Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF

MANAJEMEN NYERI

DISUSUN OLEH KELOMPOK VII:

Novita Maruli Sari


Novan Juwedi Saputra

PRODI ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN PADA JURUSAN KEPERAWATAN


STIKES MATARAM
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan kasih sayang- Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Makalah dengan judul “Manajemen Nyeri” dibuat dalam rangka memenuhi
tugas Mata Kuliah Keperawatan Paliatif di semester genap (II).
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
membantu proses pembuatan makalah ini baik secara moril maupun
materil.
Besar harapan kami makalah ini dapat memberi kontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dalam keperawatan yang bisa
bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat luas nantinya.
Sebagai penyusun, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan. Terima kasih

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penyusun
Kelompok VII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik
ringan maupun berat. Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang
tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun
potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan
tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari
perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang
paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu
yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa
menderita dan mencari upaya untuk menghilangkannya.
Perawat meggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan
nyeri (manajemen nyeri) tersebut dan mengembalikan kenyamanan klien.
Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh
klien karena nyeri bersifat subjektif. Nyeri dapat diekspresikan
melalui menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku. Nyeri yang
bersifat subjektif membuat perawat harus mampu dalam memberikan
asuhan keperawatan secara holistic dan menanganinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nyeri ?
2. Apa saja klasifikasi nyeri ?
3. Apa etiologi nyeri ?
4. Bagaimana patofisiologi nyeri ?
5. Bagaimana penanganan nyeri (pain management) ?
6. Apa tujuan penanganan nyeri (pain management) ?
7. Apa faktor yang mempengaruhi respon nyeri ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian nyeri.
2. Mengetahui apa saja klasifikasi nyeri.
3. Mengetahui apa etiologi nyeri.
4. Mengidentifikasi bagaimana patofisiologi nyeri.
5. Mengidentifikasi bagaimana penanganan nyeri (pain management).
6. Mengetahui apa tujuan penanganan nyeri (pain management).
7. Mengetahui apa faktor yang mempengaruhi respon nyeri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
The International Association for the Study of Pain (IASP)
mendefinisikan nyeri sebagai “an unpleasant sensory and emotional
experience which we primarily associate with tissue damage or
describe in terms of such damage, or both”. Definisi ini menyatakan
bahwa nyeri merupakan phenomena kombinasi dari aspek sensory,
emosional, kognitif dan eksistensi dari keadaan pathology fisik
tidaklah mutlak muncul pada pasien yang sedang mengalami nyeri. (The
IASP, dalam Parrot,2002)
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan
bersifat individual. Walaupun demikian nyeri dapat pula diartikan
sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori
maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan
jaringan atau factor lain, sehingga individu merasa tersiksa,
menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis
dan lain-lain.
B. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan
berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri dan waktu
lamanya serangan.
1. Nyeri berdasarkan tempatnya;
a. Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh
misalnya pada mukosa, kulit.
b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.
c. Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh
didaerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.
d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada
system saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus dan lain-
lain.
2. Nyeri berdasarkan sifatnya;
a. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang.
b. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta
dirasakan dalam waktu yang lama.
c. Paroxysmal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi
dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap sekitar 10-15
menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
3. Nyeri berdasarkan berat-ringannya;
a. Nyeri rendah , yaitu nyeri dengan intensitas rendah.
b. Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi.
c. Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.
4. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan;
a. Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat
dan berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri
diketahui dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari
luka, seperti luka operasi, ataupun pada suatu penyakit
arteriosclerosis pada arteri koroner.
b. Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan.
Nyeri kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun.
C. Etiologi Nyeri
Penyebab nyeri dapat diklasifikasi kedalam dua golongan yaitu
penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan
psikis. Secara fisik misalnya, penyebab adalah trauma (mekanik,
thermal, kimiawi maupun elektrik), neoplasma, peradangan, gangguan
sirkulasi darah dan lain-lain.
1. Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung-ujung saraf bebas
mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan ataupun luka.
2. Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor
mendapat rangsangan akibat panas atau dingin.
3. Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang
kuat.Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh
aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri.
4. Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau
kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena
tarikan, jepitan atau metastase.
5. Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf
reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nyeri yang disebabkan oleh faktor
fisik berkaitan dengan terganggunya serabut saraf reseptor nyeri.
6. Nyeri yang disebabkan oleh factor psikologis merupakan nyeri yang
dirasakan bukan karena penyebab organic, melainkan akibat trauma
psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Nyeri karena factor ini
disebut pula psychogenic pain.
D. Patofisiologi Nyeri
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka
terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim
proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung
saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke
hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan
di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain d ihantarkan
ke hypotalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor
mekanin sensitive pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan
atau mengalami nyeri (wahit chayatin,N.mubarak,2007)
E. Penanganan Nyeri (Pain Management)
Managemen nyeri atau Pain management adalah salah satu bagian
dari displin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya
menghilangkan nyeri atau pain relief. Management nyeri ini
menggunakan pendekatan multi disiplin yang didalamnya termasuk
pendekatan farmakologikal (termasuk pain modifiers), non
farmakologikal dan psikologikal.
Setiap orang memiliki persepsi yang sangat berbeda dengan orang
lain terhadap nyeri yang mungkin sedang dialami. Perbedaan inilah
yang mendorong perawat untuk meningkatkan kemampuan dalam menyediakan
peningkatan rasa nyaman bagi klien dan mengatasi rasa nyeri. Hal yang
sangat mendasar bagi perawat dalam melaksanakannya adalah kepercayaan
perawat bahwa rasa nyeri yang dialami oleh kliennya adalah sungguh
nyata terjadi, kesediaan perawat untuk terlibat dalam menghadapi
pengalaman nyeri yang dialami oleh klien dan kompetensi untuk
terus mengembangkan upaya-upaya mengatasi nyeri atau pain
management.
Strategi keperawatan utama yang spesifik dalam meningkatkan
rasa nyaman bagi pasien yang sedang mengalami nyeri, bersifat
farmakologi dan non farmakologi. Tapi Tindakan mengatasi nyeri –
pain management, yang dapat dilakukan oleh perawat sebagai penyedia
asuhan keperawatan.
1. Managemen Nyeri Farmakologikal
Yaitu terapi farmakologis untuk menanggulangi nyeri dengan cara
memblokade transmisi stimulan nyeri agar terjadi perubahan
persepsi dan dengan mengurangi respon kortikal terhadap nyeri.
Adapun obat yang digunakan untuk terapi nyeri adalah :
a. Analgesik Narkotik
Menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari
pengalaman nyeri (misal : persepsi nyeri).
b. Analgesik Lokal
Analgesik bekerja dengan memblokade konduksi saraf saat diberikan
langsung keserabut saraf.
c. Analgesik yang dikontrol klien
Sistem analgesik yang dikontrol klien terdiri dari impus yang
diisi narotika menurut resep, dipasang dengan pengatur pada
lubang injeksi intravena.
d. Obat – obat nonsteroid
Obat-obat non steroid non inflamasi bekerja terutama terhadap
penghambat sintesa prostaglandin. Pada dosis rendah obat-obat ini
bersifat analgesik. Pada dosis tinggi obat ini bersifat anti
inflamatori,sebagai tambahan dari khasiat analgesik.
2. Managemen Nyeri Non Farmakologikal
Merupakan upaya-upaya mengatasi atau menghilangkan nyeri dengan
menggunakan pendekatan non farmakologi. Upaya-upaya tersebut
antara lain dengan distraksi, relaksasi, massage, akupuntur oleh
akupunturist, therapy music, pijatan, dan guided imaginary yang
dilakukan oleh seseorang yang ahli dibidangnya dan disebut sebagai
therapist.
Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa nyaman
ini dipersepsikan berbeda pada tiap orang. Dalam konteks asuhan
keperawatan, perawat harus
memperhatikan dan memenuhi rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman
yang dialami oleh klien diatasi oleh perawat melalui intervensi
keperawatan.
F. Tujuan Penanganan Nyeri (Pain Management)
1. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri.
2. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri
kronis yang persisten.
3. Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri.
4. Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi
nyeri.
5. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
G. Faktor Yang Mempengaruhi Respon Nyeri
1. Usia
a. Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus
mengkaji respon nyeri pada anak.
b. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis
dan mengalami kerusakan fungsi.
c. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka
mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan
mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika
nyeri diperiksakan.
2. Jenis kelamin (Tidak terlalu signifikan)
3. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa
menyebabkan seseorang cemas.
4. Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan
saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi
nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung
pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri
5. Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang
mengatasi nyeri.
6. Support keluarga dan social
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada
anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan
perlindungan, dll.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nyeri merupakan phenomena kombinasi dari aspek sensory,
emosional, kognitif dan eksistensi dari keadaan pathology fisik
tidaklah mutlak muncul pada pasien yang sedang mengalami nyeri.
(The IASP, dalam Parrot,2002)
Managemen nyeri atau Pain management adalah salah satu bagian
dari displin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya
menghilangkan nyeri atau pain relief.
Strategi keperawatan utama yang spesifik dalam meningkatkan
rasa nyaman bagi pasien yang sedang mengalami nyeri, bersifat
farmakologi dan non farmakologi.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman
dan pengetahuan kita tentang Manajemen nyeri. Kami selaku penulis
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi, Terima
Kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Parrot T. 2002. Pain Management In Primary-Care Medical Practice. In:


Tollison CD, Satterthwaithe JR, Tollison JW, eds. Practical Pain
Management. 3rd ed. Philadelpia, PA: Lippincott Williams & Wilkins.

Prasetyo Nian Sigit. (2010). Konsep dan proses Keperawatan Nyeri.


Jakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai