DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
2. Klasifikasi Infertilitas
Menurut pembagiannya, infertilitas dapat diklasifikasikan sebagai infertilitas
primer dan infertilitas sekunder.
a. Infertilitas primer adalah pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan
seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam
bentuk apapun.
3. Etiologi Infertilitas
a. Etiologi Infertilitas Pada Wanita
Penyebab infertilitas pada wanita sebagai berikut :
1. Hormonal
Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau ovarium yang
menyebabkan kegagalan ovulasi, kegagalan endometrium uterus untuk
berproliferasi sekresi, sekresi vagina dan cervix yang tidak menguntungkan
bagi sperma, kegagalan gerakan (motilitas) tuba fallopi yang menhalangi
spermatozoa mencapai uterus.
2. Obstruksi
Tuba fallopi yang tersumbat bertanggung jawab sepertiga dari penyebab
infertilitas. Sumbatan tersebut dapat disebabkan oleh kelainan kongenital,
penyakit radang pelvis yang umum, contohnya apendisitis dan peritonitis, dan
infeksi tractus genitalis, contohnya gonore.
3. Faktor Lokal
Faktor-faktor local yang menyebabkan infertile pada wanita adalah
fibroid uterus yang menghambat implantasi ovum, erosi cervix yang
mempengaruhi pH sekresi sehingga merusak sperma, kelainan kongenital
vagina, cervix atau uterus yang menghalangi pertemuan sprema dan ovum,
moima uteri oleh akrena menyebabkan tekanan pada tuba, distorsi, atau
elongasi kavum uteri, iritasi myometrium, atau torsi oleh mioma yang
bertangkai.
3) Masalah Tuba
Peranan faktor tuba paling sering ditemukan dalam infertilitas pada
wanita yaitu sekitar 25-50%. Oleh karena itu, penilaian potensi tuba dianggap
sebagai salah satu pemeriksaan terpenting dalam pengelolaan infertilitas.
4) Masalah Uterus
Spermatozoa dapat ditemukan dalam tuba fallopi sekitar 5 menit setelah
inseminasi. Gerakan spermatozoa untuk masuk ke dalam uterus tidak hanya
dilakukan sendiri. Kontraksi vagina dan uterus mempengaruhi dalam
transportasi spermatozoa. Kontraksi yang terjadi karena pengaruh
prostaglandin dalam air mani dapat membuat uterus berkontraksi secara
ritmik. Prostaglandin berpengaruh dalam trans;ort spermatozoa ke dalam
uterus dan melewati penyempitan batas uterus dengan tuba. Uterus sangat
sensitive terhadap prostaglandin pada akhir fase proliferasi dan permulaan
fase sekresi, sehingga apabila prostaglandin kurang dalam mani dapat
menyebabkan masalah infertilitas.
Kelainan pada uterus bisa disebabkan oleh malformasi uterus yang
menggangu\gu pertumbuhan fetus (janin). Mioma uteri dan adhesi uterus
menyebabkan terjadi gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus
sehingga akhirnya terjadi abortus berulang.
5) Peningkatan Usia
Prevalensi infertilitas meningkat bila terjadi Peningkatan usia. Kejadian
infertilitas berbanding lurus dengan pertambahan usia pada wanita. Wanita
dengan rentan usia 19-26 tahun memiliki kesempatan untuk hamil dua kali
lebih besar daripada wanita dengan rentan usia 35-39 tahun.
Bertambahnya usia maka kadar FSH meningkat, fase folikuler semakin
pendek, kadar LH dan durasi fase luteal tidak berubah, siklus menstruasi
mengalami penurunan. Jumlah sisa folikel ovarium terus menurun dengan
bertambahnya usia semakin cepat setelah usia 38 tahun dan folikel menjadi
kurang peka terhadap stimulasi gonadotropin sehingga terjadi penurunan
kesuburan wanita dengan meningkatnya usia.
6) Berat Badan
Terdapat faktor yang dapat mempengaruhi infertilitas, salah satunya
adalah badan yang terlalu kurus atau badan yang terlalu gemuk.
7) Stress
Stress pada wanita dapat mempengaruhi komunikasi antara otak,
hipofisis dan ovarium. Stress dapat memicu pengeluaran hormon kortisol yang
mempengaruhi pengaturan hormon reproduksi.
Stress mempengaruhi manutrasi pematangan sel telur pada ovarium. Saat
stress terjadi perubahan suatu neurokimia di dalam tubuh yang dapat
mengubah manutrasi dan pengelepasan sel telur. Contohnya, disaat wanita
dalam keadaan stress, spasme dapat terjadi pada tuba falopi dan uterus,
dimana hal itu dapat mempengaruhi pergerakan dan implantasi pada sel teur
yang sudah matang.
8) Infeksi Organ Reproduksi
Rongga perut pada wanita diperantarai organ reproduksi wanita yang
langsung berhubungan dengan dunia luar. Infeksi rongga perut jarang terjadi
disebabkan karena sifat bactericide dari vagina yang mmpunyai pH rendah
dan lender yang kental pada canalis cervikasli yang menghalangi masuknya
kuman. Infeksi organ reproduksi sering terjadi di Negara tropis karena hygine
kurang, perawatan Persalinan dan abortus belum sempurna. Infeksi organ
reproduksi dapat menurunkan fertilitas, mempengaruhi keadaan umum dan
kehidupa sex.
Infeksi apabila terjadi pada vagina akan menyebabkan kadar keasaman
dalam vagina meningkat, sehingga menyebabkan sperma mati sebelum empat
membuahi sel telur.
6. Penanganan Infertilitas
Menurut Permadi (2008) beberapa cara dalam menangani infertilis, yaitu:
a. Penanganan infertilitas pada wanita
1. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lender serviks puncak dan
waktu yang tepat untuk coital.
2. Pemberian terapi obat
b. Penanganan infertilitas pada pria
1. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat.
2. Testosteron Enantat dan testosteron spionat untuk stimulasi kejantanan.
3. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
4. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
5. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma.
6. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.
7. Pencegahan Infertilitas
Ada beberapa cara pencegahan infertilitas menurut Steven R.B (2002). Berbagai
macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate, buah
zakar, maupun saluran sperma. Karena itu setiap infeksi didaerah tersebut harus
ditangani serius.
a. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitian menunjukkan pengaruh
buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma.
b. Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone
testosterone yang tentunya akan mengganggu pertumbuhan sperma.
c. Berperilaku dan pola hidup sehat
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY AYU USIA 27 TAHUN
DENGAN INFERTILITAS PRIMER
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Nama istri : Ayu Sri Julia Nama suami : Benny Sitorus
Umur : 27 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : DIII Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Batak/Indonesia
Pekerjaan : wiraswasta Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : jl.mistar Alamat : jl.mistar
4. RIWAYAT KEBIDANAN
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : tidak teratur
Banyaknya : 3x ganti pembalut / hari
Warnanya : merah
Keluhan : sebelum menikah ibu mengatakan haid teratur, tetapi setelah menikah hanya
mendapat satu kali haid kemudian tidak mendapat haid selama 5 bulan,
setelah itu ibu mengatakan baru mendapat haid kembali tetapi tidak teratur.
Haid terakhir : 10 september 2023
- Lamanya : 6 hari
- Banyaknya : 3 pembalut/hari
- Warnanya : merah
- Keluhan : tidak ada
b. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU
Kehamil
Persalinan Anak Nifas
Pperka an
winan Jenis Usia
Peno Tem Penyu Hidup Penyu
ke- Ke Uk Jenis BBL Kela anak
Long pat lit / Mati lit ASI
min skrg
B E L U M PERN AH HA M I L
8. DATA PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karena setelah sampai saat ini
belum mempunyai anak. Hubungan dengan suami dan anggota keluarga yang lain baik.
B. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : - TD : 110/70 mmHg - Suhu : 36,4˚C
- Nadi : 80 x/menit - RR : 21 x/menit
d. TB/BB : 160 cm / 69 kg
3 PEMERIKSAAN DALAM
- Tidak ada kelainan vagina
- Tidak ada kelainan servik
- Bentuk uterus retro fleksi
4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
b.Masalah
Dasar : cemas
Data subyektif : pasien mengatakan sangat cemas sengan keadaannya
Data obyektif
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : - Tensi : 110/70 mmHg - Suhu : 36,5˚C
- Nadi : 80 x/menit - RR : 21 x/menit
- Inspeksi : muka terlihat cemas
c. Kebutuhan
Dukungan spiritual,emosional,dan sosial
Penkes tentang gizi
Konseling tentang teknik berhubungan
Cara mengatasi cemas
V. INTERVENSI
Diagnosa : Ny A usia 27 tahun dengan infertilitas primer
Tujuan : - jangka pendek : setelah diberi asuhan diharapkan pasien mengerti
dan paham serta dapat mengulang kembali
penjelasan dari petugas.
- jangka panjang : setalah diberi asuhan diharapkan pasien segera
hamil dan mempunyai anak.
- Pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari petugas dan dapat
mengulang kembali.
VII. EVALUASI
Tanggal : 9 November 2020 jam : 9.20 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang dimana Posisi porsio ibu retrofleksi yang
mana Posisi tersebut merupakan Posisi lurus kebelakang, menghadap kearah anus atau
tulang belakang sehingga tidak terjadi kehamilan
2. Ibu sudah mengerti bahwa olahraga merupakan salah satu bagian terpenting dalam
meningkatkan vitalitas yang baik dan ibu sudah mengatur jadwal untuk rutin berolahraga
3. Ibu sudah mengetahui makanan apasaja yang dapat meningkatkan kesuburan dirinya, dan
ibu sudah mengerti khasiat dalam vitamin E bagi kesuburan tubuhnya
4. Ibu sudah mengetahui tentang beragam teknik berhubungan dengan masalah Posisi portio
yang mengarah ke anus
5. Ibu sudah yakin dan lebih percaya diri setelah berkonsultasi dengan bidan
6. Ibu akan menjadwalkan kunjungan kembali untuk mempercepat proses kehamilannya
7. Ibu sudah setuju untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan