tinggi.

2. Pada Pria
Infertilitas pada pria dipengaruhi oleh faktor koitus pria yang meliputi
spermatogenesisabnormal, motilitas abnormal, kelainan anatomi, gangguan
endokrin dan disfungsi seksual. Kelaianan anatomi yang mungkin
menyebabkan infertilitas adalah tidak adanya vasdeferens kongenital,
obstruksi vasdeferens dan kelainan kongenital system ejakulasi.
Spermatogenesis abnormal dapat terjadi akibat orkitis karena mumps,
kelainan kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi atau varikokel.
Masalah ejakulasi seperti ejakulasian retrograde yang berhubungan
dengan diabetes, kerusakan saraf, obat-obatan atau trauma bedah.
Faktor pekerjaan dikarenakan produksi sperma yang optimal
membutuhkan suhu di bawah temperatur tubuh, spermatogenesis
diperkirakan kurang efisien pada pria dengan jenis pekerjaan sepertipada
petugas pemadam kebakaran dan pengemudi truk jarak jauh.
Faktor lain seperti infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual,
stres, nutrisi yang tidak adekuat, asupan alkohol berlebihan dan nikotin.
Masalah interaktif berupa masalah spesifik untuk setiap pasangan seperti
frekuensi sanggama yang tidak memadai, waktu sanggama yang buruk,
perkembangan antibodi terhadap sperma pasangan dan ketidakmampuan
sperma untuk melakukan penetrasi ke sel telur.
3. Penyebab Infertilitas sekunder
antara lain:
1) Faktor usia
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan seorang wanita. Selama
wanita tersebut masih dalam masa reproduksi yang berarti mengalami
haid yang teratur, kemungkinan mengalami kehamilan sangat besar.
Akan tetapi seiring dengan bertambahnya usia maka kemampuan indung
telur untuk menghasilkan sel telur akan mengalami penurunan.
Bertambahnya usia pada pria juga menyebabkanpenurunan kesuburan.
Meskipun pria terus menerus memproduksi sperma sepanjang hidupnya,
akan tetapi morfologi sperma mereka mulai menurun. (Prairohardjo S,
Wiknjosastro H,2011)
2) Masalah reproduksi
Masalah pada sistem reproduksi menyebabkan masalah yang mengarah
pada infertilitas sekunder, seperti pada perempuan yang melahirkan
dengan operasi caesaryang dapat menyebabkan jaringan parut yang
mengarah pada penyumbatan tuba. (Prairohardjo S, Wiknjosastro
H,2011)
3) Faktor gaya hidup
Wanita dengan berat badan yang berlebihan sering mengalami gangguan
ovulasi, karena kelebihan berat badan dapat mempengaruhi estrogen
dalam tubuh dan mengurangi kemampuan untuk hamil. Pria yang gemar
mengenakan celana ketat juga dapat mengalami ganguan pada motilitas
sperma. (Prairohardjo S, Wiknjosastro H,2011)
Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan (Unexplained Infertility) dapat
diartikan sebagai ketidak mampuan untuk hamil setelah 1 tahun tanpa
ditemukannya suatu abnormalitasmenggunakan prosedur pemeriksaan
ginekologis rutin. Insidensi infertilitas ini berkisar dari 10 persen sampai
paling tinggi 30 persen di antara populasi infertil dimana hal ini
tergantung dari kriteria diagnostik yang digunakan. Minimal, diagnosis
infertilitas tak teridentifikasi menunjukkan analisis semen yang normal,
bukti objektif adanya ovulasi, rongga uterus yang normal, serta patensi
tuba bilateral.
Diagnosis infertilitas biasanya segera dilakukan ketika pasangan datang
untuk konsultasi pertama kali. Jika pasangan telah melakukan usaha
untuk memperoleh kehamilan selama kurang dari 1 tahun, maka
pengajuan beberapa pertanyaan guna memastikan permasalahan utama
sangatlah bermanfaat, pertanyaan yang dapat diajukan antara lain
mengenai ketidakteraturan siklus menstruasi, riwayat adanya bedah
pelvis, atau orkidopeksi yang tidak bisa dihindari. Jika riwayat medis
pasangan hasilnya normal, maka pasien harus diberi penjelasan mengenai
harapan peluang kehamilan kumulatif selama satu periode waktu dan
investigasi sebaiknya ditunda sampai pasangan telah mencobanya selama
periode satu tahun. (Djuwantono T, Hartanto B, Wiryawan P, 2008)

Trend Issue Keperawatan Maternitas


Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak
orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek
legal dan etis keperawatan. (Tren Dan Issue Keperawatan, 2015)

Trend Keperawatan
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa,
tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang
terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.
(Tren Dan Issue Keperawatan, 2015)

Macam-macam Trend keperawatan maternitas terkait masalah kesehatan wanita


1. Angka kematian ibu
Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau
dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab
yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya,
tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera (WHO, 2014).
"Hingga tahun 2018/2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi di 305 per
1000 kelahiran hidup," ungkap Meiwita Budhiharsana dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI).

a) Kematian ibu dikelompokkan menjadi dua:


1) kematian sebagai akibat langsung kasus kebidanan
2) kematian sebagai akibat tidak langsung kasus kebidanan yang
disebabkan penyakit yang sudah ada sebelumnya, atau penyakit yang
timbul selama kehamilan dan bukan akibat langsung kasus kebidanan,
tetapi diperberat oleh pengaruh fisiologi kehamilan.

b) Penyebab terjadinya angka kematian ibu :


Determinan yang berhubungan langsung dengan kematian ibu merupakan
gangguan obstertik seperti pendarahan, preeklamsi/ekslamsi, dan infeksi
atau penyakit yang diderita oleh ibu sebelum atau selama kehamilan
seperti penyakit jantung, tuberkolosis, ginjal dan acquired
immunodeficiency syindrome. (jurnal angka kematian ibu, 2019)

2. Anemia pada ibu hamil


Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada
trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita
tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2. Anemia
yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan.
Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena
terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada
perdarahan.
a. Pengaruh anemia pada kehamilan
1) Abortus
2) Persalinan prematuritas
3) Hambatan tumbuh kembang janin
4) Mudah infeksi
5) Ketuban pecah dini
b. Gejala anemia pada kehamilan
1) Badan terasa lemas dan cepat lelah.
2) Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
3) Detak jantung tidak beraturan.
4) Napas pendek.
5) Pusing dan berkunang-kunang.
c. Pencegahan anemia terhadap ibu hamil
1) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran
warna hijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.
2) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk,
tomat, mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat
besi.

3. Infeksi menular seksual


Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang
menular melalui hubungan intim. Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau
lepuhan dan rasa nyeri di area kelamin. penyakit menular seksual menyebar
melalui hubungan intim, baik secara vaginal, anal, maupun oral. Tidak
hanya hubungan intim, penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah
dan berbagi jarum suntik dengan penderita. Infeksi juga dapat ditularkan
dari ibu hamil ke janin, baik selama kehamilan atau saat persalinan.
Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus,
jamur, dan parasit. (alodokter.com)

a. Gejala yang muncul akibat penyakit menular seksual (alodokter.com)


1) Muncul benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus,
atau mulut.
2) Vagina atau penis terasa gatal dan terbakar.
3) Nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim.
4) Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan).

b. Pengobantan jenis penyakit menular


Pengobatan terhadap penyakit menular seksual disesuaikan dengan
penyebab infeksi, melalui pemberian obat-obatan Antibiotik digunakan
untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis. Antibiotik
harus tetap dikonsumsi, walaupun gejala yang dirasakan telah membaik.
Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi kembali terjadi. Dokter juga
akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan intim hingga masa
pengobatan berakhir dan gejala menghilang. Jenis antibiotik yang
diberikan antara lain penisilin, doxycycline, amoxicillin,
dan erythromycin. Selain membunuh bakteri, antibiotik
seperti metronidazole dapat membunuh parasit pada penyakit
trikomoniasis. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet yang diminum
maupun sediaan yang dimasukkan ke dalam vagina. (alodokter.com)

c. Pencegahan penyakit menular


Langkah utama pencegahan penyakit menular seksual adalah
menerapkan perilaku seks yang aman, yaitu menggunakan kondom dan
tidak bergonta-ganti pasangan seksual. Lakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin, khususnya yang berkaitan dengan organ reproduksi.
(alodokter.com)
Issue Keperawatan
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter,
sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat,
kematian, ataupun tentang krisis (Tren Dan Issue Keperawatan, 2015)

1. Macam issue keperawatan maternitas


a. Larangan ngonsumsi kafein saat menstruasi
Para pakar kesehatan menyarankan mereka yang sedang mengalami
menstruasi untuk menghindari kopi. Sebab, kandungan kafein dalam kopi
bisa memperparah atau bahkan menyebabkan kram. Selain itu, karena
sifat diuretiknya, kopi juga bisa meningkatkan produksi urin dan
menyebabkan dehidrasi. Secangkir kopi yang masuk ke dalam sistem
tubuh akan menghalangi neurotransmitter gamma-aminobutyric acid
(GABA) yang meregulasi rasa cemas. Pada saat GABA terhalang dan
tingkat kecemasan tinggi (dipicu konsumsi kopi), tubuh secara alami
akan lebih rentan mengalami kram yang lebih parah.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan wanita lebih baik tidak
mengonsumsi kafein saat sedang menstruasi:
1) Membuat nyeri haid makin parah
Kafein bekerja menyempitkan pembuluh yang menyebabkan aliran
darah di sekujur tubuh jadi tidak lancar. Kurangnya aliran darah ke
otot rahim perut akan memotong suplai oksigen yang bisa
menyebabkan rasa sakit dan kram perut semakin parah. Selain itu,
asupan darah beroksigen yang menuju otak juga ikut berkurang. Hal
ini dapat menyebabkan Anda mengalami sakit kepala yang lebih
parah.
2) Membuat mood kurang baik dan cenderung merasa cemas
Tak hanya itu, minum kopi saat haid akan memengaruhi mood dan
bisa bikin Anda lebih cemas. Hal ini bahkan telah dibuktikan dalam
penelitian yang dimuat pada Journal of Women’s Health yang
mengungkapkan bahwa wanita yang sering minum kopi saat
menstruasi cenderung punya mood yang buruk dan lebih gampang
cemas.
3) Perut terasa lebih kembung dan tak nyaman
Kopi yang bersifat asam akan membuat perut kembung dan berisiko
meningkatkan asam lambung. Ketika asam lambung naik, maka
berbagai gangguan pencernaan akan muncul, dari sensasi panas di ulu
hati, perut terasa penuh, hingga merasa mual. Hal ini semakin parah
jika Anda minum kopi sebelum perut terisi. Tentu, kondisi ini akan
membuat Anda semakin tidak nyaman saat si tamu bulanan datang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Infertilitas bukan semata-mata disebabkan oleh faktor yang berasal dari wanita,
seperti infeksi vagina, disfungsi seksual, lingkungan vagina yang terlalu asam,
kelainan serviks, sumbatan di tuba falopii dan gangguan ovulasi. Faktor-faktor
pada diri pria juga dapat berperan, seperti faktor koitus, kelainan anatomi,
spermatogenesis abnormal, masalah ejakulasi, faktor pekerjaan, infeksi dan
masalah interaktif.
Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak
orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun
tidak, trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan
etis keperawatan.
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu para pembaca untuk
menambah ilmu pengetahuan kami sebagai penulis mengaharapkan saran dan
keritik yang membangun.

DAFTAR ISI

Ahsan, Hakim BA, Tamar M. FaktorRisiko


yangMemengaruhiKeterlambatanKons epsi
(Infertilitas)PasanganSuamiIstripadaLa ki-Laki diKecamatanPalu Utara Kota
Palu. (KTI). Universitas Hasanuddin. Makassar.2012.
Anggraeni MD. Dukungan Sosial yang Diterima oleh Perempuan yang Belum
Berhasil dalam Pengobatan Infertilitas. J of Keperawatan Universitas Jendral
Soedirman. 2009; 4(3):2-3.
Triwani. Faktor Genetik sebagai salah satu Penyebab Infertilitas Pria. Bagian
Biologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Program Studi
Biomedik Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Palembang. 2013.
Purba IH. Kecemasan Pasangan Usia Subur Terhadap Infertilitas Sekunder di
Dusun XI Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2010. (KTI).
Universitas Sumatera Utara. Medan.2011.
Saragih CF. Analisa Faktor-Faktor Penyebab Infrtilitas di RS Jejaring
Departemen Obgin FK USU Periode Januari 2012-Desember 2013. (Thesis).
Universitas Sumatera Utara. Medan.2014.
Prairohardjo S, Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2011: 425- 430.
Robert L B. Female Infertility; Reproductive Endocrinology 7th Edition.2010.
Willem O, Ian C, Silke D, Gamal S, Paul D. Human Reproduction. J of Infertility
and the Provision of infertility medical Services in developing countries. 2008;
14(6): 605-621.
Djuwantono T, Hartanto B, Wiryawan P. Step By Step Penanganan
Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Dalam praktik Sehari-hari. Jakarta:
Sagung.2008: 187-191
https://id.scribd.com/doc/242018797/TREN-DAN-ISSUE-KEPERAWATAN-docx
Diakses pada 12 maret 2020 pukul 22.34

https://www.halodoc.com/5-masalah-kesehatan-yang-rentan-dialami-ibu-hamil
Diakses pada 12 maret 2020 pukul 22.47

https://regional.kompas.com/read/2019/09/30/11435771/tingkat-kematian-ibu-
melahirkan-di-indonesia-masih-mengkhawatirkan diakses pada 14 maret 2020
pukul 12.40

https://www.alodokter.com/penyakit-menular-seksual-pms diakses pada 14 maret


2020 pukul 13.56

https://www.sehatq.com/artikel/larangan-saat-haid-yang-sebaiknya-tidak-
dilakukan diakses pada 14 maret 2020 pukul 14.10

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/efek-minum-kopi-saat-haid-
menstruasi/ diakses pada 14 maret 2020 pukul 14.15

susiana, Sali.2019. jurnal angka kematian ibu : faktor penyeba dan upaya
penenganannya.jurnalbidang kesejahteraan sosial.Vol. XI No.24.

Anda mungkin juga menyukai