Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

i. TOPIK
Waspada Akan Bahaya TBC

ii. PERMASALAHAN
Kurangnya informasi akan bahaya penyakit TBC

iii. SASARAN
Pemuda Karang Taruna RT 005/RW 003 Pulo Tawangsari Jombang

iv. TEMPAT dan WAKTU


Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Maret 2012
Waktu : 10.00 WIB – Selesai
Tempat : Posyandu Pulo Tawangsari gg. 01 Pulolor Jombang

v. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan Peserta mampu memahami dan lebih waspada
akan bahaya TBC (Tuberkulosis).
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, Peserta dapat:
 Menjelaskan pengertian penyakit TBC
 Menjelaskan penyebab TBC
 Menjelaskan kewaspadaan terhadap TBC
 Menjelaskan tentang penanganan TBC

vi. MATERI
Terlampir
vii. METODE PENYAMPAIAN
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

viii. MEDIA
Leaflet
Powerpoint

ix. TABEL KEGIATAN


Tahap Kegiatan dan Kegiatan
Media
Waktu Perawat Peserta

i. Salam Pembuka
Mendengarkan
ii. Memperkenalkan diri
Pembukaan dan Powerpoint
iii. Menjelaskan maksud dan
( 5 menit ) memperhatikan dan leaflet
tujuan
perawat/penyaji
iv. Membagikan leaflet

Mendengarkan
Penyajian dan Powerpoint
Menyampaikan materi
( 15 menit ) memperhatikan dan leaflet
penyaji
Memperhatikan
Penutupan i. Melakukan tanya jawab dan ikut Powerpoint
( 10 menit ) ii. Menutup pertemuan bertanya serta dan leaflet
menjawab

x. EVALUASI
A. Evaluasi Struktur : Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai dengan struktur
yang telah dibuat.
B. Evaluasi proses : Diharapkan peserta sasaran mengikuti sampai kegiatan
selesai dilaksanakan.
C. Evaluasi Hasil : Diharapkan peserta mengerti tentang waspada
penyakit TBC.
xi. DAFTAR PUSTAKA

1. Nurchasanah. 2009. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Familia


2. Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto
3. Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani
4. Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang: Yayasan Obor
Indonesia
5. Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan. Yogyakarta: Kanisius
MATERI

A. Definisi TBC
TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh basil
tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini pada
umumnya menyerang paru-paru, namun terkadang juga dapat menyerang organ lain seperti
ginjal, tulang, limpa, dan otak.
Tuberculosis berasal dari bahasa Latin “Tuberkel” yang artinya tonjolan kecil dan
keras yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan tubuh membangun dinding pengaman untuk
membungkus bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam paru-paru.

B. Penyebab TBC
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil Tahan
Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri Mycobacterium
tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau tertidur dalam waktu
beberapa tahun. Mycobacterium tuberculosis akan mati dengan cepat jika terkena sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam bila berada di tempat
yang gelap dan lembab.

C. Penularan TBC
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari bersin
atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap melalui
saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk lagi ke saluran limfe paru
dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Melalui aliran
darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai organ tubuh. Anak-anak sering mendapatkan
penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti
kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.

D. Gejala TBC
 Gejala Umum
1. Batuk lebih dari empat minggu. Pengobatan biasa yang dilakukan seperti biasa tak mampu
meredakan frekuensi batuk.
2. Batuk menahun dan berlendir., terutama waktu bangun tidur.
3. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari.
4. Terdapat rasa sakit pada dada atau punggung atas.
5. Berat badan turun dan badan semakin lemah dalam beberapa tahun berturutan.
6. Pada anak-anak seringkali dapat diraba di tepi kanan atau kirinya terdapat benjolan
(pembengkakan kelenjar-kelenjar).

 Gejala Khusus
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terserang, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
2. Jika ada cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit di dada.
3. Jika mengenai tulang, akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran, dan kejang-kejang.

E. Diagnosa TBC
TBC dapat kita diagnosa melalui pengkajian dari gejala klinis ,pemeriksaan fisik
,gambaran radiologi atau Rontgen Paru dan pemeriksaan laboratorium klinis maupun
bakteriologis.
1. Gejala klinis yang sering ditemui pada tuberculosis paru adalah batuk yang tidak
spesifik tetapi progresif.
2. Pada pemeriksaan fisik kadang kita dapat menemukan suara yang khas tergantung seberapa
luas dan dan seberapa jauh kerusakan jaringan paru yang terjadi.
3. Pemeriksaan Rontgen dapat menunjukkan gambaran yang bermacam macam dan tidak dapat
dijadikan gambaran diagnostik yang absolut dari Tuberculosis Paru.
4. Pada pemeriksaan laboratorium ,peningkatan Laju Endap Darah dapat menunjukan proses
yang sedang aktif ,tapi laju endap darah yang normal bukan berarti menyingkirkan adanya
proses Tuberculosis.
5. Penemuan adanya BTA pada Dahak , bilasan bronkus ,bilasan lambung ,cairan pleura atau
jaringan paru adalah sangat penting untuk mendiagnosa TBC Paru. Sering dianjurkan untuk
pemeriksaan dahak sebanyak 3 kali untuk dahak yang diambil pada pagi hari.

F. Pencegahan TBC
1. Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.
2. Olahraga teratur.
3. Istirahat yang cukup.
4. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.
5. Biasakan mencuci tangan.
6. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau penenang.
7. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
8. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
9. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan dengan penderita
TBC.
10. Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )

G. Pengobatan TBC
Minum obat dengan teratur dan benar sesuai dengan anjuran dokter selama 6 bulan
berturut-turut tanpa terputus. Jenis, jumlah, dan dosis obat yang cukup serta teratur dalam
menjalankan proses pengobatan. Bila minum obat tidak teratur maka dapat berakibat kuman
TBC tidak mati, tumbuh resistensi obat, kuman menjadi kebal sehingga kuman TBC sulit
sembuh.
Ada dua jenis obat yang diberikan kepada penderita TBC;
 Obat Primer : Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, Streptomycin, Ethambutol.
bat Sekunder : Exonamide, Paraaminosalisilat, Amikacin, Cycloserin, Kapreomicin, Kanamicin.

Demi suksesnya pengobatan ini WHO menganjurkan menggunakan strategi


penyembuhan jangka pendek dengan pengawasan langsung yang dikenal dengan istilah
DOTS ( Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) yang meliputi mendeteksi
pasien, melakukan pengobatan, dan melakukan pengawasan langsung. Anggota keluarga ikut
aktif dalam memperhatikan penderita dalam meminum obatnya secara teratur dan benar.
SATUAN ACUAN PENYULUHAN

Materi : PENULARAN TB PARU


ahasan : PROSES PENULARAN DAN GEJALA PENYAKIT TB PARU

Sub pokok bahasan :


 Pengertian TB PARU
 Cara penularan penyakit TB PARU
 Gejala penyakit TB PARU

Waktu/Jam : 08.00-12.00 Wib


Hari/Tanggal : Rabu, 19 Oktober 2011
Sasaran : Penderita TBC dan klien

Tujuan intruksional umum :


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat
mengetahui tentang penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala
penyakit TB PARU sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

Tujuan intruksional khusus :


Setelah mengikuti penyuluhan penularan TB PARU, maka klien dapat:
 Memahami pengertian TB PARU
 Mengetahui cara penularan TB PARU
 Mengetahui gejala-gejala penyakit TB PARU

Media :

 Laptop
 LCD
Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu :

N Kegiatan Metode Esti reference


o masi
wakt
u
1 Pendahuluan  Tegur 10’
/pembukaan sapa
 Salam  Tanya
 Apresiasi(menan jawab
yakan hal-hal
umum yg
berhubungan
dengan topic)
 Memberitahu
materi
penyuluhan dan
tujuan
2 Penyajian  Ceram 20’ http://www.medicastore.com/tbc/%20http://update
materi ah .tbcindonesia.or.id/index.php
penyuluhan  Diskusi www.tbcindonesia.or.id
 Pengertian TB  Tanya
PARU jawab
 Cara penularan
TB PARU
 Gejala penyakit
TB PARU

3 Penutup  Tanya
 Evaluasi jawab
 Rangkuman/men menjela
yimpulkan skan
 Salam penutup

MATERI

1.Pengertian TBC/Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
olehbakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
(Bakteri Mikobakterium tuberkulosa)

Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya.

Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan


bahwaTuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada
tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global
Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000
penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk
tiap tahun.

Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu
penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang
meninggal akibat TBC di Indonesia.

Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga


kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

2. Cara Penularan Penyakit TBC

Sumber penularan TBC adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC.
TBC menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan dahaknya
yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh
oranglain.Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-
anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering
masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama
pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar
getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu
paru-paru.

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan
tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian
reaksiimunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat
jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan
menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai
tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang
hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri
ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang
banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi
sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat
diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan
beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak
mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan
tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

3. Gejala Penyakit TBC


Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada
kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Gejala sistemik/umum
 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat
hilang timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan
keluar cairan nanah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan –
5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.medicastore.com/tbc/%20http://update.tbcindonesia.or.id/index.php
www.tbcindonesia.or.id
Dr. Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI http://www.beritaiptek.com/
http://www.keepkidshealthy.com/welcome/infectionsguide/tuberculosis.html
KOMPLIKASI TBC
Komplikasi berikut sering terjadi pada pasien lanjut:

 Hemoptisis masif (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena sumbatan jalan
napas, atau syok hipo¬volemik,

 Kolaps lobus akibat sumbatan bronkus,

 Bronkietasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif)
pada paru,

 Pneumotoraks (pnemotorak/ udara didalam rongga pleura) spontan: kolaps spontan karena bula/ blep yang pecah,

 Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal dan sebagainya,

 Insufisiensi kardio pulmoner (cardio pulmonary insufficiency).

1. Hemoptisis berat ==> sumbatan jalan napas bawah & syok hipovolemik
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial
3. Bronkhiektasis (pelebaran bronchus) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses
pemulihan atau reaktif) pada paru
4. Pneumothoraks ==> udara di dalam rongga pleura
5. Penyebaran TB ke jaringan lain ==> otak, tulang, ginjal, dll
6. Insufisiensi Kardiopulmonal

TBC tanpa pengobatan


TBC tanpa pengobatan secara alamiah setelah 5 tahun ==> 50% penderita meninggal, 25%
sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi dan 25% sebagai “kasus kronik”
PENCEGAHAN TBC
Pencegahan TBC Dengan Melindungi Diri dan Orang lain

Jika seseorang memiliki tbc aktif, hal pertama yang perlu dicatat adalah menjaga kuman dari diri sendiri. Hal ini
biasanya memakan waktu beberapa minggu pengobatan dengan obat tbc sebelum tidak menular lagi. Ikuti tips ini
untuk membantu menjaga dan pencegahan penyakit TBCkepada teman dan keluarga dari infeksi bakteri:

 Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang lain selama beberapa
minggu pertama pengobatan untuk tbc aktif.
 Ventilasi ruangan. Kuman TBC menyebar lebih mudah dalam ruang tertutup kecil di mana udara tidak
bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, membuka jendela dan menggunakan kipas untuk meniup
udara dalam ruangan luar.
 Tutup mulut menggunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut kapan saja ketika di diagnosis
tb merupakan langkah pencegahan TBC secara efektif. Jangan lupa untuk membuangnya secara tepat
 Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
 Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
 Menghindari udara dingin
 Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
 Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
 Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan
oleh orang lain
 Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
GEJALA TBC
Berikut ini adalah gejala ciri penyakit TBC paru-paru yang bisa kita kenali sejak dini :
1. Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai keluarnya darah.
2. Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian dada.
3. Penderita mengalami deman (meriang panas dingin) lebih dari sebulan
4. Penderita berkeringan pada waktu malam hari tanpa penyebab yang jelas.
5. Badan penderita lemah dan lesu
6. Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan hilangnya nafsu makan
7. Urin penderita berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ciri gejala ini muncul
pada kondisi selanjutnya

Gejala Sistemik Tuberkulosis

Secara sistemik pada umumnya penderita akan mengalami demam. Demam berlangsung pada sore dan malam

hari, disertai keringat dingin meskipun tanpa aktifitas, kemudian kadang hilang. Gejala ini akan timbul lagi

beberapa bulan kemudian seperti demam, influenza biasa, dan kemudian seolah-olah sembuh tidak ada demam.
Gejala lain adalah malaise (perasaan lesu) bersifat berkepanjangan kronis, disertai rasa tidak fit, tidak enak

badan, lemah, lesu, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan semakin kurus, pusing, serta mudah lelah.

Gejala sistemik ini terdapat baik pada TB Paru maupun TB yang menyerang organ lain.
Gejala Respiratorik Tuberkulosis

Adapun gejala repiratorik atau gejala saluran pernafasan adalah batuk. Batuk bisa berlangsung secara terus-

menerus selama 3 mingggu atau lebih. Hal ini terjadi apabila sudah melibatkan brochus. Gejala respiratorik

lainnya adalah batuk produktif sebagai upaya untuk membuang ekskresi peradangan berupa dahak atau sputum.
Dahak ini kadang bersifat purulent.

Kadang gejala respiratorik ini ditandai dengan batuk berdarah. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah

pecah, akibat luka dalam alveoli yang sudah lanjut. Batuk darah inilah yang sering membawa penderita berobat

ke dokter. Apabila kerusakan sudah meluas, timbul sesak nafas dan apabila pleura sudah terkena, maka disertai

pula dengan rasa nyeri pada dada.


PENGOBATAN TBC
Pengobatan TBC pada orang dewasa

 Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap
intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam
seminggu (tahap lanjutan).
Diberikan kepada:
o Penderita baru TBC paru BTA positif.
o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
 Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
o Penderita kambuh.
o Penderita gagal terapi.
o Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
 Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
o Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

Pengobatan TBC pada anak

Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:

1. 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH


+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila
diduga ada resistensi terhadap INH).
2. 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama,
kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan
Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).

Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis maksimal
perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.

Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:

TB tidak berat
INH : 5 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari
TB berat (milier dan meningitis TBC)
INH : 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari
Dosis prednison : 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)

Anda mungkin juga menyukai

  • Antenatal Care
    Antenatal Care
    Dokumen12 halaman
    Antenatal Care
    IKyy Outsaiders Balinese
    Belum ada peringkat
  • DORV
    DORV
    Dokumen4 halaman
    DORV
    Lheiiyaa Chukka Ssie Meongg
    Belum ada peringkat
  • Askep Dorv
    Askep Dorv
    Dokumen9 halaman
    Askep Dorv
    Lheiiyaa Chukka Ssie Meongg
    Belum ada peringkat
  • LP TB
    LP TB
    Dokumen6 halaman
    LP TB
    Lheiiyaa Chukka Ssie Meongg
    Belum ada peringkat
  • Manifestasi Bayi Hipoglikemi
    Manifestasi Bayi Hipoglikemi
    Dokumen5 halaman
    Manifestasi Bayi Hipoglikemi
    Lheiiyaa Chukka Ssie Meongg
    Belum ada peringkat