Anda di halaman 1dari 14

BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan adanya kejadian yang terlalu sering bayi dengan ikterus Neonaturum pada
beberapa bulan ini di rumah sakit – rumah sakit, maka kami mahasiswa tertarik untuk
mengambil kasus bayi dengan ikterus.

Dalam pengamatan kami para ibu yang telah bersalin sangat kurang sekali untuk
memberikan ASI-nya pada putranya. Yang mana ASI adalah sumber dari suatu immun
bagi bayi dari penyakit antara lain penyakit kuning atau disebut Ikterus Neonaturum.
Untuk ini para mahasiswa Diploma III Akademi Kebidanan harus berpacu dalam
menggalakkan pemberian ASI sesering mungkin bagi para ibu menetek dan bisa memberi
penyuluhan / penjelasan apa guna dan manfaat asi serta cara meneteki yang benar dan
sampai kapan ASI diberikan, agar bayi lumbuh berkembang secara sehat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa agar mampu memberi asuhan kebidanan pada bayi dengan ikterus dan
berkolaborasi dengan dokter Sp.A

- Tujuan Khusus
Agar bidan bisa menjelaskan tentang arti ikterus Neonatus serta bisa memberi penjelasan
tentang perawatan dan pencegahan, jangan sampai terjadi ikterus pada neonatus.

1
BAB II

IKTERUS NEONATORUM

A.Definisi

Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa
karena adanya deposisi produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin. Secara klinis,
ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih 5 mg/dL.
Hiperbilirubinemia adalah keadaan kadar bilirubin dalam darah >13 mg/dL.
Pada bayi baru lahir, ikterus yang terjadi pada umumnya adalah fisiologis, kecuali:

 Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan.


 Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan
>10 mg/dL.
 Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam.
 Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL.
 Ikterus menetap pada usia >2 minggu.
 Terdapat faktor risiko.

Efek toksik bilirubin ialah neurotoksik dan kerusakan sel secara umum. Bilirubin
dapat masuk ke jaringan otak. Ensefalopati bilirubin adalah terdapatnya tanda-tanda
klinis akibat deposit bilirubin dalam sel otak. Kelainan ini dapat terjadi dalam bentuk
akut atau kronik. Bentuk akut terdiri atas 3 tahap; tahap 1 (1-2 hari pertama): refleks isap
lemah, hipotonia, kejang; tahap 2 (pertengahan minggu pertama): tangis melengking,
hipertonia, epistotonus; tahap 3 (setelah minggu pertama): hipertoni. Bentuk kronik: pada
tahun pertama: hipotoni, motorik terlambat. Sedang setelah tahun pertama didapati
gangguan gerakan, kehilangan pendengaran sensorial.

B. Jenis-jenis Ikterus Neonatorum

Ikterus neonatorum sendiri ada 2 jenis yang berbeda tanda, penyebab dan
penanganannya. Ke-2 jenis tersebut adalah :

1. Ikterus fisiologik

Terutama dijumpai pada bayi dengan berat badan lebih rendah. Ikterus ini
biasanya timbul pada hari ke-2 lalu menghilang setelah 10 hari atau pada akhir
minggu ke-2.

2
2. Ikterus patologik

Ikterus patologik timbul segera dalam 24 jam pertama , dengan bilirubin serum
meningkat lebih dari 5 mg% perhari pada bayi premature, kadarnya diatas 10
mg% pada bayi premature, dan menetap setelah minggu pertama
kelahiran.Selain itu ikterus dengan bilirubin langsung diatas 1 mg% setiap
waktu.

C. Etiologi

Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat
disebabkan oleh beberapa faktor.
Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi :

1. Produksi yang berlebihan

Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya, misalnya pada


hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh, AB0, golongan
darah lain, defisiensi enzim G-6-PD, piruvat kinase, perdarahan tertutup dan
sepsis.

2. Gangguan dalam proses “uptake” dan konjugasi hepar

Gangguan ini dapat disebabkan oleh bilirubin, gangguan fungsi hepar, akibat
asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil
transferase (sindrom criggler-Najjar). Penyebab lain yaitu defisiensi protein.
Protein Y dalam hepar yang berperan penting dalam “uptake” bilirubin ke sel
hepar.

3. Gangguan transportasi

Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar. Ikatan
bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat,

3
sulfafurazole. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya
bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

.
4. Gangguan dalam ekskresi

Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar.
Kelainan diluar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan. Obstruksi
dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.

D.Patofisiologi
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian
yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel
hepar yang terlalu berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan
penghancuran eritrosit, polisitemia, memendeknya umur eritrosit janin/bayi,
meningkatnya bilirubin dari sumber lain, atau terdapatnya peningkatan sirkulasi
enterohepatik.

Gangguan ambilan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar


bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein Y berkurang atau pada keadaan
proten Y dan protein Z terikat oleh anion lain, misalnya pada bayi dengan asidosis atau
dengan anoksia/hipoksia. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin
adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar (defisiensi enzim glukoranil
transferase) atau bayi yang menderita gangguan ekskresi, misalnya penderita hepatitis
neonatal atau sumbatan saluran empedu intra/ekstra hepatik

Pada derajat tertentu, bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak jaringan
tubuh. Toksisitas ini terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut
dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek
patologik pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. Kelainan
yang terjadi pada otak ini disebut kernikterus atau ensefalopati biliaris. Pada umumnya
dianggap bahwa kelainan pada susunan saraf pusat tersebut mungkin akan timbul apabila
kadar bilirubin indirek lebih dari 20 mg/dl. Mudah tidaknya bilirubin melalui sawar darah
otak ternyata tidak hanya tergantung dari tingginya kadar bilirubin tetapi tergantung pula
pada keadaan neonatus sendiri. Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar daerah otak
apabila pada bayi terdapat keadaan imaturitas, berat lahir rendah, hipoksia, hiperkarbia,
hipoglikemia, dan kelainan susunan saraf pusat yang terjadi karena trauma atau infeksi.

4
Kasus

Bayi Ny.A lahir spontan pada tanggal 09 Desember 2009, Apgar score :6, keadaan
bayi melemah dengan kadar bilirubin 5 mg/dl warna kulit kuning, reflek menghisap dan
refleks moro tidak ada. laju jantung 122 x/m, laju nafas 45 x/m, Suhu tubuh : 38,5ºC,
berat badan 2600 gram.

5
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir (BBL)
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
(BBL)
1. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA

Nama Bayi : Bayi Ny.N


Umur Bayi : 1 Hari
Tgl/Jam/ Lahir : 09/ Des / 2009
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Status :-
Berat Badan : 2600 gram

Nama Ibu : Ny.N Nama Ayah :TN.S


Umur :20 Thn Umur : 25 Thn
Suku/Kebangsaan :Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Aceh/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Alamat Rumah : Perlak Alamat : Perlak
Telp :-
Alamat Kantor :-
Telp :-

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


Pada tangggal : 19 Januari 2009 Pukul : 17.00

1. Riwayat Penyakit Kehamilan


a. Perdarahan : Tidak Ada
b. Pre eklamsi : Tidak Ada
c. Penyakit kelamin : Tidak Ada
d. Lain-lain : Tidak Ada

2. Kebiasaan Waktu Hamil


e. Makanan : Nasi + Sayur + Ikan
f. Obat-abatan/Jamu : Tidak Ada
g. Merokok : Tidak Ada
h. Lain-lai : Tidak Ada

6
3. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Jenis Persalinan : Spontan
b. Ditolong Oleh : Bidan
c. Lama persalinan :12 Jam
Kala I : 8 Jam 30 Menit
Kala II : 2 Jam 30 Menit
d. Ketuba Pecah : Spontan/ Amniotomi Lamanya
Warna Jernih Tidak Bau. Jumlah ± 1500 cc

e. Komplikasi persalinan : Ibu : Tidak Ada


Anak : Tidak Ada

f. Keadaan Bayi Baru Lahir :


Nilai Apgar 1-5 : 5 5-10 : 7
Menit Tanda 0 1 2 Jumlah
Menit Frekuensi- [ ] Tak Ada [  ] < 100 [ ] > 100
Ke - 1 Jantung
Usaha- [ ] Tak Ada [] Lambat tidak teratur [ ] Menangis kuat
Bernafas
Tonus Otot [ ] Lumpuh [] Ext flexi sedikit [ ] gerakan aktif
5
Refleks [ ] Tak Bereaksi [] gerakan sedikit [ ] menangis
Warna [ ]Biru/pucat [] tumbuh kemerahan [ ] kemerahan
Tangan dan kaki
Menit Frekuensi- [ ] Tak Ada [ ] < 100 [] > 100
Ke - 2 Jantung
Usaha- [ ] Tak Ada [ ] Lambat tidak teratur [ ] Menangis kuat
Bernafas
Tonus Otot [ ] Lumpuh [] Ext flexi sedikit [ ] gerakan aktif
7
Refleks [ ] Tak Bereaksi [ ] gerakan sedikit [] menangis
Warna [ ]Biru/pucat [] tumbuh kemerahan [ ] kemerahan
Tangan dan kaki

7
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi

Sidik Jempol Tangan Kiri Ibu Sidik Jempol Tangan kanan Ibu

RESUSITASI
Penghisapan Lendir :Ya Rangsangan : Tidak
Ambu : Tidak Lamanya : Menit
Massage Jantung : Tidak Lamanya : Menit
Intubasi Endutraheal : Tidak Nomor :
Oksigen : Tidak Lamanya : /Menit
Therapi : Tidak ada
Keterangan :-

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)


- Keadaan umum : Buruk
- Suhu : 36,5 ºc Axila/Rectal
- Pernafasan :30 x/menit Tidak Teratur
- HR :100 x/menit Tidak teratur
- Berat Badan Sekarang : 2600 Gram
-
Pemeriksaan Fisik secara sistemati
- Kepala : Normal
- Ubun-ubun : Normal
- Muka : Normal
- Mata : Simetris

8
- Telinga : Simetris
- Mulut : Reflek isap lemah
- Hidung : Simetris
- Leher : Normal
- Dada : Simetris, puting susu simetris
- Tali Pusat : Tidak ada infeksi
- Punggung : simetris
- Ekstremitas: lengkap bergerak aktif
- Genetalia : Normal
- Anus : Normal
Refleks
- Reflek moro : Lemah
- Reflek Rooting : Lemah
- Reflek Walking : Tidak Ada
- Reflek Graphs/Plantar : Tidak Ada
- Reflek Sucking : Lemah
- Reflek Tonik Neck : Tidak Ada
Antropometri
- Lingkar Kepala : 34 cm
- Lingkar Dada : 32 cm
- Lingkar Lengan Atas : 12 cm
Eliminasi
- Miksi : sudah warna:Jernih Tgl: 19-01-2009
- Meconeun : sudah warna:Hitam Tgl: 19-01-2009

I. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN


Dx : Bayi Ny.N lahir spontan berusia 1 hari dengan Asfiksia
neonatorum
Dasar :
- Tanggal lahir : 19-01-2009
- BB : 2600 Kg
- PB : 42 cm
- Pols : 30 x/menit
- HR : 100 x/menit
Masalah : Asfiksia ringan

9
II. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Asfiksia berat

III. TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI


Tidak Ada
IV. PERENCANAAN TINDAKAN
RENCANA
1. Beri penjelesan kepada orang tua akan kondisi bayi
2. Observasi tanda-tanda vital bayi
3. Observasi kadar bilirubin
4. Beri penyuluhan kepada orang tua bayi tentang:
a. Pemberian ASI
b. Pemberian terapi sinar
5. jelaskan tanda-tanda hyperbilirubinemia

V. PELAKSANAAAN
Rabu, 09/12/2009 pukul: 11.00 Wib
1. Memberikan penjelasan kepada orang tua bayi tentang keadaan bayi dan hasil
pemeriksaan bilirubin : 15 mg/dl
2. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi
- Melihat suhu tubuh setiap 2-3 Jam
- Timbang BB bayi paling sedikit 1x sehari
3. Mengobservasi kadar bilirubin secara berkala sesuai kebutuhan / kondisi bayi
4. Memberikan penyuluhan kepada orang tua bayi tentang
a. Memberikan ASI bayi sesering mungkin
b. Pemberian terapi sinar dengan menjemur bayi setap pagi antar jam 07.30
sampai 08.00
5. Menjelaskan tanda-tanda hyperbilirubinemia
- Peningkatan kadar bilirubin >5 Mg.dl dalam 24 Jam
- Suhu bayi meningkat
VII. EVALUASI
1. Warna kulit bayi menjadi lebih baik dari sebelumnya
2. bayi terlihat aktif dan kelihatan sehat
3. Berat badan bayi bertambah
4. kondisi bayi tampak lebih baik
5. Bayi merasa nyaman
6. Ibu telah mengerti anjuran bidan dan telah melaksanakannya dengan baik

10
PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN TENTANG BBL
DALAM BENTUK SOAP,SOAPIE,SOAPIER DAN SOAPIED

Tgl 09 Desember 2009


S : Bayi Ny.A lahir spontan,Dalam keadaan lemah, warna kulit kuning.

O : Laju jantung :122x/mnt


Laju nafas : 45x/mnt
Suhu tubuh : 38,5ºC
BB : 2600 gr
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan tangan : 12 cm
Mata :simetris,tidak ada infeks
Hidung : simetris
Mulut :reflek hisap melemah
Leher : normal
Dada : simetris,puting susu simetris
Telinga : simetris
Reflek : Moro (+)
Rooting (+)
Walking (-)
Graps (-)
Sucking (+)
Tonic neck (-)
Tali pusat : normal
Punggung : simetris
Genetalia : normal
Anus : ada

A : Bayi lahir berusia 1 hari, dengan ikteru neonatorum


Dasar : Warna kulit kuning.
Tonus ototnya Ext flexi sedikit

P : Pantau tanda-tanda vital bayi


Pantau kadar bilirubin
Penyuluhan ibu mengenai :
- Tanda-tanda hyperbilirubinemia

11
- Pemberian ASI
- Pemberian terapi sinar

I : Memantau tanda-tanda vital bayi


- Melihat suhu tubuh setiap 2-3 Jam
- Timbang BB bayi paling sedikit 1x sehari
Memantau kadar bilirubin secara berkala sesuai kebutuhan/kondisi bayi
Memberi penyuluhan pada ibu tentang:
a. Memberikan ASI bayi sesering mungkin
b. Pemberian terapi sinar dengan menjemur bayi setiap pagi antar jam
07.30 sampai 08.00
c. tanda-tanda hyperbilirubinemia :
- Peningkatan kadar bilirubin >5 Mg.dl dalam 24 Jam
- Suhu bayi meningkat

E : Warna kulit bayi menjadi lebih baik dari sebelumnya


Bayi terlihat aktif dan kelihatan sehat
Berat badan bayi bertambah
Kondisi bayi tampak lebih baik
Bayi merasa nyaman
Ibu telah mengerti anjuran bidan dan telah melaksanakannya dengan baik

R : Tindakan telah diberikan dan tidak ditemukannya keluhan yang lain pada
Bayi,sehingga tidek perlu pengulanganan / revisi tindakan pada bayi

D : Bayi lahir spontan pada tanggal 09 desember 2009,di tolong oleh bidan kemudian
bayi dalam keadan ikterus, warna kulit kuning,tonus otot lathergi,dalam
pemeriksaan ditemukan
Laju jantung :122x/mnt
Laju nafas : 45x/mnt
Suhu tubuh : 38,5ºC
BB : 2600 gr
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan tangan : 12 cm
Mata :simetris,tidak ada infeks
Hidung : simetris
Mulut :reflek hisap melemah

12
Leher : normal
Dada : simetris,puting susu simetris
Telinga : simetris
Reflek : Moro (+)
Rooting (+)
Walking (-)
Graps (-)
Sucking (+)
Tonic neck (-)
Tali pusat : normal
Punggung : simetris
Genetalia : normal
Anus : ada
Bidan menganjurkan :
c. Memberikan ASI bayi sesering mungkin
d. Pemberian terapi sinar dengan menjemur bayi setap pagi antar jam 07.30
sampai 08.00
Semua tindakan telah dilaksanakan dan warna kulit bayi menjadi lebih baik dari
sebelumnya Bayi terlihat aktif dan kelihatan sehat,Berat badan bayi bertambah, Kondisi
bayi tampak lebih baik, Bayi merasa nyaman kemudian ibu telah mengerti anjuran bidan
dan telah melaksanakannya dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://kti-kompre.blogspot.com/2009/10/ikterus-neonatorum.html

http://medlinux.blogspot.com/2007/09/ikterus-pada-anak.html

Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana
untuk pendidikan bidan.1998 Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai