DI SUSUN OLEH:
Abd.Halid
Nurjayanti
Muh. Afif
Nurfaizah Ns Mapu
Renaldy Lumenteri
Dhanil Dhermawan
Murniyati Ndai
TAHUN AJARAN
2021/2022
A. Konsep Medis
1. Definisi
Gagal jantung adalah suatu keadaan pastofisiologi dimana gagal jantung
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan
pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala),
ditandai oleh sesak nafas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang
disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebkan
oleh gangguan yang menghabiskan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel
(difungsi diastolik) dan atau kontraktilitas miokardial (difungsi sistolik)
(Sudoyo Aru,dkk 2009) di dalam (nurarif,a.h 2015).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompa darah secukupnya dalam memnuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan
pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016).
2. Anatomi daan Fisiologi Jantung
a. Anatomi jantung
Sistem peredaran darah terdiri dari atas jantung, pembuluh darah, dan
saluran limfe. Arteri membawah darah dari jantung, vena membawah
darah ke jantung. Kapiler menggabungkan asteri dan vena, terentang
diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan
buangan. Dan disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan
ekstraseluler dan interstisial.
Kedudukan jantung berada dalam toraks, antara kedua paru-paru dan
dibelakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri dari pada ke kanan.
Lapisan jantung terdiri atas 3 yaitu:
b. Fisiologi Jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung.
Dalam bentuk sederhana, siklus jantung adalah kontraksi bersamaan
kedua atrium, yang mengikuti suatu fraksi pada detik berikutnya karena
kontraksi bersamaan kedua ventrikel.
Pada siklus jantung, sistole (kontraksi) atrium diikuti sistole ventrikel
sehinggah ada perbedaan yang berarti antara pergerakan darah dari
ventrikel ke arteri. Kontraksi ventrikel menekan darah melawan daun
katup atrioventrikuler kanan dan kiri dan menutupnya.
Curah jantung merupakan volume darah yang dipompakan selama satu
menit. Curah jantung ditentukan oleh jumlah denyut jantung permenit
dan stroke volume. Isi sekuncup ditentukan oleh:
Beban awal (pre-load)
Daya kontraksi
Beban akhir
3. Etilogi
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokan sebagai berikut:
a. Disungsi miokard
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolik overload)
Volume, defek spatum atrial, defek spantum ventrikel, dukus
arteriosus paten
Tekanan, stenosis aorta, stenosis pulmonal. Koarktasi aorta
Disaritmia
c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolik overload)
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (deman overload)
4. Manifestasi klinik
a. Gagal jantung kiri
1) Kongesti pulmonal :dispnea (sesak), batuk, krekels paru,
kadar saturasi oksigen yang rendah, adanya bunyi jantung
tambahan bunyi jantung 3S bisah di deteksi melalui
auskultasi.
2) Dispnea saat beraktivitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal
paroksimal (PND)
3) Batu kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan dapat
berubah menjadi batuk berdahak
4) Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah)
5) Perfusi jaringan yang tidak memadai
6) Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih
dimalam hari)
7) Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejala
seperti: gangguan pemcernaan, pusing, sakit kepala, gelisa,
ansietas, sianosis, kulit pucat dingin dan lembab
8) Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan
b. Gagal jantung kanan
Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol, karena sisi kanan
jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat
sehinggah tidak dapat mengakomodasikan semua darah yang secara
normal kembali dari sirkulasi vena.
6. Patofisiologi
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal melakukan tugasnya sebagai
organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal jantung. Pada tingkat
awal disfungsi komponen pompa dapat mengakibatkan kegagalan jika
cadangan jantung normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis
tertentu pada penurunan curah jantung.
Mekanisme dasar dari gagal jantung adalah gangguan kontraktilitas
jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung
normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat
frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme ini
gagal, maka volume sekuncup yang harus menyesuaikan. Kelainan fungsi otot
jantung disebabkan karena aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan
penyakit otot 21 21 degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis koroner
mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggu alirannya darah ke otot
jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik
atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja jantung pada
gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek (hipertrofi
miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan
meningkatkan kontraktilitas jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat
mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering
mendahului gagal jantung ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim
dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel brpasangan atau sinkron,
maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi
jaringan .
7. Penatalaksanaan
Penatalakasanaan gagal jantung dibagi menjadi 2 terapi yaitu sebagai
berikut :
a. Terapi farmakologi : Terapi yang dapat iberikan antara lain golongan
diuretik, angiotensin converting enzym inhibitor (ACEI), beta bloker,
angiotensin receptor blocker (ARB), glikosida jantung , antagonis
aldosteron, serta pemberian laksarasia pada pasien dengan keluhan
konstipasi.
b. Terapi non farmakologi : Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah
baring, perubahan gaya hidup, pendidikan kesehatan mengenai penyakit,
prognosis, obat-obatan serta pencegahan kekambuhan, monitoring dan
kontrol faktor resiko.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Congestive Heart
Failure (CHF)
a. Pengkajian
i. Identifikasi Klien:
1) Nama : Tn A
2) Tempat/ tanggal lahir : Agam / 02-8-1954
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Status kawin : Kawin
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMU
7) Pekerjaan : Petani
8) Alamat : Batu Kambing IV nagari Agam
9) Diagnosa medis : CHF
10) Masuk Rs : 19 mei 2021
11) Dilakukan pengkajian : 20 mei 2021
ii. Identififkasi Penanggung Jawab
1) Nama : Ny. J
2) Pekerjaan : IRT
3) Alamat : Batu Kambing IV nagari Agam
4) Hubungan : Istri
iii. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Sesak napas dan kelelahan
2. Riwayat keluhan utama
Klien masuk IGD RSUD pada tanggal 19 Mei 2021 pada pukul
13.00 WITA. Pasien mengatakan sesak napas ketika beraktivitas
dan selesai beraktivitas. Keluhan dirasakan sejak ± 1 minggu yang
lalu. Pasien juga mengatakan tubuhnya terasa lemah dan lelah
sebelumnya.
3. Riwayat penyakit
Klien sebelumnya pernah dirawat dirumah sakit 2 bulan yang lalu
dengan keluhan yang sama. Klien mengatakan tidak ada anggota
keluarganya yang menderita penyait yang sama dengan dirinya,
klien juga tidak mengetahui apakah keluarganya memiliki
penyakit keturunan seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes
militus dan asma.
a. Diagnosa Keperawatan
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
a. Perencanaan Keperawatan
c. Implementasi Keperawatan
Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
21Mei 2021 Penurunan curah jantung Jam 08:30 WITA S:
berhubungan dengan 1. Mengidentifikasi sesak, - Pasien
perubahan afterload
kelelahan ortopnea, tekanan mengatakan
darah dan CRT. masih
Jam 08:40 WITA merasakan
2. Memonitor Tekanan darah kelelahan.
dan saturasi oksigen. O:
Jam 08:50 WITA - Pasien masih
3. Memonitor tingkat toleransi terlihat sesak,
aktivitas lelah dan lemah.
Jam 09:00 WITA - Pasien masih
4. memonitor kecepatan aliran terlihat sianosis
oksigen - TD:100/70
Jam 09:10 WITA mmHg
5. Memberikan dukungan - N :86x/m
emosional dan spiritual - RR:26x/m
Jam 09:20 WITA - CRT >3 detik
6. Mempertahankan kepatenan
jalan napas A:
Jam 09:30 WITA Masalah belum teratasi
7. Menyiapkan dan mengatur
peralatan untuk pemberian P:
oksigen Lanjutkan intervensi
Jam 09:40 WITA
8. Memberikan oksigen nasal
kanul kepada pasien dosis
3L/m.
Jam 10:00 WITA
9. Menjelaskan rangkaian
fase-fase rehabilitasi
jantung
Jam 10:30 WITA
10. mengajarkan kepada pasien
cara menggunakan oksigen
yang benar.
Intoleransi aktivitas Jam 13:00 WITA S:
berhubungan dengan 1. Mengidentifikasi defisit - Pasien
ketidakseimbangan antara tingkat aktivitas dan mengatakan
suplai dan kebutuhan
kemampuan pasien dalam masih lelah
oksigen
aktivitas. - Pasien
mengatakan
Jam 13:05 WITA
masih sesak saat
2. Mengidentifikasi efek aktivitas
perubahan posisi terhadap bertahap
status pernapasan. diberikan yaitu
posisi fowler
Jam 13:10 WITA
30⁰.
3. Memonitor status
O:
pernapasan pasien dan
tingkat toleransinya. - Pasien masih
terlihat sesak
Jam 13:20 WITA
dan lemah
4. Memilih aktivitas dan - Pasien masih
menetapkan tujuan aktivitas nampak sianosis
yang konsisten sesuai - TD : 100/60
kemampuan fisik, mmHg
psikologis dan sosial. - N : 90 x/m
- RR :28 x/m
Jam 13:25 WITA
- SPO2 :97%
5. Memberikan motivasi dan
A:
penguatan positif pada diri
pasien Masalah belum teratasi
8. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam/deep
breathing exercise.
22 Mei 2021 Penurunan curah jantung Jam 08:30 S:
berhubungan dengan 1. Mengidentifikasi sesak,
perubahan afterload - Pasien
kelelahan ortopnea, tekanan
mengatakan
darah dan CRT.
kelelahannya
Jam 08:40
menurun.
2. Memonitor Tekanan darah
- Pasien
dan saturasi oksigen.
mengatakan
Jam 08:50
sesaknya
3. Memonitor tingkat toleransi
menurun saat
aktivitas
diberikan posisi
Jam 09:00
semifowler 60⁰.
4. memonitor kecepatan aliran
oksigen O:
Jam 09:10
- Sesak dan lemah
5. Memberikan dukungan
pada pasien
emosional dan spiritual
tidak ada terlihat
Jam 09:20
- Pasien terlihat
6. Mempertahankan kepatenan
tidak sianosis
jalan napas
- TD : 100/80
Jam 09:30
mmHg
7. Menyiapkan dan mengatur
- N : 84 x/m
peralatan untuk pemberian
- RR :24 x/m
oksigen
- SPO2 :98%
Jam 09:40
8. Memberikan oksigen nasal A :
kanul kepada pasien dosis
Masalah teratasi
3L/m.
P:
Pertahankan intervensi
8. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam/deep
breathing exercise.