Anda di halaman 1dari 17

I.

KONSEP MEDIS

A. PENGERTIAN

Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif,
cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. (Rasjad
Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165)

B. PENYEBAB / ETIOLOGI

Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori yang
dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu :

1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.


2. Endokrin

3. Autoimmun

4. Metabolik

5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan

Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun
ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan
organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari
tulang rawan sendi penderita.

C. EPIDEMIOLOGI

Penyakit Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar
diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis rheumatoid sering
dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita denga pria sebesar 3 : 1. Kecenderungan
wanita untuk menderita Artritis rheumatoid dan sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang
hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah
satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.
D. MANIFESTASI KLINIK

Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan pada penderita Reumatik.
Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena
penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat bervariasi.

1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun dan
demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer,
termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi antara jari-jari
tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas)
dapat terserang.

3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama menyerang
sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang
dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang dari 1
jam.

4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang
kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang .

5. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran
ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak tangan dan jari, deformitas
boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada
penderita. Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi
metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan
kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.
6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang
dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon
(sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan)
ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya
merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.

7. Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang organ-organ lain
diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis siccs yang merupakan sindrom SjÖgren, sistem
cardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang
menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini
dapat menyebabkan disfungsi katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan
kardiomiopati.

E. DIAGNOSTIK

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6
minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto
rontgen.

Kriteria Artritis rematoid menurut American reumatism Association (ARA) adalah:

1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness).


2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi.

3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu sendi
secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.

5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.

6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.

7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid

8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid

9. Pengendapan cairan musin yang jelek

10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia


11. gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka disebut :

1. Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu


2. Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

3. Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama


4 minggu.

F. PENATALAKSANAAN / PERAWATAN

Oleh karena kausa pasti arthritis Reumatoid tidak diketahui maka tidak ada pengobatan kausatif
yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus benar-benar dijelaskan kepada penderita
sehingga tahu bahwa pengobatan yang diberikan bertujuan mengurangi keluhan/ gejala
memperlambat progresifvtas penyakit.

Tujuan utama dari program penatalaksanaan / perawatan adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan


2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita

3. Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi

4. Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain.

Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut di atas, yaitu :

1. Pendidikan
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan pendidikan yang cukup
tentang penyakit kepada penderita, keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan
penderita. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit),
penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua komponen program
penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk
mengatasi penyakit ini dan metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim
kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus.
2. Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang hebat. Walaupun rasa
lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik
atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu
beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.

3. Latihan Fisik dan Termoterapi


Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup
gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk
menghilangkan nyeri perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas pada sendi yang
sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa
diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan di rumah. Latihan dan
termoterapi ini paling baik diatur oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan
khusus, seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur
penunjang sendi yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit.

4. Diet/Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara pemberian diet dengan
variasi yang bermacam-macam, tetapi kesemuanya belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum
untuk memperoleh diet seimbang adalah penting.

5. Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program penatalaksanaan penyakit
reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk
mencoba mengubah perjalanan penyakit.

II. KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya
( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan
keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.

1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan
pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh
pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise, Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

3. Integritas ego
Gejala: Faktor-faktor stres akut / kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-
faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan), Ancaman pada
konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain).

4. Makanan / cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan adekuat: mual,
anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ)
Tanda: Penurunan berat badan, Kekeringan pada membran mukosa.

5. Hygiene
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan

6. Neurosensori
Gejala: Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Gejala: Pembengkakan sendi simetris

7. Nyeri / kenyamanan
Gejala: Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada
sendi).

8. Keamanan
Gejala: Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan ringan dalam
menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada meta
dan membran mukosa.

9. Interaksi sosial
Gejala: Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.

10. Penyuluhan / pembelajaran


Gajala : Riwayat AR pada keluarga (pada awitan remaja). Penggunaan makanan kesehatan,
vitamin, “ penyembuhan “ arthritis tanpa pengujian. Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis
pulmonal, pleuritis.

Pertimbangan: DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.


Rencana Pemulangan: Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi, aktivitas perawatan
diri, dan tugas/ pemeliharaan rumah tangga.

B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
2. Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.

3. Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.


4. Laju Endap Darah: Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal
sewaktu gejala-gejala meningkat

5. Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.

6. Sel Darah Putih: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.

7. Haemoglobin: umumnya menunjukkan anemia sedang.

8. Ig (Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR.

9. Sinar x dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan
osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.

10. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium

11. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang
pada sendi

12. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram,
berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-produk pembuangan
degeneratif); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4).

13. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.

C. PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Menghilangkan nyeri
2. Meningkatkan mobilitas.

3. Meningkatkan monsep diri yang positif

4. mendukung kemandirian

5. Memberikan informasi mengenai proses penyakit/ prognosis dan keperluan pengobatan.

D. TUJUAN PEMULANGAN

1. Nyeri hilang/ terkontrol


2. Pasien menghadapi saat ini dengan realistis

3. Pasien dapat menangani AKS sendiri/ dengan bantuan sesuai kebutuhan.


4. Proses/ prognosis penyakit dan aturan terapeutik dipahami.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. NYERI AKUT/ KRONIS

1. Dapat dihubungkan dengan :

1. Agen pencedera

2. Distensi jaringan oleh akumulasi cairan / proses inflamasi

3. Destruksi sendi.

2. Dapat dibuktikan oleh:

1. Keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan.

2. Berfokus pada diri sendiri/ penyempitan fokus

3. Perilaku distraksi/ respons autonomic

4. Perilaku yang bersifart ahti-hati/ melindungi

3. Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien akan :

1. Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol

2. Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai


kemampuan.

3. Mengikuti program farmakologis yang diresepkan

4. Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program


kontrol nyeri.

4. Intervensi dan Rasional :

1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program

2. Berikan matras / kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai
kebutuhan
Rasional : Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi
yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang
terinflamasi/nyeri

3. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter,


bebat, brace.
Rasional : Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi
netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi
kerusakan pada sendi

4. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur,
sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak.
Rasional: Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi

5. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu
bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres
sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi,
dan sebagainya.
Rasional : Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa
sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan

6. Berikan masase yang lembut


Rasional : Meningkatkan relaksasi / mengurangi nyeri

7. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,


sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri,
dan pengendalian napas.
Rasional : Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin
meningkatkan kemampuan koping

8. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.


Rasional : Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan
meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat

9. Beri obat sebelum aktivitas / latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.


Rasional : Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme,
memudahkan untuk ikut serta dalam terapi

10. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)


Rasional : Sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi
kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

11. Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan


Rasional : Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode
akut

2. MOBILITAS FISIK, KERUSAKAN

1. Dapat dihubungkan dengan :


1. Deformitas skeletal

2. Nyeri

3. Ketidaknyamanan

4. Intoleransi aktivitas

5. Kenurunan kekuatan otot.

2. Dapat dibuktikan oleh :

1. Keengganan untuk mencoba bergerak / ketidakmampuan untuk dengan sendiri


bergerak dalam lingkungan fisik

2. Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan


otot / kontrol dan massa (tahap lanjut).

3. Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi, Pasien akan:

1. Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya / pembatasan kontraktur.

2. Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau


konpensasi bagian tubuh.

3. Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas

4. Intervensi dan Rasional:

1. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi


Rasional : Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari
peoses inflamasi

2. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk
memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang
tidak terganmggu.
Rasional : Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase
penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan

3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan
isometris jika memungkinkan
Rasional : Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan
stamina umum.
Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya
aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi

4. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan /


bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze
Rasional : Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi.
Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan
yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit
5. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace
Rasional : Meningkatkan stabilitas (mengurangi resiko cidera) dan
memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh,
mengurangi kontraktor

6. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.


Rasional : Mencegah fleksi leher

7. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan
berjalan
Rasional : Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas

8. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan


pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda.
Rasional : Menghindari cidera akibat kecelakaan / jatuh

9. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.


Rasional : Berguna dalam memformulasikan program latihan / aktivitas yang
berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat

10. Kolaborasi: Berikan matras busa / pengubah tekanan.


Rasional : Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk
mengurangi risiko imobilitas

11. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).


Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut

3. GANGGUAN CITRA TUBUH/ PERUBAHAN PENAMPILAN PERAN

1. Dapat dihubungkan dengan :

1. Perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum

2. Peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas

2. Dapat dibuktikan oleh :

1. Perubahan fungsi dari bagian-bagian yang sakit.

2. Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan
penampilan.

3. Perubahan pada gaya hidup / kemapuan fisik untuk melanjutkan peran,


kehilangan pekerjaan, ketergantungan pada orang terdekat

4. Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi.

5. Perasaan tidak berdaya, putus asa.

3. Hasil yang dihapkan / kriteria Evaluasi-Pasien akan :


1. Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk
menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan
keterbatasan.

2. Menyusun rencana realistis untuk masa depan.

4. Intervensi dan Rasional :

1. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan


masa depan.
Rasional : Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan
konsep dan menghadapinya secara langsung

2. Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat.


Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya
hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
Rasional : Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri
dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap
intervensi/ konseling lebih lanjut

3. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima


keterbatasan.
Rasional : Isyarat verbal / non verbal orang terdekat dapat mempunyai
pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri

4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan.


Rasional : Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan
bermusuhan umum terjadi

5. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu


memperhatikan perubahan.
Rasional : Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive,
membutuhkan intervensi lebih lanjut

6. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
perilaku positif yang dapat membantu koping.
Rasional : Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat
meningkatkan perasaan harga diri

7. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal


aktivitas.
Rasional : Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan
mendorong berpartisipasi dalam terapi

8. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.


Rasional : Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri

9. Berikan bantuan positif bila perlu.


Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri.
Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri
10. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri,
psikolog.
Rasional : Pasien / orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama
berhadapan dengan proses jangka panjang / ketidakmampuan

11. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-
obatan peningkat alam perasaan.
Rasional : Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai
pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih efektif

4. KURANG PERAWATAN DIRI

1. Dapat dihubungkan dengan :

1. Kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu


bergerak, depresi.

2. Dapat dibuktikan oleh:

1. Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari.

3. Hasil yang dihapkan / kriteria Evaluasi, Pasien akan :

1. Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan


kemampuan individual.

2. Mendemonstrasikan perubahan teknik / gaya hidup untuk memenuhi


kebutuhan perawatan diri.

3. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi / komunitas yang dapat memenuhi


kebutuhan perawatan diri.

4. Intervensi dan Rasional:

1. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi


penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi.
Rasional : Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan
adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini.

2. Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.


Rasional: Mendukung kemandirian fisik/emosional

3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi / rencana


untuk modifikasi lingkungan.
Rasional : Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan
meningkatkan harga diri

4. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.


Rasional : Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan
individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu,
menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran
5. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan
evaluasi setelahnya.
Rasional : Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena
tingkat kemampuan aktual

6. Kolaborasi: atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan


rumah, ahli nutrisi.
Rasional : Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan
situasi di rumah

5. PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN RUMAH, KERUASAKAN, RESIKO TINGGI TERHADAP

1. Faktor risiko meliputi :

1. Proses penyakit degeneratif jangka panjang, sistem pendukung tidak adekuat.

2. Dapat dibuktikan oleh:

1. (Tidak dapat diterapkan; adanya tanda dan gejala membuat diagnosa menjadi
aktual)

3. Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi, Pasien akan :

1. Mempertahankan keamanan, lingkungan yang meningkatkan pertumbuhan.

2. Mendemonstrasikan penggunaan sumber-sumber yang efektif dan tepat.

4. Intervensi dan Rasional:

1. Kaji tingkat fungsi fisik


Rasional : Mengidentifikasi bantuan/ dukungan yang diperlukan

2. Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan untuk diri


sendiri.
Rasional : Menentukan kemungkinan susunan yang ada/ perubahan susunan
rumah untuk memenuhi kebutuhan individu

3. Tentukan sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan situasi


individual. Identifikasi sistem pendukung yang tersedia untuk pasien, mis:
membagi tugas-tugas rumah tangga antara anggota keluarga.
Rasional : Menjamin bahwa kebutuhan akan dipenuhi secara terus-menerus

4. Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan, mis: lift, peninggian dudukan toilet.

Rasional : Memberikan kesempatan untuk mendapatkan peralatan sebelum


pulang

5. Kolaborasi: Koordinasikan evaluasi di rumah dengan ahli terapi okupasi.


Rasional : Bermanfaat untuk mengidentifikasi peralatan, cara-cara untuk
mengubah tugas-tugas untuk mengubah tugas-tugas untuk mempertahankan
kemandirian
6. Kolaborasi: Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: pelayanan pembantu
rumah tangga bila ada.
Rasional : Memberikan kemudahan berpindah pada / mendukung kontinuitas
dalam situasi rumah

6. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR), MENGENAI PENYAKIT, PROGNOSIS, DAN


KEBUTUHAN PENGOBATAN.

1. Dapat dihubungkan dengan :

1. Kurangnya pemajanan / mengingat.

2. Kesalahan interpretasi informasi.

2. Dapat dibuktikan oleh:

1. Pertanyaan / permintaan informasi, pernyataan kesalahan konsep.

2. Tidak tepat mengikuti instruksi / terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

3. Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi, pasien akan :

1. Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.

2. Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya


hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.

4. Intervensi dan Rasional :

1. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan.


Rasional : Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi

2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui


diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan istirahat.
Rasional : Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/
jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas

3. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis,istirahat,


perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres.
Rasional : Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu
menangani proses penyakit kronis kompleks

4. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik.


Rasional : Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis

5. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada


waktu tidur.
Rasional : Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan
meningkatkan tidur dan mengurangi kekakuan di pagi hari
6. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus, perdarahan
gastrointestinal, dan ruam purpuruik.
Rasional : Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat
mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan kadar terapeutik
darah yang tinggi

7. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan


obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter.
Rasional : Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yang dapat
meningkatkan risiko takar layak obat/ efek samping yang berbahaya

8. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak


mengandung vitamin, protein dan zat besi.
Rasional : Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan

9. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi
penurunan berat badan sesuai kebutuhan.
Rasional : Pengurangan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi,
terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki

10. Berikan informasi mengenai alat bantu


Rasional : Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan
individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan

11. Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk dari pada berdiri untuk
mempersiapkan makanan dan mandi
Rasional : Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri, dan
kemandirian

12. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat
maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar sendi tetap
meregang, tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang ditentukan,
menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama menggunakan, dan
bergeser daripada mengangkat benda jika memungkinkan.
Rasional : Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup
pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri

13. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya dibawah
bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan yang tepat.
Rasional : Mengurangi resiko iritasi / kerusakan kulit

14. Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan / pemeriksaan laboratorium, mis:


LED, Kadar salisilat, PT.
Rasional : Terapi obat-obatan membutuhkan pengkajian / perbaikan yang terus
menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak, efek samping
yang berbahaya.

15. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan


Rasional : Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau
pilihan lain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan
pribadi dan perasaan harga diri / percaya diri

16. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: yayasan arthritis (bila ada).


Bantuan / dukungan dari oranmg lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal

Anda mungkin juga menyukai