Anda di halaman 1dari 11

Keperawatan Maternitas

UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA

REVIEW JURNAL

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
Di susun Oleh
GAWAT DARURAT DAN KRITIS

VIQY AYULIA (14420212193)


MAGFIRAH WIDYA NINGSIH (14420212187)
ANDI NURUL ABRIANTI (14420212187)
SRI WAHYUNI (14420212181)
YENI HASRI UTAMI JALIL (14420212210)
FIRNAYANTI MUHLIS (14420212201)
ZARA ZETHIRA (14420212130)
ERLISA HAMNI (14420212182)
ANDI MARJANI (14420212120)
JJudul Asli : Pengaruh Bridging
Exercise Terhadap Perubahan
Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke
Di Rs Bethesda Yogyakarta
Review
Penulis: Tri Wahyuni Ismoyowati
jurnal
Di Publikasikan: 2019
Abstrak GADWAT DARURAT DAN KRITIS

Latar belakang: Stroke merupakan penyebab kecacatan pertama dan


penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung coroner dan kanker. Gejala sisa
stroke banyak menyebabkan kecacatan permanen (Hinkle & Cheever, 2014). Lewis, et,
al (2011) menyatakan bahwa stroke dapat mengakibatkan hilangnya fungsi motorik.
Fungsi motorik tersebut dapat ditingkatkan dengan adanya latihan aktif dari pasien
(Smith, 2008), salah satu bentuk latihan ini adalah bridging exercise.Tujuan
penelitianini adalah menganalis pengaruh latihan Bridging Exerciseterhadap
perubahan kekuatan otot pada pasien Stroke. Metode Penelitian: menggunakanquasi
eksperimental design dengan pretest-posttest control group design. Populasi dalam
penelitian ini adalah 30 pasien Stroke di RS Bethesda yang dirawat pada bulan
Oktober 2018, terdiri dari kelompok intervensi Bridging Exercise15 responden dan
kelompok kontrol 15 responden. Hasil Penelitian: uji beda two related samples t-
testdidapatkan p=0,000 , artinyaBridging Exercisememberikan pengaruh yang lebih
baik terhadap perubahan kekuatan otot. Latihan Bridging Exersice(BE) yang dilakukan
pada pasien stroke 1 kali sehari dengan 8 kali repetisi dilakukan selama satu
minggu. Penelitian ini diharapkan dapat pengembangan pelayanan pada pasien
stroke di Indonesia dan menjadi dasar dalam penyusunan Standard
Latar Belakang KEPERAWATAN GADAR DAN KRITIS

1. Latar belakang pemilihan 2. Latar belakang penelitian


jurnal dalam jurnal
Stroke merupakan salah satu Stroke merupakan penyebab
penyebab kematian dan kecacatan kacacatan pertama dan penyebab
neurologis yang utama di Indonesia. kematian ketiga setelah penyakit
Setangan otak ini merupakan jantung koroner dan penyakit
kegawat daruratan medis yang harus kanker.Penderita Stroke
ditangani secara cepat, tepat, dan mayoritas merupakan usia usia
cermat. Stroke di Indonesia juga lanjut. Secara global sekitar 80
mengalami peningkatan prevalensi. juta orang menderita akibat
Di Indonesia penyakit ini menduduki Stroke. Terdapat sekitar 10
posisi ketiga setelah jantung dan juta penderita stroke baru setiap
kanker. Pada tahun 2007, hasil Riset tahun, dimana sekitar 5 juta
Kesehatan Dasar (Riskesdas) diantaranya meninggal dalam 12
menunjukkan data 8,3 per 1000 bulan setelah stroke, sepertiga
penduduk menderita stroke Stroke lainnya mengalami cacat
juga menjadi penyebab kematian permanen. Resiko kematian
utama di hampir semua rumah sakit strokesekitar 20% untuk
di Indonesia, yakni sebesar 14,5% strokeiskemic, 40-70% untuk
strokeperdarahan
GAWAT DARURAT DAN KRITIS

Tujuan
Tujuan review jurnal
Untuk mengetahui manfaat dari teknik latihan
Bridging Exerciseterhadap perubahan kekuatan
otot pada pasien Stroke
Untuk mengetahui seberapa efektivitas teknik
latihan Bridging Exercise terhadap perubahan
kekuatan otot pada pasien Stroke
Untuk memenuhi tugas stase Keperawatan
Gawat Darurat Dan Kritis

Tujuan penelitian dalam jurnal


Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalis
pengaruh latihan Bridging Exerciseterhadap
perubahan kekuatan otot pada pasien Stroke
GAWAT DARURAT DAN KRITIS
PEMBAHASAN
Keterbatasan fisik pada pasien stroke akibat penurunan kekuatan
METODE otot menyebabkan penurunan kemampuan ADL sehingga
berdampak pada kemampuan pada kemampuan pasien dalam
Metode Penelitian: perawatan diri (self-care deficit). Secara konsep, asuhan
menggunakanquasi eksperimental
design dengan pretest-posttest
keperawatan pada pasien stroke dengan kondisi stabil
control group design. Populasi daintaranya memonitor tanda vital dan status neurologis,
dalam penelitian ini adalah 30 melakukan latihan Bridging Exersice(BE), pengaturan posisi, serta
pasien Stroke di RS Bethesda yang mengobservasi adanya komplikasi. Dalam fase pasca akut, asuhan
dirawat pada bulan Oktober 2018,
terdiri dari kelompok intervensi keperawatan ditunjukkan untuk mempertahankan fungsi tubuh
Bridging Exercise15 responden dan dan mencegah komplikasi.Stroke dapat menimbulkan efek pada
kelompok kontrol 15 responden berbagai fungsi tubuh. Defisit motorik merupakan efek stroke
yang paling jelas terlihat, yang meliputi kerusakan: mobilitas,
fungsi respirasi, menelan dan berbicara, dan kemampuan
fungsional (Lewis, 2011). Ekstremitas dapat mengalami kelemahan
HASIL atau kelumpuhan dalam derajat yang berbeda, tergantung
pada bagian yang terkena dan seberapa luas serebral yang
Hasil Penelitian: uji beda two terganggu. Pasien stroke yang mengalami kondisi imobilisasi
related samples t-testdidapatkan dalam jangka waktu lama akan memudahkan terjadinya berbagai
p=0,000 , artinyaBridging
Exercisememberikan pengaruh komplikasi, diantaranya pembentukan DVT, atrofi otot, kontraktur
yang lebih baik terhadap dan nyeri sendi, dan dekubitus. Bridging Exersice(BE)
perubahan kekuatan otot. Latihan merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi
Bridging Exersice(BE) yang
dilakukan pada pasien stroke 1 yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya
kali sehari dengan 8 kali repetisi kecacatan pada pasien dengan stroke
dilakukan selama satu minggu.
GAWAT DARURAT DAN KRITIS

Kelebihan Dan Kekurangan


kelebihan Kekurangan
1. Penelitian ini menjelaskan dengan 1. dalam penelitian ini tidak
sangat baik sejauh mana efektifitas menjelaskan dengan baik
teknik bridging exercise terhadap mengeni apa itu teknik bridging
perubahan kekuatan otot pada pasien exercise dan hanya berfokus pada
stroke dengan mengukur kekuatan penjelesan mengenai penyakit
otot sebelum dan sesudah tindakan. stroke sehingga pemahaman
2. Terdapat banyak reverensi penelitian – tentang teknik bridging exercise
peneletian sebelumnya yang dapat kurang.
menjadi pedoman dan menjadi 2. Terdapat beberapa bahasa yang
pendukung dalam keefektifan sulit dimengerti khususnya bagi
penelitian pengaruh bridging exercise pembaca kalangan umum.
terhadap perubahan kekuatan otot Terdapat beberapa singkatan
pada pasien stroke yang tidak memiliki penjelasan
3. Pembahasan pada jurnal ini dibuat sehingga pembaca akan
secara singkat dan padat sehingga mengalami kesulitan dalam
pemahaman kepada jurnal ini akan mengartikan singkatan tersebut
lebih berbobot dan mudah
UMI PROFESI NERS GAWAT DARURAT DAN KRITIS

Teknik Bridging
Exercise
IMPLIKASI APLIKASI DI
KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka Rumah Sakit dapat memfasilitasi untuk
disarankan perlu adanya Teknik ini menyediakan dan memberikan dukungan
sebagai salah satu intervensi mengenai teknik Bridging Exercise kepada
keperawatan yang dapat di terapkan tenaga kesehatan khususnya perawat
dalam masalah gangguan mobilitas fisik sehingga kedepannya tenaga kesahatan
khususnya pada pasien stroke mengingat atau perawat dapat menerapkan teknik ini
gejala sisa stroke banyak menyebabkan sabagai salah satu intervensi dari masalah
kecacatan permanen jika tidak ditangani yang sering dihadapai oleh pasien stroke
dengan baik
GAWAT DARURAT DAN KRITIS

HAMBATAN DAN SOLUSI APLIKASI


JURNAL

Hambatan : Masi banyak tenaga


kesehatan maupun bukan yang tidak
mengetahui apa itu teknik latihan Bridging
Exercise dan seberapa penting teknik ini
diterapkan khususnya pada pasien stroke

Solusi : Solusinya perlu adanya pelatihan kepada


tenaga keperawatan ataupun tenaga kesehatan
lainnya dan penyuluhan pada masyarakat untuk
mengenalkan teknik latihan Bridging Exercise
sebagai salah satu metode yang cukup efektif
untuk menangani masalah kekuatan otot pada
pasien penderita stroke untuk mencegah sesuatu
yang tidak diinginkan
MATERNITAS

KESIMPULAN

Hasil Penelitian menunjukan mayoritas


responden berusia 54 tahun (10%), berjenis kelamin
laki-laki 21 orang (70%), riwayat stroke pertama
satu kali 23 orang (76,7%), bekerja 21 orang (70%).
Hasil uji beda two related samples t-testdidapatkan
nilai kekuatan otot sebelum dan sesudah
intervensi Bridging Exerciseadalah p=0,000 dan nilai
kekuatan otot antara kelompok intervensi BEdan
kelompok kontrol dilakukan dengan uji Two
independent samples testadalah 0,005 dapat
disimpulkan Bridging Exercisememberikan
pengaruh yang lebih baik terhadap perubahan
kekuatan otot. Latihan Bridging Exersice(BE) yang
dilakukan pada pasien stroke 1 kali sehari dengan
8 kali repetisi dilakukan selama satu minggu,

Anda mungkin juga menyukai