S DENGAN DIAGNOSA
HIPERBILIRUBIN
Prodi : S1 Keperawatan
Semester : 4 ( empat )
Segala Puji dan Syukur Kami Panjatkan kehadirat Tuhan YME, karna atas berkat dan
Rahmat-Nya, Kami bisa menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini membahas tentang HIPERBILIRUBIN Dalam menyusun Makalah ini,kami
mengalami beberapa kendala, Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang terlibat dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membacanya. Dan di harapkan
kritik dan saran yang membangun,dalam melengkapi makalah ini.Terima Kasih.
Penyusun
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Eiolog
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
E. Patoflow
F. Penatalaksanaan
G. Komplikasi
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
GAMBARAN KASUS
1. Pengkajian
Analisa Data
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. Pada sebagian neonatus,
ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka
kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan pada 80% bayi kurang bulan. Di
Jakarta dilaporkan 32,19% menderita ikterus. Ikterus ini pada sebagian lagi mungkin bersifat
patologik yang dapat menimbulkan gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian,
karenanya setiap bayi dengan ikterus harus mendapat perhatian terutama apabila ikterus
ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau kadar bilirubin meningkat lebih dari 5
mg/dl dalam 24 jam. Proses hemolisis darah, infeksi berat, ikterus yang berlangsung lebih dari 1
minggu serta bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl juga merupakan keadaan yang menunjukkan
kemungkinan adanya ikterus patologik. Dalam keadaan tersebut penatalaksanaan ikterus harus
dilakukan sebaik-baiknya agar akibat buruk ikterus dapat
dihindarkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapat gambaran umum tentang asuhan keperawatan pada anak dengan Hiperbilirubin.
2. Tujuan Khusus.
Dengan pembuatan makalah mahasiswa mampu :
Mengerti dan memahami konsep dasar hiperbilirubin.
Melakukan pengkajian pada pasien dengan hiperbilirubin.
Menentukan diagnosa keperawatan dan merumuskan diagnosa prioritas hiperbilirubin.
Menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan hiperbilirubin
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas
atas nilai normal bilirubin serum.
Hiperilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah berlebihan
sehingga menimbulkan joundice pada neonatus (Dorothy R. Marlon, 1998)
Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai
kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus ditandai joudince pada
sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh (Adi Smith, G, 1988).
Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia) yang disebabkan
oleh kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus. (Suzanne C. Smeltzer, 2002)
Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek pathologis. (Markum,
1991:314)
B. ETIOLOGI
Pembentukan bilirubin yang berlebihan.
Gangguan pengambilan (uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati.
Gangguan konjugasi bilirubin.
Penyakit Hemolitik, yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah merah. Disebut juga
ikterus hemolitik. Hemolisis dapat pula timbul karena adanya perdarahan tertutup.
Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya Hipoalbuminemia
atau karena pengaruh obat-obatan tertentu.
Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat
langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti : infeksi toxoplasma. Siphilis.
D. PATOFISIOLOGI
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang sering
ditemukan adalah apabila terdapat beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat
ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.Gangguan pemecahan
bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi
apabila kadar protein berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain yang
memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi
hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas
terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut
dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin
tadi dapat menembus sawar darah otak. Kelainan yang terjadi di otak disebut kernikterus. Pada
umumnya dianggap bahwa kadar bilirubin indirek lebih dari 20mg/dl.Mudah tidaknya kadar
bilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus.
Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat keadaan berat
badan lahir rendah, hipoksia, dan hipoglikemia. (Markum, 1991).
E. KOMPLIKASI
b) Tindakan khusus
Fototerapi
Dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbilirubin patologis dan berfungsi untuk
menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto.
Pemberian fenobarbital
Mempercepat konjugasi dan mempermudah ekskresi. Namun pemberian ini
tidak efektif karena dapat menyebabkan gangguan metabolic dan pernafasan baik pada
ibu dan bayi.
Memberi substrat yang kurang untuk transportasi/ konjugasi
misalnya pemberian albumin karena akan mempercepat keluarnya bilirubin dari
ekstravaskuler ke vaskuler sehingga bilirubin lebih mudah dikeluarkan dengan transfuse
tukar.
Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi
untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari sinar yang ditimbulkan dan dikhawatirkan
akan merusak retina. Terapi ini juga digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum
pada neonatus dengan hiperbilirubin jinak hingga moderat.
Terapi transfuse
digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin yang tinggi.
Terapi obat-obatan
misalnya obat phenorbarbital/luminal untuk meningkatkan bilirubin di sel hati yang
menyebabkan sifat indirect menjadi direct, selain itu juga berguna untuk mengurangi
timbulnya bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hari.
Menyusui bayi dengan ASI
Terapi sinar matahari
c) Tindak lanjut
Tindak lanjut terhadap semua bayi yang menderita hiperbilirubin dengan evaluasi berkala
terhadap pertumbuhan, perkembangan dan pendengaran serta fisioterapi dengan
rehabilitasi terhadap gejala sisa.
GAMBARAN KASUS
Seorang An.” E” yang baru saja dilahirkan oleh Ny. S yang berjenis kelamin laki- laki
Dengan tampakan klinis yang ditemukan warna kulit bayi tampak berwarna kebiruan ,
Denyut nadi di atas 100 x per menit, reflek bayi saat di periksa menyeringai,kontraksi otot
ektremitas sedikit fleksi, menanggis kuat .
Nilai afgar score nya
A: 1
P:2
G:1
A:1
R:2
Score : 7 aspiksia ringan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.S DENGAN DIAGNOSA
HIPERBILIRUBIN
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Data
Identitas Bayi :
Nama Klien : An “E”
Nama Ayah : Tn.E (42 th)
Umur : 4 hari
Nama Ibu : Ny.S (37 th)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan Ayah : PNS/ IRT
Agama/Suku : kristen
BB : 2600 kg
Identitas Orang Tua :
Nama Ayah : Tn.E (42 th)
Nama Ibu : Ny.S (37 th)
Pekerjaan Ayah : PNS/ IRT
Pekerjaan Ibu : IRT
Agama : Kristen
Pendidikan : Sarjana/SMA
Alamat : Wanea
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Resiko terjadinya kern ikterus b/d kelebihan bilirubin indirek dalam tubuh klien yang
dapat masuk kedalam jaringan otak.
2 Resiko terjadinya injury b/d adanya pemberian foto therapy
3. INTERVENSI
RENCANA
TUJUAN DX RASIONAL
TINDAKAN
DX CATATAN PERKEMBANGAN
S:-
O:
Ø Kadar bilirubin 11,4
Ø Klien masih nampak kuning
I
A : Resiko tinggi kern ikterus dapat
dicegah
P : Intervensi dilanjutkan
S:-
O:
Ø kulit klien masih nampak kuning
Ø pencahayaan cukup sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi, klien yaitu
selama 6 jam dan disitirahatkan selama
II
2 jam
A : Resiko tinggi injury dapat
dicegah
P : Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah berlebihan
sehingga menimbulkan joundice pada neonatusHiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi
akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek
patologis pada neonatus ditandai joudince pada sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan
tubuh Untuk mendapat pengertian yang cukup mengenai masalah ikterus pada neonatus, perlu
diketahui sedikit tentang metabolisme bilirubin pada neonatus.
B. Saran
Berdasarkan perumusan dan hambatan yang dijumpai selama melakukan asuhan keperawatan
kami mengemukakan beberapa saran untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan yang mungkin
dapat berguna bagi usaha peningkatan mutu pelayanan keperawatan di masa mendatang, saran
yang dapat kami kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Perawat dan keluarga dapat bekerja sama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
2. Mahasiswa untuk lebih memahami konsep-konsep asuhan keperawatan pada pasien
Hiperbilirubin
3.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa dan dapat diterapkan dalam
dunia keperawatan
DAFTAR PUSTAKA