GANGGUAN NYERI
(NYERI AKUT)
Disusun Oleh :
Ilma Anugrah Herlianti E.0105.20.021
1. DEFINISI
Nyeri adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Nyeri menurut IASP (International Assosiation For The Study Of Pain) adalah
pengalaman sensorik atau emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan
atau yang cenderung merusak jaringan, atau seperti yang dimaksud dengan kata kerusakan
jaringan.
Nyeri akut diartikan sebagai pengalaman tidak menyenangkan yang kompleks
berkaitan dengan sensorik, kognitif dan emosional yang berkaitan dengan trauma jaringan,
proses penyakit, atau fungsi abnormal dari otot atau organ visera.
2. ETIOLOGI
1. Agen pencedera fisiologis (mis, inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera fisik (mis, abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma latihan fisik berlebihan)
5. KLASIFIKASI
Menurut prasetyo (2010) klasifikasi dibagi menjadi :
Nyeri akut
Nyeri akut merupakan signal bagi tubuh akan cidera atau penyakit yang akan datang
namun nyeri akut akan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah area pulih
kembali.
Nyeri akut disebabkan oleh aktifivitas nosireseptor dan biasanya berlangsung dalam
waktu yang singkat atau kurang dari 6 bulan, dan datang tiba-tiba. Penyebab nyeri akut
adalah agen cedera fisiologis (misalnya imflamasi), agen pencedera kimiawi (misalnya
bahan kimia iritan), dan agen pencedera fisik (misalnya abses, prosedur operasi
trauma). Kondisi klinis nyeri akut adalah kondisi pembedahan, cedera traumatis,
infeksi, sindrom coroner akut dan glaucoma ( PPNI, 2016 ).
Nyeri Akut Dibagi Menjadi 2 bagian
a. Nyeri Somatik,jika organ yang terkena adalah organ soma seperti kulit, otot,
sendi, tulang, atau ligament karena di sini mengandung kaya akan nosiseptor.
Terminologi nyeri muskuloskeletal diartikan sebagai nyeri somatik.
Nosiseptor disini menjadi sensitif terhadap inflamasi, yang akan terjadi jika
terluka atau keseleo. Selain itu, nyeri juga bias terjadi akibat iskemik, seperti
pada kram otot. Hal inipun termasuk nyeri nosiseptif. Gejala nyeri somatik
umumnya tajam dan lokalisasinya jelas, sehingga dapat ditunjuk dengan
telunjuk. Jika kita menyentuh atau menggerakanbagian yang cedera, nyerinya
akan bertambah berat (Perry & Potter, 2009).
b. Nyeri viseral, jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau organ dalam
yang meliputi rongga toraks (paru dan jantung), serta rongga abdomen (usus,
limpa, hati dan ginjal), rongga pelvis (ovaruim, kantung kemih dan
10
kandungan). Berbeda dengan organ somatik, yang nyeri kalau diinsisi,
digunting atau dibakar, organ somatik justru tidak. Organ viseral akan terasa
sakit kalau mengalami inflamasi, iskemik atau teregang. Selain itu nyeri
viseral umumnya terasa tumpul, lokalisasinya tidak jelas disertai dengan rasa
mual - muntah bahkan sering terjadi nyeri refer yang dirasakan pada kulit.
(Perry & Potter, 2009).
6. KONDISI TERKAIT
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom coroner akut
7. PATHWAY
8. TEORI NYERI
Teori Intensitas (The Intensity Theory) Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan
pada receptor. Setiap rangsangan sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika
intensitasnya cukup kuat (Saifullah, 2015).
12. PENGKAJIAN
Pengkajian nyeri yang faktual dan tepat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, menegakkan
diagnosis keperawatan yang tepat, menyeleksi terapi yang cocok, dan mengevaluasi respons klien
terhadap terapi. Keuntungan pengkajian nyeri bagi klien adalah nyeri dapat diidentifikasi, dikenali
sebagai suatu yang nyata, dapat diukur, dan dapat dijelaskan serta digunakan untuk mengevaluasi
perawat (Andarmoyo, 2017).
1. Keluhan utama : PQRST
a. P (provocate) : yaitu faktor yang mempengaruhi nyeri
b. Q ( quality ) : dari nyeri tersebut seperti apakah rasanya, apakah tajam, tumpul, atau
tersayat
c. R ( region ) : yaitu daerah perjalanan nyeri
d. S ( skala ) : keparahan atau skala nyeri
Cara Mengukur Insentisas Nyeri
Skala Nyeri Menurut Hayward (Potter & Perry, 2006)
Skala; Keterangan
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-9 : Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktivitas yang biasa dilakukan
10 : Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol
a. Keluhan utama
Selama pengumpulan riwayat kesehatan, perawat menanyakan kepada pasien tentang
tanda dan gejala yang dialami oleh pasien.Setiap keluhan harus ditanyakan dengan
detail kepada pasien disamping itu diperlukan juga pengkajian mengenai keluhan yang
disarankan meliputi lama timbulnya.
b. Riwayat penyakit sekarang
Adanya riwayat trauma yang mengenai kepala akibat kecelakaan lalu intas, jatuh dari
ketinggian, dan trauma langsung ke kepala. Pengajian yang didapat meliputi tingkat
kesadara menurun (GCS< 15), konklusi, muntah, takipnea/dispnea, sakit kepala, wajah
simetris/tidak, lemah, luka di kepala, paralisis, akumulasi sekret pada saliran
pernafasan, adanya liquor dari hidung dan telinga, serta kejang (Muttaqin,2011)
c. Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/bedah menyebabkan
terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor sehingga
menggangu rasa nyaman klien
d. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan
nyaman.Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena
penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.
e. Pemeriksaan Fisik ( Head to Toe )
Dalam melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan head to toe untuk
memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap. Dalam pemeriksaan kepala dan
rambut di dapati bentuk kepala bulat dan simetris, penyebaran rambut merata, rambut
tampak bersih dan tidak ada benjolan. Pada pemeriksaan wajah, wajah kulit pasien
sawo matang dengan struktur wajah bulat dan simetris, penampilan berminyak. Mata
lengkap Dan simetris. Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung simetris, posisi septum
nasi di tengah, lubang hidung normal, tidak ada sumbatan, tidak ada pernafasaan
menggunakan cuping hidung, bentuk daun telinga normal dan simetris, ukuran telingga
simetris kiri dan kanan, lubang telingga paten dan tampak kotor, ketajaman
pendengaran baik. Pada pemeriksaan bibir, di dapati bahwa bibir kering, pada
pemerikaan mulut, di dapati mulut simetris. Pada pemeriksaan gigi terdapat gigi
tampak kotor. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, suara normal.tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.
Warna kulit sawo matang. Pada pemeriksaan thoraks/ dada nomal, simetris tidak ada
tanda kesulitan saat bernafas. Saat palpasi pemeriksan paru gerak dada tampak normal.
Pada pemeriksaan abdomen, bentuk abdomen tidak normal dan terlihat sedikit
membesar, peristaltic normal 5x/menit. Pada saat di palpasi, terdapat nyeri tekan pada
abdomen kiri bagian atas.
f. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
Data Subjektif : Pasien Trauma Nyeri akut b.d agen pencedera
mengeluh nyeri fisiologis/kimiawi/fisik
Data Objektif :
- Pasien tampak gelisah Cedera sel
- Pergerakan pasien
terbatas Degranulasi sel mast
- Pasien sulit tidur
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: Pelepasan mediator kimiawi
- Mengeluh nyeri
Objektif:
- Tampak meringis
- Bersikap protektif Nociceptor menerima
9mis, waspada, posisi rangsangan
menghindari nyeri)
- Gelisah Rangsangan diteruskan ke
- Frekuensi nadi korteks serebri
meningkat
- Sulit tidur
Gejala dan tanda minor Spasme otot
Subjektif:
(tidak tersedia)
Objektif: Nyeri
- Tekanan darah
meningkat
- Pola nafas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berpikir
terganggu
- Menarik diri
- Berpokus pada diri
sendiri
- Diaforesis