Dengan Infertilitas
(pria dan wanita)
a. Infertilasi primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2
– 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam
bentuk apapun.
b. Infertilasi sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah
satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu
tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
FAKTOR PENYEBAB INFERTILITAS
1. Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun.
Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi
wanita adalah masa sistem reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita
berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase pubertas sampai
sebelum fase menopause.
Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat
bereproduksi, yang ditandai dengan haid untuk pertama kalinya (disebut
menarche) dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder, yaitu membesarnya
payudara, tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan lemak di
pinggul. Fase pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase
menopause adalah fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur
45-55 tahun.
2. Lama infertilitas
Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50%
pasangan dengan masalah infertilitas datang terlambat. Terlambat dalam
artian umur makin tua, penyakit pada organ reproduksi yang makin parah, dan
makin terbatasnya jenis pengobatan yang sesuai dengan pasangan tersebut.
3. Stress
Stres memicu pengeluaran hormon kortisol yang mempengaruhi
pengaturan hormon reproduksi.
4. Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah
menguap, silikon, pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat
rekreasional (rokok, kafein, dan alkohol) dapat mempengaruhi sistem
reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan teh.
5. Hubungan Seksual
Penyebab infertilitas ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi:
frekuensi, posisi, dan melakukannya tidak pada masa subur.
a. Frekuensi
Hubungan intim (koitus) atau onani (masturbasi) yang dilakukan setiap hari
akan mengurangi jumlah dan kepadatan sperma. Frekuensi yang dianjurkan
adalah 2-3 kali seminggu sehingga memberi waktu testis memproduksi sperma
dalam jumlah cukup dan matang.
b. Posisi
c. Masa Subur
6. Kondisi Reproduksi Wanita
Kelainan terbanyak pada organ reproduksi wanita
penyebab infertilitas adalah endometriosis dan infeksi
panggul, sedangkan kelainan lainnya yang lebih jarang
kejadiannya adalah mioma uteri, polip, kista, dan saluran
telur tersumbat (bisa satu atau dua yang tersumbat.) gangguan
pada wanita :
a. Masalah vagina
b. Masalah serviks
c. Masalah uterus
7. Kondisi Reproduksi pria
Sperma yaitu sel kelamin jantan yang memiliki bulu cambuk. Cairan nutrisi
sperma berupa cairan putih, kental, dan berbau khas yang disebut semen. Sperma
membawa sifat dari bapak, yang nantinya akan bertemu dengan sel telur yang
membawa sifat dari ibu. Oleh karena itu, kualitas sperma dan sel telur yang baik
menjadi factor penting dalam kehamilan.Gangguan yang terjadi pada pria :
a. Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
b. Gangguan didaerah testis (testicular)
c. Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)
Manifestasi Klinis
a) Perempuan
• Terjadi kelainan system endokrin
• Hipomiore dan amenore
• Wanita dengan syndrome turner biasanya pendek,
memiliki payudara yang tidak berkembang dan gonatnya
abnormal
• Wanita infertil dapat memiliki uterus
• Mortalitas tuba dan ujung fibrienya dapat menurun atau
hilang akibat infeksi,adhesi atau tumor
• Traktur (saluran) reproduksi internal yang abnormal
b) Laki-laki
• Riwayat terpajan benda-benda mutan yang
membahayakan reproduksi (panas,
radiasi, rokok, narkotik, alkohol,
infeksi)
• status gizi dan nutrisi terutama
kekurangan protein dan vitamin tertentu
• riwayat infeksi genitorurinaria
• tumor hipofisis/prolactinoma
• disfungsi ereksi berat
• ejakulasi retrograt
• Mikropenis
• undesensus testis
• gangguan spermatogenesis (kelainan
jumlah, bentuk, dan motilitas
sperma)
• hernia scrotalis (hernia berat
sampai kekantong testis)
• varikhokel (varises pembuluh balik
darah testis)
• abnormalitas cairan semen
Etiologi
Penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi tiga
kelompok:
1.) masalah terkait pada wanita
2.) masalah terkait pada pria
3.) faktor kombinasi.
masalah terkait pada wanita
Masalah Vagina Masalah serviks
sebagai organ reproduksi vital untuk terjadinya misalnya peningkatan alkalinitas dan
konsepsi. peningkatan sekresi ( Stright B, 2005,
hal.60 ).
Lanjutan..
Masalah uterus Masalah tuba
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di Sumbatan di tuba fallopi merupakan salah
endometrium . kejadian ini tidak dapat berlangsung satu dari banyak penyebab infertilitas. Sumbatan
apabila ada patologi di uterus. Patologi tersebut antara tersebut dapat terjadi akibat infeksi, pembedahan
lain polip endometrium,adenomiosis, mioma uterus tuba atau adhesi yang disebabkan oleh endometriosis
atau atau leiomioma, bekas kuretase dan abortus atau inflamasi ( Hall et all. 1974 ).
septik. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu
implantasi, pertumbuhan, nutrisi serta oksigenisasi
janin ( wiknjosastro, 2002 : 509 ).
Lanjutan…
Masalah ovarium
Masalah interaktif
• Faktor usia sangat berpengaruh pada • Wanita dengan berat badan yang berlebihan
kesuburan seorang wanita. sering mengalami gangguan ovulasi.
• Pada pria dengan bertambahnya usia • Pria yang berolah raga secara berlebihan
juga menyebabkan penurunan juga dapat meningkatkan suhu tubuh
kesuburan. mereka
Lanjutan…
Pengaruh kebudayaan
2. Biopsi Testis
3. Vasografi
4. USG Testis
5. Pemeriksaan Trans Rectal Ultrasound Scanning (TRUS)
PENATALAKSANAAN MEDIS
A. Infertilitas pada Wanita
Pengetahuan tentang siklus menstruasi,
gejala lendir serviks puncak dan waktu Pemberian terapi obat
yang tepat untuk coital
2. Gangguan konsep diri ; Tujuan : menerima keadaan diri dengan kriteria Dorong pasien mengidentifikasi
harga diri rendah b.d hasil : kekuatan dirinya
gangguan fungsional Klien mampu mengungkapkan penerimaan diri Dukung pasien untuk menerima
Klien mampu berkomunikasi terbuka tantangan baru
Mengatakan optimisme tentang masa depan Buat statement positif terhadap
pasien
Kolaborasi dengan sumber-sumber
lain (petugas dinas social, perawat
spesialis klinis, dan layanan
keagamaan)