Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian
Tumor adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi padat yang terbentuk akibat
pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya. Tumor otak dalam istilah radiologisnya
disebut Space Occupying Lesion (SOL). Space Occupying Lesion (SOL) intrakranial
dapat didefenisikan sebagai neoplasma, baik jinak atau ganas, primer atau sekunder,
baik karena proses inflamasi atau suatu massa pasitic dalam rongga kranial (Putri,
2015). Tumor ar frontal dextra adalah tumor pada lobus frontal dextra.
B. Etiologi
1. Causa Unknown/Idiopatik
2. Agent pembentuk tumor
3. Trauma cerebral & peny.peradangan
4. Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain
5. Tubersklerosis dan radiasi
C. Tanda dan Gejala
1. Nyeri kepala berat, terasa di pagi hari dan meningkat bila mengejan, batuk, atau
angkat berat.
2. Muntah di pagi hari, tidak berhubungan dengan makanan dan bersifat proyektil.
3. Kejang
4. Tanda-tanda peningkatan TIK : pandangan kabur, mual muntah, penurunan fungsi
pendengaran, perubahan tanda-tanda vital (bradikardi dan hipertensi), afasia
5. Perubahan mental : demensia, apatis, gangguan berpikir, dan daya ingat.
D. Pemeriksaan penunjang
1. Terapi Pembedahan
Tujuannya adalah dekompresi. Mengurangi massa tumor untuk mencegah defisit
neurologis dan penyelamatan jiwa.
2. Terapi lainnya, radioterapi yang dapat memperpanjang masa survival atau
menyembuhkan pada beberapa kasus tumor. Umumnya radioterapi
dikombinasikan dengan kemoterapi. Kemoterapi yang biasa digunakan adalah
temozolamide, alkylating agent yang dapat menembus sawar darah otak dengan
baik.
3. Terapi suportif,
 Seperti pemberian kortikosteroid dapat mengurangi efek edema otak dan
meningkatkan kualitas hidup.
 Terapi antikonvulsan dapat diberikan pada pasien kejang.
 Antikoagulan untuk mencegah terjadinya trombosis.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. EEG : kumpulan gelombang lambat. Menunjukkan lokasi tumor
2. Arteriografi : tampak pembuluh darah di otak sebagai neovaskularisasi
3. CT SCAN otak : dapat melihat letak tumor, besar, jumlah, adanya edema otak
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien, meliputi nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor
register, dan diagnostik medik.
b. Keluhan Utama, nyeri kepala dan mual muntah.
c. Pemeriksaan Primer
- Airway : pernapasan spontan, benda asing di jalan napas tidak ada, upaya
bernapas normal, dan hembusan napas ada.
- Breathing : pernapasan normal.
- Circulation : TD normal, HR rendah (bradikardia).
- Disability : GCS E4V5M6 (15), Tingkat kesadaran composmentis.
- Exposure : Keadaan kulit normal, dan tidak ada perdarahan.
2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (neoplasma)

b. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial berhubungan dengan lesi menempati

ruang

c. Nausea berhubungan dengan tumor terlokalisasi (tumor otak)

3. Intervensi Keperawatan

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN DAN


INTERVENSI
(SDKI) KRITERIA HASIL
(SIKI)
(SLKI)
1 . Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
pencedera fisik tindakan keperawatan Observasi
(neoplasma) selama 5 x 24 jam 1. identifikasi skala nyeri
diharapkan tingkat nyeri 2. identifikasi respon
menurun. Dengan kriteria nyeri non verbal
hasil : 3. identifikasi faktor yang
- Keluhan nyeri menurun memperberat dan
- Meringis menurun memperingan nyeri
- Sikap protektif menurun Terapeutik
- Gelisah menurun 4. berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
5. kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
6. fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
7. jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
9. ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
10. kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Penurunan kapasitas Setelah dilakukan Manajemen Peningkatan


adaptif intrakranial b.d tindakan keperawatan Tekanan Intrakranial
lesi menempati ruang selama 5 x 24 jam Observasi
diharapkan kapasitas 1. identifikasi penyebab
adaptif intrakranial peningkatan TIK
meningkat. Dengan 2. monitor tanda/gejala
kriteria hasil : peningkatan TIK
- tingkat kesadaran 3. monitor intake dan
meningkat output cairan
- sakit kepala menurun Terapeutik
- bradikardia menurun 1. Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
ruangan yang tenang
2. berikan posisi semi
fowler
3. hindari pemberian
cairan IV hipotonik
3.Nausea b.d tumor Setelah dilakukan Manajemen Mual
terlokalisasi (tumor otak) tindakan keperawatan Observasi
selama 5 x 24 jam 1. identifikasi
diharapkan tingkat pengalaman mual
nausea menurun. Dengan 2. identifikasi dampak
kriteria hasil : mual terhadap kualitas
- perasaan ingin muntah hidup
menurun 3. identifikasi faktor
- diaforesis menurun penyebab mual
- nafsu makan membaik 4. identifikasi antiemetik
- frekuensi menelan untuk mencegah mual
membaik 5. monitor mual
Terapeutik
6. kendalikan faktor
lingkungan penyebab
mual
7. berikan makanan
dalam jumlah kecil dan
menarik
Edukasi
8. anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
9. anjurkan makanan
tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
Kolaborasi
10. kolaborasi pemberian
antiemetik
Daftar Pustaka

PPNI. (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Putri, A. (2015). Wanita 31 Tahun Dengan Tumor Otak. Medical Profession Journal Of
Lampung. 4(2): 29-33

Radinal & Amroisa. (2014). Tumor Otak Primer Dengan Hemiparase Dextra dan Parese
Nervus II, III, IV, VI. Medical Profession Journal Of Lampung. 2(3): 79-85

Anda mungkin juga menyukai