Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG

KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

Disusn Oleh : Hendrian Aprilleo Viedro

NIM : 2130282068

CI AKADEMIK CI KLINIK

( ) ( )

   

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN 

FAKULTAS ILMU KESEHATAN 

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA 

T.A 2021 / 2022


A. KONSEP DASAR AMAN DAN NYAMAN

1. Pengertian aman nyaman


Kenyamanan /rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari). Kolcaba (1992,dalam Potter & Perry, 2005) mengungkapkan
kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara
holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
1) Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2) Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3) Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
4) Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia
seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan
kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam
aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari
rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan
hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien
yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien,
perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut
(Asmadi, 2008). Keamanan yaitu Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan
terhadap oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengauhi kemampuan seseorang.
a. Oksigen

Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak
berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan
akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.
b. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban
relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat

c. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat
menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan
keracunan makanan.
2. Jenis/Klasifikasi
Klasifikasi nyeri di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Nyeri akut : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Nyeri Kronis : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat dan konstan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
3. Manfaat
Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman dan
kenyamanan .
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan
a. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan
kenyamanan.
b. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya risiko injury.
c. Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan
penciuman dan penglihatan.
d. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit.
e. Tingkat kesadaran
f. Pada pasien koma, respons akan menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi,
dan kurang tidur.
g. Informasi atau komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan
kecelakaan.
h. Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
i. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
j. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat berisikoterhadap penyakit tertentu.
k. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
l. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri
dan tingkat kenyamanannya.
m. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri
dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.
5. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa nyaman.
a. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya ketidak
nyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak, durasinya singkat
kurang dari 6 bulan.
b. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang
berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non keganasan atau intermiten
selama 6 bulan atau lebih.
c. Mual
Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu ketidak nyamanan, sensasi
seperti gelombang dibelakang tenggorokan epigastrium, atau seluruh abdomen yang
mungkin atau mungkin tidak menimbulkan muntah.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
 Mengeluh nyeri pada area luka operasi
 Apa ada riwayat penyakit struma
 Apa ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama ?
b. Pemeriksaan fisik: data fokus
Data subyektif
1) Observasi nares :
a) Frekuensi pernapasan meningkat. Takipnea, dispnea, edema paru.
b) Riwayat pembedahan
2) Riwayat Struma
a) Nyeri orbital, lokasi dan beratnya
b) Gangguan umum lainnya : kelemahan
Data Obyektif :
Demam, adanya atropiotot,Terdapat benjolan di lehernya,Diaphoresis, sifat dan ciri-
ciri tubuh, keadaan rambut termasuk kualitasnya serta keadaan mata, Terdapat drain
pada di area luka operasi
c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Sidik Tiroid
2) Pemeriksaan Lab serum T4 dan T3
3) Pemeriksaan USG
4) Biopsi aspirasi jarum halus
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2) Ansietas berhubungan dengan kebutuhan tidak terpenuhi
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan yang dirancang oleh perawat, atau suatu
perawatan yang di lakukan berdasarkan penilaian secara klinis dan pengetahuan perawat
yang bertujuan untuk meningkatkan outcome pasien atau klien. Perencanaan keperawatan
mencakup perawatan langsung serta perawatan tidak langsung. Kedua perawatan ini
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat dan orang-orang yang dirujuk oleh
perawat, dirujuk oleh dokter maupun pemberian layanan kesehatan lainnya (PPNI, 2018).

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI KEPERAWATAN


KEPERAWATAN HASIL ( SLKI) (SIKI )
1. Nyeri akut b.d Tingkatan nyeri Manajemen nyeri
cedera fisik Definisi : pengalaman Definisi : mengidentifikasii dan
sensorik atau emosional yang mengelola pengalaman sensorik atau
berkaitan dengan kerusakan emosional yang berkaitan dengan
jaringan actual atau kerusakan jaringan atau fungsional.
fungsional. Observasi :
Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi lokasi, karakteristik,
keperawatan nyeri dapat durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
terpenuhi dengan kriteria nyeri
hasil :  Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun  Identifikasi faktor yang
2. Meringis menurun memperberat dan memperingan
3. Gelisah menurun nyeri
4. Kesulitan tidur menurun

Terapeutik :
 Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri(mis.
Hypnosis, terapi music, terapi pijat,
aromaterapi )
 Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan )
 Fasilitas istrirahat dan tidur

Edukasi :
 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
 Jelaskan strategi merendakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
 Ajarkan terknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri

2. Ansietas b.d Tingkat ansietas Reduksi ansietas


kebutuhan tidak Definisi : kondisi emosi dan Defines : meminimalkan kondisi
terpenuhi pengalaman subyektif individu dan pengalaman subyektif
terhadap objek yang tidak terhadap objek yang tidak jelas dan
jelas dan spesifik akibat spesifik akibat antipasti bahya yang
antisipasi bahaya yang memungkiankan individu melakukan
memungkinkan individu tindkan untuk menghadapi ancaman.
melakukan tindakan untuk Observasi :
mengadapi ancaman.  Identifikasi saat tingkat ansietas
Setelah dilakukan perawatan berubah (mis. Kondisi, waktu,
ansietas dapat terpenuhi stressor )
dengan kriteria hasil :  Identifikasi kemampuan mengambil
1. Verbalisasi khawatir keputusan
akibat kondisi yang  Monitor tanda – tanda ansietas
dihadapi menurun ( verbal dan non verbal )
2. Perilaku gelisah menurun Terapeutik :
3. Perilaku tegang menurun  Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
 Pahami situasi yang membuat
ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang
dan menyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana keperawatan.
Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi. (Tarwoto & Wartonah,
2011). Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang dimiliki dalam
melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien baik secara umum maupun secara
khusus pada klien post appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya
secara independen. Interdependen dan dependen.

5. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat dicapai dan
memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. (Tarwoto &
Wartonah, 2011). Untuk menentukan masalah teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi
atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan
tujuan, kriteria hasil yang telah di tetapkan. Format evaluasi mengguanakan :

S : Subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diperbaiki

O : Objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,


pengukuran, yang dilakukan oleh perawat setelah dilakukan tindakan

A : Analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan objektif dengan tujuan
dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, masalah belum
teratasi, masalah teratasi sebagian, atau muncul masalah baru.

P : Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisa, baik itu rencana diteruskan, dimodifikasi, dibatalkan ada masalah baru, selesai
(tujuan tercapai).

C. Prosedur Tindakan Kebutuhan Aman dan Nyaman

(1) MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN DIATASNYA


a. PENGERTIAN
Mengganti alat tenun dengan pasien diatasnya merupakan tindakan menggantikan
alat tenun yang kotor dengan yang bersih pada tempat tidur pasien dengan pasien
diatasnya.
b. TUJUAN
1) Memberikan perasaan senang pada klien
2) Mencegah terjadinya decubitus
3) Memelihara kebersihan dan kerapihan
c. PERSIAPAN ALAT
1) Alat tenun bersih disusun menurut pemakaiannya
2) Tempat kain kotor yang tertutup terdapat kresek di dalamnya
3) Kursi atau bangku
4) Handscoon
5) Celemek
6) Tempat kain kotor yang bertutup
7) 2 (dua) ember kecil berisi larutan desinfektan (lisol 1%) dan air bersih
8) Lap kerja 3 buah
d. TAHAP PRA INTERAKSI
1) Melakukan data verifikasi pasien
2) Mencuci tangan, memakai cilemek dan handscoon
3) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
e. TAHAP ORIENTASI
1) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga atau klien
3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
f. PROSEDUR KERJA
1) cuci tangan
2) meletakkan alat yang telah di siapkan ke dekat pasien
3) bersihkan rangka tempat tidur
4) letakkan selimut dan bantal pasien yang tidak perlu ke atas kursi (jika tidak
mengganggu pasien)
5) miringkan pasien ke satu sisi (bila perlu ganjal satu sisi supaya tidak jatuh)
6) lepas alat tenun pada bagian yang kosong dari bawah kasur lalu gulung satu
persatu sampain dengan di bawah punggung pasien. Gulung stik laken ke
tengah tempat tidur sampai sejauh mungkin. Bersihkan perlak dengan larutan
desinfektan dan keringkan lalu gulung ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
gulung laken atau sprei besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
7) bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan desinfektan,
lalau lap kembali dengan lap kering
8) bentangkan sprei besar bersih kering dan gulung setengah bagian, letakkan
setengah gulungannya di bawah punggung pasien, ratakan setengah bagian
lagi kemudian pasangkan di bawah kasur
9) gulung perlak dan ratakan lagi
10) bentangkan stik laken bersih di atas perlak. Gulung setengah bagian dan
letakkan di bawah punggung pasien, ratakan setengah lagi di atas perlak, lalu
masukkan ke bawah kasur bersama dengan perlak
11) setelah selesai dan rapikan pada salah satu bagian, miringkan pasien kearah
yang berlawanan yang tadi telah di bersihkan (ganjal dengan bantal supaya
tidak jatuh)
12) lepas alat tenun yang kotor dari bawah kasur
13) angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain kotor
14) bersihkan perlak kemudian di gulung ke tengah
15) lepas laken kotor kemudian letakkan pada tempat kain kotor
16) bersihkan alas tempat tidur dan kasur
17) buka gulungan laken dari bawah punggung pasien, tarik dan ratakan setegang
mungkin kemudian masukkan ke bawah kasur
18) pasang perlak dan spraei seperti tadi
19) lepas sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan isinya kemudian pasang
sarung yang bersih
20) susun bantal, lalu baringkan kembali pasien pada posisi yang nyaman
21) ganti selimut kotor dengan yang bersih
22) bereskan alat-alat dan kembalikan pada tempatnya
g. EVALUASI
1) dokumentasikan hasil tindakan
2) merapikan pasien
3) cuci tangan
(2) MENGGANTI ALAT TENUN TANPA PASIEN DIATASNYA
a. PENGERTIAN
Mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya merupakan mengganti alat tenun
tempat tidur tanpa pasien di atasnya.
b. TUJUAN
1) Menjaga kebersihan dan kerapihan tempat tidur pasien
2) Untuk mencegah timbulnya infeksi
3) Dapat siap pakai
c. PERSIAPAN ALAT
1) Tempat tidur, kasur dan bantal
2) Sprei besar
3) Sprei kecil
4) Sarung bantal
5) Perlak
6) Selimut tipis
7) Selimut tebal
8) Bed cover, seesuai kebutuhan
d. PROSEDUR KERJA
1) Perawat mencuci tangan
2) Tanggalkan sarung bantal, sarung guling, selimut dan dimasukkan kedalam
kantong cucian
3) Desinfeksi perlak kemdian dibentangkan dikursi
4) Angkat sprei besar dan masukkan ketempat pakaian kotor
5) Gulung kasur bagian kepala kearah bab kaki
6) Balik kasur
7) Pasar sprei besar denga garis tengah lipatan sprei sempurna ditengah kasur
8) Buat sudut pada kedua sisi sehingga membentuk segitiga
9) Pasang perlak kecil kurang 30 cm dari tepi atas daerah tidur
10) Pasang sprei kecil
11) Pasang selimut
12) Buat sudut menyerupai sprei besar
13) Pasang sarung bantal atau guling yang higienis dan susun bantal
14) Mencuci tangan.
(3) MEMASANG GURITA
a. PENGERTIAN
Tindakan untuk mengimobilisasi daerah bekas operasi / abdomen menggunakan
alat bantu gurita. Gurita adalah selembar kain kecil dengan tali pengikat. Dipakai
untuk membebat bagian perut bayi. Gunanya untuk mencegah masuk angin,
mencegah pusar menjadi bodong, mengecilkan perut, bahkan melindungi tali
pusar yang belum puput Dan juga digunakan oleh ibu yang baru selesai
melahirkan.
b. TUJUAN
1) Mengimobilisasi daerah bekas operasi
2) Mencegah komplikasi post operasi (eveceseri, dehiscene)
3) Mengurangi nyeri saat klien mobilisasi
4) Memberikan rasa nyaman
c. INDIKASI
Pasien setelah melakukan operasi
d. ALAT DAN BAHAN
1) gurita bersih
2) korden
e. UNIT TERKAIT
1) Unit rawat inap
2) Unit bersalin
f. PROSEDUR KERJA
1) Berikan salam, identifikasi klien,panggil klien dengan namanya
2) Memberitahu dan menjelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
3) Menyiapkan lingkungan dan privasi dengan menutup skerm,kalua perlu
menutup jendela dan pintu
4) Mencuci tangan
5) Membantu klien dengan posisi tidur terlentang
6) Membebaskan pakaian di daerah yang akan dipasang gurita
7) Meletakkan gurita dibawah badan sesuai kebutuhan: perhatikan posisi gurita,
jangan diikat tepat di atas luka
8) Merapikan klien dan lingkungan
9) Mencuci tangan
10) Menulis pada catatan perawat waktu pelaksaan,tingkat rasa nyaman klien dan
respon klien terhadap prosedur.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.: Defenisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.:Defenisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta Selatan:DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.: Defenisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta Selatan:DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai