Anda di halaman 1dari 8

MATERI 2

1. Mekanisme Terjadinya Penyakit Akibat Kebisingan sebagai salah satu Agent Fisik

Gambar 1 Akibat Kebisingan

Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering di jumpai di lingkungan
kerja. Di lingkungan kerja, kebisingan merupakan masalah kesehatan kerja yang selalu
timbul pada industri besar. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor
Per.13/men/X/2011 Nilai Ambang Batas tentang kebisingan adalah sebesar 85 dB untuk
pemaparan 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
Di sekitar kita terdapat berbagai sumber kebisingan, misalnya saja bising industri
(pabrik), bandar udara, jalan raya, dan tempattempat hiburan. Beberapa pekerjaan yang
selalu dihadapkan dengan kebisingan antara lain penambangan, pembuatan terowongan,
penggalian (peledakan, pengeboran), pekerjaan yang menggunakan mesin-mesin berat
(percetakan, proses penempaan besi, mesin tekstil, mesin kertas), pekerjaan
mengemudikan mesin dengan tenaga pembakaran yang kuat (truk, kendaraan konstruksi)
dan uji coba mesin jet (WHO, 2004).
Suara atau getaran yang masuk ke telinga dan melewati ambang batas pendengaran,maka
akan menimbulkan berbagai penyakit yang mengganggu Kesehatan,yang pada mulanya
merusak system pendengaran. Pendengaran merupakan salah satu dari sistem indera
manusia, jika mengalami gangguan pendengaran, maka proses komunikasi akan sulit
dilakukan. Saat berinteraksi dengan orang yang mengalami gangguan pendengaran akan
menyebabkan perasaan frustasi, tidak sabar, marah atau rasa iba terhadap orang tersebut
(Buchari, 2007). Berikut Tingkat Kebisingan yang biasa terdengar :

Gambar 2 Tingkat Kebisingan Yang Biasa Terdengar

2. Penyakit Akibat Kebisingan


Dampak Kebisingan dapat berupa Pengaruh Auditorial (Auditory Effects) dampak ini
berhubungan langsung dengan perangkat keras pendengaran, seperti hilangnya
berkurangnya fungsi pendengaran. Berdasarkan data dari WHO (2004), diketahui bahwa
gangguan pendengaran akibat bising merupakan kecelakaan akibat kerja terbanyak kedua
yang diderita seumur hidup. Gangguan pendengaran akibat bising dapat terjadi tiba-tiba
dalam hitungan detik atau secara perlahan dalam hitungan bulan sampai tahun bahkan
kadang kurang disadari.
Yang kedua adalah pengaruh non auditorial (Non auditorial effects) Pengaruh ini bersifat
psikologis, seperti gangguan cara berkomunikasi, kebingungan, stress, dan berkurangnya
kepekaan terhadap masalah keamanan kerja.
Paparan kebisingan yang terus menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi
manusia serta gangguan pada lingkungan. Dalam buku Advanced Air and Pollution Noise
Control disebutkan efek kebisingan akan mempengaruhi psikologi dan fisiologi . Berikut
ini adalah dampak negatif yang terjadi akibat paparan kebisingan berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Muhammad Attiqe dan Huma Bahsir.

A. Gangguan Psikologi Akibat Kebisingan (Non auditorial effects)


Psikologi berdasarkan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional adalah sifat
kejiwaan ditinjau dari segi kejiwaan yang berkaitan dengan stimulus dan respon
seseorang bertingkah laku.
1.) . Gangguan (Annoyance)
Gangguan didefinisikan sebagai keadaan emosional akibat ketidaksenangan dari
kondisi yang terjadi oleh seseorang atau kelompok yang dapat mengganggu.
Kebisingan pada frekuensi rendah dengan tingkat kekerasan yang tinggi lebih
menganggu dan akan mempengaruhi perilaku seseorang baik secara langsung
maupun tidak langsung. Gangguan ini dapat mengakibatkan timbulnya sifat agresif
dan defensif pada seseorang, sifat agresif yang terjadi yaitu menjadikan seseorang
menjadi cepat marah dan berperilaku kasar. Sifat defensif tersebut menjadikan
seseorang menjadi sulit menerima kritik atau masukan dari orang lain, kritik dan
masukan tersebut dianggap hanya sebagai serangan suara yang masuk ke telinga.
Sedangkan efek lainnya adalah berkurangnya ketenangan dan menikmati waktu
sendiri. Kebisingan juga menimbulkan rasa tidak nyaman dalam suatu ruangan
akibat menurunnya kualitas ruangan dalam fungsi audial.

2.) Speech Interference


Paparan kebisingan dapat mengurangi kemampuan dalam berkomunikasi. Efek
kebisingan ini cenderung untuk meredam suara, sehingga menganggu percakapan.
speech interference dapat menghasilkan kesalahpahaman, akibat adanya suara
yang tidak diinginkan sehingga informasi yang disampaikan dapat mempengaruhi
pendengar. Contoh dari adanya speech interference ini adalah terganggunya proses
belajar mengajar pada sekolah. Salah satu penelitan terganggunya proses belajar
mengajar akibat kebisingan berjudul tentang “Analisa performa Kebisingan
Terhadap siswa sekolah Dasar di Ruang Kelas” disebutkan bahwa kebisingan
tersebut mempengaruhi konsetrasi belajar siswa Sekolah Dasar, serta penyampaian
materi pelajaran dari guru menjadi tidak jelas akibat kebisingan yang terjadi
disekitar lingkungan sekolah.

3.) Sleep Disturbance (Gangguan Tidur)


Sleep disturbance (gangguan tidur) adalah salah satu efek dari kebisingan. Tidur
adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia, National Sleep Foundation,
lembaga nirlaba yang fokus pada kebutuhan tidur mengeluarkan daftar lama
kebutuhan tidur manusia sesuai usia. Untuk anak-anak dan orang dewasa memiliki
waktu yang berbeda . Jika waktu tidur tidak terpenuhi dimalam harinya maka akan
menganggu konsentrasi dan menurunnya energi hingga beberapa hari. Paparan
kebisingan yang dirasakan juga dapat menurunkan kualiatas tidur, suasana hati
(mood), dan kinerja seseorang. Paparan kebisingan selama terus-menerus menurut
World Health Organization (WHO) 1999, didalam ruangan tidur tidak boleh lebih
dari 30 dB untuk menghindari efek negatif dari tidur. Efek dari kurangnya tidur
dapat mengakibatkan berkurangnya fungsi kognitif dan dapat menyebabkan efek
psikologi pada seseorang.

4.) Human Activity Performance


Kebisingan dapat memepengaruhi performa aktivitas manusia secara langsung dan
tidak langsung. Dalam jurnal yang ditulis oleh Muhammad Attique dalam Peak
Journal of Physical and Environmental Science Research, disebutkan bahwa
kegiatan seseorang yang membutuhkan konsentrasi lebih seperti melakukan
analisis dan membaca, akan terganggu akibat efek kejut dari kebisingan impuls.
Sedangkan kebisingan yang terus menerus akan mengakibatkan hilangnya memori
otak. Performa aktivitas manusia dalam menyelesaikan pekerjaan akan menjadi
lebih lambat ketika terpapar kebisingan lebih lama.
B. Gangguan Fisiologi Akibat Kebisingan (Auditory Effects)
Fisiologi berhubungan dengan fisik pada makhluk hidup. Dalam hal ini gangguan
fisiologi akibat kebisingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan akibat paparan
kebisingan seperti:
1.) Pelemahan Pendengaran (Ketulian)
Pelemahan pendengaran bahkan hilangnya pendengaran (hearing loss) merupakan
salah satu gangguan fisiologi yang banyak terjadi akibat paparan kebisingan.
Pelemahan pendengaran didefinisikan sebagai meningkatnya ambang batas
pendengaran. Noise-induced hearing loss adalah salah satu kerusakan pendengaran
akibat kebisingan yang ditandai dengan adanya kerusakan pada bulu halus dari
telinga. Noise-induced hearing loss dapat terjadi pada semua usia. Menurut Kuntodi
ketulian dibagi menjadi tiga yaitu  :
 Trauma Akustik (Shocked)
Trauma akustik berhubungan dengan efek pemaparan tunggal atau
pemaparan jarang seperti ledakan alamiah. Suara tersebut dapat mencapai
bagian dalam telinga dan menyebabkan struktur pada bagian dalam telinga
melampaui batas fisiologi yang ditandai dengan rusaknya gendang telinga
dan bulu halus pada telinga
 Tuli Sementara (Temporary Treshold Sift)
Tuli sementara dapat terjadi berdasarkan tinggi rendannya frekuensi yang
dipaparkan dari kebisingan. semakin tinggi frekuensi yang dipaparkan maka
peluang untuk terkena tuli sementara akan semakin besar. Tuli sementara
dapat menyebakan tinnitus, yaitu tanda tanda kerusakan pendengaran yang
biasanya disebabkan oleh suara musik yang keras yang bisa menurunkan
sensitifitas pendengaran hingga 4.000 Hz.

 Tuli Permanen (Permanent Treshold Sift)


Tuli permanen selain disebabkan karena faktor usia, juga dapat disebabkan
karena paparan kebisingan secara terus menerus dengan intensitas yang
tinggi.
Berikut ini adalah nilai tingkatan kebisingan dan resiko terkena paparan
kebisingan bedasarkan New England Hearing Instrument.

Gambar 3 Bahaya kebisingan berdasarkan tingkatan kebisingan berdasarkan New England Hearing Instrument

2.) Resiko Kesehatan 


Hilangnya pendengaran adalah salah satu dampak akibat paparan kebisingan. selain
itu selama paparan kebisingan pesawat terbang selama 20 tahun dapat meningkatkan
resiko penyakit jantung dan stroke. Penelitian ini dilakukan pada 2401 orang
partisipan dari Swedia, UK, dan Belanda. Selain dari paparan kebisian akibat pesawat
terbang, meningkatnya resiko penyakit jantung dan stroke juga diakibatkan dari
paparan kebisingan lalu lintas . Kebisingan merupakan salah satu faktor risiko
penyakit kardiovaskular karena kebisingan dapat mengaktifkan hormon dan syaraf
tanggapan yang dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jatung .

Gambar 4 Dampak gangguan kebisingan pada tubuh

C. Gangguan Lingkungan Akibat Kebisingan


Selain berdampak pada manusia, kebisingan juga berdampak pada lingkungan sekitar,
salah satu contoh kebisingan lingkungan adalah pengeboran minyak lepas pantai
(offshore exploration). Kegiatan pengeboran minyak lepas pantai ini menghasilkan
getaran suara yang cukup besar dari alat alat berat, suara yang dihasilkan akan
merambat ke dalam air. Hal ini mempengaruhi kehidupan laut khususnya mamalia
laut (paus, lumba-lumba dan sebagian ikan lainnya) yang bergantung pada suara
untuk mencari makan, berkomunikasi dan berkembang biak. Jika efek ini terus
berlanjut maka spesies tersebut sulit menemukan makanan dan berkembang biak
dalam radius area 100.000 m2 sehingga banyak spesies akan punah karena gangguan
suara tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah ,Muhamad Rian Ardiansyah, Ja’far Salim , dan Wahyu Susihono.2013. Pengaruh Intensitas
Kebisingan Terhadap Tekanan Darah dan Tingkat Stres Kerja. Jurnal Teknik Industri.1(1): 7-12
diakses melalui https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jti/article/view/110 pada tanggal 20
Februari 2021 Pukul 10.00 WIB.

Agus dan Hudyono J.2011. Penyakit Akibat Kerja Disebabkan Faktor Fisik.J.Kedokt.Meditek.17(43): 36-41
diakses melalui http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/download/206/201
pada tanggal 20 Februari 2021 Pukul 10.15 WIB.

Rindy Astike Dewanty dan Sudarmaji.2015. Analisis Dampak Intensitas Kebisingan Terhadap Gangguan
Pendengaran Petugas Laundry. Jurnal Kesehatan Lingkungan.8(2): 229–237 diakses melalui
https://www.google.com/journal.unair.ac.id pada tanggal 20 Februari 2021 pukul 10.17 WIB.

Nisa,Harisma Khoirun Nisa.2016. Noise And Its Negative Effect For Human And Environment. Artikel.
diakses melalui https://altaintegra.com/publications/articles/noise-and-its-negative-effect-for-
human-and- environment/ pada tanggal 20 Februari 2021 pukul 10.20 WIB.

Anda mungkin juga menyukai