DI SUSUN OLEH :
ELIYA VITA AFIYANTI
1407014
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan nyaman nyeri yaitu:
1) Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri
tekan di abdomen
2) Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang
abnormal
3) Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan
lainnya
4) Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh
darah yang pecah di otak
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan
oksigenasi adalah:
a. Diagnosa 1: Nyeri akut (00132)
1) Definisi
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau
yang digambarkan sebagai kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Association for the Study of Pain);
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
2) Batasan Karakteristik
- Perubahan selera makan
- Perubahan pada parameter fisiologis
- Diaforesis
- Laporan tentang perilaku nyeri/ perubahan aktivitas
- Perilaku distraksi
- Putus asa
- Dilatasi pupil
- Sikap melindungi area nyeri
- Keluhan Intensitas menggunakan standar skala nyeri
(misal: skala Wong Baker Faces, skala analog visual, skala
penilaian numerik)
3) Faktor yang berhubungan
- Agen cedera biologis
- Agens cedera kimiawi
- Agens cedera fisik
b. Diagnosa 2: Hipertermia (00007)
1) Definisi
Suhu inti tubuh di atas kisaran normal diurnal karena kegagalan
termoregulasi
2) Batasan Karakteristik
- Postur abnormal - Kejang
- Apnea - Takikardi
- Kulit kemerahan - Takipnea
- Koma, stupor - Vasodilatasi
- Hipotensi - Gelisah
- Letargi
3) Faktor yang berhubungan
- Dehidrasi - Aktivitas berlebihan
- Pakaian yang tidak sesuai
c. Diagnosa 3: Insomnia (00095)
1) Definisi
Gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi
2) Batasan Karakteristik
- Perubahan afek - Bangun terlalu dini
- Perubahan pola tidur - kesulitan memulai tidur
- Gangguan status kesehatan - kekurangan energi
- Kesulitan mempertahankan tidur nyenyak
3) Faktor yang berhubungan
- Konsumsi alkohol
- Ansietas
- Depresi
- Ketidaknyaman fisik
3. Perencanaan
Diagnosa 1: Nyeri akut (00132)
a. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, nyeri
berkurang dengan kriteria hasil:
1) Tingkat nyeri berkurang
2) Tingkat kecemasan berkurang
3) Tingkat ketidaknyamanan berkurang
4) Tanda – tanda vital dalam batas normal
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
1) Kaji nyeri secara komprehensif
R/ mengetahui karakteristik nyeri klien
2) Monitor tanda – tanda vital
R/ mengetahui perkembangan kondisi klinis klien
3) Atur posisi senyaman mungkin : semi fowler
R/ meningkatkan kenyamanan pasien
4) Kolaborasikan dalam pemberian obat analgetic
R/ obat analgetic dapat menekan rasa nyeri
5) Ajarkan tehnik non farmakologi : teknik relaksasi otot progesif
R/ untuk mengurangi dan mengontrol nyeri
Diagnosa 2: Hipertermia (00007)
a. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam,
termoregulasi klien normal dengan kriteria hasil:
1) Suhu tubuh dalam batas normal
2) Nadi dan RR dalam batas normal
3) Tidak ada peubahan warna kulit
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
1) Monitor temperatur suhu tubuh
R/ Perubahan temperatur dapat terjadi pada proses infeksi akut.
2) Observasi tanda – tanda vital (suhu,tensi, nadi, pernafasan, dan
perubahan warna kulit).
R/ Tanda – tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui
keadaan umum pasien
3) .Anjurkan pasien untuk minum banyak 1,5 – 2 liter dalam 24
jam.
R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh
meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan yang
banyak.
4) Ganti pakaian klien dengan bahan tipis menyerap keringat.
R/ Pakaian yang tipis menyerap keringat dan membantu
mengurangi penguapan tubuh akibat dari peningkatan suhu dan
dapat terjadi konduksi.
5) Berikan antipiretik sesuai program tim medis
R/ menurunkan panas pada pusat hipotalamus
Diagnosa 3: Insomnia (00095)
a. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam,
kebutuhan istirahat tidur klien tercukupi dengan kriteria hasil:
1) Melaporkan istirahat tidur malam yang optimal.
2) Tidak menunjukan perilaku gelisah.
3) Wajah tidak pucat dan konjungtiva mata tidak anemis karena
kurang tidur. malam.
4) Klien dapat tidur 6-8 jam dengan nyenyak dan nyaman
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
1) Pantau keadaan umum pasien dan TTV
R/ Mengetahui kesadaran, dan kondisi tubuh dalam keadaan
normal atau tidak.
2) Kaji pola tidur
R/ Untuk mengetahui kemudahan dalam tidur
3) Kaji faktor yang menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut,
stress,ansietas, imobilitas,gangguan eliminasi seperti sering
berkemih, gangguan metabolisme, gangguan
transportasi,lingkungan yang asing, temperature,aktivitas yang
tidak adekuat).
R/ Untuk mengidentifikasi penyebab aktual dari gangguan
tidur
4) Anjurkan atau berikan perawatan pada petang hari (mis;
hygienepersonal, linen dan baju tidur yang bersih).
R/ Kenyaman dalam tubuh pasien terkait kebersihan diri dan
pakai
5) Ajarkan relaksasi distraksi.
R/ Untuk menenangkan pikiran dari kegelisahan dan
mengurangi ketegangan otot
4. Evaluasi
Dalam menyelesaikan masalah keperawatan kebutuhan nyaman nyeri,
perawat melakukan tindakan berdasarkan jurnal yaitu: relaksasi otot
progresif
a. Relaksasi otot progresif dapat menurunkan nyeri kepala
Selain penanganan secara farmakologi, cara lain adalah dengan
manjemen nyeri non farmakologi dengan melakukan tehnik
relaksasi, yang merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi
respon internal individu terhadap nyeri. Manjemen nyeri dengan
tindakan relaksasi mencakup relaksasi otot, nafas dalam, masase,
meditasi dan perilaku.
Relaksasi otot progresif merupakan tehnik relaksasi yang
memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot, dengan
mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan
ketegangan dengan melakukan tehnik relaksasi untuk mendapatkan
perasaan rileks. Pada latihan relaksasi ini perhatian individu
diarahkan untuk membedakan perasaan yang dialami saat
kelompok otot dilemaskan dan dibandingkan ketika otot – otot
dalam kondisi tegang.
Nyeri kepala primer paling umum terjadi pada orang dewasa
adalah nyeri kepala tipe tegang (tension type). Penderita tension
type headache selalu mengeluhkan gejala nyeri dan kekuatan otot
(spasme otot) terutama pada daerah leher. Terapi non farmakologi
yang efektif untuk menurunkan nyeri kepala tension type yaitu
dengan menggunakan terapi relaksasi otot progresif dengan
mengidentifikasi otot yang tegang. Gerakan latihan relaksasi otot
progresif dilakukan ±3hari dengan 15 macam gerakan yang terdiri
dari area tangan, bahu, wajah, punggung, perut, dada, dan kaki.
Berdasarkan penelitian yang menjelaskan bahwa keuntungan dari
tehnik relaksasi otot progresif adalah menurunkan ketegangan
otot, kecemasan, insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme
otot, nyeri leher dan punggung, dan tekanan darah tinggi.
Dalam jurnal penelitian ini didapatkan hasil setelah dilakukan
relaksasi otot progresif terbukti nyeri kepala pasien dapat
berkurang. Dengan adanya relaksasi otot progesif ini menunjukkan
bahwa nyeri kepala dapat diatasi dengan cara nonfarmakologis.
Sehingga ini dapat menjadi referensi bagi perawat dalam
menangani pasien dengan gangguan nyaman nyeri.
Daftar Pustaka