OLEH:
TIKA FEBRIYANI
18200100130
A. DEFINISI
Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu
keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari).
Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu ransangan.
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan
baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan
kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).
Implus nyeri
Reseptor Nyeri
(Nosiseptor)
Kerusakan jaringan
Medulla Spinalis
Diaforesis, dilatasi pupil, focus menyempit, Nyeri telah ada lebih dari 6 bulan, anoreksia,
ekspresi wajah nyeri dan perubahan frekuensi ansietas, depresi, imobilitas, berfokus pada diri
napas sendiri
Nyeri Akut
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
Nyeri Kronis
1. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan.
2. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury.
3. Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan.
4. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit.
5. Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan.
6. Gangguan tingkat pengetahuan.
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.
b. Ekspresi Wajah
1) Meringis
2) Mengeletuk gigi
3) Mengernyit dahi
4) Menutup mata, mulut dengan rapat
5) Menggigit bibir
c. Gerakan Tubuh
1) Gelisah
2) Imobilisasi
3) Ketegangan otot
4) Peningkatan gerakan jari dan tangan
5) Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
6) Gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi Sosial
1) Menghindari percakapan
2) Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
3) Menghindar kontak social
4) Penurunan rentang perhatian
2. Batasan karakteristik
a. Perilaku
1) Penurunan produktivitas
2) Mengekspresikan kehawatiran akibat perubahan dalam peristiwa
hidup
3) Gerakan yang tidak relevan
4) Gelisah
5) Memandang sekilas
6) Insomnia
b. Afektif
1) Gelisah
2) Kesedihan yang mendalam
3) Distres
4) Ketakutan
5) Perasaan tidak adekuat
c. Fisiologis
1) Wajah tegang
2) Insomnia
3) Peningkatan keringat
4) Peningkatan ketegangan
5) Terguncang
G. KOMPLIKASI
1. Hipovolemik
2. Hipertermi
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Edema Pulmonal
6. Kejang
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui
apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
1. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2. Menggunakan skala nyeri
a. Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih
dapat berkomunikasi dengan baik
b. Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
c. Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.
d. Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
I. DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Ansietas
Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
1. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai
sedang dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas,
konsentrasi dan koping
2. Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang
dibuktikan oleh indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah,
jarang, kadang-kadang, sering dan selalu)
2. Kriteria hasil
a) Mampu mengontrol kecemasan
b) Status lingkungan yang nyaman
c) Kontrol gejala
d) Status kesehatan meningkat
Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC