Anda di halaman 1dari 9

BIOAKUSTIK DALAM KEPERAWATAN

Dosen Pengampu :Mersi Ekaputri,S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Ernawati
2. Ratna Desi.
3. Ematulsakdiah.
4. Erly Efrida
5. Bahroini.
6. Gita Rina Pohan
7. Feri Trisna
8. Desi karlina
9. Susna Erita
10. Wiwik Sundari

STIKES AL-INSYIRAH PEKAN BARU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini dan alhamdulilah tepat pada waktunya yang berjudul
“BIOAKUSTIK DALAM KEPERAWATAN”

Saya menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.


Serta masih banyak kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari
teman-teman semua kearah kesempurnaan makalah ini . terimakasih kepada
semua pihak serta teman-teman yang terlibat didalam nya. Sehingga makalah
ini bisa bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun semu pihak yang
memalukan .

Pekan Baru , 27 April 2019


LATAR BELAKANG

Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada zat


gas, zat cair atau zat padat yang merambat ke depan dengan kecepatan
tertentu. Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau getaran dari molekul –
molekul zat dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut
terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energi tanpa
disertai perpindahan partikel. Gelombang bunyi dapat menjalar secara
transversal atau longitudinal.
Bunyi berhubungan dengan indra pendengaran yaitu fisiologi telinga.
Telinga berfungsi secara efisien untuk mengubah energi getaran dari
gelombang menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui syaraf. Telinga
manusia merupakan detektor bunyi yang sangat sensitif.
Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki
dan dianggap mengganggu pendengaran. Bising dapat berasal dari bunyi atau
suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain –
lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti
bunyi mesin kendaraan dan mesin – mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai
bunyi sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya musik di tempat – tempat
diskotik, bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidaklah merasa suatu
kebisingan, tetapi bagi orang – orang yang tidak pernah berkunjung di tempat
diskotik akan merasa suatu kebisingan yang mengganggu.
PEMBAHASAN

A. PROSES MENDENGAR

Bunyi dalam bentuk gelombang suara bergetar melalui telinga  daun


telinga mengarahkan bunyi masuk ke dalam lubang telinga → gendang
telinga bergetar  getaran menjalur ke tiga tulang dalam telinga  setelah
sampai ke koklea getaran di ubah menjadi sinyal  saraf otak membawa
sinyal keotak→otak menerjemahkan sehingga kita dapat mendengar bunyi.

B. INTENSITAS BUNYI YANG DIDENGAR MANUSIA


 Kepekaan telinga manusia normal terhadap intensitas bunyi
memiliki dua ambang, yaitu ambang pendengaran dan ambang
rasa sakit. Bunyi dengan intensitas di bawah ambang
pendengaran tidak dapat di dengar. Intensitas ambang
pendengaran bergantung pada frekuensi yang di pancarkan oleh
sumber bunyi.
 Frekuensi yang dapat di dengar oleh telinga manusia normal
adalah antara 20Hz sampai dengan 20KHz. Di luar batas frekuensi
tersebut, anda tidak dapat mendengarnya.
C. KEBISINGAN DAN PENGARUHNYA BAGI KEMAMPUAN MENDENGAR

 KEBISINGAN
a. Defenisi
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki, misalnya
yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang
menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup .
Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48
Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker
No.51 Tahun 1999)
jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan bunyi atau suara yang tidak
dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta
dapat menimbulkan ketulian.
b.Jenis Kebisingan
Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi
atas :
1. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini
relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0,5 berturut-
turut. Misalnya, mesin, kipas angin, dapur pijar
2. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising
ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya ia hanya mempunyai frekuensi
tertentu saja ( pada frekuensi 500, 1000, dan 4000 Hz). misalnya gergaji
serkuler, katup gas.
3. Bising terputus-putus (intermitten). Bising disini tidak terjadi secara
terus menerus, melainkan ada periode relatif tenang. misalnya suara
lalu lintas, kebisingan dilapangan kapal terbang,
4. Bising implusif, bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara
melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan
pendengarnya. Misalnya tembakan, ledakan mercon, meriam.
5. Bising implusif berulang, sama dengan bising implusif hanya saja
disini terjadi secara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa.
Berdasarkan pengaruhnya Terhadap manusia, Bising dapat dibagi
atas :
1) bising yang mengganggu (irritating nouse). intensitas tidak terlalu
keras, misalnya mendengkur.
2) bising yang menutupi (masking nouse), merupakan bunyi yang
menutupi pendengarang yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini
akan membahayakan kesehatan dan keselamatan, karena terikan atau
isyarat tanda bahay tenggelam dalam bising dari sumber lain.
3) Bising yang merusak (damaging nouse) adalah bunyi yang
intensitasnya yang melampaui NAB. bunyi jelas ini akan merusak atau
menurunkan fungsi pendengaran.

 PENGARUH BISING BAGI KEMAMPUAN MENDENGAR

Bising menyebabkan berbagai gangguan terhadap manusia, seperti


gangguan fisiologis, psikologis, komunikasi, dan ketulian atau ada yang
menggolongkan gangguannya berupa gangguan audtory, misalnya
gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non auditoryseperti
komunikasi terganggu, ancaman bahaya keselamatan, kelelahan dan stres.
Lebih rinci lagi maka dapatlah digambarkan dampak bising terhadap
manusia sebagai berikut :

1 . Gangguan fisiologis
Gangguan yang langsung terjadi pada faal manusia dapat berupa
peredaran darah terganggu, otot-otot menjadi tegang, peningkatan nadi,
dapat menyebabkan pucat dan gangguam sensoris. Pemaparan dalam
jangka waktu yang lama dapat menimbulkan penyakit psikosomatik seperti
gatritis, penyakit jantung koroner dan lain- lain.

2. Gangguan Psikologis
Gangguan secara tidak langsung dan sukar di ukur, hal ini tergantung
kepada (1) pribadi masing-masing seperti rasa tidak nyaman, jenuh, lelah,
dan marah. (2) lingkungan pribadi maupun umum. (3) sifat bising seperti
menonton tidak mengganggu, tidak bisa di ramalkan menggangu.

3. Gangguan Pendengaran
Pada gangguan Pendengaran dapat diartikan sebagai perubahan pada
tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan dalam melaksanakan
kehidupan normal , biasanya dalam hal memahami pembicaraan.

4. Gangguan pada pembicaraan (komunikasi)


Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang
menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara.
Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak.
Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada
kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau
tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung
membahayakan keselamatan seseorang.
Gangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan
mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum
berpengalaman. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung
mengakibatkan bahaya pada keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
karena tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya dan tentunya
akan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktifitas kerja.
PENUTUP

A. Kesimpulan
 kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat
merugikan kesehatan yang berdampak pada gangguan pendengaran dan
bila pemaparan dalam waktu lama akan menyebabkan ketulian.
 pada dasarnya pengendalian dapat dilakukan pada sumbernya,
perjalanan dan penerimanya
B. Saran
Gunakan alat pelindung diri jika terpapar langsung dengan kebisingan,
sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan, serta hindari
pemakaian Ipod atau headset terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA

Ikron, I Made Djaja, Ririn Arminsih Wulandari. 2005. Pengaruh Kebisingan


Lalu lintas Terhadap Psikologi Anak Di Sekolah Dasar Cipinang
Muarakabupaten Jatinegara, Jakarta Timur, Provinsi Jakarta. Departemen
Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, Indonesia.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:Kep-48/MENLH/ 11/


1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan Tanggal 25 Nopember 1996

Dwi P. Sasongko. 2000. Kebisingan Lingkungan. Semarang: Universitas


Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai