Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR

ANALISA SINTESA TINDAKAN PERAWATAN TELINGA

NAMA : WIDI ANTORO


NIM : C2018168

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
LATAR BELAKANG

Telinga adaalah organ pengindraan dengan fungsi ganda dan kompleks yaitu fungsi
pendengaran dan fungsi keseimbangan (Hermanto, 2010). Rentang frekuensi yang paling penting
untuk memahami suatu percakapan adalah sekitar 250 hingga 3000 Hz dengan SPL sebesar 40
dB (cameron, 2006). Gangguan pendengaran (tuli) dimiliki kemungkinan terjadi pada tiap orang.
Tuli adalah gejala dari penyakit telinga yang sangat merisaukan karena fungsi pendengaran
sangat penting untuk perkembangan peguasaan bahasa verbal dan linguistik. Bahasa verbal dan
linguistik sangat penting dalam sistm komunikasi karena sangat berhubungan erat dengan
kehidupan sosial, perkembangan mental, maupun karir. Tuli dapat terjadi waktu di dalam
kandungan (prenatal), waktu dilahirkan (prenatal) dan seudah lahir (postnatal). Tuli sesudah lahir
dapat terjadi tepat setelah lahir atau di dalam perjalanan hidupnya, bahkan boleh dikatakan setiap
orang akan mengalami ketulian tau kekurangan pendengaran setelah menjadi tua.

Terdapat dua penyebab umum penururnan pendengaran yakni penurunan pendengaran


hantaran (tuli konduksi) dimana getaran suara tidak mencapai telinga dalam dan penurunan
pendengaran syaraf (tuli sensoriuneural) dimana suara mencapai telinga dalam namun tidak ada
sinyal listik yang di kirm ke otak. Penurunan pendengaranakibat gangguan hantaran mungkin
bersifat temporer akibat tersumbatnya gendang telinga oleh serumen atau akibat cairan di telinga
tengah.

Tingkat penurunan kemampuan pendengaran pada individu dapat diketahui dengan


berbagai jenis tes pendengaran diantaranya tes bisik, tes garputala, tes audiometri. Hingga saat
ini berkembang audiometer dengan berbagai jenis, di antaranya adalah audiometer nada murni
dan audiometer tutur. Untuk telinga sendiri harus selalu dijaga kebersihannya agar tidak terjadi
gangguan pendengaran pada telinga. Biasanya telinga yang kotor akan terasa gatal dan akan
menggangu rasa nyaman, karena serumen yang menumpuk di telinga.
TUJUAN

1. Agar pasien merasa nyaman.


2. Mengeluarkan atau membersihkan serumen yang menumpuk di telinga.
3. Supaya pendengaran tidak terganggu.
4. Supaya telinga tidak berbau.

MANFAAT

1. Telinga menjadi bersih.


2. Merasa lebih nyaman.
3. Telinga menjadi tidak bau.
4. Pendengaran lancar dan tidak seperti tertutup sesuatu.
5. Terhindar dari penyakit yang dapat terjadi akibat telinga yang kotor.

ANATOMI TELINGA

Masing - masing telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam. Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke
telinga dalam yang berisi cairan, dimana energi suara mengalami penguatan dalam proses ini.
Telinga dalam berisi dua sistem sensorik berbeda :koklea, yang mengandung reseptor untuk
mengubah gelombang suara menjadi impuls saraf sehingga kita dapat mendengar, dan apparatus
vestibularis, yang penting bagi sensasi keseimbangan.

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam
bentuk gelombang yang dihantarkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut
menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan memperkuat getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membran timpani dan foramen ovale. Energi getar yang telah
diperkuat ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan foramen ovale sehingga cairan
perilimfe pada skala vestibule bergerak.

Getaran akibat getaran perilimfe diteruskan melalui membran Reissner yang akan
mendorong endolimfe, sehingga akan terjadi gerak relatif antara membran basilaris dan membran
tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi
stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan
listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga
melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf
auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di
lobus temporalis.
MEKANISME PENDENGARAN

Gelombang bunyi merupakan suatu gelombang getaran udara yang timbul akibat getaran
suatu obyek.Bunyi yang didengar oleh setiap orang muda antara 20 dan 20.000 siklus per
detik.Akan tetapi, batasan bunyi sangat tergantung pada intensitas. Bila intensitas kekerasan 60
dB di bawah 1 dyne/cm2 tingkat tekanan bunyi, rentang bunyi menjadi 500 sampai 5000 siklus
per detik. Pada orang yang lebih tua rentang frekuensi yang bisa didengar akan menurun dari
pada saat seseorang berusia muda, frekuensi pada orang yang lebih tua menjadi 50 sampai 8000
siklus per detik atau kurang.

Kekerasan bunyi ditentukan oleh sistem pendengaran yang melalui tiga cara. Cara yang
pertama di mana ketika bunyi menjadi keras, amplitudo getaran membran basilaris dan sel-sel
rambut menjadi meningkat sehingga akan mengeksitasi ujung saraf dengan lebih cepat. Kedua,
ketika amplitudo getaran meningkat akan menyebabkan sel-sel rambut yang terletak di pinggir
bagian membran basilar yang beresonansi menjadi terangsang sehingga menyebabkan
penjumlahan spasial impuls menjadi transimisi yang melalui banyak serabut saraf. Ketiga, sel-sel
rambut luar tidak akan terangsang secara bermakna sampai dengan getaran membrane basiler
mencapai intensitas yang tinggi dan perangsangan sel-sel ini tampaknya yang menggambarkan
pada sistem saraf bahwa hal tersebut sangat keras.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDENGARAN


1. Usia
Pada usia lanjut akan terjadi penurunan fungsi pendengaran, terutama untuk
geombang bunyi dengan frekuensi tinggi atau sering disebut sebagai prebikusis. Proses
ini dimulai pada awal masa dewasa, namun tidak menganggu fungsi pemahaman pada
saat melakukan percakapan hingga usia yang menua dengan kisaran usia 65 tahun ke
atas.

2. Jenis kelamin
Gangguan pendengaran yang terjadi pada laki-laki ambangnya lebih tinggi
dibanding pada perempuan.Kejadian gangguan pendengaran pun presentasenya lebih
tinggi pada laki-laki dibanding perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya
perbedaan hormonal.

3. Faktor genetik
Gangguan pendengaran dapat diturunkan, sekitar 75-80% dari semua kasus
diturunkan secara resesif dan sekita 20-25% diturunkan secara autosom dominan, 1-2%
secara xlinked, dan kurang dari 1% diturunkan melalui mitokondria.

4. Kebersihan telinga
Kebersihan telinga juga dapat mempengaruhi pendengaran seseorang. Dikatakan
dapat mempengaruhi karena serumen yang menutupi lubang telinga sudah pasti akan
mengganggu pendengaran seseorang.

DO & DS

DS :
1. Pasien mengatakan sudah 2 minggu sakit telinga.
2. Pasien mengatakan sering mengeluh gatar pada telinga kirinya.
3. Pasien mengatakan dari telinganya keluar cairan.
4. Pasien mengatakan telinga berbau
DO :

1. Pasien terlihat menahan rasa sakit di telinga kirinya.


2. Terlihat telinga pasien mengeluarkan sedikit cairan.
3. Telinga pasien berbau busuk.

DIAGNOSA
1. Resiko gangguan pendengaran b.d ketidak mampuan perawatan diri.

EVALUASI

Tindakan personal hygiene : telinga mampu dilakukan sesuai dengan SOP dan dengan
keterbatasan peralatan kesehatan.

KESIMPULAN & SARAN

Dengan tidak merawat anggota tubuh pada bagian telinga semakin memperburuk kondisi
tubuh kita, karena kita tidak menyadari betapa pentingnya telinga khususnya untuk kebutuhan
dan di kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi dan menjaga keseimbangan tubuh kita.

Menurut saya dengan adanya kesadaran diri akan pentingnya menjaga kebersihan
khususnya telinga dan selalu kontrol ke dinas kesehatan terdekat jika ada masalah telinga yang
muncul maka kita akan terbebas dari penyakit pada telinga.

Anda mungkin juga menyukai