Disusun oleh :
YENI HASRI UTAMI JALIL
14420212210
CI Lahan CI Institusi
( ) ( )
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas:
1) Identitaspasien:
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal
masuk rumah sakit (MRS), nomorregister, dan diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta
status hubungan dengan pasien.
b. Keluhanutama
Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal,ortopnea
Lelah,pusing
Nyeridada
Edema ektremitas bawah
Nafsu makan menurun, nausea, dietensi abdomen
Urine menurun
c. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan
memberikan pertanyaan tentang kronologi keluhan utama.
Pengkajian yang didapat dengan gejala-gejala kongesti vaskuler
pulmonal, yakni munculnya dispnea, ortopnea, batuk, dan
edemapulmonalakut. Tanyakan juga gajala – gejala lain yang
mengganggu pasien.
d. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada
pasien apakah pasien sebelumnya menderita nyeri dada
khasinfarkmiokardium, hipertensi, DM, atau hiperlipi demia.
Tanyakan juga obat-obatan yang biasanya diminum oleh pasien pada
masalalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan juga alergi yang
dimiliki pasien
e. Riwayat penyekit keluarga
Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung,
dan penyakit keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.
f. Pengkajian data
1) Aktifitas dan istirahat : adanya kelelahan, insomnia, letargi,
kurang istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat istirahat atau saat
beraktifitas.
2) Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites,
disaritmia, fibrilasi atrial, kontraksi ventrikel prematur,
peningkatan JVP, sianosis, pucat.
3) Respirasi : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea, riwayat
penyakit paru.
4) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual danmuntah.
5) Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat,nokturia,
diare atau konstipasi.
6) Neuorologi: pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.
7) Interaksisosial : aktifitas sosial berkurang
8) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan
padakulit/dermatitis
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum : Kesadaran dan keadaan emosi, kenyamanan,
distress, sikap dan tingkah laku pasien.
2) Tanda – tanda Vital
3) Head to toe examination:
Kepala : bentuk, kesimetrisan
Mata : konjungtiva : anemis , ikterik atau tidak ?
Mulut : apakah ada tanda infeksi?
Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak,
kesimetrisan
Muka ; ekspresi, pucat
Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada : gerakan dada, deformitas
Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah arkuskosta
kanan
Ekstremitas: lengan – tangan : reflex, warna dan tekstur kulit,
edema, clubbing, banding akan arteri radialis kiri dan kanan.
Pemeriksaan khusus jantung:
- Inspeksi: vena leher dengan JVP meningkat, letak
ictuscordis (normal : ICS ke5)
- Palpasi : PMI bergeser ke kiri, inferior karena dilatasi
atau hepertrofi ventrikel
- Perkusi: batas jantung normal pada orang dewasa
- Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra
- Kanan bawah : SIC IV Linea Para Sternalis
Dextra
- Kiriatas : SICII Linea Para Sternalis sinistra
- Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Clavicularis
Sinistra
- Auskulatsi : bunyi jantung IdanII
- BJI: terjadi karena getaran menutupnya katup
atrio ventrikular, yang terjadi pada saat kontraksi
isimetris dari bilik pada permulaan systole
- BJ II : terjadi akibat getaran menutupnya katup
aorta dan arteri pulmonalis pada dinding toraks.
Ini terjadi kira – kira pada permulaan diastole.
- (BJII normal selalu lebih lemah dari pada BJI)
4) Pemeriksaan penunjang
a. Foto thorax dapat mengungkapkan adanya pembesaran
jantung, edema atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa
CHF
b. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi
bilik jantung dan iskemi (jika disebabkan AMI),
ekokardiogram
c. Pemeriksaan laboratorium : Hiponatremia, hiperkalemia pada
tahap lanjut dari gagal jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN)
dan kreatinin meningkat, peninkatan bilirubin dan enzim hati.
2. Diagnose Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon
pasien terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2017).
Diagnosa berdasarkan SDKI adalah:
a. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
Definisi: kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau
eliminasi karbon dioksida pada membrana veolus kapiler
Penyebab : Perubahan membran alveolus - kapiler
b. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
Definisi: inspirasi dan atau ekprasi yang tidak memberikan
ventilasi adekuat
Penyebab : hambatan upaya nafas (mis: Nyeri saat bernafas)
c. Nyeri akut(D.0077)
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan
onsetmend ada atau lambat berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3bulan.
Penyebab: agen pencedera fisiologis (mis: iskemia)
d. Intoleransia ktivitas (D.0056)
Definisi: ketidak cukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari - hari
Penyebab : kelemahan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses
keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana
keperawatan (Potter & Perry,2020).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien, faktor – faktor
lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya
(Padila,2017).
Menurut Setiadi (2017) dalam buku Konsep & penulisan
Asuhan Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap
perencanaan (Setiadi, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Aspaiani, RY. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada pasien Gangguan
Kardiovaskuler : aplikasi nic & noc. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Dinarti, & Muryanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi
Keperawatan.1–172.Retrievedfrom
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/11/praktika-
dokumenkeperawatan -dafis. pdf.
Ongkowijaya, J., & Wantania,F.E. (2016). Hubungan Hiperurisemia Dengan
Kardiomegali Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif. 4, 0–5.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.