Anda di halaman 1dari 12

2. ETIOLOGI 3.

klasifikasi

Berdasarkan nilai APGAR


Penyebabnya menurut Arif ZR, 2009

Di karenakan adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke


janin , pada masa kehamilan, persalinan atau segerah setelah lahir. a. 7-10 : bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan
bayi dalam keadaan normal.

a.faktor ibu: hipoksia, usia ibu <20 tahun atau > 35 tahun, b. 4-6 :bayi dianggap asfiksia sedang , dengan
gravid lebih kurang 4 kali, social ekonomi rendah, penyakit
1. frekunsi jantung > 100 / menit
pembiulu darah ibu yang menganggu pertukaran gas janin,
mis: hipertensi, hipotensi, gangguan kontraksi uterus, dll. 2. tonus otot kurang baik.

3. biru (sianosis) masih ada reflek

b. faktor plasenta : plasenta tipis, plasenta


kecil, plasenta tidak menempel, sosio
plasenta, perdarahan plasenta.
c. bayi dianggap asfiksai berat dengan:

1. frekunsi jantung < 100/ m


c. faktor non plasenta.: premature, WGR, gemeli,
plasenta menembug, kelianan kogenital. 2. tonus otot buruk.

3. biru/ kadang-kadang pucat.

Tidak ada reflek rangsangan.

d. faktor persalinan : partus lama dan


partus tindakan.
e. faktor bayi baru lahir : depresi pernafasan akibat pemberian
5. manifestasi klinis.
analgetik/ anastesi yang berlebihan pada ibu

perdarahan intracranial pada bayi akibat trauma jalan lahir, kelainan


kogenital.
Pernafasan cuping hidung

Pernafasan cepat

Cyanosis
4. PATOFISIOLOGI Nadi cepat

Nilai apgar <6

6. komplikasi

1. Edema otak dan perdarahan otak.

Pada penderita asfiksai denagn gangguan fungsi jantung yang telah berlanjut
sehingga menjadi ranjatan neonates, sehingga lairan darah keotakpun akan
menurun, keadaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang
berakibat terjadinya edema otak hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan otak.

2. Anuria atau oliguria

Defuse fentrikel jantung adapat pula terjadi pada penderita asfiksia keadaan ini
dikenal dengan disfungsi miokardium pada saat terjadinya yang disertai dengan
perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini aliran jantung akan lebih banyak mengalir
keorga seperti mensentrium dan ginjal.
3. Kejang.

Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persedian O2 dan kesulitan pengeluran
CO2 hal ini dapat menyebabkan kejangpada anak tersebut karena perfusi jaringan tidak efektif.

4. koma.

Apa bila pada pasien asfiksia berat tidak segera ditangani akan menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada otak.

7. Pemeriksaan diagnostik
8. Penatalaksanaa.

a. membersihkan jalan nafas dengan mengisap lender dan kasa steril.


PH tali pusat: 7,20-7,24

Hemoglobin
b. potong tali pusat dengan tehnik antiseptic dan aseptic.
Tes combs langsung pada daerah tali
pusat, menentukan adanya kompleks
antigen , antibody, padamembran sel
darah merah, menunjukan kondisi c. apa bila bayi tidak menangis lakukan cara:
hemilotik Rangsang taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki , meneglus-ngelus
dada perut dan punggung.

Bila dengan rangsangan takti belum juga menangis lakukan mouth to


mouth (nafas buatan mulut ke mulut.)
d. pertahankan suhu tubuh agar tidak memperburuk keadaan asfiksia dengan cara.

Membungkus bayi dengan kain hangat.

Bedong bayi harus dalam keadaan kering

Jangan memandikan bayi dengan air dingin . gunakan minyak atau baby oil untuk membersihkan tubuhnya

Kepala bayi di tutup dengan baik atau topi kepala yang terbuat dari pelastik.

f. Mengajarkan oarng tua acara:


e. apabila nilai apgar pada menit ke 5 sudah baik (7-10) lakukan perawatan sebagai berikut :
Membersihkan jalan nafas
Membersihkan badan bayi
Menyusui dengan baik
Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat
Pemberian asi sedini mungkin dan adekuat.
Memandikan bayi
Melaksanakan autropometri dan pengkajian kesehatan
Mengobserfasi keadaan pernafasan bayi.
Memasang pakaian bayi

Memasang peneng.( tanda penegenal bayi) g. Menjelaskan pentingnya:

Pemberian asi sedini mungkin sampai usia 2 tahun

Makanan bergizi bagi ibu

Makanan tambahan bagi bayi dia atas usia lebih kurang 4-6 bulan

Mengikuti program KB sedini mungkin.


ASUAHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian.
5. pernafasan 6. Keamanan

APGAR skor 4 menit…… 5 menit….. skor Suhu rentan dari 36,5 c – 37,5 c,
1. Sirkulasi : nadi apical dapat berfluktasi dari optimal harus 7-10. ada verniks ( jumlah dan ditribusi
110 sampai 180 x/ m. tekanan darah 60-80 tergantung pada usia gestasi.
mmHg ( sistolik) . 40-45 (diastolic) bunyi Rantan dari 30-60/ menit : pola priodik dapat
jantung : lokasi mediasternum dengan ttitk terlihat Kulit : lembut, fleksibel;
intensitas maksimal tetapi dikirir mediastrenum pengelupasan kulit tangan / kaki
Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekes umum dapat terlihat; warna merah muda
pada ruang interkosta III / IV. Murmur biasanya pada awalnya.
terjadi diselama beberapa jam pertama kali dan kemerahan, mungkin blang-
kehidupan.tali pusat putih dan bergelanting blang menunjukan memar minor
mengandung 2 arteri dan 1 vena. ( miss; kelahiran dengan forsep),
atau perubahan warna harlequin.
4. Neorosensori :
Pateki pada kepala / wajah ( dapat
Tonus otot : fleksi hipertenik dari semua menunjukan peningkatan
2. Eliminasi : dapat berkemih saat lahir.
ekstremitas berkenaan dengan kelahiran atau
nukhal.) ; bercak. Port-wine, nevi
Sadar dan aktif mendemonstrasikan reflek telagiektasis bercak mogolia
3. Makanan / cairan. menghisap selama 30 menit pertama setelah ( trauma punggung bawah dan
kelahiran ( priode pertama reaktivitas) bokong) dapat terlihat.
Berat badan 2500 – 4000 gr penampilan ansinetris ( molding, edema,
hematoma) Abrasi kulit kepala mungkin ada
Panjang badan 40-45 cm ( penetapan elektroda internal)
Menagis kuat , sehat nada sedang ( nada
Tugor kulit elastic : berfariasi sesuai
menangis tinggi menunjukan abdormalitas,
gestasi
genetic, hiperglikemi, atau efek narkotik yang
memanjang.
Fontanel dan sutura ( ada / tidaknya benjolan,
Pengkajian Keadaan umum bayi : baik cekungan, ovveriding) : (+) tidak ada tonjolan
Warna kulit : merah muda cekungan dan overriding.

Tonus oto : baik Kondisi wajah simetris saat menangis dan saat
Catatan dari ruang intranatal. diam/ tidur.
Tekstur : lembut
Riwayat kelahiran dan APGAR
score Respon terhadap rangsangan internal : ada

Bayi baru lahir secara SC Respon terhadap rangsangan ektrenal : ada


Kepala Dan Leher
dengan indikasi PTm PB : 50 cm
( partus tak maju) tidak Simetrikal : (+)
Vital sign :
segera menangis BBL : 3200 BB : 3200 gr
gr. Jenis kelamin laki-laki Molding :
Respirasi : 30 x / menit
Dilakukan resusitasi- section Caput succedaneum : (-)
Nadi : 100 x / menit
dan APGAR skor dalam 1
Cephalohematoma : (-)
menit 3 dalam 5 menit 6 Temp : 36,5 c
Posisi dan bentuk telinga simetris

Keadaan pupil baik, secret tidak ada


Usaha Bernafas.
Keadaan Umum Bayi: reflek cahaya ada, dan perdarahan
Retraksi : ada pada mata tidak di temukan dan
Lanugo : ada mata simetris.
Gasping : tidak ditemukan
Verniks : tidak ada Mukosa lembab, bibir kering dan
Grunting : tidak ditemukan tidak ada labioskiziz.
Tekstur : baik
Kualitas tangisan : lemah Mobilitas ada, pernafasan cuping
Tugor : baik
hidung tidak ada.
Hidrasi : baik

Rash : sawo matang

Pigmentasi : merah muda


Neorologi dan Reflek.
Ekstremitas. Abdomen
Saking dan mengisap ada tetapi lemah
Kemampuan gerak Bentuk simetris
lemah jari normal. Menggenggam ( palmar dan plantar ) baik.
Keadaan tali pusat normal dan baik
Klavikula (+) ukuran setipa pagi di bersihkan dan diganti Tonik leher ada tapi lemah
simetris. kasa .
Otot lemah
Bunyi nafas ronki dan
jantung iramanya Babinski baik
teratur. Tonic nac lemah (+)

Pemeriksaan penunjang

Nutrisi Labratorium klinik

Asi 5- 10 cc / 3 jam Haemoglobin : 17,4

Haemotrokit : 48,1

Leococyt : 20,900

Trombocyt : 205, 000


Diagnose keperawatan
Resiko perubahan nutrisi berhubungan dengan kelemahan
reflek menghisap

Resiko ketidak seimbangan sushu tubuh berhubungan


dengan kurangya suplai O2 dalam darah

Tujuan dan criteria hasil: asupan nutrisi baik, bayi


mampu menghisap, bb meningkat.

Tjuan : agar sushu tubuh tetap dalam batas normal.

Kriteria hasil : mempertahankan tubuh dalam batas


normal, tidak terjadi distress pernafasan, tidak
gelisah, dantidak terjadi perubahan warna kulit.

Intervensi

Berikan diet asi

Intervensi

Keringkan kepala dan tubuh bayi pakaikan Implementasi


penutup kepala dan bungkus dengan selimut
Memberikan diet nutrisi Asi
yang hangat.
Memberikan reflek rangsangan rooting dan saking.
Kaji suhu tubuh bayi secara kontiniu.
Implementasi
Evaluasi DX 2 tanggal 01 Agustus 2011
Mengeringkan kepala bayi dengan kain yang
kering kemudian menutup kepala bayi den S= perawat dan adk siswa bidan mengatakan bahwa By. M
membungkus / membedong bayi dengan kain yang sudah normal relek sooking dan rooting
hangat/ selimut,
O= bayi sudah bisa menghisap..
Mengukur suhu tubuh secara kontiniu.
A= masalh teratsi sebagian.

P= intervensi dilanjutkan.
Evaluasi DX 1 tanggal 01 Agustus 2011

S = perawat mengatakan suhu tubuh By. M sudah mulai


turun
Evaluasi DX 2 tanggal 02 Agustus 2011
O= bayi tampak gelisah , suhu tubuh 37 c, tidak ada
perubahan warna kulit, tidak terjadi hipotermi. S= perawat mengatakn By. M reflek sooking dan ruting telah
membaik
A= masalh teratasi sebagian
O= bayi mulai mengisap dengan baik, reflek saking dan roting
P= intervensi dilanjutkan.
mulai baik, BB tetap 3200 gr, asupan nutrisi terpenuhi,

A= masalah tertasi sebagian.


Evaluasi DX 1 tanggal 02 Agustus 2011
P= intervensi dilanjutkan.
S= perawat mengatakan suhu tubuh By. M mulai menurun

O= bayi tampak tidur dengan nyenyak, bayi tampak nyaman,


suhu tubuh 36, 5 c, tidak ada perubahan warna kulit, tidak
terjadi hipotermi.

A= masalh teratasi

P= intervensi dihentikan.
Evaluasi DX 2 tanggal 03 Agustus 2011 Proses kelurga terhenti berhubungan dengan pergantian
dalam setatus kesehatan anggota keluarga.
S= Ny. M mengatakan Alhamdulillah anak saya sehat dan
reflek suckingnya pun kuat

0= reflek saking dan roting baik, asi yang di berikan untuk


bayi sudah mampu dihabiskan, asupan nutrisi terpenuhi, BB
Tujuan dan criteria hasil:
tetap 3200 gr.
Memulai proses kedekatan dengan cara bermakna
A= masalah teratasi
untuk anggota keluarga
P= intervensi dihentikan.
Dengan tepat mengidentifikasi bayi untuk
meyakinkan hubungan dengan keluarga yang benar.

Intervensi

Informasikan kepada orang tua tentang kebutuhan-kebutuhan neonatus segera dan


perawatan yang diberikan.

Tempatkan bayi dalam lengan ibu atau ayah segera setelah keadaan bayi membaik

Anjurkan orang tua untuk mengelus-elus kepala bayi dan mengajak bayi berbicara dan
menyusui bayinya bila diinginkan.

Bagi informasi tambahan tentang pengkajian fisik awal bayinya.


Implementasi Evaluasi DX 3 tanggal 04 Agustus 2011

Memberitahukan kepada orang tua tentang neonatus dan kebutuhan- S= pelan-pelan bisa juga mengendong anak saya dan
kebutuhan segera dan perawatan-perawatan yang diberikan pada bayinya. memberikan asi dengan cara yang baik.

Menempatkan bayi ditangan ibu/ ayahnya setelah keadaan neonatus O= Ny.k tampak rileks dan tenang. Ny.k mampu
memungkinkan. melakukan hal-hal yang diinstruksikan untuk bayinya,
keluarga tampak bahagia
Mengajarkan orang tua untuk mengelu-ngelus kepala bayi dan mengajaknya
berbicara dan menyusui bayi bila diinginkan. A= masalah tertasi sebagian

Menjelaskan atau memberikan informasi tambahan tentang pengkajian fisik P= intervensi dihentikan pasien pulang.
awal pada bayinya.

Evaluasi DX 3 tanggal 04 Agustus 2011

S= Ny.M menagatakan masih takut dan tidak pandai / belum bisa


mengendong bayinya dan cara memberikan asi dengan cara memangku
karena belum terbiasa.

O= Ny. M tampak khawatir, Ny.k tampak gelisah dan kebingungan dan


membutuhkan bantuan orang lain utuk mengubah posisi bayinya.

A= masalah belum teratasi

P= intervensi dilanjutkan.
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai