Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ABSES MANDIBULA

Oleh :

NENDA CHANDRA MAULANA


NIM.2106277043

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2021


LAPORAN PENDAHULUAN ABSES MANDIBULA

A. Definisi
Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi
nanah. (Siregar, 2004). Sedangkan abses mandibula adalah abses yang terjadi di
mandibula. Abses dapat terbentuk di ruang submandibula atau salah satu
komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari daerah leher. (Smeltzer dan Bare,
2001) . Abses submandibula merupakan salah satu infeksi pada leher bagian
dalam (deep neckinfection), disertai dengan pembentukan pus pada daerah
submandibula. Pada umumnya sumber infeksi pada ruang tersebut berasal dari
proses infeksi dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar limfe submandibula
(Siregar, 2004).

B. Etiologi
Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui
beberapa cara antara lain:
1. Bakteri masuk kebawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum
yang tidak steril
2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain
3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.

C. Patofisiologi
Jika bakteri menyusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi.
Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan se-
sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam
melawan infeksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan setelah menelan
bakteri.sel darah putih akan mati, sel darah putih yang mati inilah yang
membentuk nanah yang mengisis rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini,
maka jaringan disekitarnya akan terdorong jaringan pada akhirnya tumbuh di
sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas. Abses hal ini merupakan
mekanisme tubuh mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut jika suatu abses
pecah di dalam tubuh maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun
dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses
(www.medicastre.com,2004).

D. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada lokasi
dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa :
1. Nyeri
2. Nyeri tekan
3. Teraba hangat
4. Pembengakakan
5. Kemerahan
6. Demam
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak
sebagi benjolan, Adapun lokasi abses antar lain ketiak, telinga, dan tungkai
bawah. Jika abses akan pecah maka daerah pusat benjolan akan lebih putih
karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum
menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Abses dalam
lebih mungkin menyebarkan infeksi keseluruh tubuh.
Adapun tanda dan gejala abses mandibula adalah nyeri leher disertai
pembengkakan di bawah mandibula dan di bawah lidah, mungkin
berfluktuasi.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Siregar (2004), abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali.
Sedangkan abses dalam sering kali sulit ditemukan. Pada penderita abses,
biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih.

F. Komplikasi
Komplikasi/dampak yang mungkin terjadi akibat dari Abses mandibula menurut
Siregar (2004) adalah:
1. Kehilangan gigi
2. Penyebaran infeksi pada jaringan lunak dapat mengakibatkan selulitis wajah
dan Ludwig’s angina
3. Penyebaran infeksi pada tulang rahang dapat mengakibatkan osteomyelitis
mandibula atau maksila
4. Penyebaran infeksi pada daerah tubuh yang lain, menghasilkan abses
serebral, endokarditis, pneumonia, atau gangguan lainnya.

G. Penatalaksanaan Medis
Menurut FKUI (1990), antibiotika dosis tinggi terhadap kuman aerob dan
anaerob harus diberikan secara parentral. Evaluasi abses dapat dilakukan dalam
anastesi lokal untuk abses yang dangkal dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam
narkosis bila letak abses dalam dan luas. Insisi dibuat pada tempat yang paling
berfluktuasi atau setinggi 0,5 tiroid, tergantung letak dan luas abses. Pasien
dirawat inap sampai 1-2 hari gejala dan tanda infeksi reda.
Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses akan pecah dengan
sendirinya dan mengeluarkan isinya,.kadang abses menghilang secara perlahan
karena tubuh menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi,
abses pecah dan bisa meninggalkan benjolan yang keras.
Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa
ditusuk dan dikeluarkan isinya. Suatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga
pemberian antibiotik biasanya sia-sia antibiotik biasanya diberikan setelah abses
mengering dan hal ini dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik juga
diberikan jika abses menyebarkan infeksi kebagian tubuh lainnya.

H. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Data yang harus dikumpulkan dalam pengkajian yang dilakukan pada kasus
abses mandibula menurut Doenges, (2001) adalah sebagai berikut :
a. Aktifitas/istirahat
Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas.
Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan
cedera (trauma).
b. Sirkulasi
Data Obyektif: kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas
(hipoventilasi, hiperventilasi, dll).
c. Integritas ego
Data Subyektif: Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau
dramatis)
Data Obyektif : cemas, bingung, depresi.
d. Makanan dan cairan
Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan.
Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen.
e. Nyeri dan kenyamanan
Data Subyektif : nyeri pada rahang dan bengkak
Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.
f. Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas.
Data Objektif: Pernapasan menggunakan otot bantu pernapasan/ otot
aksesoris.
2. Dignosa keperawatan
Pre Operatif
a. Nyeri Akut
b. Hipertermi
c. Ansietas
d. Gangguan Integritas Kulit
Intra Operatif
a. Resiko Infeksi
Post Operatif
a. Nyeri Akut
b. Hipotermi
3. Intervensi Keperawatan
Pre operatif
Daftar Diagnosa NOC NIC
Nyeri Akut -       Pain Level, Pain Management
Kelas     : -       pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Domain : -       comfort level komprehensif termasuk lokasi,
Definisi : setelah dilakukan karakteristik, durasi, frekuensi,
Sensori yang tidak tindakan keperawatan kualitas dan faktor presipitasi
menyenangkan dan selama 1x 24 jam 2. Observasi reaksi nonverbal dari
pengalaman emosional yang diharapkan nyeri ketidaknyamanan
muncul secara aktual atau berkurang dengan 3. Gunakan teknik komunikasi
potensial kerusakan jaringan Kriteria Hasil: terapeutik untuk mengetahui
atau menggambarkan adanya 1. Mampu mengontrol pengalaman nyeri pasien
kerusakan (Asosiasi Studi nyeri (tahu penyebab 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
Nyeri Internasional): serangan nyeri, mampu respon nyeri
mendadak atau pelan menggunakan tehnik 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
intensitasnya dari ringan nonfarmakologi lampau
sampai berat yang dapat untuk mengurangi 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
diantisipasi dengan akhir yang nyeri, mencari kesehatan lain tentang
dapat diprediksi dan dengan bantuan) ketidakefektifan kontrol nyeri
durasi kurang dari 6 bulan. 2. Melaporkan bahwa masa lampau
nyeri berkurang 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
Batasan karakteristik : dengan menggunakan mencari dan menemukan
-    Laporan secara verbal atau manajemen nyeri dukungan
non verbal 3. Mampu mengenali 8. Kontrol lingkungan yang dapat
-    Fakta dari observasi nyeri (skala, mempengaruhi nyeri seperti suhu
-    Posisi antalgic untuk intensitas, frekuensi ruangan, pencahayaan dan
menghindari nyeri dan tanda nyeri) kebisingan
-    Gerakan melindungi 4. Menyatakan rasa 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
-    Tingkah laku berhati-hati nyaman setelah nyeri 10. Pilih dan lakukan penanganan
-    Muka topeng berkurang nyeri (farmakologi, non
-    Gangguan tidur (mata sayu, 5. Tanda vital dalam farmakologi dan inter personal)
tampak capek, sulit atau rentang normal 11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
gerakan kacau, menyeringai menentukan intervensi
-    Terfokus pada diri sendiri 12. Ajarkan tentang teknik non
-    Fokus menyempit (penurunan farmakologi
persepsi waktu, kerusakan 13. Berikan analgetik untuk
proses berpikir, penurunan mengurangi nyeri
interaksi dengan orang dan 14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
lingkungan) 15. Tingkatkan istirahat
-    Tingkah laku distraksi, 16. Kolaborasikan dengan dokter jika
contoh : jalan-jalan, menemui ada keluhan dan tindakan nyeri
orang lain dan/atau aktivitas, tidak berhasil
aktivitas berulang-ulang 17. Monitor penerimaan pasien
-    Respon autonom (seperti tentang manajemen nyeri
diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi pupil)
-    Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
-    Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh kesah)
-    Perubahan dalam nafsu
makan dan minum

Faktor yang berhubungan :


-    Agen injuri (biologi, kimia,
fisik, psikologis)
Hipertermi Setelah dilakukan 1. Monitor suhu sesering mungkin
Kelas    : tindakan keperawatan 2. Monitor warna dan suhu kulit
Domain : selama 1x24 jam 3. Monitor tekanan darah, nadi dan
Definisi : suhu tubuh naik diharapkan suhu tubuh RR
diatas rentang normal kembali normal dengan 4. Monitor penurunan tingkat
Kriteria Hasil : kesadaran
Batasan Karakteristik: 1. Suhu tubuh dalam 5. Monitor WBC, Hb, dan Hct
-   kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal 6. Monitor intake dan output
rentang normal 2. Nadi dan RR dalam 7. Berikan anti piretik
-   serangan atau konvulsi rentang normal 8. Berikan pengobatan untuk
(kejang) 3. Tidak ada mengatasi penyebab demam
-   kulit kemeraha perubahan warna 9. Selimuti pasien
-   pertambahan RR kulit dan 10. Berikan cairan intravena
-   takikardi 4. tidak ada pusing 11. Kompres pasien pada lipat paha
-   saat disentuh tangan terasa dan aksila
hangat 12. Tingkatkan sirkulasi udara
13. Berikan pengobatan untuk
Faktor faktor yang mencegah terjadinya menggigil
berhubungan :
-    penyakit/ trauma
-    peningkatan metabolisme
-    aktivitas yang berlebih
-    pengaruh medikasi/anastesi
-    ketidakmampuan/penurunan
kemampuan untuk berkeringat
-    terpapar dilingkungan panas
-    dehidrasi
-    pakaian yang tidak tepat
Ansietas -       Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
Kelas     : -       Coping kecemasan)
Domain : -   Gunakan pendekatan yang
Definsi : Perasaan gelisah Setelah dilakukan menenangkan
yang tak jelas dari tindakan keperawatan -   Nyatakan dengan jelas harapan
ketidaknyamanan atau selama 1x24 jam terhadap pelaku pasien
ketakutan yang disertai respon diharapkan kecemasan -   Jelaskan semua prosedur dan apa
autonom (sumner tidak yang dirasakan klien yang dirasakan selama prosedur
spesifik atau tidak diketahui berkurang dengan -   Temani pasien untuk memberikan
oleh individu); perasaan Kriteria Hasil : keamanan dan mengurangi takut
keprihatinan disebabkan dari 1. Klien mampu -   Berikan informasi faktual mengenai
antisipasi terhadap bahaya. mengidentifikasi diagnosis, tindakan prognosis
Sinyal ini merupakan dan -   Dorong keluarga untuk menemani
peringatan adanya ancaman mengungkapkan anak
yang akan datang dan gejala cemas -   Lakukan back / neck rub
memungkinkan individu 2. Mengidentifikasi, -   Dengarkan dengan penuh perhatian
untuk mengambil langkah mengungkapkan -   Identifikasi tingkat kecemasan
untuk menyetujui terhadap dan menunjukkan -   Bantu pasien mengenal situasi yang
tindakan tehnik untuk menimbulkan kecemasan
mengontol cemas -   Dorong pasien untuk
Batasan karakteristik 3. Vital sign dalam mengungkapkan perasaan,
-  Gelisah batas normal ketakutan, persepsi
4. Postur tubuh, -   Instruksikan pasien menggunakan
-  Insomnia
ekspresi wajah, teknik relaksasi
-  Resah
bahasa tubuh dan -   Barikan obat untuk mengurangi
-  Ketakutan
tingkat aktivitas kecemasan
-  Sedih
menunjukkan
-  Fokus pada diri
berkurangnya
-  Kekhawatiran
kecemasan
-  Cemas
Intra Operatif
Daftar diagnosa NOC NIC
Resiko Infeksi -   Immune Status Infection Control (Kontrol
Kelas   : -   Knowledge : Infection infeksi)
Domain : control 1. Bersihkan lingkungan setelah
Definisi : Definisi : -    Risk control dipakai pasien lain
Peningkatan resiko 2. Pertahankan teknik isolasi
masuknya organisme Setelah dilakukan 3. Gunakan sabun antimikrobia
patogen tindakan keperawatan untuk cuci tangan
dalam 1x24 jam 4. Cuci tangan setiap sebelum
Faktor-faktor resiko : diharapkan klien dan sesudah tindakan
-       Prosedur Infasif terhindar dari resiko kperawtan
-        Trauma infeksi dengan Kriteria 5. Gunakan baju, sarung tangan
-        Kerusakan jaringan dan Hasil : sebagai alat pelindung
peningkatan paparan -  Klien bebas dari tanda 6. Pertahankan lingkungan
lingkungan dan gejala infeksi aseptik selama pemasangan
-        Agen farmasi -  Jumlah leukosit dalam alat
(imunosupresan) batas normal 7. Ganti letak IV perifer dan line
-        Peningkatan paparan central dan dressing sesuai
lingkungan patogen dengan petunjuk umum
-        Ketidakadekuatan imum 8. Gunakan kateter intermiten
buatan untuk menurunkan infeksi
-        Tidak adekuat pertahanan kandung kencing
sekunder (penurunan Hb, 9. Tingktkan intake nutrisi
Leukopenia, penekanan 10. Berikan terapi antibiotik bila
respon inflamasi) perlu
-        Tidak adekuat pertahanan
tubuh primer (kulit tidak
utuh, trauma jaringan,
penurunan kerja silia,
cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH,
perubahan peristaltik)
Post Operatif
Nyeri Akut -       Pain Level, Pain Management
Kelas     : -       pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri
Domain : -       comfort level secara komprehensif termasuk
Definisi : setelah dilakukan lokasi, karakteristik, durasi,
Sensori yang tidak tindakan keperawatan frekuensi, kualitas dan faktor
menyenangkan dan selama 1x 24 jam presipitasi
pengalaman emosional diharapkan nyeri 2. Observasi reaksi nonverbal dari
yang muncul secara aktual berkurang dengan ketidaknyamanan
atau potensial kerusakan Kriteria Hasil: 3. Gunakan teknik komunikasi
jaringan atau -  Mampu mengontrol terapeutik untuk mengetahui
menggambarkan adanya nyeri (tahu penyebab pengalaman nyeri pasien
kerusakan (Asosiasi Studi nyeri, mampu 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
Nyeri Internasional): menggunakan tehnik respon nyeri
serangan mendadak atau nonfarmakologi untuk 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
pelan intensitasnya dari mengurangi nyeri, lampau
ringan sampai berat yang mencari bantuan) 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
dapat diantisipasi dengan -  Melaporkan bahwa nyeri kesehatan lain tentang
akhir yang dapat berkurang dengan ketidakefektifan kontrol nyeri
diprediksi dan dengan menggunakan masa lampau
durasi kurang dari 6 bulan. manajemen nyeri 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
-  Mampu mengenali nyeri mencari dan menemukan
Batasan karakteristik : (skala, intensitas, dukungan
-    Laporan secara verbal frekuensi dan tanda 8. Kontrol lingkungan yang dapat
atau non verbal nyeri) mempengaruhi nyeri seperti
-    Fakta dari observasi -  Menyatakan rasa nyaman suhu ruangan, pencahayaan dan
-    Posisi antalgic untuk setelah nyeri berkurang kebisingan
menghindari nyeri -  Tanda vital dalam 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
-    Gerakan melindungi rentang normal 10. Pilih dan lakukan penanganan
-    Tingkah laku berhati-hati nyeri (farmakologi, non
-    Muka topeng farmakologi dan inter personal)
-    Gangguan tidur (mata 11. Kaji tipe dan sumber nyeri
sayu, tampak capek, sulit untuk menentukan intervensi
atau gerakan kacau, 12. Ajarkan tentang teknik non
menyeringai farmakologi
-    Terfokus pada diri sendiri 13. Berikan analgetik untuk
-    Fokus menyempit mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
(penurunan persepsi
15. Tingkatkan istirahat
waktu, kerusakan proses
16. Kolaborasikan dengan dokter
berpikir, penurunan
jika ada keluhan dan tindakan
interaksi dengan orang dan
nyeri tidak berhasil
lingkungan)
17. Monitor penerimaan pasien
-    Tingkah laku distraksi,
tentang manajemen nyeri
contoh : jalan-jalan,
Analgesic Administration
menemui orang lain
1. Tentukan lokasi, karakteristik,
dan/atau aktivitas, aktivitas
kualitas, dan derajat  nyeri
berulang-ulang
sebelum pemberian obat
-    Respon autonom (seperti
2. Cek instruksi dokter tentang
diaphoresis, perubahan
jenis obat, dosis, dan frekuensi
tekanan darah, perubahan
3. Cek riwayat alergi
nafas, nadi dan dilatasi
4. Pilih analgesik yang diperlukan
pupil)
atau kombinasi dari analgesik
-    Perubahan autonomic
ketika pemberian lebih dari satu
dalam tonus otot (mungkin
5. Tentukan pilihan analgesik
dalam rentang dari lemah
tergantung tipe dan beratnya
ke kaku)
nyeri
-    Tingkah laku ekspresif
6. Tentukan analgesik pilihan, rute
(contoh : gelisah, merintih,
pemberian, dan dosis optimal
menangis, waspada,
7. Pilih rute pemberian secara IV,
iritabel, nafas
IM untuk pengobatan nyeri
panjang/berkeluh kesah)
secara teratur
-    Perubahan dalam nafsu
8. Monitor vital sign sebelum dan
makan dan minum
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Faktor yang berhubungan :
9. Berikan analgesik tepat waktu
-    Agen injuri (biologi,
terutama saat nyeri hebat
kimia, fisik, psikologis)
10. Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
Hipotermi Termoregulasi Temperature regulation
Kelas   : 1. Monitor suhu minimal tiap 2
Setelah dilakukan jam
Domain :
tindakan keperawatan 2. Rencanakan monitoring suhu
Definisi : selama 1x24 jam secara kontinyu
diharapkan suhu tubuh 3. Monitor TD, nadi, dan RR
klien dalam batas normal 4. Monitor warna dan suhu kulit
dengan kriteria hasil : 5. Monitor tanda-tanda hipotermi
Kriteria Hasil : Nadi dan 6. Tingkatkan intake cairan dan
RR dalam rentang nutrisi
normal 7. Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
Vital sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
3. Monitor sianosis perifer
4. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
5. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis
NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.
Corwin,  Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai