Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA TN. A TERUTAMA NY. B DENGAN


GAGAL JANTUNG

“diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga”


Dosen pengampu : Anni Sinaga., S. Kp., M. Kep

Di susun oleh:
Tanti Wili Wiharti 1420118035
Yesica Novayanti M 1420118020
Yessica Carolina Panjaitan 1420118058
Vina Yunitami Astuty 04320514220117040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL


JL KH.WAHID HASYIM NO. 161 KOTA BANDUNG
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Gagal Jantung


Gagal jantung adalah syndrome klinis (kumpulan tanda dan gejala)
yang ditandai dengan sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat
aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung
(Doengoes, 2001). Gagal Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan
oksigen dan nutrisi (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010) dalam
(Sulastini et al, 2020). Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi
dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan
tubuh meskipun tekanan pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania,
2016) dalam (Rahmadhani, 2020).
Gagal jantung adalah keadaan ketika jantung tidak mampu
memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kegagalan jantung di bagi atas kegagalan jantung akut yang timbulnya
sangat cepat, sebagai akibat dari serangan infark miokard, di tandai dengan
sinkope, syok, henti jantung, dan kematian tiba-tiba. Kegagalan jantung
kronis berkembang secara perlahan dan di sertai dengan tanda-tanda yang
ringan karena jantung dapat mengadakan kompensasi (Baradero et al,
2008).
B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan
saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa besar yang
memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah
dari jantung. Vena membawa darah ke jantung. kapiler
menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan
jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi
pertukaran gas dalam cairan ekstraseluler dan interstisial. Jantung
adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga, basisnya
diatas, dan puncaknya dibawah. Apeksnya (puncaknya) miring
kesebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram (Morton, 2012).
a. Kedudukan jantung: jantung berada didalam toraks, antara kedua
paru-paru dan dibelakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri
dari pada ke kanan.
b. Lapisan Jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu :
1) Epikardium merupakan lapisan terluar, memiliki struktur yang
samma dengan perikardium viseral.
2) Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot
yang berperan dalam menentukan kekuatan kontraksi.
3) Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan
endotel yang melapisi bagian dalam jantung dan menutupi
katung jantung (Wartonah, 2010).
c. Katup jantung : berfungsi untuk mempertahankan aliran darah
searah melalui bilik jantung. ada dua jenis katup, yaitu katup
atrioventrikular dan katup semilunar (Wartonah, 2010).
1) Katup atrioventrikular, memisahkan antara atrium dan
ventrikel. Katup ini memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing atrium ke ventrikel saat diastole ventrikel dan
mencegah aliran balik ke atrium saat sistole ventrikel. Katup
atrioventrikuler ada dua, yaitu katup triskupidalis dan katup
biskuspidalis. Katup triskupidalis memiliki 3 buah daun katup
yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup
biskuspidalis atau katup mitral memiliki 2 buah dauh katup dan
terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri (Sudoyo, 2009).
2) Katup semilunar, memisahkan antara arteri pulmonalis dan
aorta dari ventrikel. Katup semilunar yang membatasi ventrikel
kanan dan arteri pulmonaris disebut katup semilunar pulmonal.
Katup yang membatasi ventikel kiri dan aorta disebut katup
semilunar aorta. Adanya katup ini memungkinkan darah
mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis
atau aorta selama sistole ventrikel dan mencegah aliran balik ke
ventrikel sewaktu diastole ventrikel (Sudoyo, 2009).
d. Ruang jantung : jantung memiliki 4 ruang, yaitu atrium kanan,
atrium kiri, ventrikel kiri, dan ventrikel kanan. Atrium terletak
diatas ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel
dipisahkan oleh katup satu arah. Antara organ rongga kanan dan
kiri dipisahkan oleh septum.
2. Fisiologi
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung.
Dalam bentuk yang paling sederhana, siklus jantung adalah kontraksi
bersamaan kedua atrium, yang mengikuti suatu fraksi pada detik
berikutnya karena kontraksi bersamaan kedua ventrikel. Sisklus
jantung merupakan periode ketika jantung kontraksi dan relaksasi.
Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode sistole (saat
ventrikel kontraksi) dan satu periode diastole ( saat ventrikel relaksasi).
Normalnya, siklus jantung dimulai dengan depolarisasi spontan sel
pacemarker dari SA node dan berakhir dengan keadaan relaksasi
ventrikel. Pada siklus jantung, sistole (kontraksi) atrium diikuti sistole
ventrikel sehingga ada perbedaan yang berarti antara pergerakan darah
dari ventrikel ke arteri. Kontraksi atrium akan diikuti relaksasi atrium
dan ventrikel mulai ber kontraksi. Kontraksi ventrikel menekan darah
melawan daun katup atrioventrikuler kanan dan kiri dan menutupnya.
Tekanan darah juga membuka katup semilunar aorta dan pulmonalis.
Kedua ventrikel melanjutkan kontraksi, memompa darah ke arteri.
Ventrikel kemudian relaksasi bersamaan dengan pengaliran kembali
darah ke atrium dan siklus kembali (Rahmadhani, 2020).

C. Etiologi
Menurut Smeltzer (2002) dalam (Austaryani, 2012) penyebab gagal
jantung kongestif yaitu:
1. kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup
aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degeneratif atau
inflamasi misalnya kardiomiopati.
2. Aterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung)
biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan
penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung
menyebabkan kontraktilitas menurun.
3. Hipertensi sistemik atau pulmoal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertrofi serabut otot jantung. Hipertensi dapat menyebabkan gagal
jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel
kiri.
4. Peradangan dan penyakit miokardium degenerative
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung, menyebabbkan kontraktilitas menurun.
5. Penyakit jantung lain
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara
langsung mempengaruhi jantung. Mekasnisme biasanya terlihat
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub
semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade,
pericardium, perikarditif konstiktif atau stenosis AV), peningkatan
mendadak after load.

D. Manifestasi Klinis
Menurut Hudak dan Gallo (2000) dalam (Austaryani, 2012) gejala yang
muncul sesuai dengan gejala gagal jantung kiri diikuti gagal jantung kanan
dan terjadinya di dada karena peningkatan kebutuhan oksigen. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda gejala gagal jantung kongestif
biasanya terdapat bunyi derap dan bising akibat regurgitasi mitral.
1. Gagal Jantung Kiri
a. Gelisah dan cemas
b. Kongesti vaskuler pulmonal
c. Edema
d. Penurunan curah jantung
e. Gallop atrial (S3)
f. Gallop ventrikel (S4)
g. Crackles paru
h. Disritmia
i. Bunyi nafas mengi
j. Pulsus alternans
k. Pernafasan cheyne-stokes
l. Bukti-bukti radiologi tentang kongesti pulmonal
m. Dyspneu
n. Batuk
o. Mudah lelah
2. Gagal Jantung Kanan
a. Peningkatan JVP
b. Edema
c. Curah jantung rendah
d. Disritmia
e. S3 dan S4
f. Hiperresonan pada perkusi
g. Pitting edema
h. Hepatomegali
i. Anoreksia
j. Nokturia
k. Kelemahan

E. Klasifikasi Gagal Jantung


Menurut New York Heart Association (NYHA) dalam (Muttaqin, 2009)

Kelas Definisi Istilah


I Klien dengan kelainan jantung tetapi tanpa Disfungsi ventrikel kiri
pembatasan pada aktivitas fisik yang asimptomatik
II Klien dengan kelainan jantung yang Gagal jantung ringan
menyebabkan sedikit pembatasan
III Klien dengan kelainan jantung yang Gagal jantung sedang
menyebabkan banyak pembatasan aktivitas
fisik
IV Klien dengan kelainan jantung yang di Gagal jantung berat
manifestasikan dengan segala bentuk
aktivitas fisik akan menyebabkan keluhan

F. Patofisiologi
Gagal jantung terjadi kerana interaksi kompleks antara faktor-faktor yang
mempengaruhi kontraktilitas, afterload, preload atau fungsi relaksasi
jantung dan respons neurohormonal dan hemodinamik yang diperlukan
untuk menciptakan kompensasi sirkulasi (Nanda, 2015). Pada disfungsi
sistolik terjadi gangguan pada ventrikel kiri yang menyebabkan terjadinya
penurunan cardiac output. Beberapa mekanisme kompensasi alamiah akan
terjadi pada pasien gagal jantung sebagai respon terhadap menurunnya
curah jantung serta membantu mempertahankan tekanan darah yang cukup
untuk memastikan perfusi organ yang cukup (Diah Y, 2009) dalam
(Pramesty, 2018).

Pathway

Disfungsi miokard beban sistol kebutuhan metabolisme

  

Kontraktilitas Hambatan pengosongan ventrikel

Beban jantung 

Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel

Forward failuer back ward failure

 
Curah jantung (COP)  Tekanan vena pulmo

Suplai darah kejaringan Rena flow Tekanan kapiler paru

Nutrisi & O2 sel Pelepasan RAA Edema paru

Metabolisme sel retensi Na & air Gg. Pertukaran gas

Lemah & letih edema

Intoleransi aktivitas kelebihan volume cairan


G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Sani (2007) dalam (Pramesty, 2018) Pemeriksaan Diagnostik/
Penunjang gagal jantung yaitu:
1. EKG (elektrokardiogram): untuk mengukur kecepatan dan keteraturan
denyut jantung.
2. Echokardiogram: menggunakan gelombang suara untuk mengetahui
ukuran dan bentuk jantung, serta menilai keadaan ruang jantung dan
fungsi katup jantung.
3. Foto rontgen dada: untuk mengetahui adanya pembesaran jantung,
penimbunan cairan di paru-paru atau penyakit paru lainnya. Tes darah
BNP: untuk mengukur kadar hormon BNP (B-type natriuretic peptide)
yang pada gagal jantung akan meningkat.
4. Sonogram: Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan
dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.
5. Scan jantung: Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan
pergerakan dinding.
6. Kateterisasi jantung: Tekanan abnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan
stenosi katup atau insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri kororner.

H. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2001) dalam (Austaryani, 2012) prinsip
penatalaksanaan CHF adalah:
1. Tirah baring
Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan
jantung dan menurunkan tekanan darah.
2. Diet
Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal.
Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur
dan mengurangi edema
3. Oksigen
Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu
memenuhi oksigen tubuh
4. Terapi Diuretik
Diuretik memiliki efek anti hipertensi dengan menigkatkan pelepasan
air dan garam natrium sehingga menyebabkan penurunan volume
cairan dan merendahkan tekanan darah.
5. Digitalis
Digitalis memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan
kekuatan kontraksi peningkatan efisiensi jantung. Saat curah jantung
meningkat, volume cairan lebih besar dikirim ke ginjal untuk filtrasi,
eksresi dan volume intravaskuler menurun.
6. Inotropik Positif
Dobutamin meningkatkan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropik
positif) dan meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik positif)
7. Sedatif
Pemberian sedative bertujuan mengistirahatkan dan memberi relaksasi
pada klien.
8. Pembatasan Aktivitas Fisik dan Istirahat
Pembatasan aktivitas fisik dan istirahat yang ketat merupakan tindakan
penanganan gagal jantung
DAFTAR PUSTAKA

Austaryani, N. P. (2012). “Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive


Heart Failure (Chf) Di Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit
(Icvcu) Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta”. Fakultas Ilmu Kesehata
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Baradero, et al. (2008). Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan


Keperawatan. Jakarta: EGC.

Doenges, Marilyn, E. (2001) Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Morton G.P. (2012). Keperawatan Kritis. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif. (2009). “Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskular”. Jakarta: Salemba Medika.

Nanda. (2015). Aplikasi asuhan Keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan


NANDA NIC- NOC. Yogyakarta: Mediaction.

Pramesty, A. I. (2018). “Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan


Masalah Keperawatan Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif. Karya
Tulis Ilmiah”. STIKES Insan Cendekia Medika. Jombang

Sudoyo aru, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.

Sulastini. et al. (2020). “Peningkatan Kapasitas Keluarga Dalam Perawatan


Aktifitas Sehari-Hari Pasien Gagal Jantung”. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Kasih STIKES Dirgahayu Samarinda. 1 (2). 52-56

Wartonah, Tarwoto. (2010). Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.
LAPORAN KASUS

Tn.A (53 tahun), adalah seorang kepala keluarga di desa bantaran. Tn.A memiliki
istri bernama Ny.B yang mengeidap penyakit gagal jantung yang sudah dirasakan
selama 5 tahun terakhir. Tn. A dan Ny. B dikaruniai dua orang putri yaitu An. C
(18 tahun) dan An. D (15 tahun). Keluarga Tn.A memiliki perilaku yang
cenderung abai dalam kesehatan, terlihat dari perilaku Ny. B yang tidak rutin
meminum obat dan jarang memeriksa status kesehatannya meskipun ada penyakit
yang diderita.

PENGKAJIAN

A. Data umum
1. Nama kepala keluarga : Tn.A
2. Umur : 53 Tahun
3. Alamat dan telepon : Jln. Bantaran II no 15
4. Pekerjaan kepala keluarga : Petani
5. Pendidikan terakhir kepala keluarga : SMP
6. Komposisi keluarga dan genogram :

No Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


kelamin dengan keluarga
1. Tn. A L 53 Kepala keluarga SMP Petani
tahun
2. Ny. B P 51 Ibu keluarga SD Ibu rumah
tahun tangga
3. An. C P 18 Anak SMA Pelajar
tahun
4. An. D P 15 Anak SMP Pelajar
tahun
Keterarngan :

: Laki-laki hidup

: perempuan hidup

: identifikasi klien

: tinggal serumah

7. Tipe keluarga
Tipe keluarga klien adalah keluarga inti, di dalam keluarga tidak terdapat
permasalahan dengan tipe tersebut karena meskipun dirumah hanya
keluarga inti namun seringkali anggota keluarga berkumpung dengan
orang tuanya (nenek) yang bertempat tinggal tidak jauh dari rumah
keluarga.
8. Latar belakang budaya
- Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga
Keluarga berasal dari suku sunda
- Tempat tinggal keluarga
Keluarga berada pada lingkungan etnis homogen yang sebagian besar
adalah suku sunda
- Kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekrasi, pendidikan
Kegiatan keagamaan seringkali dilaksanan keluarga yaitu dengan
mengikuti pengajian, mengikuti kegiatan di desa seperti gotong royong
- Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana
Keluarga tidak memiliki kebiasaan menghindari makanan tertentu atau
diet, makanan yang dimasak pun bervariasi tergantung selera anggota
keluarga.
Keluarga memiliki kebiasaan berbusana tradisional untuk acara-acara
tertentu dan modern untuk sehari-hari, seadanya sebagai seorang laki-
laki dan perempuan dan tidak berlebihan.
- Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau “modern”
Struktur kekuasaan bersifat tradisional karena pemegang keputusan
didalam keluarga adalah suami dengan melibatkan istri
- Bahasa yang digunakan dirumah
Bahasa daerah juga kadang bahasa indonesia
- Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi
Keluarga mengunakan jasa pelayana kesehatan seperti bidan
puskesmas jika terjadi permasalahan kesehatannya, namun tidak jarang
keluarga mengobati sendiri permasalahan kesehatannya
9. Identifikasi religius
Setiap anggota keluarga memiliki keyakinan yang sama, Keluarga sering
mengikuti pengajian setiap minggu yang diadakan ibu-ibu pengajian di
sekitar rumah. Agama yang dianut adalah islam dan meyakini segala
bentuk perintah agama seperti solat dan puasa. Tn. E dan keluarga
meyakini bahwa sehat dan sakit semua telah di atur oleh Allah SWT.
10. Status ekonomi
Jumlah pendapatan per bulan Rp. 3000.000, Sumber-sumber pendapatan
perbulan adalah melalui pendapatan bulanan yang di terima suami (Tn.A)
sebagai petani di daerah rumahnya. Jumlah pengeluaran perbulan yaitu Rp.
2.700.000. Keuangan diatur oleh istri (Ny.B) dengan membuat catatan
pengeluaran. Tn. A mengatakan bahwa pendapatan nya di gunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak, dan di simpan untuk
keperluan lain.
11. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Aktiviras rekreasi hanya di lakukan di rumah menghabiskan waktu
bersama anggota keluarga dengan berkumpul diruang tengah sambil
menonton TV.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini (mengacu pada anak pertama)
Tahap perkembangan keluarga Tn. E pada saat ini berada pada tahap
Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers)
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn. A mengatakan ingin menyekolahkan anaknya ke pendidikan sarjana,
namun terkendala biaya
14. Riwayat keluarga inti
Ny.B mengalami CHF (gagal jantung) selama 5 tahun terakhir. Ny.B juga
pernah di rawat selama 3 hari di RSUD. Selain Ny.B tidak ada anggota
keluarga lain yang memiliki penyakit yang cukup serius, adapun penyakit
yang muncul seperti diare, demam, flu. Jika ada anggota yang mengalami
penyakit seperti itu keluarga akan mengobati sendiri dahulu dengan
membeli obat di warung terdekat, jika sakit nya tidak kunjung sembuh
keluarga akan membawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga mengatakan ayah dari istri (Ny.B) juga menderita penyakit yang
sama (CHF). Selain itu tidak ada yang memiliki penyakit yang kronis

C. Pengkajian lingkungan
16. Karakteristik rumah
Keluarga memiliki rumah sendiri, rumah tersebut berbentuk semi
permanen. Bertempat tinggal di daerah yang cukup padat kawasan
perdesaan. Kondisi rumah secara umum baik, rumah satu lantai dengan 2
kamar tidur, dan satu kamar mandi, juga terdapat ruang tengah yang sering
digunakan untuk berkumpul. Secara keseluruhan perabotan yang ada di
rumah cukup lengkap. Pencahayaan rumah cukup, ventilasi kurang
mencukupi karna hanya ada 2 lubang ventilasi. Adapun lantai rumah
menggunakan keramik. Untuk kondisi dapur: suplai air minum berasal dari
air sumur keluarga yang kemudian dimasak, alat-alat masak yang
digunakan dalam kondisi bersih dan setelah digunakan dibersihkan lagi.
Pengamanan untuk pemadam kebakaran tidak ada. Kamar mandi hanya
ada 1, sanitasi baik, air jernih dan tidak berbau, dan dikamar mandi telah
tersedia alat mandi berupa sabun dan handuk dimiliki masing-masing
anggota keluarga, tapi dalam pemakaiannya terkadang bersama. Untuk
pengaturan tidur di dalam rumah orang tua tidur di kamar nya dan kedua
anaknya masih tidur bersama belum memiliki kamar pribadi masing-
masing. Kebersihan rumah cukup, sanitasi rumah baik, terdapat halaman
rumah yang tidak begitu luas. Di lingkungan rumah binatang yang paling
sering hanyalah semut dan kucing liar, keluarga tidak memiliki binatang
peliharaan. Keluarga menyatakan merasa nyaman tingal dirumah mereka
sendiri. Privasi masing-masing anggota keluarga cukup diperhatikan
lantara anak-anak sudah remaja dan beranjak dewasa. Sampah dibuang di
bak sampah yang ada dirumah, setelah penuh akan dibawa keluarga agar
diangkut tukang sampah. Secara umum keluarga merasa puas dengan
penataan rum

R tengah R. Tamu

Kamar tidur

dapur

kmr mandi kmr tidur

17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tipe lingkungan tempat tinggal Tn. A adalah Pedesaan dengan tipe
tempat tinggal di lingkungannya adalah hunian, keadaan jalan terpelihara.
Sanitasi jalan cukup baik, akan tetapi jalan-jalan masih ada yang sedikit
rusak dan becek ketika hujan. Di lingkungan tempat tinggal Tn. A
sebagian besar warga bekerja sebagai petani, dengan tingkat ekonomi
menengah ke bawah. Terdapat pelayanan kesehatan terdekat yaitu bidan
praktik, puskesmas dan jika ke jalan besar terdapat rumah sakit umum
daerah. Di dekat tingal klien terdapat warung, balai desa, kantor,
kecamatan, dan sekolah dasar yang tidak terlalu jauh, namun untuk apotik
harus ke jalan besar. Untuk tempat rekreasi hanya ada lapangan yang biasa
di gunakan untuk berolahraga atau acara-acara besar di daerah Tn. A.
Tidak ada transportasi umum, rata-rata menggunakan kendaraan pribadi
(motor). Cukup minim insiden kejahatan dilingkungan keluarga
18. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A sudah ±20 tahun tinggal dirumah ini, keluarga merupakan
warga asli daerah tersebut. Tn. A mengatakan keluarga nya tidak pernah
berpindah-pindah
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. A setiap hari berinteraksi dengan masyarakat dan aktif dalam
megikuti kegiatan seperti misalnya pengajian. Turut membantu apabila di
lingkungan sekitar ada kegiatan-kegiatan seperti hajatan, pembuatan rumah
dan lain-lain. Anggota keluarga sering menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan dan tempat pelayanan kesehatan adalah Ny. B namun itupun
jarang. Fasilitas kesehatan dilaksanakan setiap ada keluhan terkait penyakit
Ny.B namun itupun jika Ny.B sudah tidak tertahan nyeri pada dada.
20. Sistem pendukung keluarga
Sumber pendukung keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan
adalah dari keluarga dekat dan warga sekitar. Tn. A juga memiliki BPJS,
kartu tanda tidak mampu atau kartu indonesia sehat.
21. Pola komunikasi keluarga

 Pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan intruksi, tapi terkadang
jika kata-katanya terlalu sulit maka harus disederhanakan atau di bantu
oleh anaknya agar klien dapat mengerti. Anggota keluarga dapat
mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan mereka
dengan jelas. Bahasa yang di gunakan dalam keluarga Tn. A adalah
bahasa sunda dan kadang Bahasa Indonesia. Pesan-pesan emosional
disampaikan secara langsung, terutama kepada anak-anak, emosi yang
disampaikan adalah positif, orang tua memberi masukan jika anak
sedang ada masalah begitupun sebaliknya. Frekuensi dan kualitas
komunikasi yang berlangsung dalam keluarga Berjalan lancar dan di
lakukan sepanjang waktu terutama anatar Ny.B dengan anak-anaknya,
sementara Tn.A hanya dapat leluasa pada waktu malam hari selepas
bekerja. Dalam menghadapi suatu masalah selalu di lakukan
musyawarah keluarga sebelum mengambil keputusan
22. Struktur kekuasaan
Di dalam keluarga keputusan berada ditangan suami (Tn.A) sebagai
kepala keluarga melalui musyawarah dengan anggota keluarga lainya.
Sementara penggunakan keuangan keluarga ditentukan bersama-sama
antara istri dan suami. Model kekuasaan yang digunakan dalam membuat
keputusan adalah model pengahrgaan terhadap setiap masukan dari
anggota keluarga
23. Struktur peran
- Struktur peran formal
Tn.A berperan sebagai kepala keluarga, ayah, serta sebagai suami, dan
pemberi nafkah di dalam keluarga. Ny. B berperan sebagai istri bagi
suami dan ibu bagi anak-anakanya, ia mengatur kehidupan rumah
tangga. An.C dan An D berperan sebagai anak dan sebagai pelajar
- Struktur peran informal
Terdapat peran informal dalam keluarga dimana anggota keluarga
sebagai bagian dari masyarakat dan di dalam rumah orang tua berperan
sebagai teman, guru bagi anak anaknya
- Peran-peran informal yang bersifat disfungsional
Peran orang tua yang memberi nasihat kepada anak nya jika terjadi
suatu masalah
- Pengaruh/dampak terhadap otang yang memainkan peran tersebut
Anak lebih tenang dalam menghadapi masalah
- Analisa model peran
Yang menjadi model dalam menjalankan peran keluarga adalah ayah.
Didalam kondisi status sosialnya mempengaruhi peran-peran keluarga,
ayah yang bekerja di luar rumah mengakibatkan anak lebih banyak
bersama ibu. Budaya masyarakat dan agama sangat mempengaruhi
dalam pembagian peran keluarga, dimana yang berperan sebagai
kepala keluarga di dalam keluarga adalah aya sesuai dengan ajaran
islam. Keluarga juga menjalankan peran sesuai dengan tahap
perkembangannya. Adanya masalah-masalah kesehatan mempengaruhi
peran An.C sebagai anak tertua menyatakan ketika Ny.B sakit yang
mengurus rumah tangga di bantu oleh An.C karena Ny.B lebih banyak
beristirahat. Tidak ada konflik yang hebat ketika pergantian peran
tetapi An.C merasa kawatir jika ibunya (Ny.B) sakit.
24. Nilai atau norma keluarga
Terdapat kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau
komunitas lebih luas karena mayoritas masyarakat adalah menganut
agama yang sama yaitu islam, dan berasal dari suku yang sama yaitu suku
sunda sehingga kebiasaanpun hampir sama. Pentingnya nilai-nilai yang
dianut bagi keluarga sehingga harus tetap dijaga yaitu seperti kewajiban
menjalankan perintah agama, anak harus berbakti kepada orang tua dan
sebagainya. Kelas sosial keluarga berada pada masyarakat menengah ke
bawah, latar belakang kebudayaan yang berasal dari suku sunda
mempengaruhi nilai-nilai keluarga seperti Tn.A saling menghormati antar
anggota keluarga juga dengan tetangga. Keluarga Tn.A saling
menghormati antar anggota keluarga juga dengan tetangga. Nilai-nilai
yang dianut keluarga tidak bertentangan dengan lingkungan, pengaruh
budaya dan agama mempengaruhi nilai keluarga. Keluarga percaya bahwa
hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan sehat dan sakit
keluarga juag percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga
yang sakit dibawa ke petugas kesehatan

D. Fungsi keluarga
25. Fungsi afektif
Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain. Orang tua cukup mampu
menggambarkan kebutuhan keluarga. Psikologis anggota keluarga dalam
kondisi stabil dan baik. Setiap anggota keluarga memiliki orang yang
dipercaya dalam keluarga, dimana suami percaya dengan istri begitu
sebaliknya, dan anak-anak percaya pada orang tuannya. Dalam memenuhi
kebutuhan psikologisnya masing-masing anggota keluarga bercerita satu
sama lain. Di dalam keluarga anggota keluarga saling menghormati satu
sama lain. Karena keluarga masih dalam lingkup keluarga inti satu sama
lain terutama orang tua sangat peka terhadap permasalahan yang terjadi
pada anak-anaknya. Setiap anggota keluarga memberikan perhatian satu
sama lain, Anggota keluarga saling mendukung satu sama lain. Didalam
anggota keluarga terdapat perasaan saling akrab dan intim. Semua
anggota keluarga menunjukan kasih sayang satu sama lain, orang tua
sangat perhatian pada anak begitu juga sebaliknya.
26. Fungsi sosialisasi
Di dalam keluarga terdapat otonomi bagi setiap anggota dalam hal-hala
tertentu, misalnya pemberian kebebasan pada istri (Ny.B) yang membantu
suami (Tn.A) di sawah, ataupun anak dalam memilih barang yang ia
butuhkan (kebutuhan-kebutuhan sekolah seperti sepatu, buku, dll).
Didalam keluarga terdapat saling ketergantungan. Peran membesarkan
anak dang fungsi sosialisasi dijalankan suami dan istri secara bersama-
sama. Faktor sosial-budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
yaitu kondisi etnis dan suku yang lebih menitikberatkan urusan keseharian
anak lebih banyak ditangain ibu karena waktu terbanyak bersama ibunya.
Saat ini keluarga memiliki masalah dalam pendidikan anak, dimana anak
pertama akan masuk perguruan tinggi namun dikendalai biaya.
27. Fungsi perawatan kesehatan
- Mengetahui keluarga mengenal masalah kesehatan
Nilai-nilai yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan yaitu
keluarga memandang kesehatan sebagai suatu hal yang sangat penting.
Keluarga kurang konsisten menerapkan nilai-nilai kesehatan. Ny.B
sering menolak di bawa ke pelayana kesehatan sekitar jika sakitnya
terjadi karena faktor biaya dan juga kadang lupa meminum obat.
- Mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat
Kemampuan keluarga mengidentifkasi tanda-gejala pada anggota yang
sakit termasuk cukup baik, namun kadang keluarga tidak berusaha
memeriksa dan merasa dapat menyelesaikan sendiri (dengan obat-
obatan warung)
- Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan
menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat
Sumber informasi kesehatan yang diperoleh hanya berasal dari
pemberian layanan kesehaan tetapi itu tidak cukup karena sangat
minim, sumber lainnya dapat dilihat keluarga melalui media seperti
TV namun keluarga jarang melihat program untuk kesehatan
- Keluarga kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan
yang bergizi. Riwayat pola-pola makana keluarga selalu menyiapkan
makanan seperti sayur-mayur dan ikan, untuk dagin keluarga hanya
menyiapkan ketika hari-hari besar (lebaran). Anggota yang
bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja, dan penyaiapan
makanan adalah ibu (Ny.B). cara keluarga menyiapkan makanan yaitu
sering digoreng juga di rebus dengan alat masak seadannya. Jadwal
makanan keluarga yaitu pagi (06.30) siang (13.00) dan malam (19.00).
- Waktu tidur keluarga malam (09.30) dan untuk siang tidak tentu,
karena istri dan suami biasanya sibuk dan anak-anak lebih banyak
belajar. Keluarga memiliki waktu tidur yang cukup. Ny.B kadang
kesulitan tidur jika sedang sakit.
- Keluarga menyadari bahwa aktivitas rekreasi sangat penting, dan
untuk olahraga meskipun disadari keluarga jarang melakukanya.
- Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep, dimana
jika sakit ringan keluarga membeli obat sendiri baik di toko/warung
maupun apotik terdekat. Ny.B tergolong jarang meminum obatnya
walaupun sudah diresepkan oleh dokter karena lupa dan sudah merasa
baik. Kebiasaan keluarga menyimpan obat dalam waktu lama, namun
jika terlalu lama biasanya oleg keluarga tidak digunakan.
- Untuk memmperbaiki status kesehatan, keluarga mencari bantuan
layanan kesehatan seperti memeriksa kondisinya di puskesmas, bidan
dan sebaginya. Pengetahuan keluarga tentang cara perawatan pada
anggota keluarga yang masih minim, tampak pada perawatan jika
Ny.B sakit, jika terjadi sakit pada bagian dada Ny.B masih sering
dianggap sepele dan tidak langsung dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
- Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit masih
minim terutama terkait penyakit yang baru diderita keluarga (Ny.B).
kebiasaan keluarga dalam pemeriksaan kesehatan yaitu ketika ada
keluhan/sakit berulang yang tidak dapat ditangani sendiri
- Ny.B memiliki penyakit kronis gagal jantung (chf) selama 10 tahun,
penyakit tersebut juga dimiliki ayah Ny.B. Ny>b sering merasakan
sakit dibagian dada jika sedang sakit, juga mengalami batuk berdahak,
kehilangan seleran makan, juga lemas. Ny.B perna di rawat di RSUD
selama 3 hari karena penyakit yang diderita.Sedangkan anggota
keluarga lain tidak memiliki penyakit kronis adapun penyakit yang
diderita seperti diare, demam, batuk, flu.
- Lembaga pelayanan kesehatan yang pernah mengunjungi keluarga
sebelumnya belum ada, pelyanan kesehatan yang dimanfaatkan
keluarga seperti bidan praktik, puskesmas, dan juga rsud
- Pengetahuan keluarga tentang tempat pelayanan kesehatan darurat
terdekat cukup, dimana dalam keadaan darurat keluarga kebidan
terdekat atau puskesmas. Keluarga belum mengetahui tentang cara
memanggil ambulans/pelayanan kesehatan darurat
- Jarak fasilitas pelayanan kesehatan darirumah keluarga agak dekat
untuk bidan kurang lebih 500 m dan puskesmas kurang lebih 1km.
Jenis alat transportasi digunakan yaitu sepedah motor
28. Fungsi reproduksi
Keluarga hanya memiliki 2 anak Perencanaan untuk jumlah anggota
keluarga ditentukan bersama antara istri dan suami, metode yang
digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah keluarga yaitu
dengan KB
29. Fungsi ekonomi
Tn.A bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan keluarga, istri
(Ny.B) melakukan tugasnya dalam mengatur kebutuhan dengan membuat
rincian kebutuhan baik sandang pangan dan papan. Keluarga kadang
meminta bantuan pada warga sekitar jika terjadi masalah kesehatan
seperti ketua RT setempat.

E. Stres dan koping keluarga


30. Stresor jangka pendek dan panjang
- Jangka pendek: orang tua ingin menyekolahkan anaknya hingga
sarjana namun ada kendala pada biaya
- Jangka panjang: penyakit yang di alami istri (Ny.B)
31. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Dengan berusaha dan berpikir positif
32. Strategi koping yang digunakan untuk mengahadapi stresor baik dengan
berusaha mengontrol emosi, juga misalnya jika ada anggota keluarga sakit
yang tidak dapat dirawat dirumah sesegera mungkin memeriksakan
kondisinya
33. Strategi adaptasi disfungsional
Memberi masukan satu sama lain jika ada anggota keluarga yang
mempunyai masalah
F. Pemeriksaan fisik

Aspek yang di kaji Tn. A Ny. B An. C An. D


Keadaan umum Baik Baik Baik Baik
Kesadaran Compos mentis Compos mentis Compos mentis Baik
Tanda-tanda vital:
TD 110/80 mmHg 160/90 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg
Nadi 80x/menit 85x/menit 78x/menit 78x/menit
Respirasi 23x/menit 32x/menit 20x/menit 20x/menit
Suhu 360C 36,20C 360C 360C
Berat badan 65 kg 63 kg 48 kg 43 kg
Tinggi badan 165 cm 150 cm 158 cm 154 cm
Kepala:
Bentuk Bulat Bulat Bulat Bulat
Kebersihan rambut Bersih tidak ada ketombe Bersih tidak ada ketombe Bersih tidak ada ketombe Bersih tidak ada ketombe
Warna rambut Hitam Hitam Hitam Hitam
Kulit kepala Tidak ada lesi Tidak ada lesi Tidak ada lesi Tidak ada lesi
Mata:
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
Konjungtiva Non anemis Non anemis Non anemis Non anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
Pupil Isokor Isokor Isokor Isokor
Fungsi penglihatan Baik baik Baik baik
Telinga:
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
Kebersihan Bersih, tidak ada serumen Bersih, tidak ada serumen Bersih, tidak ada serumen Bersih, tidak ada serumen
Fungsi pendengran Baik Baik Baik Baik
Hidung:
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
PCH Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Massa abnormal Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Keadaan Bersih Bersih Bersih Bersih
Mulut:
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
Kebersihan Baik Baik Baik Baik
Gigi Utuh, tidak ada karies
Mukosa bibir Utuh, tidak ada karies Utuh, tidak ada karies Lembab Utuh, tidak ada karies
Fungsi pengecapan Lembab Lembab Normal Lembab
Normal Normal Normal
Leher:
Pergerakan Normal Normal Normal Normal
Reflek menelan Normal tidak ada nyeri Normal tidak ada nyeri Normal tidak ada nyeri Normal tidak ada nyeri
Pembesaran thyroid/KGB Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Dada:
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
suara napas Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
Bunyi jantung S1 S2, normal, tidak ada S3 S4, lemah, murmur S1 S2, normal, tidak ada S1 S2, normal, tidak ada
murmur murmur murmur
Abdomen:
Bentuk Datar Cembung Datar Datar
Bising usus 10x/menit 10x/menit 10x/menit 10x/menit
Nyeri lepas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Ekstremitas:
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
ROM Bebas Bebas Bebas Bebas
Varises Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada ada Tidak ada Tidak ada
Kekuatan otot 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
Integumen:
Warna kulit Sawo matang Sawo matang Sawo matang Sawo matang
Turgor Elastis Elastis Elastis Elastis
Kuku Pendek, bersih Pendek, bersih Pendek, bersih Pendek, bersih
G. Harapan keluarga
 Adanya pelayanan kesehatan yang rutin menuju setiap rumah warga dan
memberikan informasi-informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kesehatan setiap keluarga. Selain itu Keluarga Tn. A juga mengatakan
sangat berharap agar petugas kesehatan dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan.
Analisa data

No Data Masalah
1. Data subjektif: Kurang pengetahuan tentang
 Tn. A dan keluarga mengatakan kurang penyakit
mengetahui mengenai pencegahan dan
perawatan gagal jantung
 Ny. B mengatakan sering mengabaikannya
saat terasa nyeri bagian dada karena berfikir
hanya sakit sebentar dengan beristirahat pasti
sembuh

Data objektif :
 Pada saat kunjungan ke rumah, klien dan
keluarga tidak dapat menjawab saat diajukan
pertanyaan tentang kondisi yang di alami
klien
2. Data subjektif: Perilaku kesehatan cenderung
 Keluarga mengatakan Ny. B kadang lupa beresiko
meminum obat dan suka mengulur waktu
pemberian obat

Data objektif:
 Obat-obatan klien saat kunjungan terdapat
yang tidak habis

3. Data subjektif: Ketidakefektifan manajemen


 Keluarga mengatakan tidak memeriksakan kesehatan dalam keluarga
kesehatan Ny. B secara rutin ke fasilitas
pelayanan kesehatan
 Keluarga mengatakan pada saat kondisi lebih
parah baru di bawa ke pelayanan kesehatan

Data objektif:
 Pada saat kunjungan klien data yang di dapat
2 bulan yang lalu baru di periksa karena
kondisi parah
4. Data subjektif: Ketidakefektifan pemeliharaan
 Keluarga mengatakan selama di rumah, Ny. kesehatan keluarga
B di rawat sebisa dan seadanya karena
keluarga tidak mengerti cara merawat Ny. B

Data objektif:
 Keluarga terlihat tidak mampu melakukan
perawatan
 Keluarga terlihat bingung pada saat di tanya
tentang cara merawat Ny. B
 Keluarga terlihat kurang memahami kondisi
Ny. B saat ini
5. Data subjektif: Gangguan proses keluarga
 Ny. B mengatakan sekarang tidak bisa lagi
membantu suaminya untuk bekerja karena
mudah capek dan lemas

Data objektif:
 Pada saat kunjungan Ny. B tampak pucat dan
lemah

Prioritas Diagnosa Keperawatan

Masalah: Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga


No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3x1= 0,6 Keluarga
 Aktual 3 mengatakan
(tidak/kurang tidak
sehat) 1 mengetahui
 Ancaman 2 cara
kesehatan merawat
 Keadaan 1 Ny. B
sejahtera
2. Kemungkinan 1/2x2= 1 Keluarga
masalah untuk mengatakan
dipecahkan mau di beri
 Mudah 2 2 informasi
 Sebagian 1 tentang cara

 Tidak dapat 0 merawat


Ny. B
3. Potensi masalah 1/3x1= 0,3 Masalah
untuk dicegah yang di
 Tinggi 3 1 hadapi
 Cukup 2 belum

 Rendah 1 begitu berat


dan masih
bisa diatasi
4. Menonjolnya 1/2x1= 0,5 Keluarga
masalah mengatakan
 Masalah berat 2 merawat
harus segera di Ny. B di
tangani rumah
 Ada masalah 1 1 dengan
tapi tidak perlu sebisa dan
di tangani seadanya
 Masalah tidak di
rasakan 0
Total 2,4
Masalah: kurang pengetahuan tentang penyakit

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah 3/3x1 = 1 Keluarga
 Aktual 3 mengatakan
(tidak/kurang kurang
sehat) 1 mengetahui
 Ancaman 2 mengenai
kesehatan pencegahan
 Keadaan 1 dan
sejahtera perawatan
gagal
jantung
2. Kemungkinan Di dalam
masalah untuk 2/2x2 = 2 keluarga
dipecahkan memiliki
 Mudah 2 2 anak yang
 Sebagian 1 bisa

 Tidak dapat 0 membantu


mengedukasi
keluarga
3. Potensi masalah Keluarga
untuk dicegah 2/3x1 = 0,6 mempunyai
 Tinggi 3 1 motivasi
 Cukup 2 untuk

 Rendah 1 pemeliharaan
kesehatan
4. Menonjolnya Masalah
masalah 2/2x1 = 1 perlu di
 Masalah berat 2 tangani
harus segera di karena
tangani berkaitan
 Ada masalah 1 1 dengan
tapi tidak perlu penyakit
di tangani gagal
 Masalah tidak di 0 jantung yang
rasakan di derita oleh
Ny. B
Total 4,6

Masalah: Ketidakefektifan manajemen kesehatan dalam keluarga

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah Keluarga
mengatakan
 Aktual 3 2/3x1 = 0,6
tidak
(tidak/kurang memeriksakan
kesehatan Ny.
sehat) 1
B secara rutin
 Ancaman 2 ke fasilitas
pelayanan
kesehatan kesehatan
 Keadaan 1
sejahtera
2. Kemungkinan 1/2x2 = 1 Keluarga
masalah untuk belum
dipecahkan menyadari
 Mudah 2 2 pentingnya
 Sebagian 1 pemeriksan

 Tidak dapat 0 kesehatan


secara berkala
3. Potensi masalah 1/3x1 = 0,3 Kurangnya
untuk dicegah pengetahuan
 Tinggi 3 1 keluarga,
 Cukup 2 sehingga

 Rendah 1 keluarga tidak


memiliki
kesiapan
untuk
pencegahan
penyakit
4. Menonjolnya 1/2x1= 1 Masalah telah
masalah ada dan dapat
 Masalah berat 2 mengancam
harus segera di kesehatan
tangani
 Ada masalah 1 1
tapi tidak perlu
di tangani
 Masalah tidak 0
di rasakan
Total 2,9

Masalah: Gangguan proses keluarga

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah 1/3x1= 0,3 Ny. B mengatakan
sekarang tidak bisa
 Aktual 3
lagi membantu
(tidak/kurang suaminya untuk
bekerja karena
sehat) 1
mudah capek dan
 Ancaman 2 lemas
kesehatan
 Keadaan 1
sejahtera
2. Kemungkinan 1/2x2= 1 Masalah dapat
masalah untuk ditangani oleh
dipecahkan keluarga
 Mudah 2 2
 Sebagian 1

 Tidak dapat 0
3. Potensi masalah 1/3x1= 0,3 Keluarga dapat
untuk dicegah menerima kondisi
 Tinggi 3 1 Ny. B
 Cukup 2
 Rendah 1
4. Menonjolnya 0/2x1= 0 Keluarga tidak
masalah mengetahuinya
 Masalah berat 2
harus segera di
tangani
 Ada masalah 1 1
tapi tidak perlu
di tangani
 Masalah tidak di 0
rasakan
Total 1,6

Masalah: Perilaku kesehatan cenderung beresiko

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah Ny. B
 Aktual 3 2/3x1 = 0,6 mengatakan
(tidak/kurang kadang lupa
sehat) 1 meminum
 Ancaman 2 obat dan tidak
kesehatan ada yang
 Keadaan 1 mengingatkan
sejahtera
2. Kemungkinan Di dalam
masalah untuk 1/2x2 = 2 keluarga
dipecahkan menerima
 Mudah 2 2 informasi
 Sebagian 1 dengan

 Tidak dapat 0 respon yang


positif
3. Potensi masalah Kurangnya
pengetahuan
untuk dicegah 2/3x1 = 0,6
keluarga,
 Tinggi 3 1 sehingga
keluarga
 Cukup 2
tidak
 Rendah 1 memiliki
kesiapan
untuk
pencegahan
penyakit
4. Menonjolnya 2/2x1= 1 Masalah telah
masalah ada dan dapat
 Masalah berat 2 mengancam
harus segera di kesehatan
tangani
 Ada masalah 1 1
tapi tidak perlu
di tangani
 Masalah tidak 0
di rasakan
Total 3,2

Prioritas Masalah

1. Kurang pengetahuan tentang penyakit


2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan dalam keluarga
4. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga
5. Gangguan proses keluarga
Intervensi Asuhan Keperawatan Keluarga

No Data Diagnosa keperawatan NOC NIC


1. Data subjektif: Kurang pengetahuan Setelah di lakukan intervensi keperawatan
tentang penyakit keluarga mampu:
 Keluarga mengatakan kurang
1. Mengetahui tentang gagal jantung 1. Melakukan penyuluhan pada klien
mengetahui mengenai Mengetahui proses penyakit gagal dan keluarga tentang penyakit gagal
jantung jantung
pencegahan dan perawatan 2. Memutuskan untuk meningkatkan dan
gagal jantung memperbaiki kesehatan 2. Memberikan dukungan membuat
Berpasrtisipasi dalam memutuskan keputusan dan membangun harapan
 Ny. B mengatakan sering kesehatan
mengabaikannya saat terasa 3. Keluarga mampu merawat status
kesehatan keluarga
nyeri bagian dada karena 3. Berikan konseling krisis intervensi
berfikir hanya sakit sebentar 4. Keluarga mampu memodifikasi dan peningkatan keterlibatan
lingkungan keluarga
dengan beristirahat pasti Dukungan keluarga selama pengobatan 4. Peningkatan support sistem dalam
sembuh 5. Keluarga memanfaatkan fasilitas keluarga
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam perawatan 5. Motivasi keluarga mengunjungi
Data objektif : keluarga fasilitas kesehatan secara berkala
 Pada saat kunjungan ke rumah,
klien dan keluarga tidak dapat
menjawab saat diajukan
pertanyaan tentang kondisi
yang di alami klien
2. Data subjektif: Perilaku kesehatan Setelah di lakukan intervensi keperawatan 1. Edukasi kesehatan:
cenderung beresiko keluarga mampu: mengembangkan dan memberikan
 Keluarga mengatakan Ny. B
1. Keluarga mampu mengenal masalah bimbingan dan pengalaman belajar
kadang lupa meminum obat Perilaku peningkatan kesehatan untuk memfasilitasi adaptasi secara
dan suka mengulur waktu 2. Keluarga mampu memutuskan tindakan sadar perilaku kondusif untuk
pemberian obat memperbaiki kesehatan: kesiapan kesehatan individu, keluarga,
caregiver dalam perawatan di rumah kelompok, atau komunitas.
Data objektif: 3. Keluarga mampu merawat manajemen 2. Dukungan pengambilan keputusan:
diri: gagal jantung Memberikan informasi dan
 Obat-obatan klien saat 4. Keluarga mampu kontrol resiko gagal dukungan kepada klien melalui
kunjungan terdapat yang tidak jantung keluarga dalam membuat keputusan
habis 5. Keluarga mampu memanfaatkan mengenai perawatan kesehatan
fasilitas kesehatan : 3. Modifikasi perilaku: meningkatkan
Keluarga mengetahui sumber-sumber perubahan perilaku.
kesehatan 4. Bantuan modifikasi: memberi
penguatan perubahan pada keluarga
untuk mencapai tujuan dalam
meningkatkan kesehatan dalam
keluarga.
5. Motivasi keluarga dan Ny. B
memeriksakan kesehatan secara
teatur
3. Data subjektif: Ketidakefektifan Setelah di lakukan intervensi keperawatan 1. Berikan pendidikan kesehatan
manajemen kesehatan keluarga mampu: mengenai proses penyakit gagal
 Keluarga mengatakan tidak
dalam keluarga 1. Keluarga mampu mengenal masalah jantung (pengertian,tanda dan gejala,
memeriksakan kesehatan Ny. kesehatan penyebab, pencegahan, cara
Pengetahuan: manajemen gagal jantung mengontrol nyeri dan pengobatan
B secara rutin ke fasilitas 2. Keluarga mampu memutuskan untuk gagal jantung)
pelayanan kesehatan merawat Ny. B 2. Berikan dukungan pada keluarga
Berpartisipasi dalam memutuskan membuat keputusan yang tepat
 Keluarga mengatakan pada
perawatan kesehatan dalam merawat Ny. B
saat kondisi lebih parah baru di 3. Keluarga mampu merawat anggota Motivasi keluarga untuk
keluarga: memberikan harapan pada Ny. B
bawa ke pelayanan kesehatan Kemampuan keluarga memberikan pada proes pengobatan gagal jantung
Data objektif: perawatan langsung Libatkan keluarga dalam merawat
4. Keluarga mampu memodifikasi anggota keluarga yang menderita
 Pada saat kunjungan klien data lingkungan gagal jantung
yang di dapat 2 bulan yang Dukungan keluarga selama pengobatan 3. Meningkatkan kesadaran diri klien
lalu baru di periksa karena 5. Keluarga mampu memanfaatkan dan keluarga
kondisi parah fasilitas kesehatan: 4. Berikan edukasi dalam managemen
Perilaku mencari pelayanan kesehatan lingkungan
5. Motivasi keluarga dan Ny. B
memeriksakan kesehatan secara
teatur

4. Data subjektif: Ketidakefektifan Setelah di lakukan intervensi keperawatan


pemeliharaan kesehatan keluarga mampu: 1. Berikan Pendidikan kesehatan:
 Keluarga mengatakan selama
1. Keluarga mampu mengenal: pengajaran proses penyakit yang
di rumah, Ny. B di rawat  Masalah tentang pengetahuan dialami
kesehatan
sebisa dan seadanya karena
 Keluarga mampu mengenal masalah
keluarga tidak mengerti cara gagal jantung (pengertian, tanda dan
gejala, penyebab, pencegahan, dan
merawat Ny. B
pengobatan gagal jantung). 2. Berikan dukungan membuat
2. Keluarga mampu memutuskan keputusan
Data objektif:  Keluarga bersedia berpartisipasi
 Keluarga terlihat tidak mampu dalam perawatan kesehatan Ny. B
yang mengalami gagal jantung
melakukan perawatan
 Keluarga mampu menyiapkan diet
 Keluarga terlihat bingung pada gagal jantung untuk Ny. B
 Keluarga mampu menerapkan 3. Berikan konseling nutrisi
saat di tanya tentang cara Berikan dukungan pada keluarga
aktivitas yang tepat untuk Ny. B
merawat Ny. B 3. Keluarga mampu merawat anggota untuk memberi perawatan
keluarga 4. Meningkatan support sistem
Keluarga terlihat kurang
Manajemen diri: penyakit gagal jantung
memahami kondisi Ny. B saat
4. Keluarga mampu memodifikasi
ini
lingkungan:
 Dukungan keluarga selama
pengobatan
 Menyiapkan lingkungan rumah yang 5. Motivasi keluarga mengunjungi
aman dan nyaman fasilitas kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan :
Keluarga mengetahui sumber-sumber
kesehatan
5. Data subjektif: Gangguan proses Setelah di lakukan intervensi keperawatan 1. Kaji perasaan bersalah yang
keluarga keluarga mampu: mungkin dialami keluarga
 Ny. B mengatakan sekarang
2. Kaji pemahaman keluarga tentang
tidak bisa lagi membantu 1. Memahami perubahan dalam peran penyebab penyakit
suaminya untuk bekerja karena keluarga 3. Ajari keterampilan merawat pasien
mudah capek dan lemas 2. Mengidentifikasi pola koping yang diperlukan oleh keluarga
3. Berpartisipasi dalam proses membuat 4. Pantau hubungan keluarga saat ini
Data objektif: keputusan tentang perawatan kesehatan 5. Identifikasi prioritas yang
 Pada saat kunjungan Ny. B 4. Berfungsi untuk saling memberikan bertentangan diantara anggota
tampak pucat dan lemah dukungan kepada setiap anggota keluarga
keluarga
5. Mengidentifikasi cara untuk berkoping
lebih efektif

Implementasi dan Evaluasi


No Hari/tanggal Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
/jam
1. Kamis, 25 1. Kurang 1. Melakukan penyuluhan/sosialisasi S :
Maret 2021 pengetahuan tentang penyakit gagal jantung - Keluarga mengatakan senang
keluarga tentang Hasil : dengan bertambahnya
11.00 WIB penyakit Klien dan keluarga mampu menjawab pengetahuan mengenai
2. Perilaku kesehatan serta mengajukan beberapa pertanyaan penyakit gagal jantung
cenderung beresiko tentang gagal jantung - Keluarga mengatakan akan
3. Ketidakefektifan 2. Memberi dukungan pada keluarga untuk lebih memberikan perhatian
pemeliharaan rutin memeriksakan kesehatan Ny. B kepada Ny B terkait
kesehatan keluarga pada fasilitas pelayanan kesehatan perawatannya.
4. Ketidakefektifan Hasil: - Keluarga mengatakan cukup
manajemen Keluarga menyetujui dan mengetahui paham mengenai perawatan
kesehatan dalam manfaat pemeriksaan kesehatan kesehatan Ny B
keluarga 3. Memfasilitasi pembelajaran dalam - Keluarga mengatakan sangat
5. Gangguan proses mengoptimalkan perawatan bagi Ny. B antusias dan focus dalam
keluarga dalam melakukan perawatan untuk mendengarkan penjelasan yang
mengatasi masalah kesehatan yang diberikan terutama terkait
dialami. Serta selalu mengingatkan Penyebab dan penatalaksanaan
untuk rajin berolahraga ringan, penyakit gagal jantung
menjagapolamakan klien yaitu dengan - Keluarga mengatakan mulai
mengkonsumsi makanan yang rendah mengerti tentang penjelasan
lemak dan garam dan menghindari penyakit gagal jantung mulai
aktivitas fisik yang berlebihan. dari pengertian, penyebab,
Hasil : tanda gejala sampai dengan
Keluarga menyetujui dan berkomitmen penanganan dari penyakit
memperbaiki perawatan pada Ny. B gagal jantung
4. Memberikan penjelasan/ edukasi kepada - Keluarga mengatakan mengerti
keluarga tentang penyakit gagal jantung, mengenai informasi panduan
dan motivasi untuk mempelajari penggunaan pelayanan
masalah kesehatan keluarga. kesehatan
Hasil :
Keluarga telah memahami bahaya
O:
penyakit jantung dan berkomitmen
- Tampak keluarga Tn A mulai
mempertahankan kesehatan keluarga
memberikan dukungan yang
5. Memberikan informasi mengenai akses
penuh kepada Ny. B yang
dalam mendapatkan pelayanan
dalam proses kesembuhan
kesehatan yang sesuai.
Hasil : - Tampak keluarga yang tidak
Keluarga antusias dalam mengakses memiliki hambatan dalam
pelayanan kesehatan yang dianjurkan pembiayaan untuk
6. Menganjurkan keluarga untuk teratur mendapatkan perawatan dari
dalam pemberian obat kepada Ny. B pelayanan kesehatan.
Hasil: - Tampak raut wajah keluarga
Keluarga setuju dan berkomitmen yang antusias saat diberikan
memperbaiki perawatan pada Ny. B informasi mengenai penyakit
7. Memberikan dukungan, dan gagal jantung
pemahaman tentang pergantian peran - keluarga mampu menjawab
kelurga pertanyaan-pertanyaan yang
Hasil : di berikan secara sederhana
Keluarga telah memahami peran dari
A:
setiap anggota keluarga dan bersedia
- Kurang pengetahuan keluarga
untuk menggantikan peran keluarga
tentang penyakit teratasi
apabila diperlukan
sebagian
- Perilaku kesehatan cenderung
beresiko teratasi sebagian
- Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
keluarga teratasi sebagian
- Ketidakefektifan manajemen
kesehatan dalam keluarga
teratasi sebagian
- Gangguan proses keluarga
teratasi sebagian

P:
- Lanjutkan intervensi Kurang
pengetahuan keluarga tentang
penyakit
- Lanjutkan intervensi Perilaku
kesehatan cenderung beresiko
- Lanjutkan intervensi
Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
keluarga
- Lanjutkan intervensi
Ketidakefektifan manajemen
kesehatan dalam keluarga
- Lanjutkan intervensi
Gangguan proses keluarga

DAFTAR KUNJUNGAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tanggal Kegiatan Paraf Keluarga Paraf Mahasiswa Paraf RT


22 Maret 2021 Survey tempat dan kunjungan keluarga (bina
trush) kontrak waktu untuk kunjungan
berikutnya

23 Maret 2021 Penjajakan I


 Melakukan pengkajian ke keluarga binaan
Tn. A
 Kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya
24 Maret 2021 Penjajakan II
 Merumuskan masalah keluarga Tn. A
 Kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya
25 Maret 2021 Intervensi
 Melakukan penyuluhan tentang gagal
jantung yaitu menjelaskan (pengertian,tanda
dan gejala, penyebab, pencegahan,
pengobatan gagal jantung)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GAGAL JANTUNG

“diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga”


Dosen pengampu : Anni Sinaga., S. Kp., M. Kep

Di susun oleh
Tanti Wili Wiharti 1420118035
Yesica Novayanti M 1420118020
Yessica Carolina Panjaitan 1420118058
Vina Yunitami Astuty 04320514220117040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL


JL KH.WAHID HASYIM NO. 161 KOTA BANDUNG
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Gangguan sistem kardiovaskuler


Sub Pokok Bahasan : Penyakit Gagal Jantung
Sasaran : Klien dan Keluarga

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Jumat, 26 Maret 2021

Waktu : 30 menit

Tempat : Rumah Tn. A

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan keluarga mampu memahami
tentang penyakit gagal jantung dan mampu melakukan perawatan terhadap
penyakit gagal jantung.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan keluarga mampu menjelaskan kembali:
a. Pengertian gagal jantung
b. Penyebab gagal jantung
c. Tanda dan gejala gagal jantung
d. Komplikasi dari gagal jantung
e. Cara pencegahan gagal jantung

B. Proses pelaksanaan penyuluhan

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN Kegiatan sasaran


1. Pembukaan 5 menit  Memberi Salam dan memperkenalan  Menjawab salam
diri
 Menjelaskan kontrak, tema dan  Mendengarkan
tujuan penyuluhan
 Menanyakan pengetahuan keluarga  Menjawab
tentang penyakit gagal jantung
2. Pelaksanaan 15 menit Menjelaskan materi penyuluhan  Mendengarkan
tentang : dan
 Pengertian gagal ginjal memperhatikan
 Penyebab gagal ginjal
 Tanda dan gejala gagal ginjal
 Komplikasi dari gagal ginjal
 Pencegahan gagal ginjal
3. Penutup 10 menit  Memberi kesempatan pada klien dan  Bertanya
keluarga untuk bertanya
 Memberikan pertanyaan kepada klien  Menjawab
dan keluarga sebagai evaluasi
 Menyimpulkan bersama-sama hasil
 Mendengarkan
kegiatan penyuluhan
 Menutup penyuluhan dan  Menjawab salam

mengucapkan salam

C. Metode
Metode yang digunakan adalah:
a. Ceramah
b. Tanya jawab

D. Media Dan Alat


Poster dan Alat Tulis

E. Materi
1. Pengertian gagal jantung
2. Penyebab gagal jantung
3. Tanda dan gejala gagal jantung
4. Komplikasi dari gagal jantung
5. Cara pencegahan gagal jantung

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Keluarga hadir di tempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Tn. A
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
b. Keluarga mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Keluarga mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan secara
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian penyakit gagal jantung secara
sederhana
b. Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 7 penyebab gagal jantung
c. Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 7 tanda dan gejala gagal jantung
d. Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 5 komplikasi gagal jantung
e. Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 7cara pencegahan gagal jantung

Lampiran Materi
1. Pengertian
Berikut merupakan pengertian penyakit gagal jantung menurut para ahli:
a. Gagal Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrisi (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010) dalam (Sulastini et al,
2020).
b. Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun
tekanan pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016) dalam
(Rahmadhani, 2020).
c. Gagal jantung adalah keadaan ketika jantung tidak mampu memompa
darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kegagalan
jantung di bagi atas kegagalan jantung akut yang timbulnya sangat cepat,
sebagai akibat dari serangan infark miokard, di tandai dengan sinkope,
syok, henti jantung, dan kematian tiba-tiba. Kegagalan jantung kronis
berkembang secara perlahan dan di sertai dengan tanda-tanda yang
ringan karena jantung dapat mengadakan kompensasi (Baradero et al,
2008).
2. Penyebab gagal jantung
Menurut Kemenkes RI penyebab gagal jantung adalah:
a. Faktor usia
Semakin bertambah usia seseorang maka makin tinggi resiko terkena
penyakit jantung. Untuk pria biasanya memasuki usia 45 tahun.
sedangkan wanita memasuki usia 55 tahun atau yang mengalami
menopouse dini (akibat operasi)
b. Memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga
Jika ada salah satu anggota keluarga inti mengidap penyakit jantung,
maka anggota keluarga nya juga akan bersiko mengalami gejala jantung
c. Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah
sehingga dapat menghambat aliran darah. Oleh karena itu penderita
diabetes beresiko lebih tinggi mengidap penyakit jantung
d. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Hipertensi mampu melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol
LDL masuk saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak
e. Obesitas (kegemukan)
Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan
lemak. Hal ini juga beresiko menyebabkan penyakit jantung
f. Pola hidup buruk
Pola hidup buruk menjadi faktor pemicu gejala jantung. Seperti kurang
olahraga, merokok, dan banyak mengkonsumsi makanan berlemak
g. Stress
Ketika seseorang stres, tubuh mereka mengeluarkan hormon kortisol
yang berakibat pada kakunya pembuluh darah. Hormon norepinephirine
yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Sehingga sebaiknya
hindari stress.
3. Tanda dan gejala
Menurut Kemenkes RI tanda dan gejala gagal jantung adalah:
1. Jantung berdebar-debar
Atau dikenal dengan palpitasi. Gejala jantung ini terasa seperti dada
diremas-remas
2. Sesak nafas
Sesak nafas termasuk gejala jantung yang paling umum terjadi. Rasa
sakit ini biasanya disertai dengan keringat dingin, rasa lemas, jantung
berdebar, bahkan mengalami pingsan
3. Berkeringat dingin dan perasaan mudah lelah. Pusing atau sakit kepala
Gejala jantung ini diakibatkan oleh penurunan aliran darah karena
denyut jantung tidak normal
4. Ada rasa mual dan muntah
5. Nyeri dada sebelah kiri
Penderita biasanya merasakan sakit seperti ditimpa beban berat. Rasa
sakit dan perasaan seperti terjepit atau terbakar di dada
4. Komplikasi gagal jantung
Menurut Smeltzer (2002) dalam (Austaryani, 2012) komplikasi dari CHF
adalah :
a. Edema pulmoner akut
b. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,
katabolisme dan masukan diit berlebih.
c. Perikarditis: Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
d. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-
angiotensin-aldosteron.
e. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah
merah.
5. Pencegahan gagal jantung
Menurut kemenkes RI pencegahan gagal jantung yaitu:
a. Melakukan kontrol teratur seperti kolesterol dan tekanan darah
b. Memeriksa kesehatan secara berkala
c. Menghindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya
d. Diet dengan gizi seimbang
e. Berolahraga secara teratur
f. Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
g. Mengontrol stress

DAFTAR PUSTAKA
Austaryani, N. P. (2012). “Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive
Heart Failure (Chf) Di Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit
(Icvcu) Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta”. Fakultas Ilmu Kesehata
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Baradero, et al. (2008). Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan


Keperawatan. Jakarta: EGC.

Rahmadhani, F. N. (2020). “Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gagal Jantung


Kongestif (Chf) Yang Di Rawat Di Rumah Sakit”. Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan. Samarinda

Sulastini. et al. (2020). “Peningkatan Kapasitas Keluarga Dalam Perawatan


Aktifitas Sehari-Hari Pasien Gagal Jantung”. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Kasih STIKES Dirgahayu Samarinda. 1 (2). 52-56

Kemenkes RI. (2018). Cara Mencegah Serangan Jantung. Tersedia [online].


https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F
%2Fpromkescom.files.wordpress.com
%2F2018%2F09%2Fimg_1024.jpg%3Fw%3D648&imgrefurl=https
%3A%2F%2Fpromkes.net%2Ftag%2Fkesmas%2Fpage
%2F2%2F&tbnid=W1Cf2KGL9MCQwM&vet=1&docid=EhmSy1lhfyq
nmM&w=648&h=648&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2Fim (di akses 24
maret 2018)

Kemenkes RI. (2019). Faktor Pemicu Gejala Serangan Jantung. Tersedia [online].
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-
jantung-dan-pembuluh-darah/apa-saja-faktor-pemicu-gejala-serangan-
jantung (di akses 24 maret 2018)

Kemenkes RI. (2018). Gejala Serangan Jantung. Tersedia [online].


http://dinkes.acehselatankab.go.id/index.php/jelajah/read/2018/08/07/28/
serangan-jantung.html (di akses 24 maret 2018)
MEDIA POSTER

Anda mungkin juga menyukai