Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK MYALGIA PADA NY. S DI PUSKESMAS KOTA


KEDIRI WILAYAH UTARA

Disusun Oleh :

1. Gunawan Sudarmono
2. Ilfi Nur Diana Agustin
3. Laily Nurhanita
4. Maria Tul Qiptiyah
5. Murniningtyas Putri Ratna S
6. Novirda Lila Nur K

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik


Myalgia Pada Ny. S Di Puskesmas Kota Kediri Wilayah Utara Disusun
Oleh Kelompok 2

Kediri,...............

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan


Laporan Pendahuluan

A. Definisi Myalgia
Myalgia adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal-pegal, mulai
diakibatkan oleh olahraga yang menyebakan tubuh meregang terlalu
banyak. Myalgia yang terjadi tanpa riwayat trauma mungkin disebabkan
oleh infeksi virus (Weni, 2010).
Myalgia adalah rasa sakit atau kelelahan otot yang biasanya bersifat
akut dan sering menyerang secara spontan serta bisa disebabkan aktivitas
fisik yang berlebihan, pengaruh obat ataupun pengobatan lain
(Sumardiyono, 2018).
B. Klasifikasi Myalgia
Ada beberapa jenis nyeri otot yang kerap terjadi, yaitu : Fibromyalgia,
Myofascial pain, Nyeri otot pasca latihan (post exercise muscle soreness)
dan nyeri otot akibat penggunaan yang berlebihan (overuse injury) (N.
Richard. Mitchell. Et.al. 2008).
1. Fibromyalgia
Istilah lainnya yaitu remetik otot, adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan gejala berupa nyeri otot yang luas, yaitu paling sering pada
tengkuk, punggung atau pinggang. Terdaapat beberapa titik nyeri pada
area tersebut, biasanya 11-18 titik yang disebut sebagai tender point,
dimana titik tersebut sangat nyeri bila ditekan tetapi nyeri yang
ditimbulkan tidak menjalar. Keluhan dirasakan lebih dari 3 bulan,
disertai adanya gejala gangguan tidur dan kekakuan pada pagi hari. Sifat
nyeri berupa pegal, panas, rasa seperti terbakar, dapat disertai rasa
kesemutan dan baal. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui
dengan pasti, tetapi masih berhubungan dengan proses hormonal, sistem
kekebalan tubuh dan faktor ketegangan jiwa. Penyakit ini penyebab
penurunan fungsi yang cukup serius dan menyebabkan penurunan
kualitas hidup.
2. Myofascial pain
Suatu penyakit yang mirip fibromyalgia, tetapi perbedaannya pada
myofascial pain ditemukan titik nyeri yang lebih sedikit dan jika ditekan
timbul rasa nyeri yang menjalar ke area tubuh lain. Penyakit ini lebih
mudah disembuhkan dengan penanganan yang tepat dibandingkan
fibromyalgia. Penyebab penyakit initerutama disebabkan karena
kesalahan postur atau posisi tubuh dalam waktu lama dan ketegangan
emosi.
3. Post exercise muscle soreness (nyeri otot pasca latihan)
Nyeri timbul pada otot yang banyak melakukan aktivitas olahraga, yang
dapat timbul langsung pasca olahraga. Nyeri otot yang timbul beberapa
jam sampai beberapa hari pasca olahraga tersebut disebut delayed onset
muscle soreness. Penyebab nyeri ini ada beberapa hal, yaitu:
penumpukan sisa pembakaran atau metabolism otot yang disebut asam
laktat, kekurangan oksigen pada otot yang aktif, serta pengaruh suhu
tubuh yang meningkat pada saat olahraga. Biasanya nyeri akan hilang
dengan sendirinya setelah 5-7 hari.
4. Overuse injury
Nyeri otot yang terjadi akibat beberapa hal, yaitu : digunakan berulang
dalam waktu lama, digunakan dalam posisi yang salah dalam waktu
yang lama, akibat getaran atau akibat penggunaan dengan kekuatan ysng
besar.
C. Etiologi Myalgia
1. Penyebab secara umum
a. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau
otot yang terlalu tegang.
b. Myalgia yang berlangsung dalam waktu yang lama menunjukkan
myopati metabolik,defisiensi nutrisi atau sindrom fatigue kronik.
c. Kelelahan (setelah latihan tidak terbiasa atau mengikuti kontraksi
intens kejang).
d. Cedera langsung pada otot (memar, luka atau cedera tekan).
2. Gangguan Sistemik
a. Virus (influenza, Epstein-Barr, herpes simpleks, poliomielitis)
b. Infeksi bakteri (radang tenggorokan, penyakit Lyme, tetanus)
c. Jamur (Histoplasmosis)
d. Parasit (malaria, toksoplasmosis, trichinosis)
3. Imunisasi
a. Vaksinasi terhadap berbagai penyakit
b. Obat (antikonvulsan, antibiotika, agen antikanker, meurunkan
kolesterol agen, diuretik)
c. Penyalahgunaan obat
d. Racun
4. Penyebab Lain
a. Kekurangan vitamin C dan B kompleks.
b. Kekurangan mineral dan elektrolit (kalsium, fosfor, magnesium,
kalium, natrium)
D. Manifestasi klinis Myalgia
Tanda gejala myalgia menurut Kuntono (2005), yaitu:
1. Nyeri
2. Spasme otot
3. Keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS)
4. Penurunan kekuatan otot
5. Gejala neurologis (mati rasa, tremor, gangguan penglihatan, telinga
berdenging)
6. Kelelahan
7. Ruam
E. Patofisiologi Myalgia
Gejala umum nyeri otot ini, disamping rasa sakit adalah pembengkakan
pada otot, setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat parah, otot
tampak lebih besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena masa
otot yang meningkat, tetapi lebih karena otot mengalami peradangan
sebagai respon terhadap kerusakan mikroskopis pada otot.
Peranan asam laktat pada Otot, asam laktat sangat penting karena
memungkinkan tubuh untuk mengubah glikogen menjadi energi tanpa perlu
kehadiran oksigen, seperti glikolisis aerobik normal (proses dimana tubuh
menggunakan glikogen untuk energi). Dengan mengubahnya menjadi asam
laktat dan bukannya ATP seperti biasa, ketika tidak ada oksigen yang
banyak tersedia, memungkinkan proses glikolisis untuk berlangsung selama
beberapa menit, bukan hanya beberapa detik. Setelah tubuh memiliki cukup
cadangan oksigen, glikogen dapat kembali dikonversi ke ATP dan asam
laktat dapat dikonversi kembali menjadi glukosa oleh hati dan jaringan lain
yang akan digunakan kemudian. Hal ini membuat penggunaan glikogen
jauh lebih efisien ketika tubuh kekurangan pasokan oksigen. Bagaimana
otot menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar adalah sebagai berikut.
Sel-sel otot mengkonversi glikogen menjadi asam laktat ketika tidak ada
cukup oksigen untuk mengubahnya menjadi adenosine trifosfat (ATP).
Asam laktat kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh
mitokondria, yang merupakan penghasil energi dalam sel otot.
Pelatihan ketahanan secara intens dapat meningkatkan masa
mitokondria dalam sel otot lebih dari dua kali lipat yang dapat membantu
otot dalam kemampuan untuk menggunakan asam laktat sebagai bahan
bakar. Hal ini memungkinkan otot-otot untuk bekerja lebih keras dan lebih
lama dalam situasi cadangan oksigen rendah. Jadi salah satu alasan atlet
terlatih dapat tampil lama saat bertanding adalah karena pelatihan intensif
mereka sebenarnya memungkinkan otot-otot untuk menyerap asam laktat
lebih cepat dan lebih efisien karena masa mitokondria yang lebih besar
(Putriana, 2014).
F. Komplikasi Myalgia
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan
(perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang,
memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang
terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi.
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon
inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration)
atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak
leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal (Wahyudi
G, 2013).
G. Pemeriksaan penunjang Myalgia
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan
(perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang,
memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang
terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon
inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration)
atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak
leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
H. Penatalaksanaan Myalgia
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Monitor gejala cardinal/ tanda-tanda vital
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri
c. Beri rasa aman
d. Sentuhan therapeutic
Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai
keseimbangan energy antara tubuh dengan lingkungan luar. Orang
sakit berarti ada ketidakseimbangan energi, dengan memberikan
sentuhan pada pasien, diharapkan ada transfer energy.
e. Akupressure
Pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri
f. Guided imagery
Meminta pasien berimajinasi membayangkan hal-hal yang
menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang
terang, serta konsentrasi dari pasien.
g. Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang. Distraksi visual (melihat TV atau ertandingan bola),
distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan massage,
memegang mainan), distraksi intelektual (merangkai puzzle).
h. Anticipatory guidance
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan
dengan nyeri.
i. Hipnotis
Membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
j. Biofeedback
Terapi prilaku yang dilakukan dengan memberikan individu
informasi tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih
control volunter terhadap respon. Terapi ini efektif untuk mengatasi
ketegangan otot dan migren dengan cara memasang elektroda pada
pelipis.
2. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian analgesik
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan
interprestasi nyeri dengan jalan mendpresi sistem saraf pusat pada
thalamus dan korteks serebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan
sebelum pasien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah
mengeluh nyeri. Contoh obat analgesik yani asam salisilat (non
narkotik), morphin (narkotik), dll.
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen
obat analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air.
Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor
persepsi kepercayaan pasien.
I. WOC Myalgia

Penyebab umum: otot tegang, Gangguan sistemik: virus, Imunisasi: vaksinasi, obat- Penyebab lain:
myopati metabolik, defisiensi infeksi bakteri, jamur, dan obatan, penyalahgunaan obat,
nutrisi, kelelahan, cidera parasit - Kekurangan vitamin C dan B
racun kompleks
langsung pada otot
- Kekurangan mineral dan
elektrolit
-
Kerusakan mikroskopis
pada otot

Otot mengalami peradangan

Pembengkakan pada otot

Gejala neurologis (mati rasa,


Nyeri pada tremor, gangguan penglihatan, Kekakuan Ketidak mampuan
persendian telinga berdenging, kelelahan, mengenal masalah
dan ruam
Keterbatasan
Nyeri akut dalam gerakan
fisik pada Kurangnya informasi

Kesakitan ekstremitas
Kurangnya tingkat
Gangguan mobilitas pengetahuan
Sering terbangun, tidur, tidak fisik
nyenyak

Gangguan pola tidur


J. Asuhan Keperawatan Teori Myalgia

Anda mungkin juga menyukai