Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Diane Amelia Sisca
Diani Nurhayati
Meli Mariam
Rani Lastriani
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Definisi Infertilitas
Menurut beberapa ahli infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami
istri untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa
kontrasepsi selama satu tahun, Djuwantono (2008). Infertilitas (ketidaksuburan)
merupakan suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki
anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu
dalam kurun waktu satu tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun. Atau infertilitas merupakan ketidakmampuan untuk menghasilkan
keturunan.
5. Manifestasi klinis
a. Wanita
1) Terjadi kelainan system endokrin
2) Hipomenore dan amenore
3) Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat
menunjukkan masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi
genetic
4) Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang
tidak berkembang,dan gonatnya abnormal
5) Wanita infertil dapat memiliki uterus
6) Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat
infeksi, adhesi, atau tumor
7) Traktus reproduksi internal yang abnormal
b. Pria
1) Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi
(panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
2) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin
tertentu Riwayat infeksi genitorurinaria
3) Hipertiroidisme dan hipotiroid
4) Tumor hipofisis atau prolactinoma
5) Disfungsi ereksi berat
6) Ejakulasi retrograt
7) Hypo/epispadias
8) Mikropenis
9) Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
10) Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas
sperma)
11) Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
12) Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
13) Abnormalitas cairan semen
6. Patofisiologi
a. Wanita
7. Penanganan Infertilitas
a. Penanganan infertilitas pada wanita
1) Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan
waktu yang tepat untuk coital
2) Pemberian terapi obat, seperti;
Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi
hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian TSH.
Terapi penggantian hormon
Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara
luas
Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate
Pengangkatan tumor atau fibroid
Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
b. Penanganan infertilitas pada pria
1) Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat.
2) Testosteron Enantat dan testosteron spionat untuk stimulasi kejantanan.
3) FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
4) Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
5) Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma.
6) Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.
7) Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang
mengandung spermatisida
8. Pencegahan Infertilitas
Ada beberapa cara pencegahan infertilitas menurut Steven R.B (2002).
Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi
prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu setiap infeksi didaerah
tersebut harus ditangani serius.
a. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitian menunjukkan
pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma.
b. Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar
hormone testosterone yang tentunya akan mengganggu pertumbuhan
sperma.
c. Berperilaku dan pola hidup sehat
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Data Demografis meliputi : identitas klien termasuk data etnis, budaya dan agama.
a. Pengkajian Anamnesa
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (efek test
diagnostic). (D.0077)
b. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan
pada citra tubuh (D.0087)
c. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi,
ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic. (D.0080)
d. Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang kontrol terhadap
prognosis. (D.0092)
e. Resiko ketidakmampuan koping induvidu/keluarga berhubungan
dengan kondisi klinis infertilitas.
3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan ….x…. Manajemen Nyeri ( I.08238)
agen pencedera fisik (efek test diharapkan nyeri akut dapat teratasi (L.08066) Observasi
diagnostic). (D.0077) Kriteria hasil : 2. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
• Keluhan nyeri menurun
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
• Meringis menurun
• Diaforesis menurun
5. Identifikasi faktor yang memperberat dan
• Anoreksia menurun
memperingan nyeri
• Frekuensi nadi membaik 6. Monitor efek samping penggunaan analgetik
• Tekanan darah membaik Teraupetik :
• Pola tidur membaik
1. Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non farmakologo untuk
mengurangi nyeri
Kolaboasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Harga diri rendah situasional Setelah dilakukan asuhan keperawata Dalam Dukungan emosional (I.09256)
berhubungan dengan perubahan waktu ...x..., diharapkan harga diri Rendah Observasi
pada citra tubuh (D.0087) yang dialami pasien teratasi. (L.09069) 1. Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk
Kriteria :
bagi pasien
• Penilian diri psotif meningkat
Kaloborasi
1. Rujuk untuk terapi keluarga, jika
perlu
1) Deteksi Ovulasi
2) Analisa hormon
3) Sitologi vagina
4) Uji pasca senggama
5) Biopsy endometrium terjadwal
6) Histerosalpinografi
7) Laparoskopi
8) Pemeriksaan pelvis ultrasound
b. Pria
Analisa Semen:
Parameter
1) Warna Putih keruh
2) Bau Bunga akasia
3) PH 7,2 - 7,8
4) Jumlah sperma 20 juta / ml
5) Sperma motil > 50%
6) Pemeriksaan endokrin
7) USG
8) Biopsi testis
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam (Potter & Perry, 2011).
Komponen tahap implementasi :
a. Tindakan keperawatan mandiri
b. Tindakan keperawatan kolaboratif
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan
keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan.
Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses
mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu
sendiri). Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan (Mubarak,dkk.,2011).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani,
2013):
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data
sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk
membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011).
Ada tiga alternative dalam menafsirkan hasil evaluasi yaitu :
a. Masalah teratasi, apabila pasien menunjukkan perubahan tingkah laku
dan perkembangan kesehatan sesuai dengan kriteria pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
b. Masalah sebagian teratasi, apabila pasien menunjukkan perubahan
dan perkembangan kesehatan hanya sebagian dari kriteria pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
c. Masalah belum teratasi, jika pasien sama sekali tindak
menunjukkan perubahan perilaku dan perkembangan kesehatan atau
bahkan timbul masalah yang baru.