Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S
DENGAN MASALAH PRIORITAS DEFISIT NUTRISI
PADA PASIEN ANEMIA

Disususun Oleh :
NOVITA CAHYUNI
NIM. 40220024

PROGAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. ANEMIA
1. Definisi
Anemia adalah difiseiensi jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein
pembawa oksigen) yang dikandungnya. Kekurangan sel darah merah membatasi
pertukaran oksigen dan karondioksida antara darah dan sel jaringan (Stropler, 2017).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) seseorang dalam
darah lebih rendah dari normal. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang
berisiko menderita anemia (Arisman, 2010).
2. Etiologi
Menurut (Mubarak, 2011) penyebab anemia sebagai berikut :
a. Gangguan pada pembentukan atau produksi eritrosit oleh susmsum tulang.
b. Kehilangan darah keluar dari tubuh (pendarahan).
c. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolisis).
3. Manifestasi Klinis
Tanda sering dikaitkan dengan anemia
a. Kulit wajah terlihat pucat
b. Kelopak mata pucat
c. Ujung jari pucat
d. Mudah lelah
e. Takikardi
f. Sering merasa mual
g. Sakit kepala
h. Kekebalan tubuh menurun
i. Sesak nafas
B. NUTRISI
1. Definisi
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses
penyakit (Mubarak, 2011).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh, kebutuhan energi didapat dari berbagai nutrisi, seperti; karbohidrat, protein,
lemak, air, vitamin dan mineral (Potter and Perry, 2010).
2. Tujuan Pemberian
a. Memberikan zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan yang dimanfaatkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotor
b. Meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh
c. Meminimalkan terjadinya obesitas pada usia dini.
d. Mendidik kebiasaan makan yang baik, mencakup penjadwalan makan, belajar
menyukai, memilih dan menentukan jenis makanan.
3. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna oleh tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan
juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati
dan kandung empedu.
a. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri
dari berbagai macam bau.
b. Tenggorokan
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynk.
c. Kerongkongan
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus.
d. Lambung
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
- Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
- Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
- Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
e. Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua
belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
- Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di
cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan
- Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus
kosong.
- Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia ini memiliki panjang sekitar 2-4m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
f. Usus besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
- Kolon asendens (kanan)
- Kolon transversum
- Kolon desendens (kiri)
- Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
g. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
- Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon
ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang
dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya
akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah
besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung.
h. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini
memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam
tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat.
i. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna
cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua
belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin
(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
4. Manifestasi Klinis
1. Defisit nutrisi
a. Data mayor
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentan ideal
b. Data minor
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Membrane mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rabut rontok berlebih
- Diare
2. Berat badan lebih
a. Data mayor
- IMT > 25 kg/m² (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari presentil
95 (pada anak 2-18 tahun)
b. Data minor
- Tebal lipatan kulit trisep > 25 mm
(SDKI, 2017)

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai
berikut:
1). Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi
pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2). Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat memengaruhi status gizi. Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan makan
pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan
sumber vitamin yang sangat baik.
3). Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan kekurangan gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
4). Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluargannya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.
5. Masalah-Masalah Yang Terjadi
Menurut Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi
terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes militus,
hipertensi, jantung coroner, kanker, dan anoreksia nervosa.
1) Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan yang
dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat
badan akibat ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4) Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
5) Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas, serta asupan kalsium, natrium
dan gaya hidup yang berlebihan.
7) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
8) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi
lemak secara berlebihan.
9) Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
6. Patofisiologi
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktifitas,
keadaan penyakit kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta prosedur dan
pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka nutrisi dan
kilokalori diprlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan meningkat atau
menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan
mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan absorbs, metabolisme dan
ekskresi.
7. Penatalaksanaan
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:
a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan
makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan
membangkitkan selera makan pada pasien.
b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Merupakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi
makanan melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.
c. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan
infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara sentral (untuk
nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi parenteral parsial).
Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan
melalui oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang
hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.
8. WOC
9. Asuhan Keperawatan Teori
1. Pengkajian
Data yang diperoleh haruslah mampu menggambarkan status kesehatan klien ataupun
masalah utama yang dialami oleh klien. Dalam melakukan pengkajian, diperlukan
teknik khusus dari seorang perawat, terutama dalam menggali data, yaitu dengan
menggunakan komunikasi yang efektif dan teknik terapeutik. (Tarwoto & Wartonah,
2011).
1).Identitas
Identitas pasien anemia yang menjadi pengkajian dasar meliputi: nama, umur, jenis
kelamin, no rekam medis.
2).Keluhan utama
Berisi keluhan utama pasien saat dikaji, pasien anemia biasanya mengeluh lemas.
3).Riwayat penyakit
a). Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Sekarang ditemukan saat pengkajian yaitu diuraikan dari
masuk tempat perawatan sampai dilakukan pengkajian.
b). Keluhan sekarang
Pasien merasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, muntah.
c). Riwayat Penyakit Dahulu
Berisi pengalaman penyakit sebelumnya, apakah memberi pengaruh kepada
penyakit anemia yang diderita sekarang serta atau apakah pernah mengalami
anemia sebelumnya.
d).Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu diketahui apakah ada anggota keluarga lainnya yang menderita sakit yang
sama seperti pasien menderita penyakit anemia, dikaji pula mengenai adanya
penyakit keturunan atau menular dalam keluarga.
4).Riwayat Sosial
Pasien dengan anemia tidak mengalami gangguan dalam hubungan sosial dengan
orang lain, akan tetapi harus dibandingkan hubungan sosial klien antara sebelum
dan sesudah sakit.
5).Riwayat Spiritual
Pada umumnya pasien yang menjalani perawatan akan mengalami keterbatasan
dalam aktivitas begitu pula dalam hal ibadah. Perlu dikaji keyakinan klien terhadap
keadaan sakit dan motivasi untuk kesembuhannya.
6).Kebiasaan sehari-hari
Pasien yang mengalami anemia umumnya sering merasa cepat lemas dalam
beraktivitas
7).Pemeriksaan Fisik
a). Keadaan Umum
Pasien yang mengalami anemia biasanya mengalami kesadaran penuh tetapi
tergantung dari seberapa parah kondisinya
b). Pemeriksaan Haetoeto
1) Kulit
Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan dan pucat
2) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya
cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
3) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena adanya
proses menerang yang salah
4) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan
kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan
yang mengalami perdarahan, sklera kuning
5) Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya,
adakah cairan yang keluar dari telinga
6) Mulut
Bentuk, mukosa kering, pendaraahan gusi, lidah kering dan bibir pecah-pecah
7) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung
8) Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiper pigmentasi areola
mamae dan papila mamae
9) Abdomen
Cekung, pembesaran hati, nyeri, bissing usus normal dan juga bias di bawah
normal dan juga meningkat.
10) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena membesarnya
uterus, karena preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
11) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat,
pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
10. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi b/d faktor psikologis ( keengganan untuk makan) ditandai dengan BB
menurun, kulit pasien tampak pucat dan merasa mual.
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan ditandai dengan pasien mengeluh lemas
3. Defisit perawatan diri b/d kelemahan ditandai denganpasien mengeluh lemas
4. Resiko jatuh b/d anemia ditandai dengan pasien dredge dan lemas
11. Intervensi Keperawatan
No Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawata Hasil
n
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan  Observasi  Observasi
b/d faktor tindakan keperawatan 1. Monitor asupan 1. Membantu dalam
psikologis 3x 24 jam status makanan dan mengidentifikasi
( keengganan nutrisi terpenuhi cairan serta kelebihan kalori
kebutuhan kalori
untuk makan) dengan kriteria hasil : dan pemenuhan
2. Monitor mual dan
ditandai 1. Porsi makan muntah cairan
dengan BB yang dihabiskan 3. Identifikasi faktor 2. Untuk
menurun, skala 5 penyebab mual mengidentifikasi
kulit pasien (meningkat) 4. Monitor hasil seberapa sering
tampak pucat 2. Berat badan atau laboratorium pasien merasa
dan merasa IMT skala 5  Terapeutik mual
mual (meningkat) 5. Timbang berat 3. Untuk
badan secara rutin
3. Frekuensi makan mengetahui apa
6. Kurangi atau
skala 5 hilangkan penyebab mual
(meningkat) keadaan yang dirasakan
4. Nafsu makan penyebab mual pasien
skala 5 (mis. kecemasan, 4. Untuk memantau
(meningkat) ketakutan dan perubahan dari
5. Perasaan cepat kelelahan hasil lab pasien
 Edukasi
kenyang skala 1  Terapeutik
7. Ajarkan
(menurun) 5. Membantu
penggunaan
teknik non mengidentifkasi
farmakologis peningkatan berat
untuk mengatasi badan dan
mual (mis. penurunan
relaksasi, terapi 6. Membantu
musik dan mengurangi hal-
akupresur)
hal yang
 Kolaborasi
8. Kolaborasi menyebabkan
dengan ahli gizi mual
tentang target  Edukasi
berat badan, 7. Memberikan
kebutuhan kalori pengetahuan
dan kebutuhan kepada pasien
makanan dalam mengatasi
9. Kolaborasi peraan mual
antlemetik, jika dengan
perlu melakukan terapi
relaksasi
 Kolaborasi
8. Untuk memenuhi
asupan makanan
yang sesuai
dengan keadaan
sakitnya, sesuai
usia, TB dan BB
9. Untuk mengatasi
mual yang
dirasakan pasien
2. Intoleransi Setelah dilakukan  Observasi  Observasi
aktivitas b/d tindakan keperawatan 1. Identifikasi 1. Untuk
kelemahan 3x 24 jam diharapkan kemampuan mengetahui
ditandai toleransi aktivitas pasien kemampuan apa
beraktivitas saja yang telah
dengan pasien meningkat dengan
2. Monitor pola dan pasien lakukan
mengeluh kriteria hasil : jam tidur secara mandiri
lemas 1. Kemudahan  Edukasi 2. Untuk
dalam 3. Anjurkan mengetahui
melakukan melakukan pemenuhan dan
aktivitas sehari- aktivitas secara perubahan pola
hari skala 5 bertahap tidur
4. Anjurkan teknik  Edukasi
(meningkat)
latihan sesuai 3. Untuk
2. Kekuatan tubuh
kemampuan mengetahui
bagian atas dan  Terapeutik perkembangan
bawah skala 5 5. Fasilitasi duduk pasien dalam
(mrningkat) di sisi tempat melakukan
3. Keluhan lelah tidur, jika tidak aktivitas secara
skala 1 dapat berpindah mandiri
(menurun) dan berjalan 4. Membantu
 Kolaborasi melakukan
4. Dispnea saat
6. Kolaborasi aktivitas sesuai
aktivitas skala 1 kemampuan
dengan ahli gizi
(menurun) pasien
tentang cara
meningkatkan  Terapeutik
asupan makanan 5. Untuk melatih
kekuatan otot
secara bertahap
 Kolaborasi
6. Untuk memenuhi
asupan makanan
secara tepat
3. Defisit Setelah dilakukan  Observasi  Observasi
perawatan diri tindakan keperawatan 1. Identifikasi 1. Untuk
b/d 3x 2 jam diharapkan kebiasaan mengetahui
kelemahan perawatan diri aktivitas kebiasaan pasien
perawatan diri dalam merawat
ditandai meningkat dengan
sesuai usia diri
denganpasien kriteria hasil : 2. Monitor tingkat 2. Untuk
mengeluh 1. Kemampuan kemandirian mengetahui
lemas mandi skala 5 3. Identifikasi tingkat
(meningkat) kebutuhan alat kemandirian
2. Kemampuan bantu kebersihan pasien dalam
mengenakan diri, berpakaian, merawat diri
berhias dan secara mandiri
pakaian skala 5
makan 3. Mengetahui
(meningkat)  Terapeutik kebutuhan apa
3. Kemampuan 4. Dampingi dalam saja yang
ketoilet (BAB melakukan diperlukan oleh
dan BAK) skala perawatan diri pasien dalam
5 meningkat sampai mandiri mebersihkan diri,
4. Verbalisasi  Edukasi berpakaian,
5. Anjurkan berhias dan
keinginan
melakukan makan
melakukan perawatan diri  Terapeutik
perawatan diri secara konsisten 4. Agar perawatan
skala 5 sesuai diri dilakukan
(meningkat) kemampuan secara tepat dan
5. Mempertahankan benar
kebersihan mulut  Edukasi
5. Agar pasien
skala 5 melakukan
(meningkat) perawatan diri
terus menerus
sesuai waktunya
tanpa rasa malas
4. Resiko jatuh Setelah dilakukan  Observasi  Observasi\
b/d anemia tindakan keperawatan 1. Identifikasi 1. Untuk
ditandai 3x 8 jam keparahan kesesuaian alas meningkatkan
kaki atau stoking tigkat
dengan pasien dan cedera yang
elastis pada kenyamanan pada
dredge dan diamati atau ekstremitas pasien saat
lemas dilaporkan menurun bawah bergerak
dengan kriteria hasil :  Terapeutik  Terapeutik
1. Kejadian cedera 2. Sediakan 2. Untuk
skala 5 pencahayaan mengurangi
(menurun) yang memadai tingkat resiko
3. Pastikan barang- jatuh pada pasien
2. Luka atau lecet
barang pribadi 3. Membantu pasien
skala 5
(menurun) mudah terjangkau agar mudah
3. Pendarahan skala  Edukasi dalam mengambil
5 (menurun) 4. Jelaskan alas an barang
pencegahan jatuh pribadinya
4. Fraktur skala 5
ke pasien dan  Edukasi
(menurun) keluarga 4. Memberikan
5. Anjurkan pengetahuan
berganti posisi terkait
secara perlahan pencegahan agar
dan duduk pasien tidak jatuh
beberapa menit 5. Agar terhindar
sebelum berdiri dari insiden yang
dapat
menyebabkan
pasien jatuh
Format Asuhan Keperawatan
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI

PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR

Tanggal MRS : 5 Oktober 2020 Jam Masuk : 13.00 wib


Tanggal Pengkajian : 5 Oktober 2020 No. RM : 0332249
Jam Pengkajian : 15.00 wib Diagnosa Medis : Anemia

I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. S
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/ Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : -
Alamat : Bandar lor Gang 6 Kec.Mojoroto Kota.Kediri
     
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. B
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Bandar lor Gang 6 Kec.Mojoroto Kota.Kediri
Hubungan dengan pasien  : Adik Kandung

II. RIWAYAT PENYAKIT


1. KELUHAN UTAMA :
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan badannya lemas dan semua aktifitas dibantu oleh keluarganya
b. Saat Pengkajian
Pasien mengatakan badan lemas, kadang merasa mual, porsi makan habis setengah porsi
dan berat badan pasien menurun sebelum sakit 58 kg dan setelah sakit 55kg

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG → Kronologis dari penyakit yang diderita saat ini
mulai awal hingga di bawa ke RS secara lengkap meliputi (PQRST) :
Ny.S usia 49 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa medis anemia. Hasil
anamnesa saat ini pasien mengeluh lemas. Sebelum MRS pasien sering dredeg dan badan
lemas, semua aktivitas dibantu oleh keluarga, TD 120/60 MmHg, frekuensi nafas 20x/menit,
frekuensi nadi 72x/menit, suhu 36,7˚C, BB sebelum sakit 58 kg setelah sakit 55 kg (IMT :
23,5), sclera dan konjungtiva pucat, mukosa bibir tampak kering, porsi makan habis ½ porsi,
kadang pasien merasa mual, warna kulit pasien tampak pucat, CRT >3 detik, pemeriksaan
Lab. HB 7,6 gr/dl. Pasien mendapatkan terapi Inj. Omeprazole 1x40 mg/iv, novabion 1x50
mg/po.
a. P = Provoking atau Paliatif
................................................................................................................................
b. Q = Quality
................................................................................................................................
c. R = Regio
................................................................................................................................
d. S = Severity
................................................................................................................................
e. T = Time
................................................................................................................................
MenurutAhency for Health Care Polcy and Research
No Intensitas Nyeri Diskripsi
1 Tidak Nyeri Pasien mengatakan tidak nyeri
2 Nyeri Ringan Pasien mengatakan sedikit nyeri atau ringan
Pasien nampak gelisah
3 Nyeri Sedang Pasien mengatakan nyeri masih bisa ditahan /
sedang
Pasien nampak gelisah
Pasien mampu sedikit berpartisipasi dlm
keperawatan
4 Nyeri Berat Pasien mengatakan nyeri tidak dapat ditahan / berat
Pasien sangat gelisah
Fungsi mobilitas dan perilaku pasien berubah
5 Nyeri Pasien mengataan nyeri tidak tertahankan / sangat
SangatBerat berat
Perubahan ADL yang mencolok (Ketergantungan),
putus asa

3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Pernah dirawat : ya √ tidak kapan :…......…
Diagnosa : Tidak ada
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya √ tidak
Jenis……………………
Riwayat kontrol : Tidak pernah
Riwayat penggunaan obat : Tidak pernah
3. Riwayat alergi : ya √ tidak jenis……………………
4. Riwayat operasi : ya √tidak kapan……………………

4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Ya Jenis penyakit…………………
√ Tidak

III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Pemeriksaan Tanda tanda vital
TD : 120/60 MmHg
ND : 72 x/menit
SH : 36,7˚C
RR : 20 x/menit
BB : 55 kg IMT : 23,5 (N : 18,5-24,9)
TB : -
Kesadaran : √ Compos Mentis Somnolen
Sopor Koma Apatis
2. Keadaan Umum
Baik
3. HEAD TO TOE
KEPALA
Bentuk kepala √ simetris tidak
Ketombe √ ada tidak
Kotoran pada kulit kepala √ ada tidak
Pertumbuhan rambut √ merata tidak
Lesi ada √ tidak
Nyeri tekan ya √ tidak

KULIT
Kulit ikterik sianos kemerahan hiperpigmentasi
Turgor kulit √ baik kurang jelek
Lesi ada √ tidak
Oedema ya √ tidak
Peradangan ya √ tidak

PENGLIHATAN
Bola mata √ simetris tidak
Pergerakan bola mata √ normal tidak
Refleks pupil terhadap cahaya √ normal tidak
Kornea √ bening tidak
Konjungtiva √ anemis tidak
Sclera √ ikterik tidak
Pupil √ isokor anisokor
ketajaman pengelihatan √ normal tidak

PENCIUMAN/PENGHIDUNG
Bentuk √ simetris tidak
Fungsi penciuman √ baik tidak
Peradangan ada √ tidak
Polip ada √ tidak
Perdarahan ya √ tidak

PENDENGARAN/TELINGA
Bentuk daun telinga √ simetris tidak
Letak √ simetris tidak
Peradangan ada √ tidak
Fungsi pendengaran baik √ tidak
Serumen ada √ tidak
Cairan ada √ tidak
Perdarahan ya √ tidak

MULUT
Mulut √ bersih kotor berbau
Bibir √ pucat cyanosis merah
Mukosa bibir lembab √ kering stomatitis
Gigi √ bersih tidak
Gusi berdarah ya √ tidak
Tonsil radang √ tidak
Lidah tremor ya √ tidak
Fungsi pengecapan √ baik tidak

LEHER
Benjolan/massa ada √ tidak
Kekakuan ya √ tidak
Nyeri tekan ya √ tidak
Kedudukan trachea √ normal tidak
Gangguan bicara ada √ tidak

DADA/PERNAFASAN
PARU
Inspeksi
Keluhan : sesak nyeri waktu nafas
Batuk produktif Kering Darah
Sekret :…….. Konsistensi :......................
Warna :.......... Bau :..................................
Irama nafas : √ teratur tidak teratur
Pola Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Bentuk dada √ Simetris Asimetris
Bentuk thorax √ Normal chest Pigeon chest
Funnel chest Barrel chest
Retraksi Intercosta ya √ tidak
Retraksi Suprasternal ya √ tidak
Pernafasan cuping hidung ya √ tidak
Alat bantu napas ya √ tidak
Jenis...................Flow..............lpm
Palpasi
Pemeriksaan taktil/vokal fremitus : Getaran antara kanan dan kiri teraba (sama / tidak sama),
lebih bergetar pada sisi........................
Perkusi
Area paru : ( sonor / hipersonor / dulness )
Auskultasi
Suara nafas :
Area Vesikuler √ Bersih Halus Kasar
Area Brochial √ Bersih Halus Kasar
Area Bronko vesikuler √ Bersih Halus Kasar
Suara tambahan :
Crakles Rochi Wheezing Pleural Friction rub

JANTUNG
Inspeksi
Ictus Cordis( + / - ), pelebaran................. cm
Palpasi
Pulsasi pada dinding thorax teraba( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
Perkusi
Batas – batas jantung normal adalah :
Batas atas : ICS II ( N = ICS II )
Batas bawah : ICS V ( N = ICS V )
Batas Kiri : ICS V ( N = ICS V Midclavikula Sinistra )
Batas Kanan : ICS IV ( N = ICS IV Midsternalis Dextra )
Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal/ganda), (Keras/lemah), (reguler/irreguler)
BJ II terdengar (tunggal/ganda),(Keras/lemah), (reguler/irreguler)
Bunyi jantung tambahan :
BJ III (+ / -), Gallop Rhythm (+ / -), Murmur (+ / -)
Keluhan lain terkait dengan jantung :
a. Keluhan nyeri dada ya √ tidak
b. Irama jantung √ reguler ireguler
S1/S2 tunggal √ ya tidak
c. CRT : > 3 detik
d. Akral √ hangat panas dingin kering basah
e. JVP √ normal meningkat menurun
f. Clubbing Finger ya tidak

ABDOMEN
Bentuk √ simetris tidak
Abdomen tegang kembung ascites
Nyeri tekan ya √ tidak
Peristaltik usus : 25 x/menit (N: 5-34 x/menit)
Oedem ya √ tidak

REPRODUKSI
Radang pada genitalia eksterna ya √ tidak
Lesi ya √ tidak
Siklus menstruasi √ teratur tidak
Pengeluaran cairan ya √ tidak

EKSTREMITAS ATAS/BAWAH
Pembatasan gerak √ ya tidak : Karena pasien lemas
Varises ada √ tidak
Trombo plebitis ada √ tidak
Nyeri ya √ tidak
Kemerahan ya √ tidak
Kelemahan tungkai/tidak ya √ tidak
Kekuatan otot

3 3
Oedem

IV. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN


a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Pemenuhan
No makan dan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Minum
1 Jumlah / Pagi : 1 porsi habis (07.00) Pagi : ½ porsi (07.30)
Waktu Siang : 1 porsi habis (13.00) Siang : ½ porsi (14.00)
Malam: 1 porsi habis (19.00) Malam: ½ porsi (19.00)
2 Jenis Nasi : putih Nasi : putih (lembek)
Lauk : telur,ayam,tempe,dll Lauk : tidak menentu
Sayur : bayam,sawi,brokoli,dll Sayur : tidak menentu
Minum: ± 750 cc air putih Minum / Infus: ± 500 ml
Infus NaCl 500 cc 20 tpm
3 Pantangan / Tidak ada Tidak ada
Alergi
4 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
makan dan
minum
5 Usaha untuk Tidak ada Tidak ada
mengatasi
masalah

b. Pola Eliminasi
Pemenuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit
No
Eliminasi BAB/BAK BAB/BAK
1 Jumlah / Pagi : 05.00 Pagi : 04.00 Pagi : Pagi : 04.30
Waktu BAB ±300cc belum BAB ±500cc
Siang : tidak Siang : 13.30 Siang :
BAB ±200cc belum BAB Siang : 12.30
Malam : tidak Malam : 19.00 Malam : ±250cc
BAB ±200cc belum BAB Malam : 19.00
±300cc

2 Warna Kuning Kuning jernih - Kuning pekat


3 Bau Khas Khas - Khas
4 Konsistensi Lunak - - -
5 Masalah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
eliminasi
6 Cara Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
mengatasi
masalah

c. Pola Istirahat Tidur


Pemenuhan Istirahat
No Sebelum Sakit Setelah Sakit
Tidur
1 Jumlah / Waktu Pagi : tidak tidur Pagi : tidak menentu
Siang : 12.00 – 13.30 Siang : 11.00 – 13.00
Malam : 21.30 – 05.00 Malam : tidak menentu
2 Gangguan tidur Tidak Tidak
3 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
masalah gangguan
tidur
4 Hal yang Lelah dan banyak lemas
mempermudah tidur aktivitas
5 Hal yang Suara ramai Suara ramai atau saat
mempermudah bangun dilakukan tindakan
keperawatan

d. Pola Kebersiah diri / Personal Hygiene


Pemenuhan Personal
No Sebelum Sakit Setelah Sakit
Hygiene
1 Frekuensi mencuci 2x dalam 1 minggu Belum mencuci rambut
rambut selama di RS
2 Frekuensi Mandi 2x/ hari Tidak mandi hanya di seka
kelurga 2x/ hari
3 Frekuensi Gosok gigi 2x/ hari (pagi dan malam 1x/ hari (pagi saja)
sebelum tidur)
4 Memotong kuku Tidak tentu ketika kuku Tidak selama sakit
panjang
5 Ganti pakaian 2x/ hari 1x/ hari
e. Merokok ya √ tidak
f. Alkohol ya √ tidak
V.PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan Tuhan Hukuman √ lainnya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah
tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi √ Kooperatif
tidak kooperatif
curiga
d. Gangguan konsep diri ya √ tidak
Masalah Keperawatan: tidak ada

VI. PENGKAJIAN SPRIRITUAL


Kebiasaan beribadah
a. Sebelum sakit √ sering kadang- kadang tidak pernah
b. Selama sakit sering √ kadang- kadang tidak pernah
Masalah Keperawatan : tidak ada

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


LABORATORIUM :
A. Darah Lengkap
Leukosit :......................... ( N : 3.500 - 10.000 mL )
Eritrosit :......................... ( N : 1,2 juta - 1,5 juta )
Trombosit :......................... ( N : 150.000 – 350.000 / mL )
Hemoglobin : 7,6 gr/dl ( N : 11,0 – 16,3 gr / dl )
Hematrokit :..........................( N : 35,0 – 50 gr / dl )
B. Kimia Darah
Ureum :..........................( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin :..........................( N : 07 – 1,5 mg / dl )
SGOT :..........................( N : 2 – 17 )
SGPT :..........................( N : 3 – 19 )
BUN :..........................( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin :..........................( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein :..........................( N : 6,7 – 8,7 mg / dl )
GD Puasa :..........................( N : 100 mg / dl )
GD 2 JPP :..........................( N : 140 – 180 mg / dl )
C. Analisa aelektrolit
Natrium :..........................( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium :..........................( N : 3,5 – 5,0 mml / l )
Clorida :..........................( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium :..........................( N : 7,6 – 11,0 mg / dl )
Phospor :..........................( N : 2,5 – 7,07 mg / dl )

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG LAIN :


Jenis pemeriksaan Hasil
Foto Rontgent
USG
EKG
EEG
CT- Scan
MRI
Endoscopy
Lain – lain

TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN


Nama Obat Dosis Nama Obat Dosis
Infus NaCl 500cc (20 tpm)
Inj. Omeprazole 1x40 mg/iv
Novabion 1x250 mg/po

DATA TAMBAHAN LAIN :


......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.......................................................

DAFTAR PRIORITAS MASALAH


1. Defisit nutrisi b/d faktor psikologis ( keengganan untuk makan) ditandai dengan BB
menurun, kulit pasien tampak pucat dan merasa mual.
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan ditandai dengan pasien mengeluh lemas
05 , Oktober 2020

( Novita Cahyuni )

VII. ANALISA DATA


No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Anemia Defisit nutrisi
- Pasien mengatakan kadang
merasa mual
Suplai O2 dan Nutrisi
- Pasien mengatakan berat
badan sebelum sakit 58kg kejaringan
setelah sakit 55kg
- Pasien mengatakan porsi
Penurunan kerja Gastro
makan habis ½ porsi
Do :
- TTV Kerja lambung menurun
TD : 120/60 x/menit
S : 36,7˚C
N : 72 x/menit Asam lambung
RR : 20 x/menit
- CRT >3 detik
- Mukosa bibir tampak Anoreksia (mual)
kering
2. Ds : Anemia Intoleransi aktivitas
- Pasien mengatakan lemas
- Pasien mengatakan semua
Suplai O2 dan Nutrisi
aktivitas dibantu oleh
keluarga kejaringan
Do :
- Pasien tampak pucat
Hipoksia
- Sclera dan konjungtiva
tampak pucat
- Hemoglobin : 7,6 gr/dl Energi yang di hasilkan

IX. INTERVENSI
No Dx Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawat an Kriteria Hasil
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan  Observasi  Observasi
b/d faktor tindakan 1. Monitor asupan 1. Membantu dalam
psikologis keperawatan 3x 24 makanan dan mengidentifikasi
( keengganan jam status nutrisi cairan serta kelebihan kalori
kebutuhan
untuk makan) terpenuhi dengan dan pemenuhan
kalori
ditandai kriteria hasil : 2. Monitor mual cairan
dengan BB 6. Porsi makan dan muntah 2. Untuk
menurun, kulit yang dihabiskan 3. Identifikasi mengidentifikasi
pasien tampak skala 5 faktor penyebab seberapa sering
pucat dan (meningkat) mual pasien merasa
merasa mual 7. Berat badan 4. Monitor hasil mual
laboratorium
atau IMT skala 3. Untuk
 Terapeutik
5 (meningkat) mengetahui apa
5. Timbang berat
8. Frekuensi badan secara penyebab mual
makan skala 5 yang dirasakan
(meningkat) rutin pasien
9. Nafsu makan 6. Kurangi atau 4. Untuk memantau
skala 5 hilangkan perubahan dari
keadaan
(meningkat) hasil lab pasien
penyebab mual
10. Perasaan (mis.  Terapeutik
cepat kenyang kecemasan, 5. Membantu
skala 1 ketakutan dan mengidentifkasi
(menurun) kelelahan peningkatan
 Edukasi berat badan dan
7. Ajarkan penurunan
penggunaan 6. Membantu
teknik non
mengurangi hal-
farmakologis
untuk mengatasi hal yang
mual (mis. menyebabkan
relaksasi, terapi mual
musik dan  Edukasi
akupresur) 7. Memberikan
 Kolaborasi pengetahuan
8. Kolaborasi kepada pasien
dengan ahli gizi dalam mengatasi
tentang target peraan mual
berat badan, dengan
kebutuhan melakukan terapi
kalori dan relaksasi
kebutuhan  Kolaborasi
makanan 8. Untuk memenuhi
9. Kolaborasi asupan makanan
antlemetik, jika yang sesuai
perlu dengan keadaan
sakitnya, sesuai
usia, TB dan BB
9. Untuk mengatasi
mual yang
dirasakan pasien
2. Intoleransi Setelah dilakukan  Observasi  Observasi
aktivitas b/d tindakan 1. Identifikasi 1. Untuk
kelemahan keperawatan 2x 24 kemampuan mengetahui
ditandai jam diharapkan pasien kemampuan apa
beraktivitas saja yang telah
dengan pasien toleransi aktivitas
2. Monitor pola pasien lakukan
mengeluh meningkat dengan dan jam tidur secara mandiri
lemas kriteria hasil :  Edukasi 2. Untuk
1. Kemudahan 3. Anjurkan mengetahui
dalam melakukan pemenuhan dan
melakukan aktivitas secara perubahan pola
aktivitas sehari- bertahap tidur
hari skala 5 4. Anjurkan  Edukasi
teknik latihan 3. Untuk
(meningkat)
sesuai mengetahui
2. Kekuatan tubuh kemampuan perkembangan
bagian atas dan  Terapeutik pasien dalam
bawah skala 5 5. Fasilitasi duduk melakukan
(meningkat) di sisi tempat aktivitas secara
3. Keluhan lelah tidur, jika tidak mandiri
skala 1 dapat 4. Membantu
(menurun) berpindah dan melakukan
berjalan aktivitas sesuai
4. Dispnea saat
 Kolaborasi kemampuan
aktivitas skala 1 pasien
6. Kolaborasi
(menurun) dengan ahli gizi  Terapeutik
tentang cara 5. Untuk melatih
meningkatkan kekuatan otot
asupan secara bertahap
makanan  Kolaborasi
6. Untuk memenuhi
asupan makanan
secara tepat

X. IMPLEMENTASI
No TGL Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Dx
1. 06-10- 11.00  Observasi S:
2020 1. Memantau asupan - Pasien mengatakan
makanan dan cairan sudah tidak mual
serta kebutuhan kalori - Pasien mengatakan
2. Memantau berapa
masih tidak nafsu
sering mual dan
muntah makan
3. Mengidentifikasi faktor - Pasien mengatakan
penyebab mual makan sedikit tapi
 Kolaborasi sering
4. Berkolaborasi dengan O :
ahli gizi tentang target - TTV
berat badan, kebutuhan
TD : 120/80 x/menit
kalori dan kebutuhan
makanan S : 35,9˚C
5. Berkoolaborasi N : 80 x/menit
antlemetik RR : 19 x/menit
- CRT >3 detik
- Mukosa bibir masih
tampak kering
A : Masalah teratasi
sebagian
P :Lanjutkan intervensi
I : 4,5,6 dan 7
E : Pasien mengatakan
sudah tidak mual dan
belajar mau makan sedikit
tapi sering sampai
makanan habis

07-10- 15.00 S:
 Observasi
2020 1. Memantau hasil - Pasien mengatakan
laboratorium nafsu makan mulai
 Edukasi meningkat
2. Mengajarkan - Pasien mengatakan
penggunaan teknik non makan 1 porsi habis
farmakologis untuk O :
mengatasi mual (mis.
- TTV
relaksasi, terapi musik
dan akupresur) TD : 110/80 x/menit
 Terapeutik S : 36,9˚C
3. Menimbang berat N : 82 x/menit
badan secara rutin RR : 20 x/menit
4. Mengurangi atau - CRT >3 detik
hilangkan keadaan - Mukosa bibir masih
penyebab mual (mis.
tampak lembab
kecemasan, ketakutan
dan kelelahan A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2. 06-10- 11.30  Observasi S:
20 1. Mengidentifikasi - Pasien mengatakan
kemampuan pasien lemas berkurang
beraktivitas - Pasien mengatakan
2. Memantau pola dan
mulai bisa melakukan
jam tidur
aktivitas kecil secara
mandiri
O:
- Pasien masih tampak
pucat
- Hemoglobin: 10,0 gr/dl
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
I : 3,4 dan 5
E : pasien mengatakan
mulai bisa melakukan
aktivitas kecil secara
mandiri

08-10- 15.30  Edukasi S:


20 3. Menganjurkan - Pasien mengatakan
melakukan aktivitas sedikit lemas
secara bertahap - Pasien mengatakan
4. Menganjurkan teknik mulai bisa melakukan
latihan sesuai
aktivitas seperti
kemampuan
 Terapeutik biasanya
5. Menfasilitasi duduk di O :
sisi tempat tidur, jika - Pasien masih tampak
tidak dapat berpindah sedikit pucat
dan berjalan - Hemoglobin: 11,3 gr/dl
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, W dan Hariwibowo, A.S. 2008. Buku Ajaran Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. buku 2. Jakarta :
Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Potter, Perry. 2010. Fundamental Of Nursing :Consep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol.3.
Jakarta : EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2014. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai