Anda di halaman 1dari 2

A. Etiologi 3.

Faktor neonatal meliputi prematuritas, faktor


Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dikarenakan genetik, polisitemia, obat- obatan, rendahnya
fungsi usus dan hati yang belum bekerja secara asupan ASI, hipoglikemia, dan hipoalbuminemia.
sempurna sehingga banyak bilirubin yang tidak 4. Faktor lain yaitu Premature, BBLR dan asfiksia.
terkonjugasi dan tidak terbuang dari tubuh. Selain itu, Bayi berat lahir rendah dapat berisiko terjadinya
ikterus dapat terjadi dikarenakan kurangnya ASI pada ikterus neonatorum. Beberapa penelitian
2-3 hari pertama setelah kelahiran. menunjukan bahwa BBLR lebih mudah mengalami
B. Tanda Gejala ikterus dibandingkan dengan bayi yang memiliki
Gejala dari ikterus adalah perubahan warna kulit, berat badan lahir normal. Kematangan pada organ
mokusa dan mata menjadi kekuningan, dehidrasi atau bayi BBLR belum maksimal dibandingkan dengan
kurangnya asupan ASI, pucat, atau trauma lahir. bayi yang memiliki berat badan lahir normal. Proses
1. Ikterus Fisiologis pengeluaran bilirubin melalui organ hepar yang
 Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi belum matang menyebabkan terjadinya ikterus pada
lahir bayi. Sehingga terjadi penumpukan bilirubin dan
 Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak menyebabkan warna kuning pada permukaan kulit
lebih dari 5 mg% per hari D. Penegakkan Diagnosis
 Kadar bilirubin indirect tidak lebih dari 12,5 mg a. Data Objektif
% pada neonatus cukup bulan dan 10 mg% pada Dalam anamnesa, perlu menanyakan beberapa hal
neonatus kurang bulan guna membantu proses diagnosis pasien,
 Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg% diantaranya:
 Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan 1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan diri,
keadaan patologis f. Ikterus menghilang pada 10 jelaskan maksud Anda.
hari pertama 2. Tanyakan keluhan utama (timbulnya kuning)
 Bayi prematur biasanya kadar puncak 8 - 12 Sudah berapa lama timbulnya warna kuning
mg/dL tidak dicapai sebelum hari ke-5 sampai sampai dibawa ke dr/PKM/RS Warna kuning
ke-7, dan ikterus jarang diamati sesudah hari ke- meluas sampai di mana?
10 3. Selain kuning, keluhan lain apa? (malas minum,
kejang, tak sadar)
 Secara keseluruhan, 6-7 % bayi cukup bulan
4. Berapa umur kehamilan? (minggu)
mempunyai kadar bilirubin lebih besar dari 12,9
5. Berapa berat lahir? (Kg)
mg/dL dan kurang dari 3 % mempunyai kadar
6. Apakah golongan darah dan Rh (ibu & bapak)
lebih besar dari 15 mg/dl.
7. Adakah penyakit yang diturunkan berhubungan
2. Ikterus Patologis
dengan kuning? (defisiensi G6PD, megakolon
 Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
kongenital, dan lainnya)
 Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus 8. Adakah riwayat penyakit perinatal yang
kurang bulan atau melebihi 12,5 mg% pada berhubungan dengan kuning? (TORCH)
neonatus cukup bulan. 9. Adakah riwayat persalinan yang mempengaruhi
 Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari kuning? (KPSW. gawat janin, asfiksia lahir, dll)
 Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik 10. Bagaimana cara persalinan? (spontan/tindakan)
 Kadar bilirubin direct lebih dari I mg% 11. Apakah susu yang diberikan? (ASI/formula)
 Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama b. Data Objektif
 Ikterus patologis memiliki bilirubin total lebih 1. Keadaan Umum
besar 200µmol/L (12,9 mg/dL.), bilirubin Keadaan umum baik
terkonjugasi (reaksi langsung) lebih besar 25-35 2. Tingkat Kesadaran
µmol/L (1,5-2mg/dL) Composmentis
 Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari 3. Tanda-Tanda Vital
pada setiap bayi (muntah, letargis, malas  Bunyi Jantung
menetek, penurunan BB yang cepat, apnea Jantung bayi normal kisaran
takipnea atau suhu yang tidak stabil). 120-160x/menit.
C. Faktor Risiko  Suhu
1. Faktor maternal meliputi Ras, komplikasi Suhu bayi normal kisaran 36,5 37.5°C. Pada
kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh), ikterus fisiologis suhunya normal, namun
penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik, pada ikterus patologis mengalami
dan ASI. ketidakstabilan suhu karena perubahan
2. Faktor perinatal meliputi trauma lahir produksi uridine diphosphoglucoronil
(sefalhematom, ekimosis), dan infeksi (bakteri, transferase.
virus, protozoa).  Respirasi
Normal kisaran 30-60x/menit
4. Antropometri 6. Pemeriksaan Penunjang
 Berat Badan Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
BBL normal kisaran 2500-4000 gram. kadar bilirubin dalam darah, darah tepi, kadar
 LILA enzim G6PD, uji coombs, dan mengetahui
Untuk menentukan status gizi cukup/kurang, penyebab ikterus, inkompatabilitas darah ABO
normalnya 11. Pada bayi prematur, status E. Penanganan
gizi kurang atau BBLR dapat menyebabkan a. Ikterus Fisiologis
ikterus. Penatalaksaan Asuhan Kebidanan
5. Pemeriksaan Fisik 1. Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan
 Kepala khusus dan dapat rawat jalan dengan nasehat
Warna kulit kepala bayi yang ikterus kuning untuk kembali jika icterus berlangsung lebih
dan terdapat benjolan atau luka akibat dari 2 minggu.
trauma lahir. 2. Lakukan perawatan bayi sehari-hari
 Muka 3. Pemberian nutrisi secara adekuat terutama ASI
Warna kulit kuning pada bayi ikterus. 1) Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu
 Mata untuk menyusui secara dini dan ASI ekslusif
Pada bayi ikterus, terlihat sklera berwarna lebih sering minimal setiap 2 jam.
kuning. 2) Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI
 Telinga melalui pipa naso gastrik atau dengan gelas
Pada bayi ikterus terlihat warna kuning pada dan sendok.
telinga 4. Bagi sebagian besar bayi dengan kenaikan
bilirubin ringan, fototerapi adalah
 Mulut
penatalaksanaannya
Ikterus fisiologis tidak ada kelaianan,namun
5. Ikterus akibat pemberian ASI tidak perlu terapi
ikterus patologis didapati refleks menghisap
6. Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat
yang kurang.
sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3-4
 Hidung
hari. Jaga agar bayi selalu tetap hangat.
Pada bayi ikterus kurang bulan didapati
b. Ikterus Patologis
adanya cuping hidung.
Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ikterus
 Leher patologis:
Pada bayi ikterus akan didapati warna 1. Lakukan observasi dengan derajat ikterus,
kuning pada leher (batas kramer 1). keadaan umum, dan TTV.
 Dada 2. Lakukan pencegahan hipotermi
Warna pada bayi ikterus warna kulit dada 3. Lakukan rujukan bila terjadi ikterus patologi.
kuning dan terdapat retraksi dinding pada 4. Pemberian nutrisi adekuat terutama ASI
bayi kurang bulan.  Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu
 Abdomen untuk menyusui secara dini dan ASI ekslusif
Pada ikterus fisiologis bentuk abdomen lebih sering minimal setiap 2 jam.
normal sedangkan ikterus patologis dijumpai  Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI
bentuk perut buncit karena adanya melalui pipa naso gastrik atau dengan gelas
pembesaran hati. Warna abdomen bayi dan sendok.
ikterus berwarna kuning (batas kramer 2). Penatalaksanaan ikterus patologis di rumah sakit :
 Punggung 1. Lakukan pemeriksaan laboratorium
 Warna Setiap Ikterus yang timbul dalam 24 jam pasca
Pada punggung bayi ikterus adalah kuning. kelahiran maka membutuhkan pemeriksaan
 Ektremitas laboratorium lanjut: minimal kadar bilirubin
Warna kuku dan kulit pada bayi dengan serum total, pemeriksaan kearah adanya
ikterus adalah kuning. Pada ikterus patologis penyakit hemolisis oleh karena itu selanjutnya
gerakan lemah. harus dirujuk.
 Genitalia 2. Lakukan fototerapi pada saat kadar bilirubin 10-
Warna genitalia pada bayi ikterus adalah 20 mg/dL. 3. Lakukan transfusi tukar jika
kuning. fototerapi gagal untuk mencegah kerusakan
 Anus syaraf
Pada bayi ikterus didapati anus berwarna
kuning.
 Kulit
Penilaian warna kulit bayi ikterus: Kramer
1, Kramer 2, Kramer 3, Kramer 4, Kramer 5

Anda mungkin juga menyukai