Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN

INFRTILITAS PRIMER PADA NY. A USIA 27 TAHUN DI KLINIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1. VIDYA SILVYANI AUDRY (2319201595)


2. MAHARANI AMBARITA (2319201328)
3. MAWADDAH (2319201347)
4. IRMA DARMAYANI (2319201270)
5. MARLINA ZAI (2319201737)
6. ANJLI BELA SARI SITUMORANG (2319201654)
7. LINDA WAHYUNI (2319201904)

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA HUSADA MEDAN
T.A 2023/2024
A. Infertilitas
1. Defenisi Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki
keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bbersenggama secara
teratur 2-3 x / minggu, tanpa memakai metode pencegahan selama 12 bulan.
Pasangan suami istri dianggap fertile untuk bisa memiliki anak apabila suami
memiliki sistem dan fungus reproduksi yang sehat sehingga mamu menghasilkan dan
menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) kedalam organ reproduksi istri, dan istri
memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel
kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan
memiliki Rahim yang dapat menjadi tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi
berusia cukup bulan dan dilahirkan. Dua faktor yang telah disebutkan apabila tidak
dimiliki oleh pasangan suami istri, pasangan tersebut tidak akan mampu memiliki
anak atau infertil.

2. Klasifikasi Infertilitas
Menurut pembagiannya, infertilitas dapat diklasifikasikan sebagai infertilitas
primer dan infertilitas sekunder.
a. Infertilitas primer adalah pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan
seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam
bentuk apapun.

3. Etiologi Infertilitas
a. Etiologi Infertilitas Pada Wanita
Penyebab infertilitas pada wanita sebagai berikut :
1. Hormonal
Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau ovarium yang
menyebabkan kegagalan ovulasi, kegagalan endometrium uterus untuk
berproliferasi sekresi, sekresi vagina dan cervix yang tidak menguntungkan
bagi sperma, kegagalan gerakan (motilitas) tuba fallopi yang menhalangi
spermatozoa mencapai uterus.
2. Obstruksi
Tuba fallopi yang tersumbat bertanggung jawab sepertiga dari penyebab
infertilitas. Sumbatan tersebut dapat disebabkan oleh kelainan kongenital,
penyakit radang pelvis yang umum, contohnya apendisitis dan peritonitis, dan
infeksi tractus genitalis, contohnya gonore.
3. Faktor Lokal
Faktor-faktor local yang menyebabkan infertile pada wanita adalah
fibroid uterus yang menghambat implantasi ovum, erosi cervix yang
mempengaruhi pH sekresi sehingga merusak sperma, kelainan kongenital
vagina, cervix atau uterus yang menghalangi pertemuan sprema dan ovum,
moima uteri oleh akrena menyebabkan tekanan pada tuba, distorsi, atau
elongasi kavum uteri, iritasi myometrium, atau torsi oleh mioma yang
bertangkai.

b. Etiologi Infertilitas Pada Pria


Penyebab infertilitas pada pria adalah sebagai berikut :
1. Gangguan spermatogenesis
Analisis sperma dapat mengungkap jumlah spermatozoa normal atau
tidak. Pengambilan specimen segar dengan cara masturbasi di laboratorium.
Standar untuk specimen semen normal telah ditetapkan oleh badan kesehatan
dunia (WHO).
2. Obstruksi
Obstruksi atau sumbatan merupakan salah satu penyebab infertile pada
pria. Obstruksi dapat terjadi pada duktus atau tubulus yang di sebabkan karena
kongenital dan penyakit peradangan (inflamasi) akut atau kronis yang
mengenai membrane basalis atau dinding otot tubulus seminifers misalnya
orkitis, infeksi prostat, infeksi gonokokus, obstruksi juga dapat terjadi pada
vas deferens.
3. Ketidakmampuan koitus atau ejakulasi
Faktor-faktor fisik yang menyebabkan ketidak mampuan koitus dan
ejakulasi, misalnya hipospadia, epispadia, deviasi penis seperti priapismus
atau penyakit peyronie. Faktor-faktor psikologis yang menyebabkan ketidak
mamppuan untuk mencapai atau mempertahankankan ereksi dan kebiasaaan
pria alkoholisme kronik.
4. Faktor Sederhana
Faktor sederhana seperti memakai celana jeans ketat, mandi dengan air
terlalu panas, atau berganti lingkungan ke iklim tropis dapat menyebabkan
keadaan luar panas yang tidak menguntungkan untuk produksi sperma sehat.

4. Faktor Risiko Infertis


a. Faktor Risiko Infertilitas Pada Wanita
1) Gangguan Ovulasi
Gangguan yang paling sering dialami perempuan infertile adalah
gangguan ovulasi. Bila ovulasi tidak terjadi maka tidak aka nada sel telur yang
bisa dibuahi. Salah satu tanda wanita yang mengalami gangguan ovulasi
adalah haid yang tidak teratur dan haid yang tidak ada sama sekali.
2) Sindrom ovarium polikistik
Sindroma ovarium polikistik merupakan suatu kumpulan gejala yang
diakibatkan oleh gangguan sistem endokrin. Kelainan ini banyak ditemukan
pada wanita usia reproduksi. Gejala tersering yang ditimbulkannya antara lain
infertilitas karena siklus yang anovulatoar, oligo sampai amenore, obesitas
dan hirsutisme.
Sindrom ovarium polikistik ini menimbulkan perubahan hormonal-
biokimia seperti Peningkatan luteinisingn hormone (LH) serum, rasio
LH/FSH (follicle stimulating hormone) yang meningkat, adanya resistensi
po,ikistrik menyebabkan 5-10% wanita usia reproduksi menjadi infertil.

3) Masalah Tuba
Peranan faktor tuba paling sering ditemukan dalam infertilitas pada
wanita yaitu sekitar 25-50%. Oleh karena itu, penilaian potensi tuba dianggap
sebagai salah satu pemeriksaan terpenting dalam pengelolaan infertilitas.
4) Masalah Uterus
Spermatozoa dapat ditemukan dalam tuba fallopi sekitar 5 menit setelah
inseminasi. Gerakan spermatozoa untuk masuk ke dalam uterus tidak hanya
dilakukan sendiri. Kontraksi vagina dan uterus mempengaruhi dalam
transportasi spermatozoa. Kontraksi yang terjadi karena pengaruh
prostaglandin dalam air mani dapat membuat uterus berkontraksi secara
ritmik. Prostaglandin berpengaruh dalam trans;ort spermatozoa ke dalam
uterus dan melewati penyempitan batas uterus dengan tuba. Uterus sangat
sensitive terhadap prostaglandin pada akhir fase proliferasi dan permulaan
fase sekresi, sehingga apabila prostaglandin kurang dalam mani dapat
menyebabkan masalah infertilitas.
Kelainan pada uterus bisa disebabkan oleh malformasi uterus yang
menggangu\gu pertumbuhan fetus (janin). Mioma uteri dan adhesi uterus
menyebabkan terjadi gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus
sehingga akhirnya terjadi abortus berulang.
5) Peningkatan Usia
Prevalensi infertilitas meningkat bila terjadi Peningkatan usia. Kejadian
infertilitas berbanding lurus dengan pertambahan usia pada wanita. Wanita
dengan rentan usia 19-26 tahun memiliki kesempatan untuk hamil dua kali
lebih besar daripada wanita dengan rentan usia 35-39 tahun.
Bertambahnya usia maka kadar FSH meningkat, fase folikuler semakin
pendek, kadar LH dan durasi fase luteal tidak berubah, siklus menstruasi
mengalami penurunan. Jumlah sisa folikel ovarium terus menurun dengan
bertambahnya usia semakin cepat setelah usia 38 tahun dan folikel menjadi
kurang peka terhadap stimulasi gonadotropin sehingga terjadi penurunan
kesuburan wanita dengan meningkatnya usia.
6) Berat Badan
Terdapat faktor yang dapat mempengaruhi infertilitas, salah satunya
adalah badan yang terlalu kurus atau badan yang terlalu gemuk.
7) Stress
Stress pada wanita dapat mempengaruhi komunikasi antara otak,
hipofisis dan ovarium. Stress dapat memicu pengeluaran hormon kortisol yang
mempengaruhi pengaturan hormon reproduksi.
Stress mempengaruhi manutrasi pematangan sel telur pada ovarium. Saat
stress terjadi perubahan suatu neurokimia di dalam tubuh yang dapat
mengubah manutrasi dan pengelepasan sel telur. Contohnya, disaat wanita
dalam keadaan stress, spasme dapat terjadi pada tuba falopi dan uterus,
dimana hal itu dapat mempengaruhi pergerakan dan implantasi pada sel teur
yang sudah matang.
8) Infeksi Organ Reproduksi
Rongga perut pada wanita diperantarai organ reproduksi wanita yang
langsung berhubungan dengan dunia luar. Infeksi rongga perut jarang terjadi
disebabkan karena sifat bactericide dari vagina yang mmpunyai pH rendah
dan lender yang kental pada canalis cervikasli yang menghalangi masuknya
kuman. Infeksi organ reproduksi sering terjadi di Negara tropis karena hygine
kurang, perawatan Persalinan dan abortus belum sempurna. Infeksi organ
reproduksi dapat menurunkan fertilitas, mempengaruhi keadaan umum dan
kehidupa sex.
Infeksi apabila terjadi pada vagina akan menyebabkan kadar keasaman
dalam vagina meningkat, sehingga menyebabkan sperma mati sebelum empat
membuahi sel telur.

5. Ciri-Ciri Pasangan yang Mengalami Infertilitas


Pasangan yang mengalami infertilitas memiliki ciri-ciri berikut:
a. Pasangan tersebut memiliki keinginan untuk memiliki anak
b. Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, isteri belum mendapatkan
kehamilan
c. Melakukan hubungan seksual 2-3 kali dalam seminggu dalam kurun waktu satu
tahun
d. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat ataupun metode kontrasepsi,
baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah
kehamilan.

6. Penanganan Infertilitas
Menurut Permadi (2008) beberapa cara dalam menangani infertilis, yaitu:
a. Penanganan infertilitas pada wanita
1. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lender serviks puncak dan
waktu yang tepat untuk coital.
2. Pemberian terapi obat
b. Penanganan infertilitas pada pria
1. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat.
2. Testosteron Enantat dan testosteron spionat untuk stimulasi kejantanan.
3. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
4. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
5. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma.
6. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.

7. Pencegahan Infertilitas
Ada beberapa cara pencegahan infertilitas menurut Steven R.B (2002). Berbagai
macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate, buah
zakar, maupun saluran sperma. Karena itu setiap infeksi didaerah tersebut harus
ditangani serius.
a. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitian menunjukkan pengaruh
buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma.
b. Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone
testosterone yang tentunya akan mengganggu pertumbuhan sperma.
c. Berperilaku dan pola hidup sehat

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY AYU USIA 27 TAHUN
DENGAN INFERTILITAS PRIMER

TANGGAL : 9 November 2020 OLEH : Bidan


JAM : 1030 wib TEMPAT : Klinik Bidan

I. PENGKAJIAN DATA

A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Nama istri : Ayu Sri Julia Nama suami : Benny Sitorus
Umur : 27 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : DIII Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Batak/Indonesia
Pekerjaan : wiraswasta Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : jl.mistar Alamat : jl.mistar

2. KELUHAN UTAMA / ALASAN KUNJUNGAN


Pasien mengatakan datang ke BPS untuk periksa karena belum memiliki anak setelah menikah 1
1
/2 tahun yang lalu dan ingin memiliki anak, padahal hubungan seks dilakukan secara teratur dan
tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun.
3. STATUS PERKAWINAN
Perkawinan ke : 1
Umur kawin
Istri : 25 tahun
Suami : 29 tahu
Lama kawin : 1 1/2 tahun

4. RIWAYAT KEBIDANAN
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : tidak teratur
Banyaknya : 3x ganti pembalut / hari
Warnanya : merah
Keluhan : sebelum menikah ibu mengatakan haid teratur, tetapi setelah menikah hanya
mendapat satu kali haid kemudian tidak mendapat haid selama 5 bulan,
setelah itu ibu mengatakan baru mendapat haid kembali tetapi tidak teratur.
Haid terakhir : 10 september 2023
- Lamanya : 6 hari
- Banyaknya : 3 pembalut/hari
- Warnanya : merah
- Keluhan : tidak ada
b. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU
Kehamil
Persalinan Anak Nifas
Pperka an
winan Jenis Usia
Peno Tem Penyu Hidup Penyu
ke- Ke Uk Jenis BBL Kela anak
Long pat lit / Mati lit ASI
min skrg
B E L U M PERN AH HA M I L

5. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU


Istri.
Hipertensi : tidak ada riwayat
DM : tidak ada riwayat
Jantung : tidak ada riwayat
Suami.
Hipertensi : tidak ada riwayat
DM : tidak ada riwayat
Jantung : tidak ada riwayat
6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular ataupun penyakit seperti DM,hipertensi
dan tidak riwayat infertil.

7. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


a. Pola nutrisi
makan 3 kali/hari, lauk ( tahu, tempe, ikan), sayur, minum air putih 5-6 gelas/hari
b.Pola eliminasi
BAB : normal
BAK : normal
c. Pola aktifitas
berdagang dan melakukan pekerjaan rumah
d. Pola personal hygiene
mandi : 2x / hari
penggunaan cairan pembersih vagina : ya
e. Pola istirahat
Siang : -
Malam : ± 7 jam/hari
f. Pola seksual
3-4 kali/minggu
g. Merokok
istri : tidak
suami : ya
h. Mengkonsumsi minuman alkohol
istri : tidak
suami : tidak

8. DATA PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karena setelah sampai saat ini
belum mempunyai anak. Hubungan dengan suami dan anggota keluarga yang lain baik.

9. DATA SOSIAL BUDAYA


Pasien mengatakan sudah pernah melakukan pengobatan secara alternatif selama 1 tahun tapi
tidak berhasil.

B. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : - TD : 110/70 mmHg - Suhu : 36,4˚C
- Nadi : 80 x/menit - RR : 21 x/menit
d. TB/BB : 160 cm / 69 kg

2. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS


a) Kepala
kulit kepala : bersih,
warna rambut : hitam
rontok / tidak : tidak rontok
b) Muka : tidak pucat, terlihat cemas
c) Mata
conjungtiva : merah muda,
sklera : putih
d) Hidung
Kebersihan : bersih
Polip : tidak ada
e) Telinga : tidak ada kelainan
f) Mulut
carries gigi : tidak ada
lidah : bersih
g) Leher
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid : tidak
h) Abdomen
Bentuk : simetris,
Pembesaran abdomen : tidak ada
bekas luka opersi : tidak ada
Massa abnormal : tidak ada
i. Genetalia : tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran cairan per
vaginam, tidak ada condiloma
j. Anus : tidak ada varises, tidak ada haemoroid
k. Ekstremitas : simetris, tidak ada kelainan, reflek patella (+/+)

3 PEMERIKSAAN DALAM
- Tidak ada kelainan vagina
- Tidak ada kelainan servik
- Bentuk uterus retro fleksi

4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


a.Diagnosa : Ny “A” usia 25 tahun dengan infertilitas primer
Data subyektif : Pasien mengatakan belum memiliki anak sejak setelah menikah 1 ½
tahun yang lalu
Data obyektif
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : - Tensi : 110/70 mmHg - Suhu : 36,8˚C
- Nadi : 80 x/menit - RR : 21 x/menit
- Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi : tidak ada kelainan
- Pemeriksaan dalam : uterus retrofleksi

b.Masalah
Dasar : cemas
Data subyektif : pasien mengatakan sangat cemas sengan keadaannya
Data obyektif
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : - Tensi : 110/70 mmHg - Suhu : 36,5˚C
- Nadi : 80 x/menit - RR : 21 x/menit
- Inspeksi : muka terlihat cemas

c. Kebutuhan
 Dukungan spiritual,emosional,dan sosial
 Penkes tentang gizi
 Konseling tentang teknik berhubungan
 Cara mengatasi cemas

III. ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Gangguan psikologi (Stress/depressi)
Perceraian pada pasangan suami istri

IV. TINDAKAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter Sp.OG

V. INTERVENSI
Diagnosa : Ny A usia 27 tahun dengan infertilitas primer
Tujuan : - jangka pendek : setelah diberi asuhan diharapkan pasien mengerti
dan paham serta dapat mengulang kembali
penjelasan dari petugas.
- jangka panjang : setalah diberi asuhan diharapkan pasien segera
hamil dan mempunyai anak.
- Pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari petugas dan dapat
mengulang kembali.

Itervensi dan rasional


1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
R : agar pasien mengerti keadaannya saat ini
2. Anjurkan pasien berolah raga teratur
R :meningkatkan kesehatan/vitalitas pasien
3. Jelaskan pada pasien tentang kebutuhan nutrisi untuk menambah kesuburan
R : agar pasien tahu bahwa nutrisi juga berpengaruh terhadar kesuburan
4. Jelaskan pada pasien tentang teknik-teknik berhubungan yang sesuai dengan keadaan
pasien
R : supaya pasien dapat memilih teknik berhubungan yang sesuai dengan keadaannya

sekarang sahingga cepat terjadi kehamilan


5. Berikan reinforcement kepada pasutri supaya mereka mempunyai harapan yang realistis
pada setiap sesi pengobatan
R : agar pasien tetap yakin dan berusaha
6. Anjurkan pasien untuk kontrol lagi bila ada masalah
R : untuk membantu pasien bila keluhan belum teratasi
7. Kolaborasi dengan dokter spesialis
R : sebagai tugas independent bidan
VI. IMPLEMENTASI

Diagnosa / masalah Tanggal Jam Implementasi


Diagnosa : 9 November 10.30 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien agar
Ny A usia 27 tahun 2020 wib pasien bahwa bentuk uterusnya retrofleksi
dengan infertilitas sehingga sperma yang masuk sulit bertemu
primer. dengan sel telur dan tidak terjadi kehamilan.
2. Menjelaskan kepada pasien pentingnya olah raga
dalam memperoleh vitalitas yang baik
3. Menjelaskan pada pasien makanan-makanan apa
saja yang dapat meningkatkan kesuburan yaitu
makanan yang banyak mengandung protein
seperti daging serta mengandung vitamin E
contohnya kecambah.
4. Menjelaskan teknik berhubungan yang benar yang
sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien saat
ini yaitu saat berhubungan bokong istri harus
diganjal bantal agar sperma yang masuk bisa
sampai ke mulut rahim. Atau dengan posisi
Doggy Style (dari arah belakang) sehingga
sperma tidak akan keluar lagi. Setelah itu jangan
langsung tidur/berdiri, namun tetap berada dalam
posisi sujud sekitar 20-30 menit.
5. Berikan reinforcement kepada pasutri supaya
mereka mempunyai harapan yang realistis pada
setiap sesi pengobatan
6. Menganjurkan pasien datang lagi bila masih ada
keluhan.
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis.

VII. EVALUASI
Tanggal : 9 November 2020 jam : 9.20 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang dimana Posisi porsio ibu retrofleksi yang
mana Posisi tersebut merupakan Posisi lurus kebelakang, menghadap kearah anus atau
tulang belakang sehingga tidak terjadi kehamilan
2. Ibu sudah mengerti bahwa olahraga merupakan salah satu bagian terpenting dalam
meningkatkan vitalitas yang baik dan ibu sudah mengatur jadwal untuk rutin berolahraga
3. Ibu sudah mengetahui makanan apasaja yang dapat meningkatkan kesuburan dirinya, dan
ibu sudah mengerti khasiat dalam vitamin E bagi kesuburan tubuhnya
4. Ibu sudah mengetahui tentang beragam teknik berhubungan dengan masalah Posisi portio
yang mengarah ke anus
5. Ibu sudah yakin dan lebih percaya diri setelah berkonsultasi dengan bidan
6. Ibu akan menjadwalkan kunjungan kembali untuk mempercepat proses kehamilannya
7. Ibu sudah setuju untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan

Diagnosa : Ny “A” usia 25 tahun dengan infertilitas primer


S : pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari petugas.
O : - pasien dapat mengulang kembali penjelasan petugas.
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : Tensi : 110/70 mmHg Suhu : 36.3˚C
Nadi : 78 x/menit RR : 20 x/menit
A : Ny “A” usia 25 tahun dengan infertilitas primer
P : kolaborasi dengan dokter spesialis

Anda mungkin juga menyukai