Anda di halaman 1dari 18

1

ASUHAN KOLABORASI PADA BAYI


DENGAN IKTERUS NEONATORUM HARI KE 5

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11
bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status
gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti
status kesehatan di wilayah tersebut rendah.
Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat
tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi
pada neonatus. Pada  neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi
dibanding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit
pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek.
Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati
bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus). Ensefalopati bilirubin
merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat. Banyak bayi
baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir < 2500 g atau usia
gestasi < 37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya.
Berdasarkan data program KIA di Puskesmas Mandiraja 2 tahun 2020
terdapat 75 angka kesakitan neonatus, 25 kasus rujukan dengan Berat Badan
Bayi Rendah, 30 kasus rujukan dengan Ikterus, 10 kasus rujukan dengan
Asfiksia, 5 kasus rujukan dengan Febris, 2 kasus rujukan dengan kelainan
kongenantal, 3 kasus rujukan dengan fomitus serta terdapat 9 kematian
neonatus, 4 kematian dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), 1 kematian
bayi dengan Asfiksia,1 kematian bayi dengan Kelainan Kongenental dan 3
kematian bayi dengan Sepsis/Infeksi.Dari wawancara yang dilakukan dengan
petugas.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek diharapkan mahasiswa dapat dan
mampu melakukan asuhan kebidanan pada kasus ikterus neonatorum.

1
2

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data bayi Ny L umur 7 hari


dengan kasus ikterus neonatorum.
b. Mahasiswa dapat menentukan interpretasi sesuai dengan hasil
pengkajian pasien pada kasus bayi Ny L umur 7 hari dengan kasus
ikterus neonatorum.
c. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa potensial sesuai kasus By. L.
d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan akan tindakan segera pada
kasus By. L.
e. Mahasiswa dapat ikut merencanakan asuhan dengan didampingi
pembimbing pada kasus By.L umur 7 hari dengan kasus ikterus
neonatorum.
f. Mahasiswa dapat ikut memberikan asuhan dengan didampingi
pembimbing pada kasus By.L umur 7 hari dengan kasus ikterus
neonatorum.
g. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada By. L dan membuat catatan
perkembangan.

C. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Masyarakat
Mengetahui secara dini tanda-tanda kelainan pada bayi dengan ikterus
neonatorum.
2. Bagi Akademik
Mengembangkan ilmu pengetahuan tentang ikterus neonatorum.
3. Bagi Puskesmas
Meningkatkan pelayanan yang efektif dalam menangani kasus kebidanan
terutama pada kasus ikterus neonatorum.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
3

Meningkatkan keterampilan dalam menangani kasus-kasus kebidanan


terutama kasus ikterus neonatorum.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Ikterus Neonatorum
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Ikterus adalah pewarnaan kuning dikulit, konjungtiva dan mukosa yang
terjadi karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah (JNPK-KR, 2008).
Kadar bilirubin normal pada bayi yaitu 12,5mg% pada bayi cukup bulan dan
10 mg% pada bayi kurang bulan (Wiknjosastro, 2012).

B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO


Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena:
1. Penambahan volume sel darah
2. Umur sel darah merah janin yang pendek
3. Billirubin meningkat karena sel yang rusak
4. Meningkatnya reabsorpsi billirubin dari usus
5. Pemberian minum terlambat. Pada sebagian bayi yang mendapat ASI
eksklusif, dapat terjadi ikterus yang yang berkepanjangan. Hal ini dapat
terjadi karena adanya faktor tertentu dalam ASI yang diduga
meningkatkan absorbsi bilirubin di usus halus. Bila tidak ditemukan faktor
risiko lain, ibu tidak perlu khawatir, ASI tidak perlu dihentikan dan
frekuensi ditambah. Apabila keadaan umum bayi baik, aktif, minum kuat,
tidak ada tata laksana khusus meskipun ada peningkatan kadar bilirubin.

C. PATOFISIOLOGI
Bilirubin pada neonatus meningkat akibat terjadinya pemecahan eritrosit.
Bilirubin mulai meningkat secara normal setelah 24 jam, dan puncaknya pada
hari ke 3-5. Billirubin dalam darah mengalami proses dan berubah menjadi
billirubin direct. Billirubin direct kemudian diekskresikan  ke usus dan
sebagian dikeluarkan dalam bentuk billirubin direct dan sebagian lagi dalam
bentuk sterkobilin, bila terjadi hambatan/gangguan dalam usus maka oleh

4
5

pengaruh enzim B glukorodinasi billirubin sebagian dirubah menjadi


billirubin indirect yang kemudian diserap ke sirkulasi darah.
Billirubin ini kemudian diangkut ke hepar untuk di proses lagi, pada
janin sebagian billirubin ini diekskresikan ke plasenta. Pada BBL ekskresi
melalui plasenta terputus sehingga masuk lagi ke hepar. Karena itu bila fungsi
hepar belum sempurna/ terdapat gangguan, misal : hypoxia, kekurangan
glukosa maka kadar billirubin indirect dalam darah meningkat yang dapat
menimbulkan icterus.
Jenis –Jenis Bilirubin:
1. Bilirubin Indirek
a. Yang belum dikonjugasi
b. Larut dalam lemak sehingga mudah melekat pada sel otak dalam
keadaan bebas
c. Ekstresi pada janin melalui plasenta. Pada neonatus, dengan
peoses konjugasi diubah menjadi bilirubin direk
2. Bilirubin direk
a. Larut dalam air
b. Ekstresi melalui usus dan pada keadaan obstruksi melalui ginjal

D. DIAGNOSA POTENSIAL
Ikterus yang kemungkinan besar menjadi kern ikterus apabila:
a. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama
b. Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi 10 mg % pada bayi cukup bulan
dan 12,5 % pada bayi kurang bulan
c. Ikterus dengan peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg % per hari
d. Ikterus yang sudah menetap sesudah 1 minggu pertama
e. Kadar bilirubin direk melebhi 1 mg %
f. Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik, infeksi atau
keadaan patalogik lain yang telah diketahui
6

E. PENCEGAHAN
Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :
a. pengawasan antenatal yang baik
b. Menghindari obat-obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi, pada
masa kehamilan dan kelahiran misalnya: Sulfafurazol, oksitosin dan lain-
lain
c. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus
d. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus
e. Pemberian ASI yang dini
f. Pencegahan infeksi

F. PENANGANAN
Gambar penilaian daerah ikterus berdasarkan rumus Kramer.
7

Tanda-tanda Ikterik tanpa hepatomegali, perdarahan dan kejang.


Kategori Normal Fisiologis Patofisiologia
Penilaian
Daerah ikterus 1 1+2 1 sampai 1 sampai 1 sampai 5
4 5
Kuning hari ke 1-2 >3 >3 >3 >3
Kadar bilirubin ≤ 5 mg% 5-9 (mg 10-14 15-19 >20 (mg%)
%) (mg%) (mg%)
PENANGANAN
Bidan atau Terus beri 1. Jemur matahari pagi antara 1. Rujuk ke RS
Puskesmas ASI jam 07.00-09.00 selama 10 menit 2. Banyak
2. Badan bayi telanjang mata minum
ditutup
3. Terus diberi ASI
Rumah sakit Terus beri Sama terapi terapi Transfusi
ASI seperti di sinar sinar tukar darah
Bidan

Indikasi transfuse tukar darah:


a. Pada semua keadaan dengan kadar billirubin indirek ≥ 20 mg%.
b. Kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat, yaitu 0,3-1 mg% par jam.
c. Anemia yang berat pada BBL dengan gejala gagal jantung.
d. Kadar Hb tali pusat < 14 mg% dan uji coombs direk positif.
8

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN IKTERUS


NEONATORUM PADA BAYI “E” UMUR 3 HARI

I. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 17 April 2021 Jam : 09.00 WIB
Tanggal pengkajian : 17 April 2021 Jam : 09.30 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama bayi : Bayi L
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 10-04-21, Jam 11 .00 WIB
Anak ke : Empat
Alamat :-
Ibu Ayah
Nama : Ny. L Tn. S
Umur : 33 th 38 th
Pendidikan : SMP SD
Agama : Islam Islam
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : - -

2. Keluhan utama
Bayi datang ke puskesmas untuk kontrol dengan keluhan badan
kuning sejak 2 hari yang lalu.
9

3. Riwayat kesehatan sekarang


Bayi dating untuk kunjungan neonatal dengan ikterik kremer derajat 2
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun,
menular dan menahun.
5. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Persalinan dengan Secar di RS pada tanggal 10-4-2021 pukul 11.00
WIB.
b. Lama persalinan
Kala I : 6 Jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam setelah persalinan
c. Bayi lahir tanggal 10 April 2021 pukul 11.00 WIB, menangis kuat,
warna kemerahan, gerak aktif, jenis kelamin laki-laki. BB : 3200
gram
6. Kebutuhan dasar
a. Eliminasi : BAB 5x / hr konsistensi lunak, warna kekuningan.
BAK 10x/hr, warna jernih kekuningan.
b. Kebersihan : Tubuh bayi bersih, mandi 2 x sehari pagi dan sore
c. Nutrisi : ASI tiap 2 jam atau on deman
d. Aktivitas : Bayi tenang, kadang menangis,kuat, gerak aktif.
e. Istirahat : Bayi tidur selama 18 jam/hr, bangun saat minum,
BAB dan BAK
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital :
Keadaan umum : cukup
Suhu : 36,8o C
Nadi : 136 x/menit
Respirasi : 48 x/menit
10

b. Kepala
UUB dan UUK : belum menyatu
Moulage : O
Sucadeneum : tidak ada
Bentuk kepala : simetris
Keadaan tubuh : tidak ada kelainan
c. Mata
Bentuk mata : simetris
Pupil mata : Normal
Sklera : ikterik
Keadaan : bersih
d. Hidung
Bentuk : simetris
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Keadaan : bersih
Lubang hidung : lengkap
Warna kulit : kekuningan
e. Mulut
Bentuk : simetris
Palatum : normal
Refleks hisap : baik
Bibir : lengkap atas/bawah
Warna bibir : kemerahan
f. Telinga
Posisi : simetris kanan-kiri, dan telinga
teraba lunak
Keadaan : bersih, tidak ada sumbatan
Warna kulit : agak kekuningan
g. Leher
Pembesaran vena / kelenjar : tidak ada
11

Pergerakan leher : dapat menengok kekanan dan


kekiri
Warna kulit : kuning
h. Dada
Posisi : simetris
Mamae : simetris
i. Perut
Posisi : simetris
Tali pusat : sudah lepas keadaannya kering
Pembesaran dan benjolan : tidak ada
Warna kulit berwarna agak kekuningan dari kepala sampai perut.
Tidak ada benjolan dan tidak terdapat spina bifida.
j. Ekstrimitas
Jari tangan : Lengkap
Posisi dan bentuk : Simetris kanan-kiri
Jari kaki : Lengkap
Pergerakan : Aktif
Tonus otot : Hipertoni
k. Genetalia
Lengkap, terdapat testis dan skrotum sudah turun
Jenis kelamin : laki-laki
Anus : positif, tidak ada sumbatan
l. Ukuran antropometri
1) BB : 3600 gram
2) PB : 50 cm
3) LK : 34 cm
4) LD : 34 cm
5) LL : 12 cm
12

II. INTERPRETASI DATA


1. Diagnosa :
Bayi umur 7 hari dengan ikterus neonatorum Kramer derajat 2
DS : Anak lahir tanggal 10 April 2021
DO : Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8o C
Nadi : 136 x/menit
Respirasi : 48 x/menit
Tali pusat kering,tidak ada tanda-tanda infeksi
Warna kulit kekuningan dari kepala sampai perut.
BAB 5x/hr konsistensi lunak, warna kekuningan.
BAK 10x/hr, warna jernik kekuningan.
gumoh (-), menangis kuat
2. Masalah
Kreamer derajat 2
3. Kebutuhan
a. Konseling tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
b. Konseling tentang Ikterus Neonatorum
c. Konseling pemberian ASI sesering mungkin
d. Jemur bayi setiap pagi selama 30 menit antara pukul 07.00-09.00 WIB
e. Pemenuhan nutrisi yang sesuai kebutuhan.

III.DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadi kern-ikterus

IV. KOLABORASI DAN ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter umum di Puskesmas

V. RENCANA TINDAKAN
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Obervasi Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital
13

3. Konseling tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


4. Konseling tentang Ikterus Neonatorum
5. Berikan ASI sesering mungkin
6. Jemur bayi setiap pagi selama 30 menit antara pukul 07.00-09.00 WIB
7. Kolaborasi dengan dokter umum di Puskesmas

VI. IMPLEMENTASI
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Mengobervasi Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital
3. Melakukan konseling tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
4. Melakukan konseling tentang Ikterus Neonatorum
5. Melakukan konseling pada ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin
6. Menjemur bayi setiap pagi selama 30 menit antara pukul 07.00-09.00 WIB
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter umum di Puskesmas

VII. EVALUASI
Tanggal 17 April 2021 Jam 10.00 WIB
1. KU : cukup
Suhu : 36,7 oC
Respirasi : 48 x/menit
Nadi : 145 x/menit
2. Nutrisi : ASI
3. Tangan sudah dibersihkan dengan cara cuci tangan 7 langkah sebelum dan
sesudah tindakan
4. Bayi tampak hangat dan mau menyusu
5. Warna kuning pada kulit bayi masih berwarna kekuningan hingga bagian
perut.
6. Kolaborasi dengan dokter saran bayi di jemur tiap 30 menit setiap hari,ASI
sesering mungkin dan kontrol ulang 2 hari kemudian pada tgl 19 April
2021
14

EVALUASI PERKEMBANGAN
Tanggal 19 April 2021 Jam 09.00 WIB
S : Anak lahir tanggal 10 April 2021 , jam 11.00 WIB, jenis kelamin laki-laki.

O : a. Keadaan umum cukup


Tanda-tanda vital :
RR : 46 x/menit
Suhu : 36,70 C
Nadi : 137 x/menit
b. Eliminasi : BAK 8x/hr warna jernih kekuningan
BAB 4x/hr warna kuning, konsistensi lunak
c. Warna kulit masih ikterik di kepala bayi, bayi menangis kuat
d. Nutrisi ASI on deman. gumoh (-)

A : Diagnosa
Bayi umur 9 hari dengan ikterik neonatorum kremer derajat 1
Dasar : bayi baru lahir tanggal 10 April 2021, warna kulit kekuningan
sampai kepala bayi
Masalah : tidak ada

P : a. Melakukan pemenuhan nutrisi dengan ASI dan anjurkan ibu untuk


sering menyusui bayinya ,.
Hasil : bayi menyusu kuat dan ibu bersedia menyusui bayinya sesering
mungkin
b. Memberikan penyuluhan tentang perawatan bayi ikterik dengan cara
menjemur setiap pagi selama 30 menit antara jam 07.00 sampai jam
09.00 WIB.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk menjemur bayi setiap pagi
selama 30 menit antara jam 07.00 sampai 09.00 WIB
c.. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi setiap kali bayi
BAB, BAK, gumoh.
15

Hasil: Ibu bersedia menjaga kehangatan bayi dan mengganti baju setiap
kali basah.
e. Menganjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindankan.
Hasil : ibu bersedia cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
d. Kolaborasi dengan dokter umum untuk terapi
Hasil : Bayi sehat dan rencana asuhan kebidanan diteruskan,kontrol
ulang tgl 21April 2021

EVALUASI PERKEMBANGAN BAYI


Tanggal 21 April 2021 Jam 11.00 WIB

S :
1. Ibu mengatakan bayi menangis kuat
2. Ibu mengatakan sudah menjemur bayi tiap pagi hari selama 30 menit
antara jam 07.00 sampai 09.00
3. Ibu mengatakan bayi menyusu kuat
4. Ibu mengatakan ASI keluar sedikit.
5. Ibu mengatakan selalu mengganti pakaian yang basah dan kotor
6. Ibu mengatakan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan

O : a. Keadaan umum cukup


Tanda-tanda vital :
RR : 44 x/menit
Suhu : 36,20 C
Nadi : 142 x/menit
b. Eliminasi : BAK 10 kali/hr warna kuning jernih
BAB 4 kali/hr warna kuning, konsistensi lunak
f. Minum ASI ad libitum, Gumoh (-)
d. Warna kulit kemerahan
16

A : Diagnosa
Bayi sehat umur 11 hari post ikterik
Dasar : bayi lahir tanggal 10 April 2021, warna kulit kemerahan,
menangis kuat, aktif menyusu
Masalah : tidak ada

P :
1. Memberitahu pada keluarga tentang keadaan umum dan TTV bayi
sehat.
KU: baik
TTV: RR : 44 x/menit
Suhu : 36,2 C
Nadi : 144 x/menit
Hasil: keluarga mengerti bahwa bayinya sehat.
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pemenuhan nutrisi dengan
ASI yaitu berikan ASI secara ad libitum dan bangunkan bayi untuk
menyusu jika bayi tidur.
Hasil: ibu mengerti dan bersedia untuk memenuhi nutrisi bayi dengan
ASI ad libitum.
3. Mengajarkan ibu cara memperbanyak ASI yaitu dengan cara:
a. Sediakan air hangat dan air dingin dengan kom, waslap, handuk
kecil, kapas, baby oil.
b. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
c. Buka baju ibu, bersihkan kedua putting susu ibu dengan kapas yang
telah dibasahi dengan baby oil diamkan selama 5 menit, kemudian
putar kapas pada putting susu hingga kerak puting susu terangkat
sampai bersih dan buang kapas yang kotor pada tempat sampah.
d. Kompres kedua payudara ibu dengan menggunakan waslap lalu
gunakan air hangat dan air dingin secara bergantian.
17

e. Pijat payudara dengan cara telapak tangan di belahan payudara ke


arah atas-samping-bawah dan hempaskan kedua payudara. Lakukan
sebanyak 20 kali.
f. Kemudian pijat payudara dengan cara telapak tangan dirapatkan lalu
lakukan gerakan seperti menyisir dari arah pangkal payudara ke
putting susu untuk semua sisi payudara. Lakukan sebanyak 20 kali.
g. Pijat payudara lagi dengan cara menggenggam tangan lalu gunakan
ruas-ruas jari dengan gerakan tangan dari arah pangkal payudara ke
putting susu dari semua sisi payudara. Lakukan sebanyak 20 kali.
h. Kompres kedua payudara ibu dengan menggunakan waslap lalu
gunakan air hangat dan air dingin secara bergantian.
i. Keringkan kedua payudara dengan handuk kecil.
j. Lakukan pijat oksitosin dengan menggunakan kedua ibu jari secara
memutar dari arah dalam ke luar pada punggung ibu.
k. Pakai bra yang menopang payudara dan pakai baju ibu.
l. Lakukan pemijatan payudara setiap 2 kali sebelum mandi.
Hasil: ibu bersedia memperbanyak ASI dengan cara melakukan pijat
payudara sebanyak 2 kali sehari sebelum mandi
4. Menganjurkan ibu untuk menjemur setiap pagi selama 10-30 menit
antara jam 07.00 sampai jam 09.00. Hasil : Ibu mengerti dan bersedia
untuk menjemur bayi selama 10-30 menit antara jam 07.00 sampai
09.00 WIB
5. Menganjurkan keluarga untuk menjaga kehangatan bayi dengan cara
mengganti pakaian bayi setiap BAB, BAK, gumoh. Hasil : bayi di
bedong dan diganti pakaian setiap basah dan kotor.
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol jika ada keluhan
18

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo dan Wiknjosastro. 2012. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka -


Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

JNPK-KR. 2018. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta.
Jhpiego.

Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Volume 1. Edisi 4.


Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta

Soepardan Suryani. 2010. Konsep Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran. EGC.

Anda mungkin juga menyukai