Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA LANSIA
DENGAN REUMATIK

Kelompok IV :
ASEP NURDIANSYAH (08170100162)
BARTOLOMEUS BARTO (08170100154)
DEWI ASTUTI (08170100159)
EKA FRANA (08170100164)
EKA MERIANI (08170100157)
INDRA (08170100163)
MOH. IRHAM (08170100161)
MONIKA MIAWATI (08170100160)
SARI PRATIWI (08170100155)
WINDA HAIRANI P (08170100156)
YULIANA SISCA (08170100158)
A. Pengertian
 Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi
non- bakterial yang bersifat sistemik,
progresif, cenderung kronik dan mengenai
sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris
(Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah
Orthopedi, hal. 165).
 Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun
kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada
sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
 Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur
dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun
resiko akan meningkat dengan meningkatnya
umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
 Artritis Reumatoid adalah penyakit
autoimun sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya dikarekteristikan
dengan reaksi inflamasi dalam membrane
sinovial yang mengarah pada destruksi
kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut
(Susan Martin Tucker, 1998).
 Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan
inflamasi yang terutama mengenai
membran sinovial dari persendian dan
umumnya ditandai dengan dengan nyeri
persendian, kaku sendi, penurunan
mobilitas, dan keletihan (Diane C.
Baughman, 2000).
 Artritis rematoid adalah suatu penyakit
inflamasi kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan
seluruh organ tubuh (Arif Mansjour,
2001).
 Osteoartritis atau rematik adalah penyakit
sendi degeneratif dimana terjadi
kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan
dengan usia lanjut, terutama pada sendi-
sendi tangan dan sendi besar yang
menanggung beban.
B.Jenis-jenis rematik
 Menurut Adelia (2011),ada beberapa jenis
rematik,yaitu :
 1. Rematik sendi (artikular)
a. Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses
peradangan menahun yang tersebar diseluruh
tubuh, mencakup keterlibatan sendi
dan berbagai organ di luar persendian
b. Osteoatritis
Sekelompok penyakit yang tumpang tindih
dengan penyebab yang belum diketahui,
namun mengakibatkan kelainan biologis,
morfologis, dan kelainan klinis yang sama
c. Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya
asam urat darah (hiperurisemia) . Reumatik
gout merupakan jenis penyakit yang
pengobatannya mudah dan efektif. Namun
bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan kerusakan sendi
 2. Reumatik Jaringan Lunak (Non-
Artikuler).
 a. Fibrosis
 b. Tendonitis dan tenosivitis
 c. Entesopati
 d. Bursitis
 e. Back Pain
 f. Nyeri pinggang
 g. Frozen shoulder syndrome
c. Tanda dan gejala
1. Nyeri sendi
2. Hambatan gerakan sendi
3. Kaku sendi pada pagi hari
4. Krepitasi
5. Pembesaran sendi (deformitas)
6. Perubahan gaya berjalan
d. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara
pasti. Namun ada beberapa faktor resiko
yang diketahui berhubungan dengan
penyakit ini, antara lain:
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
3. Suku bangsa
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolic
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
7. Kepadatan tulang
f. Patofisiologi
 Inflamasi mula-mula mengenai sendi-
sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi
selular. Peradangan yang berkelanjutan,
sinovial menjadi menebal, terutama pada
sendi artikular kartilago dari sendi. Pada
persendian ini granulasi membentuk
pannus, atau penutup yang menutupi
kartilago. Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat
karena radang menimbulkan gangguan
pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago
menjadi nekrosis.
 Tingkat erosi dari kartilago menentukan
tingkat ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka
terjadi adhesi diantara permukaan sendi,
karena jaringan fibrosa atau tulang
bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago
dan tulang menyebabkan tendon dan
ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan
subluksasi atau dislokasi dari
persendian. Invasi dari tulang sub
chondrial bisa menyebkan osteoporosis
setempat
g. Pemeriksaan penunjang
1. Sinar X dari sendi yang sakit
2. Scan radionuklida
3. Artroskopi Langsung
4. Aspirasi cairan sinovial
5. Biopsi membran sinovial
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi
h. Penatalaksanaan
 Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis
adalah mengurangi nyeri, mengurangi
inflamasi, menghentikan kerusakan sendi
dan meningkatkan fungsi dan kemampuan
mobilisasi penderita
 Adapun penatalaksanaan umum pada
rheumatoid arthritis antara lain :
 1. Pemberian terapi
 2. Pengaturan aktivitas dan istirahat
 3. Kompres panas dan dingin
 4. Diet
 5. Pembedahan
i. Pencegahan
1. Kurangi berat badan : ini akan
mengurangi tekanan pada sendi
2. Melakukan senam : senam akan
membantu melancarkan aliran darah,
memastikan tulang dan otot kita kuat.
3. Makan makanan yang seimbang
4. Pelihara sendi, kurangi tekanan pada
sendi
Konsep asuhan keperawatan
A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
2. Kardiovaskuler
3. Integritas ego
4. Makanan / cairan
5. Hygiene
6. Neurosensori
7. Nyeri / kenyamanan
8. Keamanan
9. Interaksi social
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan :
agen pencedera; distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/ proses inflamasi,
destruksi sendi
2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan
dengan: Deformitas skeletal
Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi
aktivitas, penurunan kekuatan otot
3. Gangguan citra tubuh /perubahan
penampilan peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas
4. Kurang perawatan diri berhubungan
dengan kerusakan muskuloskeletal;
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri
pada waktu bergerak, depresi.
5. Kurang pengetahuan (kebutuhan
belajar), mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan
kurangnya pengetahuan dan kurangnya
informasi tentang penyakit.
c. Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan :
distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi
Kriteria hasil :
 Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,
 Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan
berpartisipasi dalam aktivitas sesuai
kemampuan.
 Mengikuti program farmakologis yang
diresepkan,
 Menggabungkan keterampilan relaksasi dan
aktivitas hiburan ke dalam program kontrol
nyeri
Intervensi :
1. Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-
10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan
tanda-tanda rasa sakit non verbal
2. Tempatkan/ pantau penggunaan bantal, karung
pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.
3. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu
untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi
yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan
yang keras
4. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat.
Sediakan waslap hangat untuk mengompres
sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari.
Pantau suhu air kompres, air mandi, dan
sebagainya
2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan:
Deformitas skeletal
Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas,
penurunan kekuatan otot.
Kriteria hasil :
 Mempertahankan fungsi posisi tulang,
pembatasan kontraktur.
 Mempertahankan ataupun meningkatkan
kekuatan dan fungsi tulang dan/ atau
konpensasi bagian tubuh.
 Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang
memungkinkan melakukan aktivitas
Intervensi
1. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi/ rasa
sakit pada sendi
2. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk,
jika diperlukan jadwal aktivitas untuk
memberikan periode istirahat, dan tidur
malam hari yang tidak terganmggu
3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif,
demikian juga latihan resistif dan isometris
jika memungkinkan
4. Ubah posisi sering dengan jumlah personel
cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik
pemindahan dan penggunaan bantuan
mobilitas, mis, trapeze
5. Posisikan dengan bantal, kantung pasir,
gulungan trokanter, bebat, brace
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan
peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas
umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas.
Kriteria hasil :
 Mengungkapkan peningkatan rasa percaya
diri dalam kemampuan untuk menghadapi
penyakit, perubahan pada gaya hidup,
dan kemungkinan keterbatasan.
 Menyusun rencana realistis untuk masa
depan.
Intervensi
1. Dorong pengungkapan masalah tentang proses
penyakit, harapan masa depan
2. Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada
pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana
pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan
gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek
seksual
3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana
orang terdekat menerima keterbatasan
4. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan
menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan
5. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu
pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang
dapat membantu koping
4. Kurang perawatan diri berhubungan
dengan kerusakan muskuloskeletal;
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri
pada waktu bergerak, depresi
Kriteria hasil :
 Melaksanakan aktivitas perawatan diri
pada tingkat yang konsisten dengan
kemampuan individual.
 Mendemonstrasikan perubahan teknik/
gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
 Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/
komunitas yang dapat memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
Intervensi
1. Diskusikan tingkat fungsi umum sebelum timbul
eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan
yang sekarang diantisipasi
2. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri
dan program latihan
3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam
perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk
modifikasi lingkungan
4. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi
5. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah
sebelum pemulangan dengan evaluasi
setelahnya
5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar),
mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan kurangnya pengetahuan
dan kurangnya informasi tentang penyakit
Kriteria hasil :
 Menunjukkan pemahaman tentang
kondisi/ prognosis, perawatan.
 Mengembangkan rencana untuk
perawatan diri, termasuk modifikasi gaya
hidup yang konsisten dengan mobilitas
dan atau pembatasan aktivitas.
Intervensi
1. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan
masa depan
2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam
penatalaksanaan proses sakit melalui diet,obat-
obatan, dan program diet seimbang, latihan
dan istirahat
3. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas
terintegrasi yang realistis,istirahat, perawatan
pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik,
dan manajemen stres
4. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen
farmakoterapeutik
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai