Oleh :
NIM. 40220028
NIM : 40220028
Kediri, ………………………
Mengetahui
…………………………………... …………………………………...
INFERTILITAS
A. DEFINISI
1. Infertilitas primer
yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun bersenggama teratur dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
2. Infertilitas sekunder
yaitu Disebut infertilitas sekunder jika perempuan penah hamil, akan tetapi kemudian
tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut- turut.
C. ETIOLOGI
Penyebab Infertilitas pada wanita : ( Karsiyah, 2015)
1. Faktor penyakit
a. Endometriosis
b. Infeksi Panggul
c. Mioma Uteri
d. Polip
e. Kista
2. Faktor fungsional
d. Gangguan implantasi
b. Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung
kemih.
c. Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu
besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti
mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan.
d. Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun.
2. Kegagalan fungsional
e. Gangguan di daerah testis (testicular). Kerja testis dapat terganggu bila terkena
trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas
testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma menjadi
terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik” sperma membutuhkan
suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C, sedangkan suhu
tubuh normal 36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °C saja,
proses pembentukan sperma dapat terganggu.
g. Tidak adanya semen. Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis
menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada
ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau? kecelakaan yang
memengaruhi tulang belakang.
D. PATOFISIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
2. Pada pria
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
1. Medikasi
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu
yang tepat untuk coital
b. Pemberian terapi obat, seperti
1) Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi
hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian TSH.
c. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
mg/hari. Gangguan haid berat : 2 x 2,5 mg/hari Gonadotropin. HMG (Human
Menopausal Gonadotropine). FSH & LH : 75 IU atau 150 IU. Untuk memicu
pertumbuhan folikel Dosis awal 75 – 150 IU/hari selama 5 hari dinilai hari ke 5
siklus haid.
d. hCG 5000 IU atau 10.000 IU, untuk memicu ovulasi Diameter folikel17 – 18 mm
dengan USG transvaginal Mahal, sangat beresiko : Perlu persyaratan khusus Hanya
diberikan pada rekayasa teknologi reproduksi Catatan : Untuk pria diterapi dengan
FSH, Testosteron
2) Danazol : Menekan sekresi FSH & LH Dosis 200 – 800 mg/hari, dosis dibagi
2x pemberian
5) GnRH agonis Menekan sekresi FSH & LH. Dosis 3,75 mg/IM/bulan. Tidak
boleh > 6 bulan : penurunan densitas tulang
a. Kelainan Uterus
c. Miomektomi
d. Kistektomi
WOC
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
C. Intervensi Keperawatan
Edukasi
Kolaborasi
Edukasi
Fauziyah Y. 2012.Infertilitas dan gangguan alat reproduksi wanita. 1 ed. Yogyakarta: Nuha
Medika;
Ida, Bagus. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Karsiyah. 2015. Analisis faktor yang berhubungan dengan infertilitas (di wilayah Kecamatan
Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah tahun 2014). Jurnal Kebidanan.
Kurniawan,2010.InfertilitasPasutri,http://www.ujungdunia.co.cc/2010/06/ infertilitas
-pasangan-suami-istri-kesehatan.html,
Napitupulu, Kristin Natalia. 2010. Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia SuburTentang
Infertilitas Di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Medan Tuntungan. Karya
Tulis Ilmiah
Oktarina A. 2014. Faktor-faktor yang memengaruhi infertilitas pada wanita di Klinik
Fertilitas Endokrinologi Reproduksi.
Purwoastuti E, 2015, Walyani ES. Panduan materi kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia