Disusun oleh :
1. Definisi
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai
oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan
oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
2. Etiologi
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut (Aspani,
2016) :
a. Disfungsi miokard
kardiomiopati.
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
b. Aterosklerosis koroner
ruang jantung .
ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan
perikarditif
e. Faktor sistemik
3. Patofisiologi
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam
tugasnya sebagai organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal jantung.
tertentu pada penurunan curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon primer
tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini pada keadaan normal.
jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal.
Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi
jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka
darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor
kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan
perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium), dan afterload (besarnya
perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol). Apabila salah satu
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal
jantung ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru
akut. Karena curah ventrikel brpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu
4. Manifestasi Klinik
a. Gagal Jantung Kiri
(PND).
3) Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan dapat berubah
Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol, karena sisi kanan jantung tidak
mengakomondasikan semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena.
3) Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
5) Kelemahan
5. Penatalaksanaan
- Terapi keperawatan
b. Elevasi Kepala
Rosuvastatin).
c. Syok kardiogenik
Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan mengganggu fungsi
katup mitralis. Inkompetensi katup mengakibatkan aliran balik dari ventrikel kiri
ke atrium kiri sebagai akibat pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan
kongesti pada atrium kiri dan vena pulmonalis.
e. Ventrikuler Aneurisma
Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau apek jantung.
Aneurisma ventrikel akan mengembang bagaikan balon pada setipa sistolik,
teregang secara pasif oleh sebagian curah sekuncup. Aneurisma ventrikel dapat
menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung kongestif kronik, embolisasi sistemik
dari thrombus mural dan aritmia ventrikel refrakter.
f. Perikarditis
g. Emboli Paru
Komplikasi penyakit jantung koroner lain yang dapat terjadi antara lain (Darmawan,
2010) :
a. Serangan jantung
Jika plak kolesterol dan pembekuan darah telah menyumbat pembuluh darah
maka dapat memicu serangan jantung. Kurangnya aliran dara ke jantung akan
merusak otot jantung. Jumlah kerusakan bergantung pada seberapa cepat
menerima pengobatan
b. Gagal jantung
Sebuah detak jantung abnormal disebut juga sebagai aritmia. Tiga jenis aritmia
yang dapat terjadi pada pasien penyakit jantung koroner, yakni bradikardia,
takikardia dan vibrialasi. Beberapa jenis aritmia dapat menyebabkankehilangan
kemampuan memompa tanpa control yang stabil. Jenis serangan jantung
menyebabkan kematian mendadak, jika irama normal jantung tidak dikembalikan
segera oleh perangkat defibrillator.
d. Kematian mendadak
6. Kondisi terkait
7. Patway
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas :
1) Identitas pasien :
b. Keluhan utama
2) Lelah, pusing
3) Nyeri dada
6) Urine menurun
ortopnea, batuk, dan edema pulmonal akut. Tanyakan juga gajala-gejala lain
e. Pemeriksaan fisik
2) Tanda-tanda Vital :
a) Tekanan Darah
Nilai normalnya :
b) Nadi
c) Pernapasan
d) Suhu Badan
(1) Inspeksi : vena leher dengan JVP meningkat, letak ictus cordis
hepertrofi ventrikel
permulaan systole
BJ I)
e. Pemeriksaan diagnostik
a) Foto thorax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung,
lanjut dari gagal jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin
sebelummnya.
f) Ekokardiografi
bersama EKG)
Analisa data
kapiler (D.0003)
Kriteria mayor :
Tekanan kapiler paru
- Subjektif : Dispnea meningkat
- Objektif : PCO2
meningkat/menurun,
PO2 menurun,
takikardia, pH arteri
Edema paru
meningkat/menurun,
Kriteria minor :
Ronkhi basah
- Subjektif :
Pusing,
penglihatan
kabur
Gangguan perukaran gas
- Objektif :
Sianosis,
diaforesis,
gelisah,nafas
cuping hidung,
pola nafas
abnormal, warna
kulit abnormal,
kesadaran
menurun.
2. Pola nafas tidak Gagal pompa antrikel kanan Pola nafas tidak efektif
efektif berhubungan
dengan hambatan
- Subjektf :
Dipsnea
- Objektif : Lien/hepar
Penggunaan otot
bantu
ekspirasi
memanjang,
Mendesak diagfragma
pola nafas
abnormal
Kriteria minor :
Sesak nafas
- Subjektif :
Ortopnea
- Objektif :
Pola nafas tidak efektif
Pernafasan
pursed,
pernafasan
cuping hidung,
diameter thoraks
anterior-
posterior
meningkat,
ventilasi
semenit
menurun,
kapasitas vital
menurun,
tekanan ekpirasi
dan inspirasi
menurun,
ekskrusi dada
berubah.
jantung jantung
berhubungan
afterload dan/atau
perubahan
Penurunan curah jantung
kontraktilitas
(D.0008)
Kriteria mayor :
- Subjektif : Lelah
- Objektif :
Edema, distensi
vena jugularis,
central venous
pressure (CVP)
meningkat/,men
urun
Kriteria minor :
- Subjektif : -
- Objektif :
Murmur
jantung, berat
badan
bertambah,
pulmonary
artery wedge
pressure
(PAWP)
menurun
berhubungan
dengan agen
(mis: iskemia)
(D.0077)
Tekanan antrium kanan
Kriteria mayor :
meningkat
- Sujektif :
Mengeluh nyeri
- Objektif :
hepar
Tampak
meringis,
bersikap
hepatomegaly
protektif,
gelisah,
meningkat, sulit
tidur
Kriteria minor :
- Subjektif : -
- Objektif :
Tekanan darah
meningkat, pola
nafas berubah,
nafsu makan
berubah, proses
berpikir
terganggu,
menarik diri,
berfokus pada
diri sendiri,
diaforesis.
5. Hipervolemia (D.0022) Gagal pompa ventrikel kiri Hipervolemia
Kriteria mayor :
Forwardfalture
- Subjektif :
Ortopnea,
Renal flow menurun
dispnea,
paroxymal
RAA meningkat
nocturnal
dyspnea (PND)
Retensi Na + H2O
- Objektif :
Edema anasarka
perifer, berat
badan
meningkat
dalam waktu
singkat, JVP
dan/atau CVP
meningkat ,
refleks
hepatojugular
(+)
Kriteria minor :
- Subjektif : -
- Objektif :
Distensi vena
jugularis, suara
nafas tambahan,
hepatomegali,
kadar Hb/Ht
turun, oliguria,
intake lebih
banyak dari
output, kongesti
paru.
6. Perfusi perifer tidak Gagal pompa ventrikel kiri Perfusi jaringan perifer
efektif berhubungan
dengan penurunan tidak efektif
aliran arteri dan/atau
vena (D.0009) Forwardfalture
Kriteria mayor :
- Objektif :
Pengisian
kapiler >3 detik,
nadi perifer Sinkop
menurun atau
tidak teraba,
akral teraba
dingin, warna
kulit pucat,
Perfusi jaringan perifer tidak
tugor kulit
menurun. efektif
Kriteria minor :
- Subjektif :
Parastesia,
nyeri
ektremitas
(klaudikasi
intermiten)
- Objektif :
Edema,
penyembuhan
luka lambat,
indeks ankle-
brakial <0,90,
bruit femoralis
(D.0056)
Forwardfalture
Kriteria mayor :
- Subjektif :
Suplai darah ke jaringan
Mengeluh lelah
menurun
- Objektif :
Frekuensi
Metabolism aerob
jantung
meningkat
Kriteria minor :
Fatigue
- Subjektif :
Dispnea
beraktifitas,
merasa tidak
nyaman setelah
beraktifitas,
merasa lemah
- Objektif :
Tekanan darah
berubah >20%
dari kondisi
istirahat,
gambaran EKG
menunjukkan
aritmia
saat/setelah
aktifitas,
gambaran EKG
menunjukkan
iskemia,sianosis
8. Ansietas berhubungan Gagal pompa antrikel kanan Ansietas
sulit
berkonsentrasi
hepatomegaly
- Objektif :
Tampak gelisah,
tampak tegang,
tekanan pembuluh portal
sulit tidur
meningkat
Kriteria minor :
- Subjektif :
Frekuensi napas
ansietas
dan nadi
meningkat,
tekanan darah
meningkat,
diaforesis,
tremor, muka
tampak pucat,
suara bergetar,
kontak mata
buruk, sering
berkemih,
berorientasi
ketidakmampuan
mencerna makanan,
yang secara
Kriteria mayaor :
normal kembali
- Objektif : Berat
badan menurun vena
minimal 10 %
dibawah rentang
di abdomen
Kriteria minor :
- Subjektif :
kram/nyeri
abdomen, nafsu
Deficit nutrisi
makan menurun.
- Objektif : Bising
usus hiperaktif,
otot pengunyah
lemah, otot
menelan lemah,
membran
mukosa pucat,
sariawan, serum
albumin turun,
rambut rontok
berlebihan,
diare.
Kriteria mayor :
pasien mengakomodasi
tumor, rubor,
fungsio laesa.
Retensi cairan
Kriteria minor : -
pada ekstremitas
bawah
Piting edema
Gangguan
intregritas kulit
2. Diagnosa Keperawatan
terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Diagnosa
kapiler (D.0003)
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (mis:
(D.0077)
5. Hipervolemia (D.0022)
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment yang dikerjakan oleh perawat
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai tujuan luaran yang
diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Diagnosa berdasarkan SIKI adalah :
Dx. Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1.Gangguan Tujuan : Pemantauan Respirasi Pemantaua Respirasi
pertukaran gas Setelah dilakukan 1. Monitor frekuensi irama, 1. Untuk Mengetahui
b.d perubahan tindakan keperawatan kedalaman dan upaya frekuensi irama, kedalaman
membran diharapkan pertukaran nafas dan upaya nafas
alveolus- gas meningkat. 2. Monitor pola nafas 2. Untuk mengetahui pola
kapiler 3. Monitor kemampuan batuk nafas
Kriterian hasil : efektif 3. Untuk mengetahui
(Pertukaran gas ) 4. Monitor nilai AGD kemampuan batuk efektif
1.Dipsnea menurun 5. Monitor saturasi oksigen 4. Untuk mengetahui nilai
2.bunyi nafas 6. Auskultasi bunyi nafas AGD
tambahan menurun 7. Dokumentasikan hasil 5. Untuk Mengetahui saturasi
3.pola nafas pemantauan oksigen
membaik 8. Jelaskan tujuan dan 6. Untuk mengetahui bunyi
4. PCO2 dan O2 prosedur pemantauan nafas
membaik 9. Informasikan hasil 7. Untuk
pemantauan, jika perlu mendokumentasikan hasil
10. Kolaborasi penggunaan pemantauan
oksigen saat 8. Agar mengetahui tujuan
aktifitas dan/atau tidur dan prosedur
pemantauan
9. Agar Mengetahui hasil
pemantauan, jika perlu
10. Kolaborasi penggunaan
oksigen saat
aktifitas dan/atau tidur
2.Pola nafas Tujuan : Manajemen jalan nafas Manajemen jalan nafas
tidak efektif Setelah dilakukan 1. Monitor pola nafas
b.d hambatan tindakan keperawatan (frekuensi, kedalaman, 1. Untuk Mengetahui pola
upaya nafas diharapkan pola nafas usaha nafas) nafas (frekuensi, kedalaman,
(mis: nyeri membaik. 2. Monitor bunyi nafas usaha nafas)
saat bernafas) tambahan (mis: gagling, 2. Untuk mengetahui bunyi
Kriteria hasil : mengi, Wheezing, ronkhi) nafas tambahan (mis:
(pola nafas) 3. Monitor sputum (jumlah, gagling, mengi, Wheezing,
1. Frekuensi nafas warna, aroma) ronkhi)
dalam rentang normal 4. Posisikan semi fowler atau 3. Untuk mengetahui sputum
2. Tidak ada fowler (jumlah, warna, aroma)
pengguanaan otot 5. Ajarkan teknik batuk efektif 4. Posisikan semi fowler atau
bantu pernafasan 6. Kolaborasi pemberian fowler
3. Pasien tidak bronkodilato, ekspetoran, 5. Untuk menjarkan teknik
menunjukkan tanda mukolitik, jika perlu. batuk efektif
dipsnea 6. Kolaborasi pemberian
bronkodilato, ekspetoran,
mukolitik, jika perlu.
3.Penurunan Tujuan : Perawatan jantung Perawatan jantung
curah jantung setelah dilakukan 1.Identifikasi tanda/gejala
b.d perubahan tindakan keperawatan primer penurunan curah 1. Untuk mdentifikasi
preload / diharapkan curah jantung tanda/gejala primer penurunan
perubahan jantung meningkat. 2.Identifikasi tanda/gejala curah jantung
afterload / Kriteria hasil : sekunder penurunan 2. Untuk mengidentifikasi
perubahan (curah jantung) curah jantung tanda/gejala sekunder penurunan
kontraktilitas 1.Tanda vital dalam 3. Monitor intake dan output curah jantung
rentang normal cairan 3. Untuk mengetahui intake dan
2.Kekuatan nadi 4. Monitor keluhan nyeri output cairan
perifer meningkat dada 4. Untuk mengetahui keluhan
3. Tidak ada edema 5. Berikan terapi terapi nyeri dada
relaksasi untuk 5. Untuk mengurangi strees, jika
mengurangi strees, jika perlu
perlu 6. Untuk menganjurkan
6. Anjurkan beraktifitas fisik beraktifitas fisik sesuai
sesuai toleransi
toleransi 7. Untuk Menganjurkan
7. Anjurkan berakitifitas berakitifitas fisik secara bertahap
fisik secara bertahap 8. Kolaborasi pemberian
8. Kolaborasi pemberian antiaritmia,
antiaritmia, jika perlu
jika perlu
4.Nyeri akut Tujuan : setelah Manajemen nyeri Manajemen nyeri
b.d gen dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi,
penedera keperawatan karakteristik nyeri, 1. Untuk mengidentifikasi lokasi,
fisiologis diharapkan tingkat durasi, frekuensi, karakteristik nyeri, durasi,
(Mis: nyeri menurun. intensitas nyeri frekuensi, intensitas nyeri
Iskemia) 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengidentifikasi skala
Kriteria hasil : 3. Identifikasi faktor yang nyeri
Tingkat nyeri memperberat dan 3. Untuk mengidentifikasi faktor
1. Pasien mengatakan memperingan nyeri yang memperberat dan
nyeri berkurang dari 4. Berikan terapi non memperingan nyeri
skala 7 menjadi 2 farmakologis untuk 4. Untuk mengurangi rasa nyeri
2.Pasien menunjukkan mengurangi rasa nyeri 5. Untuk kenyamanan pasien
ekspresi wajah tenang 5. Kontrol lingkungan yang 6. Untuk menganjurkan
3.Pasien dapat memperberat rasa nyeri memonitor nyeri secara
beristirahat dengan (mis: suhu ruangan, mandiri
nyaman pencahayaan,kebisingan 7. Untuk mengurangi nyeri
) 8. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
6.Perfusi Tujuan : Perawatan sirkulasi Perawatan sirkulasi
perifer tidak setelah dilakukan 1. Periksa sirkulasi 1. Untuk mengetahui sirkulasi
efektif b.d tindakan perifer(mis:nadi perifer(mis:nadi
penurunan keperawatan perifer,edema,pengisian perifer,edema,pengisian kapiler,
aliran arteri diharapkan perfusi kapiler, warna,suhu) warna,suhu)
dan/atau perifer meningkat. 2. Identifikasi faktor resiko 2. Untuk mengidentifikasi
vena gangguan sirkulasi faktor resiko gangguan sirkulasi
Kriteria hasil : 3. Lakukan hidrasi 3. Untuk melakukan hidrasi
perfusi perifer 4. Anjurkan menggunakan obat 4. Untuk menganjurkan
1.Nadi perifer penurun tekanan darah, menggunakan obat penurun
teraba kuat antikoagulan, dan penurun tekanan darah, antikoagulan,
2. Akral teraba kolestrol, jika perlu dan penurun kolestrol, jika
hangat 3.Warna 5. Anjurkan minum obat pengontrol perlu
kulit tidak pucat tekanan darah secara teratur 5. Untuk Menganjurkan minum
6. Informasikan tanda dan gejala obat pengontrol tekanan darah
darurat yanng harus dilaporkan. secara teratur
6. Agar mengetahui tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan.
7.Intoleransi Tujuan : Manajemen energi Manajemen energi
aktifitas b.d setelah dilakukan 1. Monitor kelelahan fisik dan 1. Untuk mengetahui kelelahan
kelemahan tindakan emosional fisik dan emosional
keperawatan 2. Monitor pola dan jam tidur 2. Untuk Mengetahui pola dan
diharapkan toleransi 3. Sediakan lingkungan yang jam tidur
aktifitas meningkat. nyaman dan rendah stimulus 3. Untuk memberikan
(mis: cahaya, suara, kunjungan) kenyamanan
Kriteria hasil : 4. Berikan aktifitas 4. Untuk menganjurkan tirah
Toleransi aktivitas distraksi yang baring
1. kemampuan menenangkan 5. Untuk menganjurkan
melakukan aktifitas 5. Anjurkan tirah baring melakukan aktifitas secara
sehari-hari 6. Anjurkan melakukan aktifitas bertahap
meningkat secara bertahap 7. Kolaborasi dengan ahli gizi
2.Pasien Mampu 7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
berpindah dengan tentang cara meningkatkan asupan makanan
atau tanpa bantuan asupan makanan
3.Pasien
mangatakan dipsnea
saat dan/atau
setelah aktifitas
menurun
8. Ansietas Tujuan : setelah Terapi reduksi Terapi reduksi
b.d kurang dilakukan 1. Identifikasi saat tingkat 1. Untuk mengidentifikasi
terpapar tindakan ansietas berubah saat tingkat
informasi keperawatan 2. Pahami situasi yang ansietas berubah
diharapkan membuat 2. Untuk mengetahui situasi
tingkat ansietas ansietas yang membuat
menurun. 3. Dengarkan dengan penuh ansietas
perhatian 3. Untuk mendengarkan dengan
Kriterian hasil : 4. Gunakan pendekatan yang teang penuh perhatian
(Tingkat ansietas) dan meyakinkan 4. Untuk membangun
1.Pasien 5. Informasikan secara faktual kepercayaan
mengatakan telah mengenai diagnosis, 5. Agar mengetahui secara
memahami pengobatan, dan prognosis faktual mengenai diagnosis,
penyakitnya 6. Anjurkan keluarga untuk pengobatan, dan prognosis
2.Pasien tampak tetap menemani pasien, jika 6. Untuk mendapatkan
tenang perlu dukungan keluarga , jika perlu
3.Pasien dapat 7. Anjurkan mengungkapkan 7. Untuk menganjurkan
beristirahat dengan perasaan dan persepsi mengungkapkan perasaan dan
nyaman persepsi
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Yayasan IAPK Padjajaran Bandung.
Doenges Marilynn E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. jakarta. EGC Price, A Sylvia et – al, 1994.
Patofisiologi : Konsep klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi 4. Buku 2. Jakarta. EGC
Soeparman. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. FKUI http://www.medicastore.com diakses
2 Maret 2009
Joewono Soesetyo Budi. 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Surabaya. Airlangga University Press
Rokhaeni Heni. 2001. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta. Pusat Kesehatan Jantung Dan
Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita Priece. Silvia A. Patofisiologi Konsep klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta. EGC
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dalam (PPNI,2018)
PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan
III(Revisi).Jakarta