KEPERAWATAN KRITIS
2
Lapisan
Jantung Katup jantung
4
Fisiologis Jantung
▪ Anderson et al., (2014) menjelaskan bahwa siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu
irama jantung. Dalam bentuk yang paling sederhana, siklus jantung adalah kontraksi bersamaan
kedua atrium, yang mengikuti suatu fraksi padadetik berikutnya karena kontraksi bersamaan
kedua ventrikel. Sisklus jantung merupakan periode ketika jantung kontraksi dan relaksasi. Satu
kali siklus jantungsama dengan satu periode sistole (saat ventrikel kontraksi) dan satu periode
diastole( saat ventrikel relaksasi). Normalnya, siklus jantung dimulai dengan depolarisasi spontan
sel pacemarker dari SA node dan berakhir dengan keadaan relaksasi ventrikel.
▪ Pada siklus jantung, sistole(kontraksi) atrium diikuti sistole ventrikel sehingga ada perbedaan
yang berarti antara pergerakan darah dari ventrikel ke arteri. Kontraksi atrium akan diikuti
relaksasi atrium dan ventrikel mulai berkontraksi.
▪ Curah jantung merupakan volume darah yang dipompakan selama satu menit.Curah jantung
ditentukan oleh jumlah denyut jantung permenit dan stroke volume.Isi sekuncup ditentukan oleh:
a. Beban awal (pre-load)
b. Daya kontraksi
c. Beban akhir
5
Konsep Gagal
Jantung Tanda & Gejala
Klasifikasi Fungsional gagal jantung menurut New York Secara umum penyebab gagal jantung
Heart Association (NYHA)(2013), sebagai berikut : dikelompokkan sebagai
berikut(Puspita & Fadil, 2020) :
Kelas 1 Tidak ada batasan : aktivitas fisik yang biasa tidak a. Disfungsi miokard
menyebabkan dipsnea napas, palpitasi atau keletihan berlebihan b. Beban tekanan berlebihan-
Kelas 2 Gangguan aktivitas ringan : merasa nyaman ketika pembebanan sistolik (sistolic
beristirahat, tetapi aktivitas biasa menimbulkan keletihan dan overload).
palpitasi. 1) Volume : defek septum atrial,
Kelas 3 Keterbatasan aktifitas fisik yang nyata : merasa defek septum ventrikel, duktus
nyaman ketika beristirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari arteriosuspaten
biasa dapat menimbulkan gejala.
2) Tekanan : stenosis aorta, stenosis
Kelas 4 Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa
pulmonal, koarktasi aorta
merasa tidak nyaman: gejala gagal jantung kongestif ditemukan
bahkan pada saat istirahat dan ketidaknyamanan semakin
3) Disaritmia
bertambah ketika melakukan aktifitas fisik apapun. c. Beban volume berlebihan-
pembebanan diastolik (diastolic
overload)
d. Peningkatan kebutuhan metabolik
(demand oveload)
7
Patofisiologi
Sumber : (Kemp & Conte,2012)
Dalam (Kemp & Conte, 2012) Jumlah darah yang
dipompa oleh jantung selama periode waktu
tertentu dikenal sebagai curah jantung, yang pada
gilirannya merupakan produk dari Heart Rate (HR)
dan Stroke Volume (SV) dan biasanya 4-8L/m.
selain itu, faktor lain seperti kontraksi ventrikel
sinergis, integritas dinding ventrikel, dan
kompetensi katup semuanya mempengaruhi Cardiac
Ouput (CO). SV didefinsikan sebagai jumlah darah
yang dikeluarkan oleh ventrikel per detak jantung,
dan biasanya 1cc/kg atau sekitar 60-100cc. SV
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu preload,
dimana jumlah peregangan serat miokard pada akhir
diastol,afterload yaitu resistensi yang harus diatasi
agar ventrikel dapat mengeluarkan darah, dan
kontraktilitas, yang merupakan keadaan inotropik
jantung terlepas dari preload atau afterload
8
Pemeriksaan penunjang
10
Penatalaksanaan
PERKI, (2020)
a. Penggunaan obat-obatan golongan diuretik,
b. Terapi oksigen.
c. Manajemen perawatan mandiri Manajemen yaitu dapat didefinisikan sebagai tindakan yang
bertujuan untuk menjaga stabilitas fisik, menghindari perilaku yang dapat memperburuk kondisi dan
mendeteksi gejala awal perburukan gagal jantung.
d. Ketaatan pasien berobat Ketaatan pasien untuk berobat dapat mempengaruhi morbiditas,
moralitasdan kualitas hidup pasien.
e. Pemantauan berat badan mandiri Pasien harus memantau berat badan rutin setiap hari, jika
terdapat kenaikan berat badan >2kg dalam 3 hari, pasien harus menaikkan dosis diuretik atas
pertimbangan dokter.
f. Asupan cairan Restriksi cairan 900 ml 1,2 liter/hari dipertimbangkan terutama pada pasien dengan
gejala berat yang disertai hiponatremia. Restriksi cairan rutin pada semua pasien dengan gejala
ringan sampai sedang tidak memberikan keuntungan klinis.
g. Olahraga
11
ASUHAN KEPERAWATAN CHF (Congestive
Heart Failure)
Identitas Identitas pasien yang bisa di kaji adalah nama, usia, jenis kelamin, suku bangsa,
pasien agama, diagnose medis, alamat, dan warna triage.
1. Wawancara
a) Keluhan utama yaitu keluhan yang pertama kali di rasakan saat ini. Pasien mengatakan sesak dan pusing, nyeri
di bagian leher, pasien mengatakan jatuh di depan rumah, pasien mengtakan nyeri di leher dan kepala, pasien
mengatakan mempunyai riwayat hipertensi.
b) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan dan penyakit yang di rasakan saat ini: mengatakan sesak dan
pusing, nyeri di bagian leher, pasien mengatakan jatuh di depan rumah, pasien mengtakan nyeri di leher dan
kepala.
c) Riwayat kesehatan dahulu.
12
d) Riwayat kesehatan keluarga
Secondary
Survey
2. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan umum
b) TTV (tekanan darah, nadi, napas, suhu), kesadaran.
c) Kepala : simetris
d) Rambut dan kulit kepala
I: warna rambut, ada tidaknya ketombe pada kulit kepala, rambut rontok/tidak
P: Ada tidaknya massa, ada tidaknya nyeri tekan
e) Mata Inspeksi simetris/ tidak, konjungtiva anemis/tidak, sklere ikterik/tidak,pupil
isokor/anisokor, pengelihatan kabur/ tidak.
f) Mulut dan gigi Inspeksi mukosa lembab atau tidak, sianosis/tidak, lidah bersih/ tidak, ada
karies/tidak, kelengkapan gigi.
g) Leher : Inspeksi adanya pembesaran kelenjar tiroid dan KGB/tidak
h) Abdomen: normal/simetris
i) Ekstermitas Ekstermitas atas: edema,kesemutan
Ekternitas bawah :edema, reflek patella
13 j) Keadaan emosional
Pengkajian psikososial
budaya dan spiritual
1. Data psikologis
a) Perasaan pasien setelah mengalami masalah ini
b) Cara mengatasi perasaan tersebut
c) Rencana pasien setelah masalahnya terselesaikan
2. Data budaya Pekerjaan, kebiasaan, dan kehidupan sehari-hari.
3. Data spiritual
a) Aktivitas ibadah dan kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan sehari-hari
b) Aktivitas ibadah dan kegiatan keagamaan yang sekarang tidak dapat dilaksanakan
c) Perasaan pasien akibat tidak dapat melaksanakan hal tersebut
d) Upaya pasien mengatasi perasan tersebut
e) Keyakinan pasien tentang peristiwa atau masalah kesehatan yang Pemeriksaan penunjang
(diagnostic)
15
Diagnosa
Keperawatan : INTERVENSI
Penurunan curah
jantung b.d
perubahan
kontraktilitas 4. Monitor saturasi oksigen
5. Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas,
lokasi, radiasi, durasi, presivitasi yang mengurangi
nyeri)
6. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
dan sesudah aktivitas
SIKI: Perawatan Jantung 7. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah pemberian obat
jantung (meliputi dispnea, kelelahan, edema, 8. Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan
ortopnea,paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan kaki ke bawah atau posisi nyaman
CVP). 9. Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi
2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah asupan kafein, natrium, kolesterol, dan makanan
jantung (meliputi peningkatan berat badan, tinggi lemak)
hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi, 10. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres,
ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat) jika perlu
3. Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah
orostatik, jika perlu
16
Diagnosa
INTERVENSI
Keperawatan : Nyeri
Akut b.d Agen
pencedera fisiologis
17
Gangguan pertukaran INTERVENSI
gas b.d perubahan
membran alveolus-
kapiler
6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru.
7. Auskultasi bunyi napas.
8. Monitor saturasi oksigen.
9. Monitor hasil x-ray toraks.
10. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien.
SIKI: Pemantauan Respirasi 11. Dokumentasi hasil pemantauan.
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan 12. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
upaya napas. 13. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
2. Monitor pola napas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi,
kusmaul, cheyne-stokes, biot, ataksik).
3. Monitor kemampuan batuk efektif.
4. Monitor adanya produksi sputum.
5. Minitor adanya sumbatan jalan napas.
18
EVALUASI
IMPLEMENTASI
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang
terus-menerus dilakukan untuk menentukan
apakah rencana keperawatan efektif dan
Implementasi merupakan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan,
serangkaian tindakan yang merevisi rencana atau mengehentikan rencana
dilakukan oleh perawat maupun keperawatan. Evaluasi merupakan langkah
tenaga medis lain untuk membantu terakhir dalam proses keperawatan guna
pasien dalam proses penyembuhan mengevaluasi dari implementasi yang dilakukan
dan perawatan serta masalah (Sunaryo, dkk, 2016).
kesehatan yang dihadapai pasien
yang sebelumnya disusun dalam Penentuan masalah teratasi, teratasi
rencana keperawatan sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara
(Sunaryo, dkk, 2016). membandingkan antara SOAP dengan tujuan
dan kriteria hasil yang telah ditentukan.
19
KESIMPULAN
SARAN
20
TERIMA KASIH
21