Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol VI, No I, Maret 2014 ISSN 1978-3167

Waktu Pertama Buang Air Kecil (BAK) pada Ibu Postpartum yang Dilakukan
Bladder Training
Hilda Ekasari Utami, Suparni , Wahyu Ersila
STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Jl.Raya Ambokembang No.8
Kedungwuni Pekalongan
Email: suparni_83@yahoo.com

Abstrak.Retensi urin didefinisikan sebagai ketidakmampuan berkemih. Retensio urin


postpartum menimbulkan beberapa komplikasi adalah terjadinya uremia, infeksi, sepsis,
dan terjadinya rupture spontan vesika urinaria. Mengatasi masalah perkemihan salah
satunya dapat dilakukan dengan melatih berkemih (bladder training). Bladder training
merupakan penatalaksanaan yang bertujuan untuk melatih kembali kandung kemih ke pola
berkemih normal dengan menstimulasi pengeluaran urin. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran waktu pertama kali buang air kecil (BAK) pada ibu
postpartum yang dilakukan bladder training. Desain penelitian menggunakan deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum spontan hari pertama di
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan tanggal 20 Mei - 8 Juni 2013. Teknik pengambilan
sampel adalah accidental sebanyak 30 ibu postpartum spontan hari pertama di RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan. Pengumpulan data menggunakan checklist dan lembar
observasi. Analisa hasil penelitian menggunakan analisa univariate dengan hasil bahwa
seluruh ibu post partum dapat buang air kecil (BAK) dengan cepat setelah melahirkan
dengan rata-rata waktu pertama kali buang air kecil (BAK) 2,7 jam postpartum.
Saran bagi tenaga kesehatan untuk menerapkan bladder training pada ibu postpartum
karena mempunyai dampak yang positif bagi ibu postpartum karena dapat merangsang
BAK segera sehingga mencegah terjadinya perdarahan.
Kata kunci : bladder training, miksi awal masa nifas

First Time Urination (BAK) on Postpartum Mothers Who do Bladder


Training
Abstract. Urinary retention is defined as the inability to urinate. Postpartum urinary retention
caused some complication is the occurrence of uremia, infection, sepsis, and occurrence of
spontaneous bladder rupture. Troubleshooting urinal one of which can be done by training
voiding (bladder training). Bladder training is a management that aims to retrain the bladder to
normal voiding pattern by stimulating urine output. The purpose of this study is to describe the
first time urination (BAK) on postpartum mothers who do bladder training. Design research
using descriptive. The population in this study were all spontaneous first day postpartum mothers
in hospitals Kraton Pekalongan on 20 May - 8 June 2013. The sampling technique was
accidental as much as 30 maternal postpartum spontaneous first day in hospitals Kraton
Pekalongan. Collecting data using the checklist and observation sheet. Analysis of the results of
studies using univariate analysis with the result that the entire post-partum mothers can urinate
(BAK) quickly after giving birth with an average time of first urination (BAK) 2.7 hours
postpartum.
Suggestions for health workers to apply bladder training in the mother postpartum because it has a
positive impact for postpartum mothers because it can stimulate the bladder immediately so as to
prevent the occurrence of bleeding.
Keywords: bladder training, voiding early puerperium

Pendahuluan diseminata, inverse uterus. Atonia


Perdarahan masih menjadi uterus dapat terjadi karena plasenta
penyebab angka kematian ibu tertinggi atau selaput ketuban tertahan. Trauma
di Indonesia. Perdarahan postpartum genital meliputi penyebab spontan dan
disebabkan oleh atonia uterus, trauma trauma akibat penatalaksanaan atau
genital, koagulasi intravascular gangguan, misalnya kelahiran yang

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol VI, No I, Maret 2014 ISSN 1978-3167

menggunakan peralatan termasuk Maret tahun 2013 sebanyak 528,


section caesarea dan episiotomi (Marmi Rumah Sakit Umum Daerah Kajen
2012, h.162). sebanyak 192, Rumah Sakit Islam PKU
Salah satu penyebab perdarahan Muhammadiyah Pekajangan sebanyak
postpartum adalah gangguan kontraksi 66 persalinan. Berdasarkan data
uterus yang dapat diakibatkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kraton
adanya retensio urin. Retensio urin menunjukkan angka kejadian retensi
menyebabkan distensi kandung kemih urine pada bulan Januari-Maret tahun
yang kemudian mendorong uterus ke 2013 sebanyak 4, Rumah Sakit Umum
atas dan ke samping. Keadaan ini bisa Daerah Kajen sebanyak 1, Rumah
menghambat uterus berkontraksi Sakit Islam PKU Muhammadiyah
dengan baik yang akhirnya Pekajangan sebanyak 3. Angka
menyebabkan perdarahan. Apabila kejadian retensi urine di Kabupaten
terjadi distensi berlebihan pada Pekalongan terbanyak di Rumah Sakit
kandung kemih dapat mengalami Umum Daerah Kraton, Kabupaten
kerusakan lebih lanjut (atoni) Pekalongan.
(Saifuddin 2009, h.358). Berdasarkan Hasil studi
Apabila tidak dilakukan bladder pendahuluan di Rumah Sakit Islam
training, akan meningkatkan angka PKU Muhammadiyah Pekajangan
kejadian retensi urin. Retensi urin tanggal 1-27 April 2013 pada 5 ibu
dapat menyebabkan kurang postpartum (responden) yang dilakukan
adekuatnya kontraksi uterus (hipotoni). bladder training dapat BAK spontan 120
Uterus yang hipotoni akan menit setelah melahirkan sebanyak 3
menyebabkan perdarahan setelah orang (60%), 180 menit setelah
melahirkan (Marmi 2012, h.163). melahirkan sebanyak 1 orang (20%),
Pada perawatan maternitas dan 210 menit setelah melahirkan
bladder training dilakukan pada ibu sebanyak 1 orang (20%).
yang mengalami gangguan berkemih
seperti inkontinensia urin atau retensio Metode
urin (Potter dan Anne, 2006, h. 1733). Penelitian ini merupakan
Bladder training dapat mulai dilakukan penelitian deskriptif, populasi dalam
sebelum masalah berkemih terjadi pada penelitian ini adalah seluruh ibu
ibu postpartum, sehingga dapat postpartum spontan hari pertama di
mencegah intervensi invasi seperti RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
pemasangan kateter yang justru akan tanggal 20 Mei- 8 Juni 2013. Jumlah
meningkatkan kejadian infeksi kandung sampel yang diperoleh 30 orang.
kemih (Smeltzer dan Brenda, 2002, Tehnik pengambilan sampel pada
h.414). Agar bladder training ini penelitian ini adalah accidental
berhasil, klien harus menyadari dan sampling yang memenuhi kriteria
secara fisik mampu mengikuti program inklusi dan eksklusi.
pelatihan. Program tersebut meliputi
penyuluhan, upaya berkemih yang Hasil
terjadwal, dan memberikan umpan Hasil penelitian ini dalam bentuk
balik positif. Fungsi kandung kemih analisis univariat.
untuk sementara mungkin terganggu Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setelah suatu periode kateterisasi seluruh ibu post partum dapat buang
(Potter dan Anne , 2006, h.1732). air kecil (BAK) dengan cepat setelah
Berdasarkan data Rumah Sakit melahirkan dengan rata-rata waktu
Umum Daerah Kraton menunjukkan pertama kali buang air kecil (BAK) 2,7
jumlah persalinan pada bulan Januari- jam postpartum.

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol VI, No I, Maret 2014 ISSN 1978-3167

sesuai pendapat Johnson dan Taylor


waktu Frekuensi Persentase (2005, h.127) bahwa untuk dapat
pertama kali berfungsi normal, ginjal memerlukan
BAK
2000-2500 ml per hari, meskipun
Cepat 30 100
Kilpatrick (1997) menyatakan bahwa
Lambat 0 0 1200-1500 ml saja sudah memadai dan
Total 30 100.0 bidan harus mendorong asupan cairan
secara teratur. Hal ini didukung dengan
Pembahasan pendapat Potter dan Perry (2006,
Hasil penelitian ini sesuai dengan h.1708-1709) bahwa metode sederhana
penelitian terdahulu yang dilakukan dalam meningkatkan berkemih normal
oleh Ermiati dkk (2007) bahwa bladder adalah dengan mempertahankan
training mempengaruhi waktu asupan cairan yang adekuat.
terjadinya BAK pada ibu postpartum Tahap bladder training ketiga
di RS Dr. Cipto Mangunkusumo tahun adalah mengukur tanda-tanda vital dan
2007. Pernyataan ini sesuai dengan bladder training dimulai pertama kali
pendapat Potter dan Perry (2006, pada 2 jam postpartum. Hal ini
h.1708) bahwa mempertahankan dikarenakan perlu kondisi yang stabil
eliminasi urine normal akan membantu untuk bisa turun dari tempat tidur dan
mencegah terjadinya masalah mengikuti program bladder training.
perkemihan yang banyak. Hal ini sesuai Untuk mempercepat pemulihan kondisi
dengan pendapat Johnson dan Taylor setelah melahirkan diperlukannya
(2005, h.127) bahwa memberikan ambulasi dini dan berkemih 2 jam
dukungan kepada ibu untuk setelah postpartum untuk menghindari
mengadaptasi posisi dan rutinitas yang terjadinya perdarahan postpartum. Hal
ia gunakan untuk membantu urinasi. ini sesuai dengan pendapat Potter dan
Tahap-tahap melakukan bladder Perry, (2006, h.1732) bahwa agar
training yang pertama adalah bladder training ini berhasil, klien harus
memberikan edukasi kepada klien menyadari dan secara fisik mampu
tentang pentingnya eliminasi BAK mengikuti program pelatihan. Program
spontan setelah melahirkan. Hal ini meliputi penyuluhan, upaya berkemih
dimungkinkan karena tanpa yang terjadwal, dan memberikan
mengetahui manfaat dari bladder umpan balik positif. Memulai jadwal
training, ibu postpartum tidak tahu dan berkemih 2 jam postpartum.
tidak akan mau mengikuti program Pengosongan kandung kemih
bladder training. Hal ini sesuai dengan memperkecil risiko timbulnya masalah
pendapat Potter dan Perry, (2006, seperti perdarahan akibat perubahan
h.1732) bahwa agar bladder training ini tempat uterus atau infeksi. Hal ini
berhasil, klien harus menyadari dan didukung dengan pendapat Johnson
secara fisik mampu mengikuti program dan Taylor (2005, h.121) bahwa
pelatihan. Program tersebut meliputi diperlukan 1-2 jam dari awal timbulkan
penyuluhan, upaya berkemih yang keinginan berkemih sampai kandung
terjadwal, dan memberikan umpan kemih mencapai kapasitas penuh 600
balik positif. ml.
Tahap bladder training yang kedua Tahap bladder training keempat
adalah memberikan air minum. Hal ini adalah membawa klien ke toilet untuk
dimungkinkan dengan adanya asupan BAK dengan posisi duduk dan meminta
cairan dapat menstimulasi kerja ginjal, klien menyiram perineum dengan air
sehingga dapat timbul keinginan ibu hangat . Hal ini dimungkinkan untuk
postpartum untuk berkemih. Hal ini merelakskan kandung kemih, sehingga

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol VI, No I, Maret 2014 ISSN 1978-3167

ibu postpartum dapat bisa berkemih Perry, (2006, h.1708) bahwa perawat
dengan nyaman. Hal ini sesuai dengan juga dapat menuangkan air hangat ke
pendapat Johnson Ruth dan Wendy atas perineum klien dan menciptakan
Taylor (2005, h.126) bahwa posisi sensasi untuk berkemih.
tegak, condong ke depan dapat Tahap bladder training keenam
memfasilitasi kontraksi otot panggul adalah mengobservasi apakah sudah
dan intra abdomen, mengejan, BAK atau belum. Hal ini
kontraksi kandung kemih, dan kontrol dimungkinkan untuk mengetahui
springter. Perawat dapat membantu kemampuan ibu berkemih setelah
klien untuk belajar rileks dan melahirkan, dalam batas normal atau
menstimulasi refleks berkemih dengan terdapat masalah setelah melahirkan.
mengajarkan posisi yang normal saat Hal ini sesuai pendapat Saleha (2009,
berkemih. Hal ini didukung dengan h.73) bahwa ibu diminta untuk buang
pendapat Potter dan Perry (2006, air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika
h.1708) bahwa wanita lebih mampu dalam 8 jam postpartum belum dapat
berkemih dalam posisi jongkok atau berkemih atau sesekali berkemih belum
duduk. Posisi ini meningkatkan melebihi 100 cc, maka dilakukan
kontraksi otot-otot panggul dan otot- kateterisasi. Akan tetapi, kalau
otot intraabdomen yang membantu ternyata kandung kemih penuh, tidak
mengontrol sfingter serta mambantu perlu menunggu 8 jam untuk
kontraksi kandung kemih. Penggunaan kateterisasi.
toilet akan meningkatkan privasi. Tahap bladder training ketujuh
Memberikan cukup waktu untuk rileks adalah mengulang baldder training
dan berkemih juga merupakan hal yang setiap 2 jam bila belum bisa BAK. Hal
penting. Mengguyurkan air hangat ke ini dimungkinkan untuk melihat
daerah perineum juga dapat membantu perkembangan kemampuan berkemih
relaksasi (ukur dulu jumlah cairan yang dalam setiap 2 jam. Hal ini sesuai
akan digunakan, bila harus dilakukan pendapat Potter dan Perry (2006
pengukuran keseimbangan cairan). h.1733) bahwa melatih kebiasaan akan
Tahap bladder training kelima membantu meningkatkan control
adalah kran air dibuka maksimal 15 berkemih klien secara volunter. Di
menit dimulai semenjak klien berada di tetapkan jadwal berkemih yang
toilet. Hal ini merupakan salah satu fleksibel berdasarkan pola berkemih
stimulus yang dapat mempercepat klien.
berkemih. Hal ini sesuai dengan
pendapat Johnson dan Taylor (2005, Daftar Pustaka
h.126) bahwa dengan menggunakan Anggraini, Yetti 2010, Asuhan
kekuatan sugesti, Kilpatrick (1997) Kebidanan Masa Nifas, Pustaka
menganjurkan digunakannya bunyi air Rihama, Yogyakarta.
mengalir. Bila ibu merasa malu dengan Azwar 2005, Sikap Manusia, Teori dan
bunyi yang terjadi ketika berkemih, Pengukurannya, edk 2, Pustaka
terutama bila ada orang lain di Pelajar, Yogyakarta.
dekatnya, maka suara air yang Bahiyatun 2009, Asuhan Kebidanan
mengalir, dapat menyamarkan bunyi Nifas Normal, EGC, Jakarta.
tersebut. Menyelupkan tangan ibu ke Dahlan, M.S 2012, Statistik untuk
air hangat atau memberikan banyak Kedokteran dan Kesehatan,
minum, akan menstimulasi saraf Salemba Medika, Jakarta.
sensorik yang akhirnya akan Ermiati, dkk 2007, ‘Efektivitas Bladder
menstimulasi refleks urinasi. Hal ini Training terhadap Fungsi
didukung dengan pendapat Potter dan Eliminasi buang air kecil (BAK)

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol VI, No I, Maret 2014 ISSN 1978-3167

pada Ibu Postpartum Spontan di


Jakarta’, skripsi SKep,
Universitas Indonesia.
Grace, Pierce A. and Neil R. Borley
2007, At a Glance, Ilmu Bedah,
Erlangga, Jakarta.
Hastono, S.P 2011, Statistik Kesehatan,
PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Johnson, Ruth dan Wendy Taylor 2005,
Buku Ajar Praktik Kebidanan,
EGC, Jakarta.
Mansjoer, A, dkk, 2009, Kapita Selekta
Kedokteran, Media Aesculapius,
Jakarta.
Marmi 2012, Asuhan Kebidanan pada
Masa Nifas “Peuperium Care”,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo 2010, Ilmu
Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Nursalam 2003, Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi,
Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.
Potter, Patricia A. dan Anne Griffin
Perry 2006, Buku Ajar
Fundamental Keperawatan, EGC,
Jakarta.
Saifuddin, Abdul Bari dkk 2009, Buku
Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bidan Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta.
________________________ 2009, ilmu
kebidanan, PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta.

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai