Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN MEMENUHI KEBUTUHAN

RASA NYAMAN/NYERI

Dosen Pembimbing : Rizki Agustin Purwaningtyas,S.Kep.,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH:

WIDI ANTORO C2018168

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2020


A. LATAR BELAKANG

 Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan perawatan
kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan diagnostik dan proses
pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang. Perawat tidak bisa
melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien, karena nyeri bersifat subyektif (antara
satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri). Perawat memberi
asuhan keperawatan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan, yang memberikan
intervensi untuk meningkatkan kenyamanan. Menurut beberapa teori keperawatan,
kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan
keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh kolcaba yang mengatakan bahwa
kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.

B. TUJUAN

Untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada pasien

C. MANFAAT

Dapat membantu pasien untuk menyembuhkan penyakit nyeri yang dialaminya.

D. TINJAUAN TEORI

1. DEFINISI
a. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006).
b. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).

c. Nyeri adalah sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya
kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang
dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional)

2. KARAKTERISTIK
Karakteristik nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yaitu nyeri akut dan kronis. Nyeri
akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak
melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot.
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung
cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.

Berdasarkan tempat, nyeri dibagi menjadi 5 yaitu:

a) Periferal pain yang terdiri dari nyeri pada bagian permukaan, dalam dan alihan
(bukan pada sumber nyerinya).

b) Central pain : nyeri yang terjadi akibat perangsangan sistem saraf pusat dan

batang otak

c) Phsycogenic pain: nyeri yang terjadi akibat faktor psikologis

d) Radiating pain : nyeri yang terjadi dan meluas ke jaringan sekitar.

e) Panthom pain: nyeri pada bagian tubuh yang sudah tidak ada lagi, seperti

akibat amputasi.

Berdasarkan sifatnya, nyeri dibagi menjadi 4 yaitu:


a) Insidentil : nyeri yang terjadi dan menghilang secara tiba-tiba.

b) Steady : nyeri yang menentap dan terjadi dalam kurun waktu yang relatif
lama.

c) Paroxysmal : nyeri dengan intensitas tingi dan rasa sakit yang kuat dan
menyiksa.

d) Intractable pain : nyeri yang resisten dengan obat.

Berdasarkan berat ringannya, nyeri dibagi menjadi 3 yaitu:

a) Nyeri ringan : nyeri dengan taraf dan intensitas ringan

b) Nyeri sedang : yakni nyeri dengan taraf dan intensitas sedang

c) Nyeri berat : yakni nyeri dengan taraf dan intensitas berat.

(Corwin, 2009)

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI


Beberapa faktor yang mempengruhi nyeri antara lain:

1. Arti Nyeri
Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri
merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan
ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman.
2. Persepsi Nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif tempatnya pada korteks
(pada fungsi evaluasi kognitif). Persepsi ini di pengaruhi oleh faktor yang dapat
memicu stimulasi nosiseptor.
3. Toleransi Nyeri
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan
toleransi  nyeri  antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gerakan, pengalihan
perhatian, kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang
menurunkan toleransi antara lain kelelahan,rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang
kunjung tidak hilang, sakit, dan lain-lain.
4. Reaksi terhadap Nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti
ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk
respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor,seperi arti nyeri, tingkat
perspepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya,harapan sosial, kesehatan fisik
dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain.
4. TAHAPAN-TAHAPAN NYERI
Proses terjdinya nyeri terdiri dari 4 fase:
1. Transduksi
Merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri (noxious stimuli) dirubah menjadi suatu
aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stimuli ini dapat berupa stimuli
fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansi nyeri).

2. Transmisi
Merupakan proses penyampaian impuls nyeri dari nosiseptor saraf perifer melewati
kornu dorsalis, dari spinalis menuju korteks serebri. Transmisi sepanjang akson
berlangsung karena proses polarisasi, sedangkan dari neuron presinaps ke pasca
sinaps melewati neurotransmitter.

3. Modulas
Adalah proses pengendalian internal oleh sistem saraf, dapat meningkatkan atau
mengurangi penerusan impuls nyeri.Hambatan terjadi melalui sistem analgesia
endogen yang melibatkan bermacam-macam neurotansmiter antara lain endorphin
yang dikeluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis. Impuls ini bermula dari area
periaquaductuagrey (PAG) dan menghambat transmisi impuls pre maupun pasca
sinaps di tingkat spinalis. Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer medula
spinalis atau supraspinalis.
4. Persepsi
Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang impuls nyeri yang
diterima. Rekonstruksi merupakan hasil interaksi sistem saraf sensoris, informasi
kognitif (korteks serebri) dan pengalaman emosional (hipokampus dan amigdala).
Persepsi menentukan berat ringannya nyeri yang dirasakan. (Mubarok, 2008)

Skala nyeri menurut Hayward

0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-9 : Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktifitas yang biasa

dilakukan
10 : Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol

5. MASALAH/GANGGUAN YANG TIMBUL


1. Nyeri dada: rasa nyeri/sakit pada bagian dada
2. Nyeri abdomen: rasa nyeri pada bagian abdomen
3. Nyeri sendi: rasa nyeri pada bagian tubuh yang menghubungkan tulang dengan
tulang
4. Terjadi peradangan di daerah nyeri
5. Insomnia (susah tidur)
6. Pikiran tidak terarah
7. Gelisah, imobilisasi, ketegangan otot. (Hidayat Aziz, 2008)
Etiologi:
Agen cedera
Biologis : Penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ/jaringan tubuh
Fisik : Penyebab nyeri karena trauma fisik
Zat kimia : Penyebab nyeri karena bahan/zat kimia
Psikologis : Penyebab nyeri yang bersifat psikogenik seperti traumatik
6. PENGKAJIAN PADA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya pelaksanaan nyeri yang efektif.
Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada
masing-masing individu, Pengkajian nyeri terdiri atas dua kompenen utama yaitu :

1. Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien.


2. Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien.

Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan cara Mnemonic:

P Provoking atau pemicu yaitu faktor pemicu timbulnya nyeri


Q Quality atau kualitas nyeri, yaitu seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)
R Region atau daerah perjalanan nyeri
S Severity atau keparahan, yaitu intensitas nyeri
T Time atau waktu, yaitulama/waktu serangan/ frekuensi nyeri.

Riwayat nyeri secara umum, pengkajiannya meliputi:

1. Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik minta klien untuk menunjukkan area
nyerinya, bisa dengan bantuan gambar tubuh. Klien bisa menandai bagian tubuh yang
mengalami nyeri.
2. Intensitas nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya untuk
menetukan intensitas nyeri pasien.

3. Kualitas nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk.

4. Pola
Pola nyeri meliputi waktu mulai nyeri, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri
(apakah nyeri berulang, dan kapan nyeri terakhir muncul).

5. Faktor presipitasi
Faktor pemicu munculnya nyeri, contoh: aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan
nyeri dada. Selain itu, faktor lingkungan (lingkungan yang sangat dingin atau sangat
panas), stressor fisik dan emosionaljuga dapat memicu munculnya nyeri.

7. DIAGNOSA
Menurut Nanda 2015, diagnose keperawatan untuk klien dengan nyeri yaitu:
1. Nyeri Akut
Batasan Karakteristik
1. Perubahan selera makan
2. Perubahan tekanan darah
3. Perubahan frekuensi jantung
4. Perubahan frekuensi pernapasan
5. Laporan isyarat
6. Perilaku distraksi
7. Mengekspresikan perilaku (misal: gelisah, merengek, menangis)
8. Sikap melindungi rasa nyeri
9. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
Faktor yang Berhubungan

Agen cedera (misal: biologis, fisik, psikologis, zat kimia)


Tujuan dan Kriteria Hasil

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri akut
berkurang.

Kriteria Hasil

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik


non farmakologi untuk mengurangi nyeri mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dalam menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengendlikan nyeri
4. Menyatakan rasa nyamn, setelah berkurang

Intervensi Keperawatan
1. Lakukan pengkajian nyeri secara kooperatif termasuk lokasi, karakteristik, luas
frekuensi, kualitas
2. Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
6. Pantau pasien dan keluarga untuk melanjutkan dukungan
7. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
8. Ajarkan teknik farmakologi

2. Nyeri Kronis
Batasan Karakteristik
1. Anoreksia
2. Perubahan kemampuan untuk menurunkan aktivitas sebelumnya
3. Atrofi kelompok otot yang terlibat
4. Perubahan pola tidur
5. Perilaku melindungi
6. Intabilitas
7. Perilaku protektif
8. Gelisah
9. Perilaku interaksi dengan orang lain
10. Berfokus pada diri sendiri
11. Perubahan berat badan

Faktor yang Berhubungan

1. Ketunadayaan fisik kronis


2. Ketunadayaan psikososial kronis

Tujuan dan Kriteria Hasil

1. Tidak ada gangguan tidur


2. Tidak ada gangguan konsentrasi
3. Tidak ada gangguan interpersonal
4. Tidak ada hubungan ekspresi menahan nyeri dan ungkapan secara verbal

Intervensi Keperawatan

1. Monitor kepuasan klien terhadap manajemen nyeri


2. Tingkatkan istirahat dan tidur klien
3. Jelaskan pada klien penyebab nyeri
4. Lakukan teknik non farmakologis

8. DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2009. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.

Herlman, T. Heather.2012.  NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Herlman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi


dan  Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Aziz. 2009. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An Affiliate OfElsefer.

Wartonah. 2009.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:

           Salemba Medika.

Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2009.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :

EGC

E. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien
1) Nama : Tn. A
2) Usia : 56 th
3) Status Perkawinan : Menikah
4) Pekerjaan : Petani
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMP
7) Suku : Jawa
8) Bahasa yang digunakan : Indonesia/ Jawa
9) Alamat Rumah :norowangsan,laweyan,surakarta
10) Tanggal Masuk RS : 14 desember 2020
11) Diagnosa Medis : Vertigo
12) Tanggal Pengkajian : 14 desember 2020
2. Identitas Penanggung Jawab
1) Nama : Tn.S
2) Umur : 25 th
3) Hubungan dengan Klien: Anak
4) Pekerjaan : Mahasiswa
5) Alamat : norowangsan,laweyan,surakarta
3. Keluhan Utama
Pasien mengatakan setelah jatuh dari dipan sehari yang lalu saat BAK menjadi
sedikit-sedikit / tidak tuntas. Dan sekarang pasien merasa nyeri hebat pada
daerah pinggang bawah
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan sehari yang lalu jatuh dari dipan. Kemudia keluarga
mengatakan setelah jatuh pasien tidak bisa berjalan maupun berdiri
kemudian ditemukan dalam keadaan sudah mengompol ditempat tidur.
Lalu dibawa ke Puskesmas dan sudah periksa. Klien mengeluh BAK
menjadi sedikit-sedikit. Dan nyeri pada bagian pinggang bawah seperti
ditusuk tusuk dengan skala 7. Nyeri dirasakan ketika pasien berusaha
duduk atau bergerak dan berkurang saat pasien berbaring.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sudah lama menderita hipertensi. Dan sering
mengalami pusing kepala sebelah. Kurang lebih sudah 4 tahun ini. Dan
sudah rutin mengonsumsi obat penurun tekanan darah.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang
sama.
5. Pola Kebiasaan Sehari- Hari
a. Pola Persepsi Kesehatan Dan Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan kalau sakit harus minum obat, kalau bisa disuntik biar
cepat sembuh.
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan makan 2x sehari dengan sayur dan lauk. Dengan porsi
sedikit
Minum 5-6 gelas per hari. Lebih sering minum teh dibandingkan air putih
Saat sakit :
Makan 3x sehari sedikit tapi sering, perbanyak air putih. Minum 6-7 gelas
per hari
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
BAB sekali sehari, teksture padat, waktu pagi hari, warna kuning, bau
khas feses
BAK 3-4x sehari, warna kuning jernih, volume ±200 ml, bau khas urine
Saat sakit :
BAB sekali sehari, teksture padat, waktu pagi hari, warna kuning, bau
khas feses
BAK 5-6x sehari, warna kuning kemerahan, volume ±250 ml, bau khas
urine

d. Pola Istirahat Tidur


Sebelum sakit :
Lama tidur 7-8 jam, mulai tidur jam 20.0-04.00,
Saat sakit :
Lama tidur 6-7 jam, mulai tidur jam 20.00, kadang terbangun saat malam
untuk ke kamar mandi. Pasien mengatakan jika nyeri muncul tidak bisa
tidur nyenyak.
e. Pola Aktifitas Dan Latihan
Sebelum sakit :
Klien mengatakan kegiatannya masih bisa dilakukan secara mandiri
Saat sakit :
Klien hanya bisa berbaring dan bangun saat ingin BAB/BAK saja itupun
dibantu dengan keluarga
f. Pola Kognitif
Sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelumnya klien tidak tau pantangan makanan untuk
penyakitnya
Saat sakit :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien mengetahui tentang
penyakitnya
g. Pola Hubungan Pasien
Hubungan dengan keluarga lain baik
h. Pola Seksual Dan Reproduksi
Tidak dikaji, klien sudah memiliki suami tetapi sudah meninggal dan
sudah lansia
i. Pola Konsep Diri
Tidak dikaji
j. Pola Koping Dan Toleransi Stress
Klien mengatakan nyeri pinggang saat berdiri sembari memegangi
pinggangnya
k. Pola Nilai Dan Kepercayaan
Tidak dikaji

6. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum dan Kesadaran : kesadaran composmentis atau sadar
penuh
b. TTV :
TD = 130/90 mmHg
Suhu = 36,5℃
RR = 20x/menit
Nadi = 80x/menit
c. Bb /Tb = 40 Kg/ 150 cm
7. Pemeriksaan Sistematik: Head To Toe
a. Kepala
Keadaan rambut : Bersih
Warna : keseluruhan rambut sudah beruban
Kebersihan : Terdapat kotoran didekat mata
Kesimetrisan Wajah : Simetris, Terdapat Keriput Dibagian Pipi, Dahi
Dan Mata
Kelainan : Tidak Ada
b. Mata
Posisi Mata : Simetris
Kelopak Mata : Simetris
Pergerakan Bola Mata : Pergerakan Mata Terkoordinasi
Konjungtiva : Tidak Anemis
Sklera : Tidak Ikterik
Pupil : Isokor
Lapang Pandang : sudah sedikit rabun
Ketajaman Penglihatan : Cukup
Pemakaian Alat Bantu : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
c. Hidung
Bentuk Utuh : Ya
Membedakan Bau : Dapat
Sekresi : Tidak ada
Mukosa : Lembab
Pembengkakan : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
d. Telinga
Posisi : Simetris
Pendengaran : Baik
Nyeri : Tidak Ada
Serumen : Tidak Ada
Pinna, Tulang Rawan Elatis : Elastis
Tanda Radang : Tidak Ada
Pemakaian Alat Bantu : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
e. Mulut
Bibir : Warna Merah Kehitaman, Simetris
Kelembaban : Lembab
Gigi : Ada Caries, ada gigi hitam dan beberapa sudah tanggal
Lidah : Lidah Bersih
Reflek Menelan : Dapat Menelan
Reflek Mengunyah : Dapat Mengunyah
Pembesaran Tonsil : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
Bau Mulut : Tidak Ada
Sekret : Tidak Ada
f. Leher
Bentuk : Simetris
Kelenjar Getah Bening: Normal Tidak Ada Pembengkakan
Kelenjar Tyroid : Normal Tidak Ada Pembengkakan
Nyeri Menelan : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
g. Thorax
Jenis Nafas : Normal
Keluhan : Tidak Ada
Frekuens i : 20x/Mnt
Irama : Teratur
Kedalaman : Normal
Suara Nafas : Vesikuler
Batuk : Tidak Ada
Penggunaan Otot Bantu Nafas : Tidak Ada
Penggunaan Alat Bantu Nafas : Tidak Ada
h. Sirkulasi Jantung
Irama : Teratur
Bentuk Simetris : Simetris
Bercak-Bercak Merah : Tidak Ada
Mamae Simetris : Ya
Puting Susu : Masuk
Ekskresi Mamae : Tidak Ada
Benjolan : Tidak Ada
Lesi : Tidak Ada
Bunyi Jantung Normal : Reguler
Kelainan Bunyi Jantung : Tidak Ada
Keluhan : Tidak Ada
Nyeri Dada : Tidak Ada
Kardiomegali : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
i. Abdomen
Bentuk : Datar
Kulit : Warna putih
Benjolan : Tidak Ada
Nyeri Tekan : Ada bagian perut bawah
Bising Usus : 16x/Mnt
Kelainan : Tidak Ada
Kandung Kemih : Terdapat distensi abdomen
Palpasi : Normal
Perkusi : Normal
j. Kulit Dan Kuku
1) Kulit
Warna : Sawo Matang
Turgor : Lembab
Pucat : Tidak
Edema : Tidak Ada
Tekstur : Kasar
Kelainan : Tidak Ada
Kebersihan : Nampak kotor, dan berbau pesing
2) Kuku
Bentuk : Normal Tidak Terdapat Clubbing Finger
Warna : Merah Muda
CRT : <2 Detik
Kebersihan : Kotor Dan Panjang - Panjang
k. Ekstremitas Atas Dan Bawah
1) Ekstremitas Atas
Bentuk Simetris : Simetris
Sensasi Halus : Ada
Sensasi Tajam : Ada
Sensasi Panas : Ada
Sensasi Dingin : Ada
Gerakan Rom : Dapat
Refleks Bisep : Ada
Refleks Trisep : Ada
Pembengkakan : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
2) Ekstremitas Bawah
Bentuk Simetris : Ya
Sensasi Halus : Ada
Sensasi Tajam : Ada
Sensasi Panas : Ada
Sensasi Dingin : Ada
Gerakan Rom : Dapat
Refleks Patella : Ada
Pembengkakan Lipat Paha : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Kelembaban : Lembab
Temperatur : Dingin
Kelainan : Tidak Ada
l. Genitalia
Bentuk Utuh : Ya
Pembengkakan : Tidak Ada
Rektum : Tidak Terdapat Benjolan Dan Lesi

Kelainan : Tidak Ada


8. Pemeriksaan Penunjang
a) Biopsi
Biopsi digunakan untuk mengidentifikasi sel-sel abnormal dan untuk
membantu mendiagnosa berbagai kondisi kesehatan yang berbeda atau
untuk mengetahui jenis penyakit tertentu atau penyebab penyakit.
Dalam kasus di mana suatu kondisi yang telah didiagnosis, biopsi dapat
digunakan untuk mengukur seberapa parah kondisi itu atau apa tahap
kondisi itu.
b) Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
terjadinya gangguan atau kelainan pada usus besar (kolon) dan rektum
yang sering menimbulkan gejala berupa sakit perut, darah pada tinja,
diare kronis, gangguan buang air besar atau gambaran abnormal di usus
pada pemeriksaan foto Rontgen dan CT scan.
c) Rontgen dengan kontra
Foto Rontgen adalah prosedur pemeriksaan dengan menggunakan radiasi
gelombang elektromagnetik guna menampilkan gambaran bagian dalam
tubuh. Gambaran dari benda padat seperti tulang atau besi ditampilkan
sebagai area berwarna putih, sedangkan udara yang terdapat pada paru-
paru akan tampak berwarna hitam, dan gambaran dari lemak atau otot
ditampilkan dengan warna abu-abu. Dalam beberapa jenis foto Rontgen,
digunakan tambahan zat pewarna (kontras) yang diminum atau
disuntikkan, misalnya iodine atau barium,untuk menghasilkan
gambaranyang lebih detail.

9. Analisa Data

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

1 DS: Agen cidera fisik Nyeri akut


Klien mengatakan sehari yang lalu
jatuh dari dipan

P: Jatuh dari dipan


Q: pasien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: Pasien mengatakan nyeri pada
pinggang bawah
S: Skala nyeri 7
T: Nyeri dirasakan ketika pasien
berusaha duduk atau bergerak dan
berkurang saat pasien berbaring

DO:
Pasien nampak meringis dan
menahan nyeri

10. Diagnosa Keperawatan Dan Prioritas Diagnosa


1. Nyeri akut b.d agen cidera fisiik

F. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

No Tgl/ Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Ttd /


jam kriteria hasil nama
Nyeri Setelah 1. Kaji tingkat 1. Untuk
1 14 nyeri secara mengetahui Widi
akut b.d dilakukan
Desem komprehens keadaan umum
agen tindakan
ber if pasien,
cidera 2x24 jam
2020 mengetahui
fisik masalah
2. Latih untuk daerah nyeri,
08.00 nyeri mengurangi kualitas, kapan
teratasi nyeri nyeri
dengan KH : dengan dirasakan,
Tingkat teknik faktor pencetus
nyeri nonfarmako ,berat
Nyeri yang logis : ringannya
kompres nyeri yang
dilaporkan
hangat dirasakan
skala 1 ke 3
Tidak dapat 3. Dukung
2. Untuk
beristirahat
pola mengetahui
skala 1 ke 4
istirahat/tid tingkat nyeri
Ketegangan
ur yang pasien
otot skala 1
adekuat
ke 4 3. Untuk
4. Kolaborasi mengurangi
pemberian rasa nyeri
obat secara adekuat
analgesik
dengan 4. Untuk

pemantauan mengurangi

ketat rasa nyeri


G. PELAKSANA TINDAKAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI

No Diagnosa Hari/ Implementasi Respon Paraf


tanggal

1. I Kamis, Widi
14-12-
2020
08.00 Mengkaji tingkat nyeri
DS:
pasien
Klien mengatakan
sehari yang lalu jatuh
dari dipan
P: Jatuh dari dipan
Q: pasien mengatakan
nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R: Pasien mengatakan
nyeri pada pinggang
bawah
S: Skala nyeri 7
T: Nyeri dirasakan
ketika pasien berusaha
duduk atau bergerak
dan berkurang saat
pasien berbaring
DO:
Pasien nampak
meringis dan menahan
nyeri
12.00 Melakukan kompres DS:
hangat pada daerah nyeri
P: Jatuh dari dipan
Q: pasien mengatakan
nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R: Pasien mengatakan
nyeri pada pinggang
bawah
S: Skala nyeri 7
T: Nyeri dirasakan
ketika pasien berusaha
duduk atau bergerak
dan berkurang saat
pasien berbaring
DO:
Pasien nampak masih
kesakitan
I 13.00 Memberikan obat DS : Widi
analgetik pada pasien Klien mengatakan
nyeri terasa mereda
setelah diberikan obat
DO :
Klien kooperatif
minum obat
17.00 Melakukan kompres DS:
hangat pada pasien
P: Jatuh dari dipan
Q: pasien mengatakan
nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R: Pasien mengatakan
nyeri pada pinggang
bawah
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri dirasakan
ketika pasien berusaha
duduk atau bergerak
dan berkurang saat
pasien berbaring
DO:
Pasien nampak sedikit
lega dan tidak
kesakitan
I 18.00 Memberikan obat DS : Widi
analgetik kepada pasien Klien mengatakan
nyeri terasa mereda
setelah diberikan obat
DO :
Klien kooperatif
minum obat
22.00 Memberikan obat DS :
analgetik kepada pasien Klien mengatakan
nyeri terasa mereda
setelah diberikan obat
DO :
Klien kooperatif
minum obat

2 I Jumat, Widi
15-12-
2020
08.00 Mengkaji tingkat nyeri
DS:
pasien
Klien mengatakan
sehari yang lalu jatuh
dari dipan
P: Jatuh dari dipan
Q: pasien mengatakan
nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R: Pasien mengatakan
nyeri pada pinggang
bawah
12.00 Memberika obat DS: klien mengatakan
analgetik pada klien nyeri berkurang ketika
sudah minum obat
DO:
Klien kooperatif
minum obat
I 13.00 Melakukan kompres DS : Widi
hangat pada daerah nyeri Klien mengatakan
nyeri semakin
berkurang ketika
dilakukan kompres
hangat

P: Jatuh dari dipan


Q: pasien mengatakan
nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R: Pasien mengatakan
nyeri pada pinggang
bawah
S: Skala nyeri 4
T: Nyeri dirasakan
ketika pasien berusaha
duduk atau bergerak
dan berkurang saat
pasien berbaring
DO:
Pasien nampak sedikit
lega dan lebih tenang
17.00 Mendukung klien untuk
istirahat yang cukup DS:
Klien mengatakan bisa
tidur dengan nyenyak
jika nyeri berkurang
DO: klien nampak
lebih segar dari hari
sebelumnya
I 18.00 Memberikan obat DS : Widi
analgetik pada pasien Klien mengatakan
keadaannya berangsur
membaik
DO:
Klien nampak merasa
lebih nyaman

H. Evaluasi

Formatif

No Tgl / jam Diagnosa Evaluasi Ttd / nama

Nyeri akut b.d S:


1 14 agen cidera fisik Widi
Desember P: Jatuh dari dipan
2020 Q: pasien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
08.00
R: Pasien mengatakan nyeri pada
pinggang bawah
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri dirasakan ketika pasien
berusaha duduk atau bergerak dan
berkurang saat pasien berbaring

O : Pasien nampak sedikit lega dan tidak


kesakitan

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

S:Klien mengatakan nyeri semakin Widi


2 15 Nyeri akut b.d berkurang ketika dilakukan kompres
Desember agen cidera fisik hangat dan setelah meminum obat
2020
P: Jatuh dari dipan
13.00
Q: pasien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: Pasien mengatakan nyeri pada
pinggang bawah
S: Skala nyeri 4
T: Nyeri dirasakan ketika pasien
berusaha duduk atau bergerak dan
berkurang saat pasien berbaring

O: Pasien nampak sedikit lega dan lebih


tenang

A: Masalah teratasi

P: Hentikan intervensi 1,2,3,4


Sumatif

No Tgl / jam Diagnosa Evaluasi Ttd /


nama
S:Klien mengatakan nyeri semakin berkurang Widi
1 15 Nyeri akut ketika dilakukan kompres hangat dan setelah
Desember b.d agen meminum obat
2020 cidera fisik
P: Jatuh dari dipan
13.00
Q: pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R: Pasien mengatakan nyeri pada pinggang
bawah
S: Skala nyeri 4
T: Nyeri dirasakan ketika pasien berusaha
duduk atau bergerak dan berkurang saat
pasien berbaring

O: Pasien nampak sedikit lega dan lebih tenang

A: Masalah teratasi

P: Hentikan intervensi 1,2,3,4


I. DOKUMENTASI

Mahasiswa : WIDI ANTORO

KEGIATAN DOKUMENTASI MAHASISWA

Memberikan Widi
kompres
hangat
Memberikan Widi
obat

J. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian tentang Asuhan Keperawatan Gangguan Mobilitas Pada
Pasien Tn.S dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan asuhan keperawatan Tn. S
mengalami perkembangan. Pengkajian yang diperoleh yaitu subjek mengalami jatuh dari
dipan dan pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk dibagian bawah pinggang. Dan
pasien mengatakan nyeri terasa saat berusaha duduk atau bergerak dan berkurang saat pasien
berbaring. Dari pengkajian tersebut dapat ditegakkan diagnose yaitu nyeri akut b.d agen
cedera fisik.

SARAN

Keluarga dan klien dapat lebih meningkatkan kerjasama dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan agar asuhan keperawatan yang diberikan lebih maksimal. Klien mampu
melakukan akitivitas minimal selama masa penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai