Anda di halaman 1dari 5

Nama : Atia Damayanti

Nim : 19120005

MK : Analisa Dampak Lingkungan

Dosen : Maurend Yayank Lewinsca, S.K.M., M.Kes

1. Dampak pembangunan bandar udara terhadap lingkungan

Dampak lingkungan akibat pembangunan bandara dan pengoperasiannya baru terjadi


pada akhir I960-an. Sebagian dipicu oleh kesadaran masyarakat yang makin tinggi
terhadap masalah lingkungan pada umumnya, juga didorong oleh kenyataan semakin
buruknya kondisi lingkungan suatu bandara. Terlebih adanya kenaikan tajam aktivitas
penerbangan dan adanya pesawat-pesawat terbang besar bermesin jet

Polusi udara

Salah satu dampak yang biasa terjadi pada suatu bandara dan mungkin dampak yang
paling sulit dikendalikan adalah kebisingan. Sejak mulainya era pesawat terbang komersial
bermesin jet pada1959, terjadi perubahan yang dramatis pada masalah kebisingan bandara
dalam bentuk dan besarannya.Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang berlebihan
atau yang tidak diinginkan. Kebisingan tidak diinginkan karena menjengkelkan manusia,
mengganggu percakapan, mengganggu tidur, dan dalam kondisi ekstrem berbahaya bagi
kesehatan. Dampak negatif kebisingan terhadap kesehatan manusia dapat terjadi dalam
jangka panjang (kronis) dan dampak yang terjadi biasanya sulit bahkan mungkin tidak
dapat dipulihkan kembali. Bunyi atau suara baik berupa kebisingan maupun tidak,
ditimbulkan oleh getaran yang merambatmelalui suatu medium, seperti udara, air atau
logam. Bila suatu objek bergetar, akan menimbulkan gangguan berupa variasi pada
tekanan atmosfer yang normal dalam skala kecil yang cepat. Kebisingan dikarakteristikkan
oleh tingkat bunyinya (sound level), spektrum frekuensinya, dan variasinya terhadap
waktu.

Polusi air

Polusi air umumnya berupa limbah, dapat terjadi secara langsung, dari pembangunan
dan pengoperasian bandara dan secara tidak langsung, dari pengembangan lahan yang
terimbas dengan kehadiran bandara.
 Limbah ini berasal dari aktivitas Persia dan pembuatan makanan, pencucian, dan
penggunaan toilet yang dikelola. Pengolahan air limbah dimaksudkan sebagai suatu usaha
untuk mengurangi konsentrasi masing-masing polutan dalam air buangan sehingga aman
dibuang ke badan air penerima. Jadi, pengolahan tidak memurnikan, tetapi memperbaiki
kualitas. Polusi air yang lebih berbahaya dapat disebabkah aktivitas overhaul pesawat
terbang. Polutan initerutama berupa zat kimiaberacun dari pengelupasan cat dan mengecat
chrome bagian bagian mesin.

Tata guna lahan

Dampak suatu bandar udara terhadap tata guna lahan, pada dasarnya karena bandar
udara sering memerlukan lahan yang luas. Dampak ini dapat berupa atau berkaitan dengan
faktor ekonomi, pembangunan, atau visual. Bandara merupakan infrastruktur yang
memerlukan lahan luas. Semakin tinggi kelas suatu bandara, akan semakin luas pula lahan
yang diperlukan. Bandara juga tempat yang mengonsumsi energi besar. Denver
International Airport (DIA) di Colorado, Amerika Serikat, misalnya, mempunyai 5 landas
pacu masingmasing sepanjang 3.700 m, membentang seluas 13.800 ha atau lebih 80 %
luas Kota Bandung yang luasnya sekitar 16.700 ha. Kecuali kalau bandara tersebut
direncanakan dan dirancang dengan hati-hati, bandara dapat menimbulkan akibat negatif
terhadap komunitas sekitarnya.  Tiga masalah hidrologi utama yang berkaitan dengan
pembangunan bandara adalah banjir, terganggunya aliran air, dan gangguan kadar garam.
Ekologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang hubungan antara kehidupan
tumbuhan dan hewan dengan lingkungannya.

Dampak bandara terhadap ekologi tertentu terhadap tumbuhan dan hewan hampir kentara
dan baru akan terlihat setelah 10,20, bahkan 30 tahun kemudian. Dampak ekologi dapat
terjadi selama pembangunan bandara, akibat operasi penerbangan setiap hari atau
pembangunan yang terjadi di sekitar bandara yang terpicu adanya kehadiran bandara.

2. Dampak pembangunan bandar udara terhadap Kesehatan

Bising merupakan suara atau bunyi yang mengganggu. Bising dapat menyebabkan
berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan
komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan
Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti
gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres
dan kelelahan.

1. Gangguan Fisiologis

Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau
yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10
mmHg), peningkatan di, konstruksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan
kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising dengan intensitas
tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat
merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan
evekpusing/vertigo. Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas disebabkan oleh
rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan
darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.

2. Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan
cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit
psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.

3. Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi


pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan
harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya
pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat
atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi inisecara tidak langsung membahayakan
keselamatan seseorang.

4. Gangguan Keseimbangan

Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau
melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo)
atau mual-mual.

5. Efek pada pendengaran


Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran,
yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum
dari zaman dulu.

Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas :

1. Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS)

Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan


mengalamipenurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu
pemaparan terlalu singkat.Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup,
daya dengarnya akan pulih kembali.

2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)

Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi faktor-
faktor sebagai berikut : Tingginya level suara lama paparan Spektrum suara Temporal
pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadi TTS akan lebih besar
Kepekaan individu Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat
(pengaruh synergistik) ketulianapabila diberikan bersamaan dengan kontak suara,
misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya Keadaan Kesehatan

3. Trauma Akustik

Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat
pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari
bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras,
seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan
tulang pendengaran atau saraf sensorispen dengaran.

4. Prebycusis

Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang
dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya dengar
pada nada tinggi). Gejala iniharus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar
akibat pajanan bising ditempat kerja.

5. Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran . Gejala
yangditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus dapat
merasakan gejalatersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat
berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998)

3. Dampak pembangunan bandar udara terhadap kependudukan

Bandara atau bandar udara merupakan suatu sarana publik yang memfasilitasi
berbagai aktivitas pesawat terbang seperti kedatangan, keberangkatan, dan perawatan.
Fasilitas paling minimal yang harus dimiliki oleh sebuah bandara adalah landasan pacu
agar pesawat dapat lepas landas dan mendarat. Umumnya bandara dilengkapi dengan
berbagai fasilitas-fasilitas lain seperti ruang tunggu penumpang, hanggar, dan toko
souvenir. Keberadaan bandara memiliki dampak positif dan juga dampak negatif.
Keberadaan bandara dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya.

Dampak positif tersebut adalah bandara dapat dijadikan sebagai pusat perekonomian.
Masyarakat sekitar bandara dapat membuka penginapan, restoran, dan toko souvenir
karena para wisatawan yang hendak atau telah berpergian dengan pesawat cenderung
memilih untuk mengunjungi tempat-tempat yang dekat dengan bandara sehingga mereka
tidak akan ketinggalan pesawat.

Anda mungkin juga menyukai