Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN DIAGNOSA CONGESTIVE HEART FAILURE DI


RUANG RAWAT INAP AQSA 3 RUMAH SAKIT UMUM
Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
 
 
 
Oleh:
 
Putri Widya Melli, S. Kep
2212501010074

Pembimbing:
Dr. Ns. Cut Husna, MNS

  
 

 
 

KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR


BAGIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2022

1
LAPORAN PENDAHULUAN
CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)

DEFINISI

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal

mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan

pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016)

Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu

lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh

untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan

tekanan pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016)

ANATOMI JANTUNG

2
ETIOLOGI

Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut

(Aspani, 2016)

1. Disfungsi miokard

2. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic

overload)

3. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic

overload)

4. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)

Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah,

gagal jantung disebabkan dengan berbagai keadaan seperti :

1. Kelainan otot jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,

disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang

mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup

aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit

degeneratif atau inflamasi misalnya kardiomiopati.

2. Aterosklerosis koroner

Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena

terganggunya aliran darah ke otot jantung.

3. Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)

3
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya

mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.

4. Penyakit jantung lain

Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara

langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat

mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub

semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah

(tamponade, pericardium, perikarditif)

5. Faktor sistemik

Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan

dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal :

demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan

suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan

abnormalitas elektronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

MANIFESTASI KLINIS

1. Gagal Jantung Kiri

a. Kongesti pulmonal : dispnea (sesak), batuk, krekels paru, kadar

saturasi oksigen yang rendah, adanya bunyi jantung tambahan

bunyi jantung S3 atau “gallop ventrikel” bisa di deteksi melalui

auskultasi.

b. Dispnea saat beraktifitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal

paroksismal (PND).

4
c. Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan dapat

berubah menjadi batuk berdahak.

d. Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah).

e. Perfusi jaringan yang tidak memadai.

f. Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih dimalam

hari)

g. Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejala- gejala

seperti: gangguan pencernaan, pusing, sakit kepala, konfusi,

gelisah, ansietas, sianosis, kulit pucat atau dingin dan lembab.

h. Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan.

2. Gagal Jantung Kanan

Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol, karena sisi kanan

jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat

sehingga tidak dapat mengakomondasikan semua darah yang

secara normal kembali dari sirkulasi vena.

a. Edema ekstremitas bawah

b. Distensi vena leher dan escites

c. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen

terjadi akibat pembesaran vena di hepar.

d. Anorexia dan mual

e. Kelemahan

5
KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG

Klasifikasi Fungsional gagal jantung menurut New York Heart

Association (NYHA), sebagai berikut :

Tidak ada batasan : aktivitas fisik yang biasa tidak


menyebabkan dipsnea napas, palpitasi atau keletihan
Kelas 1
berlebihan
Gangguan aktivitas ringan : merasa nyaman ketika
beristirahat, tetapi aktivitas biasa menimbulkan keletihan
Kelas 2
dan palpitasi.
Keterbatasan aktifitas fisik yang nyata : merasa nyaman
ketika beristirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari
Kelas 3
biasa dapat menimbulkan gejala.
Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa
merasa tidak nyaman : gejala gagal jantung kongestif
ditemukan bahkan pada saat istirahat dan
ketidaknyamanan semakin bertambah ketika melakukan
Kelas 4

PATOFISIOLOGI

6
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan kasus

gagal jantung kongestive di antaranya sebagai berikut :

1. Foto thorax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema

atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF

2. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung

dan iskemi, ekokardiogram

3. Pemeriksaan laboratorium : Hiponatremia, hiperkalemia pada tahap

lanjut dari gagal jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan

kreatinin meningkat, peninkatan bilirubin dan enzim hati.

7
PENATALAKSANAAN

Penatalakasanaan gagal jantung dibagi menjadi 2 terapi yaitu sebagai berikut

1. Terapi farmakologi :
Terapi yang dapat iberikan antara lain golongan diuretik, angiotensin

converting enzym inhibitor (ACEI), beta bloker, angiotensin receptor

blocker (ARB), glikosida jantung , antagonis aldosteron, serta

pemberian laksarasia pada pasien dengan keluhan konstipasi.

2. Terapi non farmakologi :

Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah baring, perubahan

gaya hidup, pendidikan kesehatan mengenai penyakit, prognosis, obat-

obatan serta pencegahan kekambuhan, monitoring dan kontrol faktor

resiko.

ASUHAN KEPERAWATAN BRONKIEKTASIS

1. Pengkajian

a. Identitas :

1) Identitas pasien :

Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,

pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal

masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.

8
2) Identitas Penanggung Jawab

Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,

serta status hubungan dengan pasien.

b. Keluhan utama

1) Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal, ortopnea

2) Lelah, pusing

3) Nyeri dada

4) Edema ektremitas bawah

5) Nafsu makan menurun, nausea, dietensi abdomen

6) Urine menurun

c. Riwayat penyakit sekarang

Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan

pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang

didapat dengan gejala-gejala yakni munculnya dispnea, ortopnea,

batuk. Tanyakan juga gajala-gejala lain yang mengganggu

pasien.

d. Riwayat penyakit dahulu

Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada

pasien. Tanyakan juga obat-obatan yang biasanya diminum oleh

pasien pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan

juga alergi yang dimiliki pasien

9
e. Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung, dan

penyakit keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.

f. Pengkajian data

1) Aktifitas dan istirahat : adanya kelelahan, sakit dada, dipsnea

pada saat istirahat atau saat beraktifitas.

2) Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, asites, disaritmia,

fibrilasi atrial,kontraksi ventrikel prematur, peningkatan JVP,

sianosis, pucat.

3) Respirasi : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea.

4) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan

muntah.

5) Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat, nokturia,

diare atau konstipasi.

6) Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.

7) Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang

8) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada

kulit/dermatitis

g. Pemeriksaan fisik

10
1) Keadaan Umum : Kesadaran dan keadaan emosi,

kenyamanan, distress, sikap dan tingkah laku pasien.

2) Tanda-tanda Vital :

a) Tekanan Darah

Nilai normalnya :

Nilai rata-rata sistolik : 110-140 mmHg

Nilai rata-rata diastolik : 80-90 mmHg

b) Nadi

Nilai normalnya : Frekuensi : 60-100x/menit (bradikardi atau


takikkardi)

c) Pernapasan

Nilai normalnya : Frekuensi : 16-20 x/menit

Pada pasien : respirasi meningkat, dipsnea pada saat istirahat


/ aktivitas

d) Suhu Badan

Metabolisme menurun, suhu menurun

3) Head to toe examination :

a) Kepala : bentuk , kesimetrisan

b) Mata: konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak ?

11
c) Mulut: apakah ada tanda infeksi?

d) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak, kesimetrisan

e) Muka; ekspresi, pucat

f) Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe g)


Dada: gerakan dada, deformitas

h) Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah arkus kosta


kanan

i) Ekstremitas: lengan-tangan:reflex, warna dan tekstur kulit,


edema, clubbing, bandingakan arteri radialis kiri dan kanan

j) Pemeriksaan khusus jantung :

(1) Inspeksi : vena leher dengan JVP meningkat, letak ictus


cordis (normal : ICS ke5)

(2) Palpasi : PMI bergeser kekiri, inferior karena dilatasi atau


hepertrofi ventrikel

(3) Perkusi : batas jantung normal pada orang dewasa Kanan


atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra Kanan bawah : SIC IV
Linea Para Sternalis Dextra Kiri atas : SIC II Linea Para
Sternalis sinistra. Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Clavicularis
Sinistra

(4) Auskulatsi : bunyi jantung I dan II

BJ I : terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikular,


yang terjadi pada saat kontraksi isimetris dari bilik pada
permulaan systole

12
BJ II : terjadi akibat getaran menutupnya katup aorta dan arteri
pulmonalis pada dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada
permulaan diastole.

(BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I)

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Gangguan pertukaran gas

2. Penurunan curah jantung

3. Nyeri akut

4. Perfusi perifer tidak efektif

5. Intoleransi aktifitas

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen
pertukaran gas keperawatan 3x24 jam Observasi
oksigenasi dan/atau
eliminasi karbondioksida - Monitor kecepatan
pada membran alveolus- oksigen
kapiler Normal - Monitor alat terapi
Kriteria hasil: oksigen
- Tingkat kesadaran - Monitor kemampuan
meningkat melepaskan oksigen saat
- Dispneu menurun makan
- Diaforesis menurun - Monitor tanda-tanda
- PCO2 membaik hipoventilasi
- PO2 membaik - Monitor integritas mukosa

13
- Pola napas membaik hidung akibat pemasangan
- Nafas cuping hidung oksigen
membaik Terapeutik
- Bersihkan sekret pada
mulut, hidung, trakea
- Pertahankan kepatenan
jalan napas
- Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
- Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
- Tetap berikan oksigen saat
pasien ditranportasi
Edukasi
- Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
- Kolaborasi penggunan
oksigen saat aktivitas dan
tidur

Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan Perawatan jantung


jantung keperawatan 3x24 jam Observasi
diharapkan
ketidakadekuatan jantung - Identifikasi tanda/gejala
memompa darah utama penurunan curah
meningkat jantung
Kriteria hasil: - Identifikasi tanda/gejala
- Tekanan darah dalam sekunder penurunan
batas normal curah jantung
- CRT membaik - Monitor tekanan darah
- Palpitasi menurun - Pantau intake dan
- Keluhan lelah output cairan
menurun - Monitor saturasi
oksigen Monitor

14
keluhan nyeri dada
- Monitor EKG 12
Sandapan
Terapeutik
- Posisikan pasien semi
fowler atau fowler
dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung
yang sesuai dengan
fasilitas pasien dan
keluarga untuk
- motivasi hidup sehat
berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi
- stres, jika perlu berian
dukungan emosional
dan spiritual
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti
merokok
- Anjurkan pasien dan
keluarga mengukur
berat badan
- Anjurkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output cairan
harian Kolaborasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian anti
aritmia, jika perlu

15
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
keperawatan 3x24 jam Observasi
nyeri dapat teratasi dengan,
Kriteria hasil: - Lakukan pengkajian nyeri
- Keluhan nyeri menurun secara komprehensif
- Kesulitan tidur menurun termasuk lokasi,
- TTV membaik karakteristik, durasi,
- Pola tidur membaik frekuensi, kualitas nyeri
- Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
- Kaji ulang nyeri secara
menyeluruh
Terapeutik
- Ajarkan manajemen nyeri
nonfarmakologi ( relaksasi
napas dalam)
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan
pemicu nyeri
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
- Berikan analgesik seSuai
anjuran dokter

Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi


aktivitas keperawatan 3x24 jam Observasi
diharapkan toleransi
aktivitas meningkat - Identifikasi gangguan
Kriteria hasil: fungsi tubuh yang
- Kemudahan dalam mengakibatkan kelelahan
melakukan aktivitas - Monitor pola dan jam
sehari-hari meningkat tidur
- Keluhan lelah - Monitor kelelahan fisik
menurun dan emosional
- Dipsneu saat aktivitas Terapeutik
menurun
- Sediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah

16
stimulus
- Lakukan rentang gerak
pasif dan aktif
- Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
Risiko infeksi Setelah diberikan tindakan Pencegahan Infeksi
keperawatan 3x24 jam Observasi
diharapkan resiko infeksi - Monitor tanda gejala
teratasi. infeksi
Kriteria hasil : - Terapeutik
- Kebersihan badan - Batasi jumlah pengunjung
- meningkat - Berikan perawatan kulit
- Nafsu makan area luka
- meningkat - Cuci tangan sebelum dan
- Kemerahan menurun sesudah kontak dengan
- Nyeri menurun pasien dan lingkungan
- Pertahankan teknik
aseptik
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan Ajarkan etika
batuk
- Anjurkan meningkatkan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan

17
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
farmakologis

18
DAFTAR PUSTAKA

Aspaiani,RY. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada pasien


Gangguan Kardiovaskuler : aplikasi nic&noc. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Dinarti, & Muryanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi


Keperawatan. 1–172. Retrieved from http://bppsdmk. kemkes.go.id/ pusdiksdmk
/wpcontent /uploads/2017/11 /praktika-dokumen keperawatan - dafis. pdf.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan


Indonesia. Edisi 1. Jakarta: EGC

19
20

Anda mungkin juga menyukai