Y
DENGAN MASALAH PRIORITAS KEPERAWATAN GANGGUAN
OKSIGENASI PADA PASIEN ASMA
Disusun
Oleh :
Erry Arisma
40226009
A. ASMA
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
4. Komplikasi
5. Pengobatan
Pengobatan Nonfarmakologi
1. Pengertian
2. Proses Oksigenasi
a. Faktor fisiologi
1) Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia.
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran napas bagian atas, penyakit asma.
3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor
O2 terganggu seperti pada hipertensi, syok, dan dehidrasi.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka, dan penyakit hipertiroid.
5) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskuloskeletal yang abnormal, serta penyakit
kronis seperti TB paru.
b. Faktor perkembangan
1) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
2) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok
4) Dewasa muda dan pertengahan: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
dan stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paruparu.
5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun.
c. Faktor perilaku
1) Nutrisi: seperti gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang.
2) Latihan dapat meningkatkan kebutuhan oksigen karenameningkatnya
metabolisme.
3) Merokok
4) Penyalahgunaan substansi (alkohol dan obat-obatan)
5) Kecemasaan
d. Faktor lingkungan
1) Tempat kerja
2) Temperatur lingkungan
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut.
WOC
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Anamnesis
1) Identitas Klient
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,
nomer register, tanggal masuk rumah sakit, diagnosis medis (Padila,
2012).
2) Keluhanutama
Keluhan utama meliputi sesak nafas, bernafas terasa berat pada dada, dan
adanya keluhan sulit untuk bernafas
4) Riwayat penyakitdahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti adanya
infeksi saluran pernapasan atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis,
dan polip hidung. Riwayat serangan asma, frekuensi, waktu, dan alergen-
alergen yang dicurigai sebagai pencetus serangan, serta riwayat
pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala asma.
5) Riwayat penyakitkeluarga
Pada klien dengan serangan asma perlu dikaji tentang riwayat penyakit
asma atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena
hipersensitivitas pada penyakit asma ini lebih ditentukan oleh faktor
genetik dan lingkungan.
b. Pemeriksaanfisik
1) Keadaan umum :
a) Kesadaran penderita : apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis
tergantung pada keadaan klien.
b) Tanda-tanda vital : Kaji dan pantau potensial masalah yang berkaitan
dengan pembedahan : tanda vital, derajat kesadaran, cairan yang keluar
dari luka, suara nafas, pernafasan infeksi kondisi yang kronis atau
batuk dan merokok.
c) Pantau keseimbangan cairan.
d) Observasi resiko syok hipovolemia akibat kehilangan darah pada
pembedahan mayor (frekuensi nadi meningkat, tekanan darah turun,
konfusi, dan gelisah).
e) Observasi tanda infeksi (infeksi luka terjadi 5-9 hari, flebitis biasanya
timbul selama minggu kedua) dan tanda vital.
f) Kaji komplikasi tromboembolik : kaji tungkai untuk tandai nyeri tekan,
panas, kemerahan, dan edema pada betis.
g) Kaji komplikasi emboli lemak : perubahan pola panas, tingkah laku,
dan tingkat kesadaran.
h) Kaji kemungkinan komplikasi paru dan jantung : observasi perubahan
frekuensi frekuensi nadi, pernafasan, warna kulit, suhu tubuh, riwayat
penyakit paru, dan jantung sebelumnya.
i) Kaji pernafasan : infeksi, kondisi yang kronis atau batuk dan merokok.
2) Secara sistemik menurut Padila (2012) antara lain:
a) Sistem integumen
Terdapat eritema, suhu disekitar daerah trauma meningkat, bengkak,
edema, nyeri tekan.
b) Kepala
Tidak ada gangguan yaitu normo cephalik simetris, tidak ada
penonjolan, tidak ada nyeri kepala.
c) Leher
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek
menelan ada.
d) Muka
Wajah terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi maupun
bentuk. Tidak ada lesi, simetris, tak edema.
e) Mata
Tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis
f) Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau
nyeri tekan.
g) Hidung
Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.
h) Mulut dan faring
Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa
mulut tidak pucat.
i) Thoraks
Tak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris
j) Paru-paru
Inspeksi : Pada klien asma terlihat adanya peningkatan usaha dan
frekuensi pernapasan, serta penggunaan otot bantu pernapasan.
Inspeksi dada terutama untuk melihat postur bentuk dan
kesimetrisan, adanya peningkatan diameter anteroposterior,
retraksi otot-otot interkostalis, sifat dan irama pernapasan, dan
frekuensi pernapasan.
.Palpasi :Pada palpasi biasanya kesimetrisan, ekspansi, dan taktil fremitus
normal.
k) Jantung
Inspeksi : Tidak tampak iktus jantung
Palpasi :Nadi meningkat, iktus tidak teraba
Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal tak ada mur-mur
l) Abdomen Inspeksi : Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia
Palpasi : Turgor baik, tidak ada defands muskuler hepar tidak teraba.
Perkusi : Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan
Auskultasi : Kaji bising usus.
m)Inguinal-genetalis-anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, ada kesulitan buang air
besar.
n) Sistem muskuloskeletal
Tidak ada gangguan, dapat bergerak sesuai dengan kebutuhan.
c. Pemeriksaan Diagnostik
Jumlah sel leukosit yang lebih dari 15.000/mm terjadi karena adanya
infeksi. SGOT dan SGPT meningkat disebabkan kerusakan hati akibat
hipoksia atau hiperkapnea Sel eosinofil pada klien dengan status
asmatikus dapat mencapai 1000-1500/mm3 baik asma intrinsic
ataupun ekstrinsik, sedangkan hitungan sel eosinofil normal
antara100-200/mm.Perbaikan fungsi paru disertai penurunan hitung
jenis sel eosinofil menunjukkan pengobatan telah tepat.
3) Pemeriksaan Radiologi
2. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan denganpenegeluaran sputum
berlebih ditandai dengan suara rhonci.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan spasme bronkus.
3.Intervensi Keperawatan
Masalah Tujuan dan Kriteria
No Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan Observasi : Observasi:
nafas tindakan keperawatan a. Untuk mengetahui tanda-tanda vital
selama 3 jam, maka a. Monitor status kardiopulmonal pasien
jalan napas px bersih ( frekuensi, kekuatan nadi, b. Mengetahui seberapa banyak
dengan kriteria hasil : frekuensi nafas, td ) oksigeen yang berada di dalam
a. Produksi sputum b. Monitor status oksigenasi tubuh
menurun ( oksimetri ) c. Mengetahui secara dini adakah
b.Whezhing menurun c. Monitor status cairan resiko syok
c. Mengi menurun d. Monitor tingkat kesadaran dan d. Untuk mengetahui tingkat
respon pupil kesadaran pasien
Terapeutik:
Terapeutik :
a. Agar kebutuhan oksigen dalam
a. Berikan oksigen
tubuh terpenuhi
b. Persiapkan intubasi dan ventilasi
b. Mempersiapkan jika sesuatu yang
mekanis jika perlu
darurat terjadi
Edukasi:
Edukasi : a. Agar pasien dapat mengetahui
a. Jelasakan penyebab/faktor resiko secara dini dan menhindari kondisi
syok syok
b. Jelaskan tanda dan gejala syok b. Agar pasien mengerti dan dapat
c. Anjurkan melapor apabila segera meminta bantuan apabila
menemukan tanda gejala awal syok terjadi syok
c. Agar pasien segera mendapatkan
bantuan ketika syok
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian iv
b. Kolaborasi pemberian transfusi Kolaborasi:
darah a. Mengganti cairan pasien yang
c. Kolaborasi pemberian antiinflamasi keluar dan menghindari syok
b. Mencegah terjadinya syok
c. Untuk menghindari inflamsi
Edukasi
a. Agar keluarga dapat menggunakan
oksigen yang baik sesuai
kebutuhan
b. Agar kbebuyuhan oksigenasi
pasien terpenuhi
c. Agar sesuai dengan kebutuhan
pasien
3
Format Asuhan Keperawatan
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. Y
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin :P
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Pasuruan
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. S
Umur : 43
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin :P
Agama : Islam
Alamat : Pasuruan
Hubungan dengan pasien : Istri
PENGLIHATAN
Bola mata simetris tidak
Pergerakan bola mata normal tidak
Refleks pupil terhadap cahaya normal tidak
Kornea bening tidak
Konjungtiva anemis tidak
Sclera ikterik tidak
Pupil isokor anisokor
ketajaman pengelihatan normal tidak
PENCIUMAN/PENGHIDUNG
Bentuk simetris tidak
Fungsi penciuman baik tidak
Peradangan ada tidak
Polip ada tidak
Perdarahan ya tidak
PENDENGARAN/TELINGA
Bentuk daun telinga simetris tidak
Letak simetris tidak
Peradangan ada tidak
Fungsi pendengaran baik tidak
Serumen ada tidak
Cairan ada tidak
Perdarahan ya tidak
MULUT
Mulut bersih kotor berbau
Bibir pucat cyanosis merah
Mukosa bibir lembab kering stomatitis
Gigi bersih tidak
Gusi berdarah ya tidak
Tonsil radang tidak
Lidah tremor ya tidak
Fungsi pengecapan baik tidak
LEHER
Benjolan/massa ada tidak
Kekakuan ya tidak
Nyeri tekan ya tidak
Kedudukan trachea normal tidak
Gangguan bicara ada tidak
DADA/PERNAFASAN
PARU
Inspeksi
Keluhan : sesak nyeri waktu nafas
Batuk produktif Kering Darah
Sekret : Ada Konsistensi : Kental
Warna : Kuning Kental Bau : Khas Sputum
Irama nafas : teratur tidak teratur
Pola Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Bentuk dada Simetris Asimetris
Bentuk thorax Normal chest Pigeon chest
Funnel chest Barrel chest
Retraksi Intercosta ya tidak
Retraksi Suprasternal ya tidak
Pernafasan cuping hidung ya tidak
Alat bantu napas ya tidak
Jenis: Masker NRBM Flow 8lpm
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vokal fremitus : Getaran antara kanan dan kiri teraba (sama/
tidak sama), lebih bergetar pada sisi
Perkusi
Area paru : ( sonor / hipersonor / dulness )
Auskultasi
Suara nafas :
Area Vesikuler Bersih Halus Kasar
Area Brochial Bersih Halus Kasar
Area Bronkovesikuler Bersih Halus Kasar
Suara tambahan :
Crakles Rochi Wheezing Pleural Friction rub
JANTUNG
Inspeksi
Ictus Cordis ( + / - ), pelebaran - cm
Palpasi
Pulsasi pada dinding thorax teraba ( Lemah/ Kuat/ Tidak teraba )
Perkusi
Batas – batas jantung normal adalah :
Batas atas :................................( N = ICS II )
Batas bawah :................................( N = ICS V )
Batas Kiri :................................( N = ICS V Mid clavikula Sinistra )
Batas Kanan :................................( N = ICS IV Mid sternalis Dextra )
Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal/ganda), (Keras/lemah), (reguler/irreguler)
BJ II terdengar (tunggal/ganda), Keras/lemah), (reguler/irreguler)
Bunyi jantung tambahan :
BJ III (+ / -), Gallop Rhythm (+ / -), Murmur (+ / -)
Keluhan lain terkait dengan jantung :
a. Keluhan nyeri dada ya tidak
b. Irama jantung reguler ireguler
S1/S2 tunggal ya tidak
c. CRT :<3detik
d. Akral hangat panas dingin
kering basah
e. JVP normal meningkat menurun
f. Clubbing Finger ya tidak
ABDOMEN
Bentuk simetris tidak
Abdomen tegang kembung ascites
Nyeri tekan ya tidak
Peristaltik usus : 11x/menit
Oedem ya tidak
REPRODUKSI
Radang pada genitalia eksterna ya tidak
Lesi ya tidak
Siklus menstruasi teratur tidak
Pengeluaran cairan ya tidak
EKSTREMITAS ATAS/BAWAH
Pembatasan gerak ya tidak
Varises ada tidak
Tromboplebitis ada tidak
Nyeri ya tidak
Kemerahan ya tidak
Kelemahan tungkai/tidak ya tidak
Kekuatan otot
55
55
Oedem
-
b. Pola Eliminasi
Pemenuhan
No Eliminasi Sebelum Sakit Setelah Sakit
BAB / BAK
1 Jumlah / Waktu Pagi Pagi
BAK: 1x 300cc BAK: 1x 500cc
BAB: - BAB: -
Siang Siang
BAK: 2x 250cc BAK: 1x 400cc
BAB: - BAB: -
Malam Malam
BAK: 2x 200 BAK: 1x 600
BAB: 1x BAB : -
2 Warna BAK : BAK :
Kuning jernih Khas urin
BAB : BAB :
Kuning kecoklatan -
3 Bau BAK : BAK :
Khas urin Khas urin
BAB : BAB :
Khas feses -
4 Konsistensi BAK : BAK :
cair cair
BAB : BAB :
Lunak -
5 Masalah
eliminasi Tidak ada
Tidak ada
6 Cara mengatasi
Tidak ada Tidak ada
masalah
e. Merokok ya tidak
f. Alkohol ya tidak
V.PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan Tuhan hukuman lainnya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah
tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi Kooperatif
tidak kooperatif
curiga
d. Gangguan konsep diriya tidak
Masalah Keperawatan:-
C. Analisa aelektrolit
Natrium : 140 ( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium :4 ( N : 3,5 – 5,0 mml / l )
Clorida :100 ( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium : 8,2 ( N : 7,6 – 11,0 mg / dl )
Phospor :5 ( N : 2,5 – 7,07 mg / dl )
( Erry Arisma )
ANALISA DATA
Edukasi:
a. Jelaskan tujuan dan procedure
pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan
Terapi oksigen
Observasi:
a. Monitor kecepatan aliran
oksigen
b. Monitor posisi alat terapi
oksigen
c. Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
d. Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
a. Bersihkan secret pada mulut,
hidung, dan trakea
b. Pertahankan kepatenan jalan nafas
c. Berikan oksigen
Edukasi
a. Ajarkan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
b. Kolaborasi
c. Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
d. Memberikan pendidikan
kesehatan untuk menghindari hal
hal yang menimbulkan penyaki
asma kambuh
Edukasi :
a. Jelasakan penyebab/faktor resiko
syok
b. Jelaskan tanda dan gejala syok
c. Anjurkan melapor apabila
menemukan tanda gejala awal
syok
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian iv
b. Kolaborasi pemberian transfusi
darah
c. Kolaborasi pemberian
antiinflamasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien :Tn. Y
Dx Medis :Asma Bronkhial
NO. TGL DAN IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP PARAF
JAM
1. 1-04-2020 Pemantauan respirasi 2-04-2020
17.00 Observasi: S:
a. Memonitor pola nafas, saturasi Pasien mengatakan
O2 sesak
- Pola nafas terarur, cepat, SPO2 Pasien mengatakan
98% batuk
b. Memonitor frekuensi, irama
Pasien mengatakan
kedalaman, dan upaya nafas
nyeri dada saat
- RR :32x/menit, terdapat
bernafas
upaya nafas
O:
c. Memonitor adanya sumbatan
Pasien tampak sesak
jalan nafas
- Tampak sputum yang beum Tampak pernapasan
keluar di laring cuping hidung sudah
berkurang
Terapeutik: Tampak ada usaha
- nafas
Edukasi Pasien tampak batuk
a. Menjelaskan tujuan dan berdahak
procedure pemantauan Suara nafas wheezing
b. Menginformasikan hasil kanan kiri
pemantauan Pasien terpasang
c. Menganjurkan untuk idak masker NRBM 8 lpm
kelelahan, menghindari TD : 130/90 mmHg
dingin, dan hal yang memicu HR : 90 x/mnt
kambuhnya asma S : 36,5C
RR : 24 x/mnt
Terapi oksigen Spo2 : 98 %
Observasi: A : Masalah belum teratasi
a. Memonitor kecepatan aliran
oksigen P : Lanjutkan seluruh
- 8 lpm intervensi
b. Memonitor posisi alat terapi
oksigen
03-04-2020
Terapeutik S:
a. Membersihkan secret pada Pasien mengatakan
mulut, hidung, dan trakea tidak sesak
b. Mepertahankan kepatenan
Pasien mengatakan
jalan nafas
tidak batuk
c. Memberikan oksigen
O:
- Memberikan oksigen
Pasien tidak sesak
dengan masker NRBM 8
lpm usaha nafas
Tidak ada suara nafas
Edukasi tambahan
a. Ajarkan keluarga cara TD : 120/80 mmHg
menggunakan oksigen di HR : 90 x/mnt
rumah S : 36,5C
RR : 16 x/mnt
Kolaborasi Spo2 : 98 %
a. Kolaborasi penentuan dosis
oksigen A : Masalah teratasi
- 8 lpm
P : Hentikan intervensi,
rencana KRS
03-04-2020
S:
Pasien mengatakan
tidak sesak
Pasien mengatakan
tidak batuk
O:
Pasien tidak sesak
usaha nafas
Tidak ada suara nafas
tambahan
TD : 120/80 mmHg
HR : 90 x/mnt
S : 36,5C
RR : 16 x/mnt
Spo2 : 98 %
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi,
rencana KRS