S
DENGAN MASALAH PRIORITAS DEFISIT NUTRISI
PADA PASIEN ANEMIA
Disususun Oleh :
NOVITA CAHYUNI
NIM. 40220024
A. ANEMIA
1. Definisi
Anemia adalah difiseiensi jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein
pembawa oksigen) yang dikandungnya. Kekurangan sel darah merah membatasi
pertukaran oksigen dan karondioksida antara darah dan sel jaringan (Stropler, 2017).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) seseorang dalam
darah lebih rendah dari normal. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang
berisiko menderita anemia (Arisman, 2010).
2. Etiologi
Menurut (Mubarak, 2011) penyebab anemia sebagai berikut :
a. Gangguan pada pembentukan atau produksi eritrosit oleh susmsum tulang.
b. Kehilangan darah keluar dari tubuh (pendarahan).
c. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolisis).
3. Manifestasi Klinis
Tanda sering dikaitkan dengan anemia
a. Kulit wajah terlihat pucat
b. Kelopak mata pucat
c. Ujung jari pucat
d. Mudah lelah
e. Takikardi
f. Sering merasa mual
g. Sakit kepala
h. Kekebalan tubuh menurun
i. Sesak nafas
B. NUTRISI
1. Definisi
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses
penyakit (Mubarak, 2011).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh, kebutuhan energi didapat dari berbagai nutrisi, seperti; karbohidrat, protein,
lemak, air, vitamin dan mineral (Potter and Perry, 2010).
2. Tujuan Pemberian
a. Memberikan zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan yang dimanfaatkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotor
b. Meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh
c. Meminimalkan terjadinya obesitas pada usia dini.
d. Mendidik kebiasaan makan yang baik, mencakup penjadwalan makan, belajar
menyukai, memilih dan menentukan jenis makanan.
3. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna oleh tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan
juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati
dan kandung empedu.
a. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri
dari berbagai macam bau.
b. Tenggorokan
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynk.
c. Kerongkongan
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus.
d. Lambung
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
- Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
- Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
- Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
e. Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua
belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
- Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di
cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan
- Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus
kosong.
- Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia ini memiliki panjang sekitar 2-4m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
f. Usus besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
- Kolon asendens (kanan)
- Kolon transversum
- Kolon desendens (kiri)
- Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
g. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
- Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon
ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang
dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya
akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah
besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung.
h. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini
memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam
tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat.
i. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna
cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua
belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin
(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
4. Manifestasi Klinis
1. Defisit nutrisi
a. Data mayor
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentan ideal
b. Data minor
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Membrane mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rabut rontok berlebih
- Diare
2. Berat badan lebih
a. Data mayor
- IMT > 25 kg/m² (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari presentil
95 (pada anak 2-18 tahun)
b. Data minor
- Tebal lipatan kulit trisep > 25 mm
(SDKI, 2017)
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. S
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/ Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : -
Alamat : Bandar lor Gang 6 Kec.Mojoroto Kota.Kediri
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. B
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Bandar lor Gang 6 Kec.Mojoroto Kota.Kediri
Hubungan dengan pasien : Adik Kandung
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG → Kronologis dari penyakit yang diderita saat ini
mulai awal hingga di bawa ke RS secara lengkap meliputi (PQRST) :
Ny.S usia 49 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa medis anemia. Hasil
anamnesa saat ini pasien mengeluh lemas. Sebelum MRS pasien sering dredeg dan badan
lemas, semua aktivitas dibantu oleh keluarga, TD 120/60 MmHg, frekuensi nafas 20x/menit,
frekuensi nadi 72x/menit, suhu 36,7˚C, BB sebelum sakit 58 kg setelah sakit 55 kg (IMT :
23,5), sclera dan konjungtiva pucat, mukosa bibir tampak kering, porsi makan habis ½ porsi,
kadang pasien merasa mual, warna kulit pasien tampak pucat, CRT >3 detik, pemeriksaan
Lab. HB 7,6 gr/dl. Pasien mendapatkan terapi Inj. Omeprazole 1x40 mg/iv, novabion 1x50
mg/po.
a. P = Provoking atau Paliatif
................................................................................................................................
b. Q = Quality
................................................................................................................................
c. R = Regio
................................................................................................................................
d. S = Severity
................................................................................................................................
e. T = Time
................................................................................................................................
MenurutAhency for Health Care Polcy and Research
No Intensitas Nyeri Diskripsi
1 Tidak Nyeri Pasien mengatakan tidak nyeri
2 Nyeri Ringan Pasien mengatakan sedikit nyeri atau ringan
Pasien nampak gelisah
3 Nyeri Sedang Pasien mengatakan nyeri masih bisa ditahan /
sedang
Pasien nampak gelisah
Pasien mampu sedikit berpartisipasi dlm
keperawatan
4 Nyeri Berat Pasien mengatakan nyeri tidak dapat ditahan / berat
Pasien sangat gelisah
Fungsi mobilitas dan perilaku pasien berubah
5 Nyeri Pasien mengataan nyeri tidak tertahankan / sangat
SangatBerat berat
Perubahan ADL yang mencolok (Ketergantungan),
putus asa
KULIT
Kulit ikterik sianos kemerahan hiperpigmentasi
Turgor kulit √ baik kurang jelek
Lesi ada √ tidak
Oedema ya √ tidak
Peradangan ya √ tidak
PENGLIHATAN
Bola mata √ simetris tidak
Pergerakan bola mata √ normal tidak
Refleks pupil terhadap cahaya √ normal tidak
Kornea √ bening tidak
Konjungtiva √ anemis tidak
Sclera √ ikterik tidak
Pupil √ isokor anisokor
ketajaman pengelihatan √ normal tidak
PENCIUMAN/PENGHIDUNG
Bentuk √ simetris tidak
Fungsi penciuman √ baik tidak
Peradangan ada √ tidak
Polip ada √ tidak
Perdarahan ya √ tidak
PENDENGARAN/TELINGA
Bentuk daun telinga √ simetris tidak
Letak √ simetris tidak
Peradangan ada √ tidak
Fungsi pendengaran baik √ tidak
Serumen ada √ tidak
Cairan ada √ tidak
Perdarahan ya √ tidak
MULUT
Mulut √ bersih kotor berbau
Bibir √ pucat cyanosis merah
Mukosa bibir lembab √ kering stomatitis
Gigi √ bersih tidak
Gusi berdarah ya √ tidak
Tonsil radang √ tidak
Lidah tremor ya √ tidak
Fungsi pengecapan √ baik tidak
LEHER
Benjolan/massa ada √ tidak
Kekakuan ya √ tidak
Nyeri tekan ya √ tidak
Kedudukan trachea √ normal tidak
Gangguan bicara ada √ tidak
DADA/PERNAFASAN
PARU
Inspeksi
Keluhan : sesak nyeri waktu nafas
Batuk produktif Kering Darah
Sekret :…….. Konsistensi :......................
Warna :.......... Bau :..................................
Irama nafas : √ teratur tidak teratur
Pola Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Bentuk dada √ Simetris Asimetris
Bentuk thorax √ Normal chest Pigeon chest
Funnel chest Barrel chest
Retraksi Intercosta ya √ tidak
Retraksi Suprasternal ya √ tidak
Pernafasan cuping hidung ya √ tidak
Alat bantu napas ya √ tidak
Jenis...................Flow..............lpm
Palpasi
Pemeriksaan taktil/vokal fremitus : Getaran antara kanan dan kiri teraba (sama / tidak sama),
lebih bergetar pada sisi........................
Perkusi
Area paru : ( sonor / hipersonor / dulness )
Auskultasi
Suara nafas :
Area Vesikuler √ Bersih Halus Kasar
Area Brochial √ Bersih Halus Kasar
Area Bronko vesikuler √ Bersih Halus Kasar
Suara tambahan :
Crakles Rochi Wheezing Pleural Friction rub
JANTUNG
Inspeksi
Ictus Cordis( + / - ), pelebaran................. cm
Palpasi
Pulsasi pada dinding thorax teraba( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
Perkusi
Batas – batas jantung normal adalah :
Batas atas : ICS II ( N = ICS II )
Batas bawah : ICS V ( N = ICS V )
Batas Kiri : ICS V ( N = ICS V Midclavikula Sinistra )
Batas Kanan : ICS IV ( N = ICS IV Midsternalis Dextra )
Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal/ganda), (Keras/lemah), (reguler/irreguler)
BJ II terdengar (tunggal/ganda),(Keras/lemah), (reguler/irreguler)
Bunyi jantung tambahan :
BJ III (+ / -), Gallop Rhythm (+ / -), Murmur (+ / -)
Keluhan lain terkait dengan jantung :
a. Keluhan nyeri dada ya √ tidak
b. Irama jantung √ reguler ireguler
S1/S2 tunggal √ ya tidak
c. CRT : > 3 detik
d. Akral √ hangat panas dingin kering basah
e. JVP √ normal meningkat menurun
f. Clubbing Finger ya tidak
ABDOMEN
Bentuk √ simetris tidak
Abdomen tegang kembung ascites
Nyeri tekan ya √ tidak
Peristaltik usus : 25 x/menit (N: 5-34 x/menit)
Oedem ya √ tidak
REPRODUKSI
Radang pada genitalia eksterna ya √ tidak
Lesi ya √ tidak
Siklus menstruasi √ teratur tidak
Pengeluaran cairan ya √ tidak
EKSTREMITAS ATAS/BAWAH
Pembatasan gerak √ ya tidak : Karena pasien lemas
Varises ada √ tidak
Trombo plebitis ada √ tidak
Nyeri ya √ tidak
Kemerahan ya √ tidak
Kelemahan tungkai/tidak ya √ tidak
Kekuatan otot
3 3
Oedem
b. Pola Eliminasi
Pemenuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit
No
Eliminasi BAB/BAK BAB/BAK
1 Jumlah / Pagi : 05.00 Pagi : 04.00 Pagi : Pagi : 04.30
Waktu BAB ±300cc belum BAB ±500cc
Siang : tidak Siang : 13.30 Siang :
BAB ±200cc belum BAB Siang : 12.30
Malam : tidak Malam : 19.00 Malam : ±250cc
BAB ±200cc belum BAB Malam : 19.00
±300cc
( Novita Cahyuni )
IX. INTERVENSI
No Dx Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawat an Kriteria Hasil
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi Observasi
b/d faktor tindakan 1. Monitor asupan 1. Membantu dalam
psikologis keperawatan 3x 24 makanan dan mengidentifikasi
( keengganan jam status nutrisi cairan serta kelebihan kalori
kebutuhan
untuk makan) terpenuhi dengan dan pemenuhan
kalori
ditandai kriteria hasil : 2. Monitor mual cairan
dengan BB 6. Porsi makan dan muntah 2. Untuk
menurun, kulit yang dihabiskan 3. Identifikasi mengidentifikasi
pasien tampak skala 5 faktor penyebab seberapa sering
pucat dan (meningkat) mual pasien merasa
merasa mual 7. Berat badan 4. Monitor hasil mual
laboratorium
atau IMT skala 3. Untuk
Terapeutik
5 (meningkat) mengetahui apa
5. Timbang berat
8. Frekuensi badan secara penyebab mual
makan skala 5 yang dirasakan
(meningkat) rutin pasien
9. Nafsu makan 6. Kurangi atau 4. Untuk memantau
skala 5 hilangkan perubahan dari
keadaan
(meningkat) hasil lab pasien
penyebab mual
10. Perasaan (mis. Terapeutik
cepat kenyang kecemasan, 5. Membantu
skala 1 ketakutan dan mengidentifkasi
(menurun) kelelahan peningkatan
Edukasi berat badan dan
7. Ajarkan penurunan
penggunaan 6. Membantu
teknik non
mengurangi hal-
farmakologis
untuk mengatasi hal yang
mual (mis. menyebabkan
relaksasi, terapi mual
musik dan Edukasi
akupresur) 7. Memberikan
Kolaborasi pengetahuan
8. Kolaborasi kepada pasien
dengan ahli gizi dalam mengatasi
tentang target peraan mual
berat badan, dengan
kebutuhan melakukan terapi
kalori dan relaksasi
kebutuhan Kolaborasi
makanan 8. Untuk memenuhi
9. Kolaborasi asupan makanan
antlemetik, jika yang sesuai
perlu dengan keadaan
sakitnya, sesuai
usia, TB dan BB
9. Untuk mengatasi
mual yang
dirasakan pasien
2. Intoleransi Setelah dilakukan Observasi Observasi
aktivitas b/d tindakan 1. Identifikasi 1. Untuk
kelemahan keperawatan 2x 24 kemampuan mengetahui
ditandai jam diharapkan pasien kemampuan apa
beraktivitas saja yang telah
dengan pasien toleransi aktivitas
2. Monitor pola pasien lakukan
mengeluh meningkat dengan dan jam tidur secara mandiri
lemas kriteria hasil : Edukasi 2. Untuk
1. Kemudahan 3. Anjurkan mengetahui
dalam melakukan pemenuhan dan
melakukan aktivitas secara perubahan pola
aktivitas sehari- bertahap tidur
hari skala 5 4. Anjurkan Edukasi
teknik latihan 3. Untuk
(meningkat)
sesuai mengetahui
2. Kekuatan tubuh kemampuan perkembangan
bagian atas dan Terapeutik pasien dalam
bawah skala 5 5. Fasilitasi duduk melakukan
(meningkat) di sisi tempat aktivitas secara
3. Keluhan lelah tidur, jika tidak mandiri
skala 1 dapat 4. Membantu
(menurun) berpindah dan melakukan
berjalan aktivitas sesuai
4. Dispnea saat
Kolaborasi kemampuan
aktivitas skala 1 pasien
6. Kolaborasi
(menurun) dengan ahli gizi Terapeutik
tentang cara 5. Untuk melatih
meningkatkan kekuatan otot
asupan secara bertahap
makanan Kolaborasi
6. Untuk memenuhi
asupan makanan
secara tepat
X. IMPLEMENTASI
No TGL Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Dx
1. 06-10- 11.00 Observasi S:
2020 1. Memantau asupan - Pasien mengatakan
makanan dan cairan sudah tidak mual
serta kebutuhan kalori - Pasien mengatakan
2. Memantau berapa
masih tidak nafsu
sering mual dan
muntah makan
3. Mengidentifikasi faktor - Pasien mengatakan
penyebab mual makan sedikit tapi
Kolaborasi sering
4. Berkolaborasi dengan O :
ahli gizi tentang target - TTV
berat badan, kebutuhan
TD : 120/80 x/menit
kalori dan kebutuhan
makanan S : 35,9˚C
5. Berkoolaborasi N : 80 x/menit
antlemetik RR : 19 x/menit
- CRT >3 detik
- Mukosa bibir masih
tampak kering
A : Masalah teratasi
sebagian
P :Lanjutkan intervensi
I : 4,5,6 dan 7
E : Pasien mengatakan
sudah tidak mual dan
belajar mau makan sedikit
tapi sering sampai
makanan habis
07-10- 15.00 S:
Observasi
2020 1. Memantau hasil - Pasien mengatakan
laboratorium nafsu makan mulai
Edukasi meningkat
2. Mengajarkan - Pasien mengatakan
penggunaan teknik non makan 1 porsi habis
farmakologis untuk O :
mengatasi mual (mis.
- TTV
relaksasi, terapi musik
dan akupresur) TD : 110/80 x/menit
Terapeutik S : 36,9˚C
3. Menimbang berat N : 82 x/menit
badan secara rutin RR : 20 x/menit
4. Mengurangi atau - CRT >3 detik
hilangkan keadaan - Mukosa bibir masih
penyebab mual (mis.
tampak lembab
kecemasan, ketakutan
dan kelelahan A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2. 06-10- 11.30 Observasi S:
20 1. Mengidentifikasi - Pasien mengatakan
kemampuan pasien lemas berkurang
beraktivitas - Pasien mengatakan
2. Memantau pola dan
mulai bisa melakukan
jam tidur
aktivitas kecil secara
mandiri
O:
- Pasien masih tampak
pucat
- Hemoglobin: 10,0 gr/dl
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
I : 3,4 dan 5
E : pasien mengatakan
mulai bisa melakukan
aktivitas kecil secara
mandiri
Handayani, W dan Hariwibowo, A.S. 2008. Buku Ajaran Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. buku 2. Jakarta :
Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Potter, Perry. 2010. Fundamental Of Nursing :Consep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol.3.
Jakarta : EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2014. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.