KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif,
cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. (Rasjad
Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165)
B. PENYEBAB / ETIOLOGI
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori yang
dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu :
3. Autoimmun
4. Metabolik
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun
ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan
organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari
tulang rawan sendi penderita.
C. EPIDEMIOLOGI
Penyakit Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar
diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis rheumatoid sering
dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita denga pria sebesar 3 : 1. Kecenderungan
wanita untuk menderita Artritis rheumatoid dan sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang
hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah
satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.
D. MANIFESTASI KLINIK
Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan pada penderita Reumatik.
Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena
penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun dan
demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer,
termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi antara jari-jari
tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas)
dapat terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama menyerang
sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang
dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang dari 1
jam.
4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang
kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang .
5. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran
ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak tangan dan jari, deformitas
boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada
penderita. Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi
metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan
kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.
6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang
dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon
(sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan)
ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya
merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
7. Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang organ-organ lain
diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis siccs yang merupakan sindrom SjÖgren, sistem
cardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang
menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini
dapat menyebabkan disfungsi katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan
kardiomiopati.
E. DIAGNOSTIK
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6
minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto
rontgen.
3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu sendi
secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
F. PENATALAKSANAAN / PERAWATAN
Oleh karena kausa pasti arthritis Reumatoid tidak diketahui maka tidak ada pengobatan kausatif
yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus benar-benar dijelaskan kepada penderita
sehingga tahu bahwa pengobatan yang diberikan bertujuan mengurangi keluhan/ gejala
memperlambat progresifvtas penyakit.
3. Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut di atas, yaitu :
1. Pendidikan
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan pendidikan yang cukup
tentang penyakit kepada penderita, keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan
penderita. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit),
penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua komponen program
penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk
mengatasi penyakit ini dan metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim
kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus.
2. Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang hebat. Walaupun rasa
lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik
atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu
beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
4. Diet/Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara pemberian diet dengan
variasi yang bermacam-macam, tetapi kesemuanya belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum
untuk memperoleh diet seimbang adalah penting.
5. Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program penatalaksanaan penyakit
reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk
mencoba mengubah perjalanan penyakit.
A. PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya
( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan
keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan
pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh
pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise, Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
3. Integritas ego
Gejala: Faktor-faktor stres akut / kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-
faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan), Ancaman pada
konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain).
4. Makanan / cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan adekuat: mual,
anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ)
Tanda: Penurunan berat badan, Kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan
6. Neurosensori
Gejala: Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Gejala: Pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala: Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada
sendi).
8. Keamanan
Gejala: Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan ringan dalam
menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada meta
dan membran mukosa.
9. Interaksi sosial
Gejala: Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
2. Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
8. Ig (Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR.
9. Sinar x dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan
osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.
11. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang
pada sendi
12. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram,
berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-produk pembuangan
degeneratif); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4).
13. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
C. PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Menghilangkan nyeri
2. Meningkatkan mobilitas.
4. mendukung kemandirian
D. TUJUAN PEMULANGAN
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Agen pencedera
3. Destruksi sendi.
1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program
2. Berikan matras / kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai
kebutuhan
Rasional : Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi
yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang
terinflamasi/nyeri
4. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur,
sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak.
Rasional: Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi
5. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu
bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres
sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi,
dan sebagainya.
Rasional : Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa
sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan
2. Nyeri
3. Ketidaknyamanan
4. Intoleransi aktivitas
2. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk
memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang
tidak terganmggu.
Rasional : Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase
penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan
3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan
isometris jika memungkinkan
Rasional : Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan
stamina umum.
Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya
aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi
7. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan
berjalan
Rasional : Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas
2. Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan
penampilan.
6. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
perilaku positif yang dapat membantu koping.
Rasional : Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat
meningkatkan perasaan harga diri
11. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-
obatan peningkat alam perasaan.
Rasional : Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai
pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih efektif
1. (Tidak dapat diterapkan; adanya tanda dan gejala membuat diagnosa menjadi
aktual)
4. Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan, mis: lift, peninggian dudukan toilet.
9. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi
penurunan berat badan sesuai kebutuhan.
Rasional : Pengurangan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi,
terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki
11. Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk dari pada berdiri untuk
mempersiapkan makanan dan mandi
Rasional : Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri, dan
kemandirian
12. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat
maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar sendi tetap
meregang, tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang ditentukan,
menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama menggunakan, dan
bergeser daripada mengangkat benda jika memungkinkan.
Rasional : Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup
pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri
13. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya dibawah
bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan yang tepat.
Rasional : Mengurangi resiko iritasi / kerusakan kulit