Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

GANGGUAN MASALAH RETINOBLASTOMA

Oleh Kelompok 13
A. DEFINISI B. ETIOLOGI
 Retinoblastoma adalah  Retinoblastoma terjadi secara
tumor endo-okular pada familiar atau sporadik.
anak yang mengenai saraf Namun dapat juga
embrionik retina. Kasus ini diklasifikasikan menjadi dua
subkelompok yag berbeda,
jarang terjadi, sehingga
yaitu bilateral atau unilateral
sulit untuk dideteksi
dan diturunkan atau tidak
secara awal. Rata rata usia diturunkan. Kasus yang tidak
klien saat diagnosis adalah diturunkan selalu unilateral,
24 bulan pada kasus sedangkan 90 % kasus yang
unilateral, 13 bulan pada diturunkan adalah bilateral,
kasus kasus bilateral. dan unilateral sebanyak 10%.
C. Manifestasi klinis
Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain
dimata. Bila letak tumor dimakula, dapat terlihat
gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin
membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria,
tanda-tanda peradangan di vitreus (Vitreous seeding)
yang menyerupai endoftalmitis. Bila sel-sel tumor
terlepas dan masuk ke segmen anterior mata , akan
menyebabkan glaucoma atau tanda-tanda peradangan
berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini
dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor
melalui nervus optikus ke otak, melalui sclera ke
jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis
jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah.
D. Patofisiologi

Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal


strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan
memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan
vitreus yang menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel tumor
terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan
menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa
hipopion atau hifema.
Penatalaksanaan

Dua aspek pengobatan retinoblastoma


harus diperhatikan, pertama adalah
pengobatan local untuk jenis intraocular,
dan kedua adalah pengobatan sistemik
untuk jenis ekstrokular, regional, dan
metastatic.
Komplikasi

1. Glaukoma
2. Katarak
Pemeriksaan Penunjang
3. Kebutaan
4. Antropi Mata 1. Oftalmoskopi mata
2. Ultrsonografi
3. Foto fundus
ASKEP TEORI
A. PENGKAJIAN

Data umum

1) Identitas klien

2) Identitas orang tua

 Riwayat Kesehatan
saat ini  Pemeriksaan fisik head
to toe
 Riwayat Kesehatan
masa lalu

 kebutuhan dasar
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut Berhubungan dengan kerusakan jaringan

2. Gangguan citra Tubuh berhubungan dengan perubahan


penampilan

3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan

4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan


persepsi sensori penglihatan
DIAGNOSA
NO INTERVENSI
KEPERAWATAN LUARAN (SLKI)
(SIKI)
(SDKI)

Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri :


1. Identifikasi lokasi,
Definisi : intervensi keperawatan
1. selama 2x24 jam, maka
karakteristik, durasi
Pengalaman sensorik frekuansi,kualitas ,
TINGKAT NYERI intesitas nyeri
atau emosional yang 2. Identifikasi skala nyeri
menurun dengan kriteria
bekaitan dengan hasil :
3. Identifikasi rspons
nyeri non verbal
kerusakan jaringan 1. Keluhan nyeri menurun 4. Identifikasi faktor
aktual atau fungsional, 2. Meringis menurun yang memperberat dan
memperingan nyeri
dengan onset 3. Gelisah menurun 5. Monitor keberhasilan
mendadak atau lambat 4. Ketegangan otot terapi komplementer
dan berintensitas ringan menurun yang sudah berikan
6. Berikan teknik non
5. Fungsi berkemig
hingga berat yang farmakologis untuk
membaik mengurangi rasa nyeri
berlangsung kurang dari 7. Fasilitas istirahat dan
3 bulan tidur
8. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
9. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai