Disusun Oleh
KELOMPOK 7 :
DO :
Didapatkan tuli konduktif ringan
dengan ambang dengar telinga kanan
26.25 db dan selisih hantaran udara-
tulang sebesar 10 db.
DO :
Didapatkan lewat hasil test audiometri
sederhana hantaran udara / air
conduction (ac) lebih dari 25 db dan
hantaran tulang / bone conduction (bc)
normal atau kurang dari 25 db.
Diagnosa Keperawatan
• Gangguan presepsi sensorik berhubungan
dengan gangguan pendengaran
• Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis (inflamasi pada telinga
kanan)
Intervensi Keperawatan
Dx Nama &
No Tujuan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Keperawatan TTD
1. Gangguan Setelah dilakukan Minimalisasi Rangsangan
persepsi sensori tindakan Observasi
b.d gangguan keperawatan 3 x 24 Periksa status mental, status sensori, dan tingkat
pendengaran jam gangguan kenyamanan (mis. nyeri, kelelahan)
presepsi sensori Terapeutik
teratasi dengan 1. Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori
kriteria hasil: (mis. bising, terlalu terang)
Px dapat 2. Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara,
mengalami aktivitas)
peningkatan 3. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
pendengaran 4. Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu,
sampai tingkat sesuai kebutuhan
fungsional Edukasi
Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur
pencahayaan ruangan, mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Kolaborasi
1. Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
2. Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi
persepsi stimulus
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI
agen pencedera tindakan Observasi
fisiologis keperawatan 2 x 24 1. lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
(inflamasi pada jam nyeri dapat 2. Identifikasi skala nyeri
telinga kanan) berkurang dengan 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
kriteria hasil : 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Tingkat nyeri 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
menurun 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Pendengaran 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
membaik 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
- Meringis diberikan
menurun 9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Sikap protektif Terapeutik
menurun 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Gelisah menurun (mis, terapi pijat, aroma terapi, kompres hangat/dingin)
Kesulitan tidur 2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
menurun ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
1. Pemberian Analgetik
Observasi
1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda,
kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
2. Identifikasi riwayat alergi obat
3. Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. Narkotika, non-
narkotika, atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
4. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian
analgesik
5. Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
1. Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai
analgesia optimal, jika perlu
2. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus opioid
untuk mempertahankan kadar dalam serum
3. Tetapkan target efektifitas analgesic untuk mengoptimalkan
respon pasien
4. Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic dan efek yang
tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi